Destinasi Jateng
Mengintip Kemegahan Arsitektur Timur Tengah, Eropa, dan Jawa di Masjid Agung Jawa Tengah
Dahulu memang masjid ini diinisiasi untuk memfasilitasi wisatawan yang sedang wisata ziarah dari timur ke kraton kasunanan Solo maupun Cirebon
TRIBUNJATENG.COM - Wisatawan luar kota Semarang, terutama yang sedang wisata ziarah seperti ke keraton, Kudus, Muria, dan Demak, wajib untuk singgah di masjid raya nan megah ini.
Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), tepatnya berlokasi di Jalan Gajah Raya, Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Untuk menuju ke sini lokasinya sangat strategis bagi yang melewati kawasan Pantura, dari beberapa jalan arteri Semarang. Anda tinggal mengarahkan kendaraan ke jalan Gajah Raya, atau naik angkutan kota tujuan Gayamsari.
“Dahulu memang masjid ini diinisiasi untuk memfasilitasi wisatawan yang sedang wisata ziarah dari timur ke kraton kasunanan Solo maupun Cirebon, lalu dari barat ke Kudus, dan Demak,” ujar Fatquri Buseri, kepala yayasan Masjid Agung Jawa Tengah, Jumat (18/11/2016).
Kemegahan Masjid Agung Jawa Tengah yan terekam dari ketinggian
Tak heran MAJT merupakan salah satu masjid dengan fasilitas komplet di Indonesia. Karena selain untuk beribadah, masjid ini juga menjadi sarana rekreasi wisata, dengan adanya museum, convention centre, office centre, museum, cafe, hingga hotel.
Memasuki area depannya pagar bertuliskan rukun islam menghantarkan wisatawan melihat kemegahan bangunan utama masjid. Gerbang coloseum segera mengundang wisatawan untuk berfoto di depannya.
Gerbang besar bertuliskan kaligrafi surah Al-Mukmin ayat 1-5 ini merupakan arsitektur masjid gaya eropa. Namun jika dilihat dari dalam, kaligrafi yang tertulis merupakan asmaul husna dan surah Al-Fatihah sebaai pembuka.
Arsitektur perpaduan Eropa, dan Timur Tengah sangat terlihat dari luar.
Salah satu yang tershohor dari masjid ini ialah keempat payung besar, khas Masjidil Haram. Ikon inilah yang menandakan gaya bangunan juga mengadopsi masjid di Timur tengah, lengkap dengan pelataran masjid yang luas.
Payung tersebut akan dibuka setiap melakukan ibadah Jumat, maupun perayaan besar seperti shalat Idul Fitri. Namun dengan catatan kondisi angin yang tidak besar.
Masuk ke dalamnya, Anda pun akan dibuat terpana, karea ukiran-ukiran kayu yang khas budaya Jawa. Di dinding-dinding, pintu, dan jendela besarnya tak luput dari ukiran-ukiran seniman Jawa.
Selain ukiran-ukiran kayu, arsitektur gaya Jawa juga terlihat di jendela dan pintu-pintu masjid yang lebar nan besar. Terdapat juga Al-Quran raksasa dan bedug raksasa berukuran sekitar tiga kali dua meter.
Wisatawan juga wajib mengunjungi menara tertingi di masjid ini, yang berisikan museum, teropong pandang, hingga radio siar. Menara ini dibangun selain untuk memancarkan suara azan masjid, juga untuk fasilitas wisata.
Dibangun dengan ketinggian 99 meter, oleh karena itu dinamakan menara asmaul husna. Untuk menikmatinya Anda dapat membeli tiket Rp 7ribu. (Irzal Adiakurnia)