Dinkes Bantul rahasiakan identitas pengidap Hiv/Aids

id hiv/aids

Dinkes Bantul rahasiakan identitas pengidap Hiv/Aids

Ilustrasi, (Foto Antara)

Bantul, (Antara Jogja) - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, merahasiakan identitas pengidap HIV/AIDS setelah yang bersangkutan dideteksi petugas kesehatan positif terkena penyakit akibat virus tersebut.

"Kami masukkan data pengidap HIV/AIDS itu berdasarkan KTP (kartu tanda penduduk), namun untuk identitasnya tetap kami dirahasiakan," kata Kasi Pengendalian Penyakit Bidang Penanggulangan Masalah Kesehatan Dinkes Bantul Sriwahyu Joko Santosa di Bantul, Senin.

Menurut dia, pihaknya merahasiakan identitas pengidap penyakit HIV/AIDS agar tidak diketahui publik mengingat masyarakat sampai saat ini belum bisa menerima penderita berada dan bergaul di tengah-tengah masyarakat.

"Meski demikian wilayah di mana penderita HIV/AIDS tinggal tidak dirahasiakan, namun data penderita tidak menyebut sampai tingkat kelurahan apalagi dusun, melainkan data hanya sampai tingkat kecamatan," katanya.

Oleh sebab itu, pihaknya mengimbau warga yang mempunyai tingkat risiko rentan terjangkit penyakit HIV/AIDS seperti wanita pekerja seks komersial, lelaki seks lelaki, waria, pengguna narkoba suntik, kalangan pekerja "salon" bisa menjalani pemeriksaan VCT.

Sementara itu, berdasarkan data, angka HIV/AIDS dalam dua tahun terakhir bertambah, yakni akhir 2014 penderita HIV ada 616 orang dan AIDS ada 222 orang, sedangkan pada 2015 sampai saat ini penderita HIV 688 orang dan penderita AIDS ada 262 orang.

"Jadi angka penderita jelas meningkat, karena tidak mungkin ada penurunan, dan rata-rata bertambah sekitar 70 an orang per tahun, untuk sebarannya merata se Bantul, dari 17 kecamatan ada semua," katanya.

Namun demikian, kata dia, wilayah kecamatan yang warganya paling banyak ditemukan penyakit HIV/AIDS yaitu Kecamatan Sewon, Bantul dan Kecamatan Banguntapan, meskipun yang bersangkutan tidak berada di daerah dia berdomisili.

"Pemantauan petugas puskesmas itu melakukan pemeriksaan HIV/AIDS tidak hanya yang berada di Bantul saja, melainkan ada yang diperiksa di kota (Yogyakarta), seperti Sewon itu banyak yang ber-KTP Sewon tapi orangnya di mana-mana," katanya.

Ia juga mengatakan, mayoritas pengidap HIV/AIDS di Bantul sesuai data per KTP yang dihimpun Dinkes bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT), sebab diakui kalangan wanita penjaja seks dalam identitasnya di KTP ditulis sebagai IRT.***4***

(KR-HRI)

Pewarta :
Editor: Victorianus Sat Pranyoto
COPYRIGHT © ANTARA 2024