Garuda Pancasila

Patung Burung Garuda, Teks Proklamasi dan Teks Pancasila di Galeri Kebangsaan

Bogor (17/5) Di Museum Kepresidenan RI Balai Kirti terdapat Sebuah Patung Garuda karya pematung Yusman dari Yogyakarta. Patung itu terletak di Galeri Kebangsaan  yang posisinya berada di alur pertama masuk ke museum, disampingnya terdapat dua teks, pertama teks Proklamasi dan yang kedua teks Pancasila. Selain itu terdapat patung kayu Jatayu di pintu masuk museum.

Lambang Negara Indonesia, yang dikenal sebagai Garuda Pancasila. Garuda pertama kali diprakarsai oleh Sultan Hamid II dari Kesultanan Pontianak Kalimantan Barat. Pada tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantara, M A Pellaupessy, Moh Natsir, dan RM Ng Poerbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah. Untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara dan terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya Muhammad Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari yang menampakkan pengaruh Jepang.

Rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS pada tanggal 11 Februari 1950. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan tidak berjambul seperti bentuk sekarang ini. Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes Jakarta pada 15 Februari 1950. Presiden Sukarno terus memperbaiki bentuk Garuda Pancasila. Pada tanggal 20 Maret 1950 Presiden Sukarno memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut, setelah sebelumnya diperbaiki antara lain penambahan jambul pada kepala Garuda Pancasila, serta mengubah posisi cakar kaki yang mencengkram pita dari semula di belakang pita menjadi di depan pita, atas masukan Presiden Soukarno. Atas masukan Presiden Sukarno untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara.