Foto: Semarak Festival Boeloeredjo Tempo Doeloe di Malang

Konten Media Partner
28 Agustus 2022 16:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu kios yang menjajakan makanan tradisional. Foto: Aisyah Nawangsari
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu kios yang menjajakan makanan tradisional. Foto: Aisyah Nawangsari
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Warga Dusun Bulurejo di Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, menggelar Boeloeredjo Tempo Doeloe, pada 24-28 Agustus 2022.
ADVERTISEMENT
Dusun Bulurejo disulap menjadi pasar pada zaman dahulu. Puluhan kios yang terbuat dari bambu berjejer dan di dalamnya terdapat warga Dusun Bulurejo menjajakan dagangan sambil mengenakan pakaian tradisional. Aneka ragam makanan khas Indonesia tersaji dan dibanderol dengan harga murah. Ada pisang kukus, sego empok, gorengan, serabi, hingga es sinom.
Sego empok, salah satu makanan yang paling banyak dijual di Boeloeredjo Tempo Doeloe. Foto: Aisyah Nawangsari
Selain itu, mereka juga memiliki panggung hiburan yang kerap menampilkan kesenian tradisional seperti tarian reog, campursari, dan kuda lumping. Semua penampilan dilakukan oleh warga Dusun Bulurejo.
Kepala Desa Saptorenggo, Suwaji mengatakan bahwa Boeloeredjo Tempo Doeloe ini merupakan wujud kebersamaan, kekompakan, dan gotong royong dari warga Dusun Bulurejo. "Dusun Bulurejo itu gotong royongnya kuat sekali," katanya.
Museum Tempo Doeloe yang dibangun di salah satu rumah warga. Foto: Aisyah Nawangsari
Boeloeredjo Tempo Doeloe sebelumnya pernah dilaksanakan pada tahun 2019 dan rencananya akan dijadikan event tahunan. Namun karena pandemi COVID-19, mereka harus menunda pelaksanaannya hingga tahun 2022.
ADVERTISEMENT
Melalui acara ini, warga Dusun Bulurejo bisa meningkatkan perekonomian mereka dan juga menjalin silaturahmi, baik antar dusun maupun antar desa. "Sudah banyak uang berputar di sini karena ramai sekali," kata Suwaji.
Kios-kios di Boeloeredjo Tempo Doeloe dibuat dari bambu. Foto: Aisyah Nawangsari
Pelaksanaan Boeloeredjo Tempo Doeloe ini awalnya diinisiasi oleh para tokoh masyarakat di Dusun Bulurejo. "Khususnya para ketua RT dan RW, mereka minta dukungan pada saya," ujar Suwaji.
Tema tempo dulu diambil untuk mengingatkan masyarakat pada masa lalu yang penuh perjuangan dan gotong royong. "Ini untuk mengingatkan pada zaman dulu karena zaman dulu gotong royongnya kuat sekali," imbuh Suwaji.
Gapura Boeloeredjo Tempo Doeloe. Foto: Aisyah Nawangsari
Sekitar 300 penggemar sepeda tua atau onthelis dari seluruh Malang Raya turut meramaikan festival ini. Koleksi sepeda tua yang berjejer-jejer, serta kostum lawas yang digunakan para onthelis, terlihat cocok dengan tema Boeloeredjo Tempo Doeloe. Sepeda-sepeda onthel tersebut diparkir di antara kios-kios makanan yang terbuat dari bambu.
ADVERTISEMENT
Sekitar pukul 07.00 WIB, para onthelis yang sudah berkumpul di Dusun Bulurejo tersebut diberangkatkan oleh Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, Daniel Rohi, untuk melakukan gowes di sekitaran Kecamatan Pakis.
Onthelis melewati kios-kios di Boeloeredjo Tempo Doeloe. Foto: Aisyah Nawangsari
Setelah melakukan gowes bersama sejauh enam kilometer, para onthelis kembali ke Dusun Bulurejo untuk menikmati hidangan dan hiburan. Sekitar pukul 11.00 WIB, mereka kembali ke rumah masing-masing.
Ketua Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Kabupaten Malang, Robertus Muji Priyono mengatakan bahwa ini merupakan momen spesial untuk merayakan hari ulang tahun (HUT) ke-77 Republik Indonesia (RI).
Onthelis dari klub Barisan Onthel Saptorenggo berfoto bersama Kepala Desa Saptorenggo, Suwaji (baju merah). Foto: Aisyah Nawangsari
"Ini juga merupakan kegiatan triwulan Kosti Kabupaten Malang dan ulang tahun klub Barisan Onthel Saptorenggo," ujar Robert.
Melalui kegiatan ini, ia berharap para onthelis tetap semangat dalam melakukan kegiatan gowes setiap hari Minggu pagi serta tetap memiliki jiwa nasionalisme.
ADVERTISEMENT