Pakaian Adat Jawa Tengah: Makna, Filosofi, dan Jenis-jenisnya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
29 September 2020 9:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pakaian adat Jawa Tengah. (Foto: Antara/Maulana Surya)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pakaian adat Jawa Tengah. (Foto: Antara/Maulana Surya)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pakaian adat setiap daerah memiliki ciri khas tersendiri, termasuk dari provinsi Jawa Tengah. Pakaian tersebut biasanya digunakan dalam acara kesenian, pernikahan hingga upacara adat.
ADVERTISEMENT
Pakaian adat Jawa Tengah juga kerapkali terlihat dalam beberapa acara kenegaraan seperti Batik. Beragam jenis pakaian adat Jawa Tengah juga memiliki filosofi dan maknanya masing-masing.
Filosofi dan makna dari pakaian adat Jawa Tengah disampaikan secara turun temurun untuk menjaga budaya serta kepercayaan. Berikut beberapa jenis pakaian adat Jawa Tengah beserta filosofi dan maknanya.
Solo Basahan
Kahiyang-Bobby memakai dodotan (Foto: Antara/Mohammad Ayudha)
Busana ini biasa disebut juga sebagai dodot yang kerap digunakan di daerah Solo dan Jawa Tengah secara umum. Tradisi Solo Basahan diketahui berasal dari lingkungan keraton.
Pakaian adat ini memiliki makna dan filosofi yang dalam, di mana dalam busana ini mengandung simbol berserah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa. Simbol itu berada di setiap elemen tata rias hingga busana yang digunakan.
ADVERTISEMENT
Jawi Jangkep
Pakaian adat Beskap bagian dari Jawi Jangkep. Foto: Kumparan
Jawi Jangkep merupakan pakaian adat Jawa Tengah yang biasanya digunakan kaum pria. Pakaian adat itu terdiri atas motif bunga-bunga dan kain jarik yang bercorak batik.
Contoh pakaian Jawi Jangkep adalah beskap yang dipakai beserta blangkon dan keris. Dilansir dari berbagai sumber, pakaian Jawi Jangkep memiliki makna yang berkaitan dengan kehidupan.
Dalam ajaran filosofi Jawa, pakaian ini dikenal dengan istilah Piwulang Sinandhi. Selain itu, kancing dalam pakaian adat beskap melambangkan semua tindakan yang diambil harus diperhitungkan dengan cermat.
Kebaya
Ilustrasi kebaya. Foto: Garin Gustavian/kumparan
Kebaya menjadi salah satu adat Jawa Tengah yang populer dan sering digunakan masyarakat. Kebaya Jawa Tengah bisa terbuat dari beragam jenis bahan beludru, sutra, katun, hingga nilon. Perpaduan bahan itu membuat baju kebaya menjadi lebih tampak cantik saat digunakan.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari berbagai sumber, dalam filosofi Jawa, pakaian adat kebaya memiliki makna kesabaran. Potongan kebaya yang mengikuti bentuk tubuh bermaknna perempuan harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan dan menjaga diri sendiri. Selain itu, kebaya juga sarat mengandung makna bahwa perempuan itu memiliki sifat lemah lembut dan sabar.
(DNA)