Mahasiswa Unma Sosialisasikan Cara Membuat Biogas dari Limbah Tempe

Melalui kegiatan pembinaan masyarakat melalui kegiatan KNM, seorang mahasiswa Unma menyosialisasikan cara membuat biogas dari limbah tempe

Editor: Dedy Herdiana
Tribun Jabar/Eki Yulianto
Mahasiswa Universitas Majalengka (Unma) memperlihatkan hasil pembuatan biogas dari bahan limbah tempe, Senin (15/7/2019). 

Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Eki Yulianto

TRIBUNJABAR.ID, MAJALENGKA - Melalui kegiatan pembinaan masyarakat melalui kegiatan Kerja Nyata Mahasiswa (KNM), seorang mahasiswa Universtas Majalengka (Unma) menyosialisasikan cara membuat biogas dari bahan limbah tempe, Senin (15/7/2019).

Dalam pembinaan tersebut, mahasiswa Unma semester VI Fakultas Teknik, Prodi Sipil, Rama Nur Thoriq, memperkenalkan utilitas atau perlengkapan dalam pembuatan biogas dari limbah tempe kepada masyarakat di sekitar wilayah Desa Sukasari, Kecamatan Cikijing, Kabupaten Majalengka.

"Saya memperkenalkan utilitas pembuatan biogas kepada masyarakat," ujar Rama Nur Thoriq, Senin (15/7/2019).

Menurut Rama, pada prinsipnya semua sampah jika difermentasikan akan menghasilkan gas.

Dijelaskan dia, adapun limbah tempe yang digunakan untuk fermentasi adalah air rendaman kedelai setelah pertama kali direbus.

Air tersebut mengandung asam, setelah digunakan untuk merendam kedelai selama satu malam. Biasanya, air yang mengandung asam ini, dibuang begitu saja oleh para perajin tempe ke sungai kecil yang mengalir.

"Kalau untuk awalan, biasanya fermentasi air limbah tempe ini bisa sampai dua bulan hingga menghasilkan gas, yang sekarang kita campur dulu sama kotoran sapi agar fermentasinya cepat, hanya dua minggu," ucap Rama.

Selain itu, Rama juga menambahkan, bahwa proses fermentasi sendiri dilakukan di sebuah tangki berkapasitas 4.000 meter kubik yang ditanam di bawah tanah.

Dari tangki tersebut, lanjut dia, selanjutnya dipasanglah pipa untuk mengaliri gas methan yang nantinya digunakan untuk masak.

Tidak lupa, dibuat juga saluran untuk memasukkan limbah ke tangki. Di sisi lain tangki, dibuat saluran air limbah dari tangki fermentasi yang gunanya menampung limbah tempe yang telah mengalami fermentasi.

"Air sisa fermentasi ini bisa dijadikan pupuk organik dan pemanfaatan limbah tempe untuk biogas ini tidak menyisakan limbah, karena bisa dimanfaatkan sebagai pupuk organik," kata Rama.

Mendapat sosialisasi tentang pemanfaatan limbah tempe, Herman, satu di antara warga setempat mengaku sangat mengapresiasi atas pembinaan yang diberikan oleh mahasiswa UNMA tersebut.

Menurutnya, dengan begini pemahaman masyarakat akan ilmu pengetahuan semakin meningkat.

"Saya baru tau kalau limbah tempe bisa dimanfaatkan. Oleh karena itu, saya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan para mahasiswa ini," ucap Herman.

Sumber: Tribun Jabar
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved