8 Pakaian Adat Jawa Tengah dan Maknanya

Berita Hari Ini
Menyajikan informasi terkini, terbaru, dan terupdate mulai dari politik, bisnis, selebriti, lifestyle, dan masih banyak lagi.
Konten dari Pengguna
25 September 2023 17:19 WIB
·
waktu baca 7 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Hari Ini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pakaian adat Jawa Tengah. Foto: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pakaian adat Jawa Tengah. Foto: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pakaian adat Jawa Tengah adalah jenis pakaian tradisional yang memiliki makna khusus dalam budaya Jawa.
ADVERTISEMENT
Pakaian ini digunakan oleh masyarakat Jawa Tengah dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan, festival tahunan, dan acara penting lainnya.
Baju adat Jawa Tengah memiliki beragam jenis dan biasanya sangat kaya akan simbol dan makna.
Di bawah ini, terdapat daftar pakaian adat Jawa Tengah yang bisa kita pelajari bersama. Yuk disimak daftarnya!

Daftar Pakaian Adat Jawa Tengah

Dalam budaya Jawa, pakaian tradisional yang memiliki makna khusus digunakan oleh orang-orang dalam berbagai upacara adat, seperti pernikahan, festival tahunan, dan acara penting lainnya.

1. Kebaya Tradisional

Kebaya adalah pakaian tradisional yang sering dikenakan oleh wanita Jawa, termasuk Jawa Tengah. Kebaya memiliki ciri khas berupa blus sederhana dengan lengan panjang.
Ada berbagai gaya dan pakem (aturan tata cara) yang digunakan dalam pemilihan kebaya. Biasanya, kebaya dipadukan dengan jarik sebagai bawahan.
ADVERTISEMENT
Kebaya Jawa Tengah memiliki ciri khas berupa blus yang sederhana dengan lengan panjang.
Blus kebaya ini biasanya terbuat dari bahan yang berkualitas, seperti batik atau kain sutera, yang seringkali dihiasi dengan bordir, payet, atau aplikasi renda.
Kebaya Jawa Tengah sering dipadukan dengan aksesoris tambahan, seperti jarik sebagai bawahan. Jarik adalah sehelai kain panjang yang digunakan untuk melingkari pinggang.
Selain menjadi pakaian, kebaya Jawa Tengah memiliki makna dan simbol dalam budaya Jawa. Motif dan warna yang dipilih untuk kebaya dapat mengandung makna filosofis atau religius.

2. Basahan

Di Jawa Tengah, terutama di Surakarta, orang mengenakan pakaian basahan. Pengantin pria biasanya mengenakan pakaian ini selama upacara pernikahan istana tradisional dan Surakarta.
ADVERTISEMENT
Pakaian ini memiliki dodot bangun tulak dengan kulik matak biru muda, setagen, sabuk timang, epek, dan celana putih.
Tradisi Basahan berasal dari istana dan memiliki makna filosofis yang mendalam, dan menggambarkan penyerahan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Setiap elemen, dari tata rias hingga pakaian yang digunakan, memiliki simbol ini. Secara keseluruhan, Basahan adalah komponen penting dari tradisi dan budaya lokal Jawa Tengah.

3. Jawi Jangkep

Jawi Jangkep adalah pakaian tradisional yang digunakan oleh para pria di Jawa Tengah, khususnya di Surakarta.
Pakaian ini dianggap sebagai kostum resmi Jawa Tengah. Pakaian ini terdiri dari Atela, Udeng, Sikepan, sabuk Timang, dan Warangka Ladrang Keris. Berikut penjelasan lengkapnya:
Udeng adalah ikat kepala tradisional yang dikenakan oleh pria Jawa
ADVERTISEMENT
Jawi Jangkep memiliki makna filosofis dan budaya yang dalam, yang mencerminkan tradisi dan budaya lokal. Hitam adalah warna kemeja Atela, yang melambangkan tanah dan menggambarkan kerendahan hati manusia.
Udeng melambangkan kebijaksanaan dan kecerdasan manusia, sedangkan Sikepan melambangkan keberanian dan keberanian manusia.
Di samping itu, Ladrang Keris melambangkan kekuasaan dan otoritas manusia, dan timang belt melambangkan persatuan dan harmoni.
Secara keseluruhan, Jawi Jangkep mencerminkan sejarah dan nilai-nilai Jawa Tengah dan merupakan bagian penting dari budaya dan tradisi lokal.
Pakaian ini bukan hanya pakaian; itu adalah simbol budaya yang sangat dihormati dan memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT

4. Surjan

Selanjutnya, pakaian adat Jawa Tengah adalah Surjan. Surjan adalah pakaian tradisional yang digunakan oleh para pria di Jawa, terutama di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Desain Surjan sederhana, dengan warna yang polos, dan kemeja tanpa kerah yang dikancingkan hingga leher. Biasanya dipadukan dengan kain batik atau sarung di sekitar pinggang.
Surjan memiliki makna filosofis dan budaya yang mendalam yang mencerminkan tradisi dan budaya lokal. Pakaian ini dianggap sebagai representasi dari kebesaran hati, kerendahan hati, dan kesederhanaan.
Desain polos Surjan melambangkan kesederhanaan hidup, dan kain Lurik melambangkan kebesaran hati dan kerendahan hati manusia.
Secara keseluruhan, Surjan adalah bagian penting dari budaya dan tradisi lokal Jawa, dan mencerminkan sejarah dan nilai-nilai daerah tersebut.
ADVERTISEMENT
Ini adalah simbol dari kesederhanaan, kerendahan hati, dan kebesaran hati masyarakat Jawa.
Pakaian Surjan sering digunakan dalam berbagai acara resmi, upacara adat, dan juga dalam kehidupan sehari-hari, menunjukkan peran dan maknanya dalam kehidupan masyarakat Jawa.

5. Jarik

Di Jawa, terutama di Jawa Tengah dan Yogyakarta, jarik adalah kain tradisional yang berbentuk persegi panjang dan digunakan sebagai sarung yang dibalut di sekitar pinggang oleh pria dan wanita.
Itu biasanya terbuat dari katun dan tersedia dalam berbagai warna dan pola, termasuk batik.
Jarik dianggap sebagai simbol kesederhanaan, kerendahan hati, dan kebesaran hati, dan digunakan dalam budaya Jawa sebagai bagian penting dari pakaian tradisional.
Ini umumnya dipakai dalam berbagai kesempatan, seperti pernikahan, upacara adat, dan pertemuan masyarakat ataupun dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT

6. Blangkon

Blangkon adalah penutup kepala pria tradisional Jawa yang dibuat dari kain batik dan tersedia dalam berbagai warna dan pola.
Bentuk blangkon dapat dibedakan menjadi empat jenis. Penggunaan blangkon dianggap seiring dengan perkembangan aksara Jawa dan terinspirasi oleh legenda Aji Saka, yang mengalahkan Dewata Cengkar dengan melebarkan sehelai penutup kepala raksasa yang dapat menutupi seluruh tanah Jawa.
Selain itu, terdapat teori lain yang mengatakan bahwa masyarakat Jawa menggunakannya sebagai hasil dari kombinasi budaya Hindu dan Islam lokal.
Blangkon adalah bagian penting dari pakaian tradisional orang Jawa dan sering dikenakan dalam berbagai kesempatan, seperti pernikahan, upacara adat, dan pertemuan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Penggunaan blangkon menunjukkan tradisi dan identitas masyarakat Jawa, dan dianggap sebagai simbol kebanggaan dan identitas.

7. Batik

Batik adalah salah satu pakaian tradisional yang terkenal di Indonesia. Setiap daerah di Indonesia memiliki motif-motif yang berbeda-beda, termasuk Jawa Tengah.
Berikut beberapa motif batik Jawa Tengah yang terkenal:
a. Batik Sido Wirasat
Motif batik ini digunakan oleh orang tua mempelai pengantin dalam acara pernikahan.
Makna dari batik jenis ini berupa harapan agar orang tua bisa memberikan nasehat-nasehat yang bermanfaat baik itu bagi sang anak dan juga menantu mereka agar bisa menuju kehidupan pernikahan yang baik.
b. Batik Cakar Ayam
Batik ini digunakan oleh orang tua saat digelar acara Mitoni, Siraman, dan Tarub. Motif Cakar Ayam melambangkan agar setelah berumahtangga, si anak dapat mencari nafkah sendiri dan hidup mandiri dengan baik, begitu juga dengan keturunan mereka nantinya.

ADVERTISEMENT
c. Batik Grageh Wuluh
Motif ini bisa dikenakan kapan pun untuk kegiatan sehari-hari. Makna di balik motif batik ini adalah agar si pemakai selalu mempunyai tujuan dan cita-cita dalam hidup.
d. Batik Parang Kusumo
Batik ini hanya bisa dikenakan oleh kalangan bangsawan, baik pria maupun wanita. Dengan mengenakan motif Parang Kusumo, diharapkan agar pemakainya selalu memiliki semangat dan tekad untuk mencapai tujuan hidupnya
e. Batik Kawung Picis
Batik ini dikhususkan untuk orang-orang yang berasal dari kalangan kerajaan.
Maknanya agar manusia tidak pernah lupa dari mana ia berasal, penunjuk arah empat mata angin, dan agar dapat mengendalikan nafsu hendaknya manusia senantiasa menggunakan hato.

8. Kanigaran

Kanigaran adalah salah satu jenis pakaian adat yang sangat khas di Jawa Tengah dan sering digunakan dalam upacara pernikahan. Pakaian ini memiliki ciri-ciri yang khas, dan berikut adalah penjelasan lebih detail tentang Kanigaran:
ADVERTISEMENT
Jawa Tengah memiliki beragam jenis pakaian adat lainnya, seperti Jawi Jangkep, Kebaya, Beskap, Basahan, Surjan, dan Batik.
Setiap jenis pakaian adat memiliki makna dan filosofi yang berbeda-beda yang mencerminkan budaya dan nilai-nilai tradisional Jawa.
ADVERTISEMENT
Pakaian adat Jawa Tengah bukan hanya sekadar busana, melainkan juga simbol budaya yang mendalam dan berarti bagi masyarakatnya.
Pemilihan jenis pakaian adat ini sering kali mencerminkan identitas dan makna dalam berbagai upacara dan acara tradisional di Jawa Tengah.
(SAI)