Peneliti Temukan Mekanisme Penciptaan Emas oleh Bakteri

7 Februari 2018 19:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Emas (Foto: Wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Emas (Foto: Wikimedia)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tidak banyak cara untuk bisa mendapatkan atau menciptakan logam mulia langka yang banyak digandrungi manusia, yaitu emas. Sejauh ini emas yang berhasil umat manusia miliki tercipta pada zaman dahulu kala, bahkan sebelum Bumi tercipta dan didapatkan dengan cara menambang.
ADVERTISEMENT
Ya, emas yang biasa digunakan sebagai mahar nikah itu memang tercipta ketika bintang-bintang terbentuk, lalu kemudian tersebar ke seluruh penjuru alam semesta melalui fenomena supernova.
Tetapi ternyata tanpa kita duga-duga, bakteri juga memiliki kemampuan untuk 'menciptakan' emas di Bumi.
Dilansir Science Alert, tim peneliti internasional berhasil menemukan mekanisme penciptaan emas oleh bakteri bernama Cupriavidu metallidurans.
Bakteri tersebut mampu mencerna senyawa metalik dan tetap hidup, bahkan mampu memproduksi sejumlah kecil emas.
Emas, seperti banyak elemen lainnya, dapat berpindah melalui siklus biogeokimia. Logam mulia itu larut, berpindah dan kemudian terkonsentrasi kembali di sedimen Bumi.
Cupriavidu metallidurans terlibat di setiap proses tersebut dan ini membuat para peneliti bertanya-tanya mengapa mereka tidak terdampak senyawa racun yang diciptakan oleh ion emas di tanah.
ADVERTISEMENT
C. metallidurans sendiri pertama kali diketahui dapat menghasilkan emas pada tahun 2009. Kala itu para peneliti menemukan bakteri tersebut bisa mencerna senyawa emas yang beracun lalu mengubahnya menjadi bentuk metalik dari senyawa tersebut tanpa masalah.
"Hasil dari studi ini menunjukkan keterlibatan mereka dalam detoksifikasi senyawa kompleks emas yang kemudian menyebabkan terbentuknya biomineral emas," ujar Frank Reith, ahli geomikrobilogi sekaligus pemimpin studi terhadap bakteri ini pada 2009 lalu.
Kini setelah nyaris satu dekade melakukan investigasi, Reith dan timnya berhasil menemukan mekanisme di balik kemampuan C. metallidurans memproduksi emas.
C. metallidurans, bakteri pembuat emas (Foto: American Society for Microbiology)
zoom-in-whitePerbesar
C. metallidurans, bakteri pembuat emas (Foto: American Society for Microbiology)
Mereka menemukan bahwa bakteri ini memiliki sebuah mekanisme perlindungan yang cukup mumpuni, dan tidak hanya pada emas saja tetapi juga pada tembaga.
Senyawa yang mengandung dua elemen ini dapat dengan mudah masuk ke sel bakteri C. metallidurans. Untuk mengatasi masalah ini, bakteri ini biasanya memiliki sebuah enzim untuk mendorong tembaga atau emas keluar dari sel mereka.
ADVERTISEMENT
C. metallidurans memiliki dua enzim berbeda untuk mengatasi tembaga dan emas. Untuk tembaga mereka menggunakan enzim yang dinamai para peneliti sebagai CupA, sementara untuk emas mereka menggunakan enzim yang dinamakan CopA.
Kedua enzim tersebut membantu bakteri mengubah senyawa tembaga dan emas menjadi bentuk yang lebih sulit diserap oleh sel.
"Ini akan memastikan lebih sedikit lagi senyawa tembaga dan emas yang masuk ke bagian dalam sel," ujar Dietrich H. Nies, ahli mikrobiologi sekaligus anggota tim peneliti bakteri ini.
Bakteri akan lebih sedikit terpapar racun dan enzim dapat mengeluarkan tembaga berlebih dengan leluasa. Proses juga terjadi ketika bakteri tersebut mencerna senyawa emas beracun, hatta mengeluarkan partikel nano emas di permukaannya.
Proses pembuatan emas. (Foto: Reuters/Umit Bektas)
zoom-in-whitePerbesar
Proses pembuatan emas. (Foto: Reuters/Umit Bektas)
Memahami bagaimana C. metallidurans mengeluarkan emas ini telah membantu para peneliti mempelajari siklus biogeokimia dari emas.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, temuan ini mungkin dapat membantu kita mendapatkan emas dari bijih batuan yang hanya mengandung sangat sedikit emas, suatu hal yang kini sangat sulit dilakukan.