4 Pakaian Adat Jawa Tengah yang Penuh Makna dan Filosofi

Destiara Anggita Putri
6 Juli 2023, 16:50
pakaian adat Jawa Tengah
jatengprov.go.id
Ilustrasi, pegawai negeri sipil (PNS) Kabupaten Boyolali mengikuti upacara menggunakan pakaian adat Jawa Tengah, Jangkep.

Pakaian Jawi Jangkep memiliki makna yang berkaitan dengan kehidupan. Filosofinya, pakaian ini dikenal dengan istilah Piwulang Sinandhi. Selain itu, kancing dalam pakaian adat beskap melambangkan semua tindakan yang diambil harus diperhitungkan sebelum kita bertindak.

3. Kebaya Jawa Tengah

Pakaian Adat Jawa Tengah
Pakaian Adat Jawa Tengah (IDNTimes.com)

Di Jawa Tengah, kebaya yang dikenakan untuk upacara pernikahan pada umumnya terbuat dari kain beludru. Namun ada juga yang lebih memilih kain sutra brokat. Sementara untuk dikenakan sehari-hari, wanita Jawa Tengah lebih memilih kain katun atau nilon.

Untuk mengenakan kebaya, wanita Jawa Tengah juga mengenakan kelengkapan lainnya, yaitu kemben untuk menutup bagian dada, tapih pinjung, dan stagen untuk mengencangkan bagian pinggang dan perut. Sementara untuk bagian bawahnya, wanita Jawa Tengah juga mengenakan kain jarik panjang.

Pada bagian rambut, wanita Jawa Tengah biasanya menata dan membentuknya menjadi konde yang rapi dengan dihiasi bunga melati di bagian atas. Tak lupa penggunaan perhiasan untuk mempercantik keseluruhan penampilan. Perhiasannya tersebut bisa berupa kalung, subang, cincin, dan gelang. Wanita Jawa Tengah juga suka membawa kipas.

4. Surjan

Pakaian Adat Jawa Tengah
Pakaian Adat Jawa Tengah (Orami)

Dikutip dari laman resmi Kalurahan Karangsari, surjan adalah penutup badan dibuat oleh Sunan Kalijaga. Diketahui bahwa raja-raja Mataram selalu memakai Surjan hingga sekarang. Pakaian Surjan atau sirajan yang memiliki arti pepadhang atau pelita

Pakaian surjan memiliki bentuk lengan yang panjang, ujung baju runcing, leher dengan kancing 3 pasang yang berjumlah 6, dua kancing di dada kanan kiri, dan tiga buah kancing tertutup. Jenis pakaian atau baju ini bukan sekadar untuk fashion dan menutupi anggota tubuh supaya tidak kedinginan dan kepanasan serta untuk kepantasan saja.

Surjan menurut KRT Jatiningrat Tepas Dwarapura Keraton Yogyakarta, berasal dari istilah "siro" dan "jan", yang berarti pelita atau yang memberi terang. Surjan juga disebut pakaian takwa.

Oleh karena itu, Surjan memiliki makna filosofi yang cukup dalam, di antaranya bagian leher baju surjan memiliki kancing tiga pasang (enam biji kancing) yang kesemuanya itu menggambarkan rukun iman. Surjan juga memiliki dua buah kancing di bagian dada sebelah kiri dan kanan. Hal itu adalah simbol dua kalimat syahadat.

Ada pula tiga buah kancing di dalam bagian dada dekat perut yang letaknya tertutup dari luar yang menggambarkan tiga macam nafsu manusia yang harus diredam, dikendalikan, dan ditutup. Nafsu-nafsu tersebut adalah nafsu bahimah atau hewani, nafsu lauwamah atau nafsu makan dan minum, dan nafsu syaitoniah atau nafsu setan.

Terdapat lima kancing pada bagian lengan panjang kiri dan kanan. Angka 5 lazim berkaitan dengan rukun Islam yaitu syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji.

Halaman:
Editor: Agung
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...