Perjalanan Fotografi Indonesia dalam Mural

Ilustrator yang juga Moselo Expert, Setia Adhi Kurniawan, menghadirkan karya menarik dengan menghias dinding rumah Indonesia Photography Archive (IPA) di Bandung dengan mural.

IPA sedang menggelar Pameran Arsip Foto Komersial Dekade 80–90an. Di acara ini, ada serangkaian kegiatan yang menjadi highlight, termasuk peluncuran buku “Merekam Praktik Fotografi Komersial” dari dua fotografer senior Indonesia, Ferry Ardianto dan Roy Genggam. Setia Adhi sendiri, ilustrator yang juga dekat dengan fotografi, bekerjasama untuk membangun suasana yang berbeda di gedung pengarsipan ini.

“Gedung pengarsipan — kan kesannya kayak ‘berat’ banget. Jadi, kita hadirkan mural juga utuk membuat suasana lebih hidup dan jadi lebih menarik saja,” kata Adhi.

Mural yang ia gambar bertajuk Sejarah Fotografi Indonesia. Dua sisi tembok dalam ruang diskusi IPA, menjadi kanvas ia berkarya. Satu sisinya ia gunakan untuk memuat pesan informatif. “Jadi ada yang pure informatif, dan satunya lagi dekoratif lewat simbol dan ikon fotografi. Saya gambar kamera Daguerrotype misalnya, karena ini juga teknik pemrosesan pertama yang dipublikasikan.”

Karya muralnya juga menampilkan sosok Kassian Chepas serta Frans dan Alex Mendur. “Beliau-beliau adalah sosok yang tidak bisa lepas dari sejarah fotografi Indonesia,” jelas Adhi. Frans dan Alex Mendur adalah fotografer yang mendokumentasikan proklamasi kemerdekaan Indonesia, sedangkan Kassian Chepas menjadi fotografer pertama berdarah asli Indonesia.

Karya mural dalam tembok — masing-masing berukuran 7x3 meter ini, dikerjakan Adhi dalam 3 hari. “Saya mengerjakannya saat siang hari sampai saat senja. Itu pun sudah mulai sulit untuk memastikan bahwa warna yang digunakan sudah tepat.”

Mural Sejarah Fotografi Indonesia dan rangkaian acara lainnya oleh IPA, berlangsung dari 14 April hingga 14 Mei 2018.

Di Moselo, Setia Adhi juga menawarkan service ilustrasi, desain grafis, dan mural. Tap this pic below to see Adhi’s profile page on Moselo app!