BOOKLET KKL 2020
Green Architecture and Tourism
TIM PENYUSUN DOSEN KOORDINATOR KKL
DOSEN PEMBIMBING KKL
M. Sahid Indraswara, S.T, M.T.
Prof. Dr. Ir. Erni Seyowati, M.T.
PENANGGUNG JAWAB Muhammad Yusrul Yumna
TIM RISET Desy Liliyani Arum R. Maria Christina Fischa Putriananda P. Yefhana Benedica Falih Aqil Rizkananta Arahmaini Azani Azky Abdillah Fajriyani Salsabila Raisyah Rimaraay G. Muhammad Rayhan A. Ichlasul Amal Sandra Arivia Prameswari Dyah Ratna Tyastri Tirta Prawitasari Ala Framenti Cerecinda Rifa Atsiilah Rahmat Elsha Aditya Putri
TIM LAYOUTER Aditya Dwi Rahmat S. Yoga Alde Pratama Wydiandari Chandra Sabilla Az Zahra Salsabila Ryanandita 1
Tim Penyusun
KATA PENGANTAR Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya akan destinasi wisatanya. Dari wisata peninggalan sejarah, hasil budaya, hingga wisata alam sangat mudah dijumpai di bumi khatulistiwa ini. Pariwisata atau tourism tanpa kita sadari adalah salah satu ilmu yang berkaitan dengan Arsitektur. Dengan dukungan dari bidang arsitektur, sektor pariwisata mampu terdorong ke arah yang lebih baik. Sektor pariwisata tidak mungkin berkembang tanpa karya arsitektur yang memiliki nilai kegunaan, kekuatan, keindahan. Tempat wista tidak akan lepas dari manajemen pengelolaan dan sistem perawatannya. Dalam proses ini tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Penerapan pendekatan desain berbasis green architecture dapat dijadikan solusi untuk mengatasi hal ini. Dengan konsep green suatu bangunan dapat menghemat biaya saat tahap pembangunan hingga proses perawatan. Berdasarkan hal tersebut, booklet ini akan membahas tentang aspek pariwisata dan konsep green architecture pada objek arsitektural
Kata Pengantar
2
LEMBAR PENGESAHAN Diajukan sebagai Judul Laporan Waktu Pelaksanaan Semester
3
: Laporan Kuliah Kerja Lapangan (Online) : Green Architecture and Tourism…,,,,,,,.. : 18 April 2020 – 23 Mei 2020 ,,,,,,,,,,, : 7 (tujuh) ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
DOSEN PEMBIMBING KKL
DOSEN KOORDINATOR KKL
Prof. Dr. Ir. Erni Seyowati, M.T.
M. Sahid Indraswara, S.T, M.T.
NIP. 196310201991021001
NIP. 197611102000121003
Lembar Pengesahan
daftar isi TIM PENYUSUN
1 Anggota tim penyusun booklet KATA PENGANTAR 2 Penjelasan mengenai tema LEMBAR PENGESAHAN 3 Lembar pengesahan laporan KKL DAFTAR ISI 4 Daftar isi booklet laporan KKL RUMAH ATSIRI 5 Pembahasan objek 1 Rumah Atsiri APARTMENT PURI KHAYANGAN 61 Pembahasan objek 2 Apartemen Puri Khayangan MUSEUM ULLEN SENTALU 101 Pembahasan objek 3 Museum Ullen Sentalu SUKUH CETHO 149 CANDI Pembahasan objek 4 Candi Sukuh dan Candi Cetho BOROBUDUR 191 CANDI Pembahasan objek 5 Candi Borobudur PENUTUP 241 Kesimpulan booklet laporan KKL DAFTAR PUSTAKA 242 Kepustakaan booklet laporan KKL Daftar Isi
4
R U M A A H T S I R I 5
Rumah Atsiri
Rumah Atsiri
6
lokasi Berada di dataran tinggi yang sejuk di Jl.Watusambang, Watusambang, Plumbon, Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah 57792 sekitar 40 kilometer dari Solo.
7
Rumah Atsiri
Menuju Solo
Stadion Plumbon Tawangmangu
Rumah Atsiri
`
Menuju Tawangmangu
Rumah Atsiri
8
sejarah Bangunan yang sekarang dimanfaatkan sebagai Rumah Atsiri dahulunya merupakan salah satu bagian kompleks pabrik pengolahan minyak atsiri. Pabrik ini dibangun atas dasar kerjasama pemerintah Indonesia dan Bulgaria. Proyek pengerjaan bangunan pabrik ini dimulai tahun 1963 dan selesai pada tahun 1967 dan langsung dilakukan uji coba produksi langsung yang dipantau oleh tenaga ahli dari Bulgaria. Bangunan yang dikenal pabrik citronella ini didesain menggunakan bahan dan material yang dibuat langsung dari Bulgaria khususnya pada bagian peralatan distilasi, ekstrasi, laboratorium dan tenaga listrik.
Dulu, rencananya pabrik ini bakal mengolah bahan baku utama serai wangi yang disebut Citronella itu berpotensi untuk tumbuh subur di Plumbon, Tawangmangu, Karanganyar. Pabrik Citronella dengan menggunakan Sistem distilasi dan ekstraksi. Saat itu untuk kedepan, Harapannya dapat mengembangkan pengojahan jenis tanaman lainnya yang tumbuh dengan cepat dan berumur panjang.
9
Rumah Atsiri
sejarah
Masa itu kapasitas produksi pabrik ini mencapai 50 ton selama mesin beroperasi 24 jam. Bagian distilasi memiliki sembilan ketel / bejana pengolahan dengan kapasitas masing masing 5 m3. Untuk bagian ekstraksi memiliki dua unit dan masing-masing memiliki dua ektraktor dengan kapasitas 250 L. Masih belum selesai sob ceritanya, namun saat ini pada kompleks pabrik hanya tersisa dua unit bangunan bata bekas tempat boiler yang masih dilestarikan keberadaanya pada bagian tengah gedung museum. Boiler tersebut berkapasitas 5000 kg/jam yang berfungsi mengalirkan uap ke distilasi dan ekstraksi. Benda benda bersejarah lainnya yang tersisa yaitu alat pencacah, separator, alat distilasi berkapasitas kecil, peralatan kantor, dokumen, blue print dan peralatan laboratorium.
Rumah Atsiri
10
11
Rumah Atsiri
biaya masuk Jam buka 09.00-17.00 HTM : 50 ribu rupiah dalam bentuk voucher deposit card. Fungsinya dapat digunakan sebagai alat transaksi di Rumah Atsiri. Misalnya untuk pembelian makanan dan minuman, suvenir, atau mengikuti tur taman koleksi Rumah Atsiri. Jika nilai deposit habis, pengujung dapat menambahkannya dalam bentuk cash.
Rumah Atsiri
12
TENTANG RUMAH ATSIRI 13
Rumah Atsiri
Dibangun di atas tanah seluas 2,3 hektar pada ketinggian 750 meter dari atas permukaan laut, Rumah Atsiri awalnya merupakan pabrik minyak atsiri bernama Citronella yang dibangun para era Presiden Soekarno pada tahun 1963.
Rumah Atsiri
14
15
Rumah Atsiri
Bangunan ini merupakan bangunan yang di desain kembali oleh kolaborasi antara 2 arsitek yaitu timtiga dan Studio-Kita. Tim desain tersebut melakukan riset awal tentang sejarah berdirinya bangunan ini seperti maksud, tujuan, dan fungsi bangunan ini di kala itu. Sejarah tersebut diolah dan ditransformasikan pada fungsi baru yang dibutuhkan oleh pemilik saat ini. Pengembangan baru tersebut memanfaatkan seoptimal mungkin potensi eksisting yang ada untuk menampung fasilitasfasilitas yang telah direncanakan.
Rumah Atsiri
16
Filosofi desainnya lahir dari benang merah kesejarahan bangunan eksisting terhadap pengembangannya hingga pada fungsi barunya. Walaupun Rumah Atsiri yang lama tidak masuk dalam bangunan cagar budaya, namun pengembangan desainnya tetap menghormati keberadaan wujud aslinya dengan membuat seminimal mungkin intervensi desain dan perubahan. Material baru sengaja dibuat kontras untuk menjadi pembeda zaman pada fisik bangunan. Desain barunya dikreasi seoptimal mungkin agar tidak menutupi bangunan lamanya dengan menempatkannya hanya dengan posisi menempel atau bersinggungan saja.
17
Rumah Atsiri
Rumah Atsiri
18
Tema bangunan :
Harmony in Diversity
19
Rumah Atsiri
Tema yang ditonjolkan pada proyek ini adalah “harmony in diversity�, di mana bangunan lama tetap menjadi identitas yang dipertahankan dan dominan. Salah satu aksen kuat yang menjadi focal point pada bangunan utama Rumah Atsiri adalah material kerawang yang mendominasi fasad bangunan lama. Sementara, material lain yang sengaja dihadirkan secara kontras adalah baja, besi, kayu, dan kaca.
Rumah Atsiri
20
Pada proses pengerjaannya, tim desain dan kontraktor harus bekerja sama untuk mentransformasikan bangunan lama ke fungsi baru tanpa membongkar struktur sebelumnya. Perpaduan dari pemakaian bahan bangunan dari struktur lama dan baru yang bersifat penambahan juga diusahakan untuk tetap terjaga harmoninya. Hal ini juga menjadi tantangan terbesar, sekaligus menjadi hal yang sangat menarik pada proyek ini.
21
Rumah Atsiri
Rumah Atsiri
22
Dua tahap Pembangunan
23
Rumah Atsiri
Tahap pertama sudah selesai, meliputi Rumah Atsiri Science Lab yang terdiri dari Citronella science lab, ruang laboratorium R&D, ruang workshop,serta ruang penyulingan (destilasi). Bangunan kedua adalah sebuah museum yang terdiri dari Taman Koleksi dan museum itu sendiri. Bangunan ketiga merupakan kawasan komersial, berupa restoran dan ruang meeting. Bangunan terakhir di pembangunan tahap pertama adalah Rumah Atsiri Shop yang memuat fungsi ritel, seperti merchandise dan perfumery shop.
Rumah Atsiri
24
Rencana pengembangan tahap kedua adalah dengan penambahan fasilitas bangunan production house, Roz Tea CafĂŠ, coffee shop, greenhouse yang diberi nama Rozmarin Appointment Dining, bangunan spa dan aromaterapi, serta fasilitas MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition). bangunanbangunan tahap pertama sudah selesai dan dibuka untuk umum, sedangkan tahap kedua baru akan dibuka pada tahun 2021 mendatang.
25
Rumah Atsiri
Rumah Atsiri
26
ruangan
27
Rumah Atsiri
ruangan
Rumah Atsiri
28
ruangan
Laboratorium
Laboratorium di Rumah Atsiri adalah sebuah fasilitas pendidikan untuk siswa,mulai dari tingkat TK sampai SMA. Ada banyak program yang dipilih oleh pengujung, seperti membuat bath bomn, essential oil, hand shoap, hand sanitizer dan lainnya, dengan hasil prakarya yang dapat dibawa pulang.
29
Rumah Atsiri
Museum
Intinya museum ini fokus pada sejarah hingga mengaplikasikan minyak atsiri di Indonesia hingga dunia internasional. Kita bisa merasakan pengalaman jelajah museum untuk mengenal lebih dekat dan memahami bagaimana minyak atsiri pertama kali ditemukan dan bagaimana mereka menyebar ke seluruh dunia (terutama di Indonesia). Kita juga bisa melihat beberapa peralatan dan alat asli masa lalu yang digunakan untuk menghasilkan minyak atsiri.
Rumah Atsiri
30
Green House Berada di dalam Rumah Atsiri Collection Garden, green house ini di desain sebagai kebun indoor pada siang hari dan menjadi restoran privat di malam hari.
Rumah Atsitri nursery terletak di Collection Garden. Located inside Rumah Atsiri Collection Garden, it ia menjadi tuan rumah inisiatif penelitian dan pengembangan Rumah Atsiri untuk tanaman kebun, tanaman suvenir, dan tanaman hias
Rumah Atsiri Nursery 31
Rumah Atsiri
ruangan
Marigold plaza
Marigold plaza adalah meeting point dari Rumah Atsiri. Plaza ini dipenuho bunga marigold yang mekar satu kali sebulan selama dua minggu. Marigold ini ditanam dengan di lahan terbuka yang mengikuti bentuk dari pola lubang dinding pabrik Citronella.
Rumah Atsiri
32
ruangan
Rumah Atsiri Production Farm
Rumah Atsiri Production Farm adalah kebun yang sangat luas. Luas kebun ini mencapai 2,5 hektar. Kebun ini sebagai sumber beberapa tanaman yang menjadi bahan riset dan pengembangan di rumah ini.
33
Rumah Atsiri
Cafe and Resto
Cafe dan resto adalah tempat dimana pengunjung bisa beristirahat sejenak dalam trip di Rumah Atsiri ini. Makanan dan minuman disini bisa dibeli hanya dengan menggunakan voucher deposit card yang bisa dibeli saat masuk ke wilayah Rumah Atsiri
Rumah Atsiri
34
G R B E U E I N L D I N G 35
Rumah Atsiri
Rumah Atsiri
36
Tepat Guna Lahan / Appropriate Site Management Aspek pertama yang harus diterapkan dalam merancang sebuah bangunan dengan pendekatan Bangunan Gedung hijau adalah pengolahan lahan pada bangunan. Salah satu strateginya adalah yaitu dengan memaksimalkan daerah resapan sesuai dengan peraturan, dan meminimalisir perkerasan.
Pada pengukuran dengan Greenship, rumah atsiri telah memenuhi aspek tersebut dengan poin poin : ASD 1 : Pemilihan Tapak Bangunan ini merupakan bangunan yang dibangun pada bangunan yang terbengkalai 37
Rumah Atsiri
ASD 2 : Aksesibilitas Komunitas • Pada bangunan ini, terdapat 7 fasilitas umum, dan jarak pecapaian jalan utama sejauh 1.500m dari tapak • Serta terdapat akses pejalan kaki menuju minimal ke 3 tempat fasilitas umum sejauh 300m ASD 3 : Trasnportasi Umum
Meskipun terdapat fasilitas pejalan kaki pada lahan, namun fasilitas pejalan kaki sementara belum menjankau menuju transportasi umum Rumah Atsiri
38
ASD 5 : Lasekap Pada Lahan • Adanya area lanseap berupa vegetasi softscape yang bebas dari bangunan taman ( hardscape ) sekitar 40% • Terdapat banyak tanaman local lebih dari 60% terutanama tanaman atsiri. Sedangkan tanaman impor hanya llavender ASD 6 : Iklim Mikro • 50% dari beban aliran hujan dialirkan ke kolam ikan, dan Sebagian diserap langsung ke tanah serta ke material perkerasan / drainase yang mengalirkan nya langsung ke sungai
39
Rumah Atsiri
ASD 7 : Manajemen Air • 50% dari beban aliran hujan dialirkan ke kolam ikan, dan Sebagian diserap langsung ke tanah serta ke material perkerasan / drainase yang mengalirkan nya langsung ke sungai • Terdapat pula resapan yang banyak pada Kawasan, sehingga tidak melipahkan air ke sisi lain kawasan
Rumah Atsiri
40
Energy Efficiency and Conservation Aspek kedua dalam pendekaan bangunan Gedung hijau adalah konservasi energi, atau bagaimana bangunana dapat menggunakan energi seperlunya dan se efisien mungkin. Strategi ini dapat meliputi desain pasif, maupun penggunaan2 elemen arsitektural yang mampu menghemat energi Pada pengukuran dengan Greenship, rumah atsiri telah memenuhi aspek tersebut dengan poin poin :
EEC P1 : Terdapat KWH meter untuk mengukur konsumsi listrik Pada pengukuran dengan Greenship, rumah atsiri telah memenuhi aspek tersebut dengan poin poin :
41
Rumah Atsiri
EEC 2 : Pencahayaan Alami
Penggunaan cahaya alami pada Rumah Atsiri Indonesia lebih dari 30% dari luas bangunan restoran karena bukaan dibuat selebar dan sepanjang mungkin EEC 3 : Ventilasi Bangunan ini tidak menggunakan AC sama sekali pada WC dan Tangga . Semua memanfaatkan ventiasi dan penghawaan alami Namun sangat disayangkan pada perencanaan dan perancangan bangunan ini belum dilengkapi perhitungan OTTV , dan tidak menggunakan energy modelling software
Rumah Atsiri
42
Tampilan bukaan pada restoran dari luar
43
Rumah Atsiri
Tampilan bukaan pada restoran dari dalam
Rumah Atsiri
44
Water Conservation Aspek Ketiga dalam perencanaan bangunan dengan pendekatan bangunan Gedung hijau adalah konservasi air. Bagaimana sebuah banguna dapat menghemat penggunaan air, dan tidak hanya mengandalkan sumber air utama sebagai satu satunya sumber air bagi fasilitas bangunan, namun dapat juga mengolah sumber ar sekunder
WAC 1 : Pengurangan Penggunaan Air Pengunaan air bersih merupakan 80% dari sumber air primer WAC 2: Fitur Air Penggunaan Fitur Air sesuai kapasitas buangan sebesar 50% dari total pengadaan produk fitur air
45
Rumah Atsiri
Water Conservation WAC 6 : Efisiensi Penggunaan Air Lansekap Air Yang digunakan untuk irigasi menggunakan sumber dari sungai. Tidak semua menggunakan sumber dari air tanah Kekurangan dalam aspek konservasi air dalam perancangan bangunan ini adalah : •
Tidak adanya air yang berasal dari sumber daur ulang yang berasal dari pemanfaatan limbah Gedung
• Tidak adanya sumber alternative air yang diproses •
Serta belum adanya penampungan air hujan
Rumah Atsiri
46
Material Resources and Cycle (MRC) Material Resources and Cycle atau Sumber dan Siklus Material yang disingkat menjadi MRC merupakan salah satu kategori penilaian dalam green building. Kategori MRC untuk bangunan baru dinilai penting karena material merupakan bagian dari desain pasif dalam membangun gedung yang ramah lingkungan. Ramah Atsiri dalam analisis MRC menurut Greenship New Building
MRC P : Refrigeran Fundamental • Tidak ditemukannya penggunaan CFC sebagai refrigran. MRC 1 : Penggunaan Gedung Dan Material • Menggunakan kembali material bekas pada bangunan lama. MRC 2 : Material Ramah Lingkungan • Menggunakan material yang memiliki sertifikat sistem manajemen lingkungan pada proses produksinya, namun belum menggunakan material hasil proses daur ulang. MRC 3 : Penggunaan Refrigerant Tanpa ODP • Tidak ditemukan sistem pendingin yang berpotensi merusak ozon. MRC 4 : Kayu Bersertifikat • Menggunakan kayu bersertifikasi dari pihak FSC, material kayu terbebas dari perdagangan kayu ilegal MRC 5 : Material Fabrikasi • Pada bangunan utama dominan menggunakan material modular/fabrikasi berupa material baja, besi, dan kaca. MRC 6 : Material Regional • Menggunakan material lokasi asal bahan baku utama dalam radius 1.000 km dan fabrikasi masih berada dalam wilayah Indonesia.
47
Rumah Atsiri
Gedung Penyulingan, pabrik Citronella, 1991
Gedung Penyulingan, pabrik Citronella, 2019 Rumah Atsiri
48
49
Rumah Atsiri
Material Resources Penggunaan material roster in-situ pada faรงade bangunan utama.
Rumah Atsiri
50
51
Rumah Atsiri
Material Resources Penggunaan material fabrikasi in-situ berupa material baja, besi, dan kaca pada green house. Rumah Atsiri
52
53
Rumah Atsiri
Indoor Health and Comfort (IHC) Kategori ini bertujuan untuk mencegah masalah kualitas udara dalam ruang pada gedung sehingga pengguna ruang dapat beraktivitas dengan sehat, nyaman dan lebih produktif. Selain itu, perusahaan juga mendapat keuntungan karena menghemat biaya jaminan kesehatan karyawan dan memberi nilai tambah bagi pengguna ruang. Ramah Atsiri dalam analisis IHC menurut Greenship New Building
IHC P : Refrigeran Fundamental • Adanya potensi introduksi udara luar. IHC 1 : Pemantauan Kadar Co2 • Tidak ditemukan adanya kepadatan kurang dari 2.3 m2/orang. IHC 2 : Kendali Asap Rokok Di Lingkungan • Sudah terpasang tanda dilarang merokok di seluruh area gedung. IHC 3 : Polutan Kimia • Tidak menggunakan cat dan coating yang mengandung VOCs rendah ataupun produk kayu komposit dan laminating adhesive. IHC 4 : Pemandangan Keluar Gedung • Kawasan memiliki pemandangan luar berupa perkebunan, sawah dan perbukitan tanpa adanya batasan transparan. IHC 5 : Kenyamanan Visual • Pada siang hari tidak menggunakan lampu LED hemat energy. Lampu hanya digunakan pada malam hari sebagai spotlight. IHC 6 : Kenyamanan Thermal • Suhu luar pada siang hari berada pada kisaran 26 C sedangkan di dalam ruangan kisaran 24 C. IHC 7 : Tingkat Kebisingan • Kawasan ini berada di daerah pedesaan jauh dari hiruk pikuk kota sehingga tidak ada polusi suara yang mengganggu. Rumah Atsiri
54
Interior MICE facilities and Retail Area
55
Rumah Atsiri
Interior Green House Area
Rumah Atsiri
56
Building Environtment Management (BEM) BEM P muncul dilatarbelakangi oleh pentingnya kesadaran melakukan operasi dan maintenansi gedung sesuai pencapaian rating-rating greenship existing building. Ada beberapa aspek yang ditekankan pada operasi dan maintenansi gedung sebagai aspek paling minimal yaitu sistem mekanikal dan elektrikal gedung, sistem plambing, kualitas air gedung, pemeliharaan eksterior dan interior, kegiatan purchasing, serta pengelolaan sampah Untuk itulah muncul BEM P sebagai syarat awal minimal, yaitu manajemen teratas berkomitmen akan membuat rencana operasi dan maintenansi gedung yang mendukung sasaran rating-rating Greenship exisitng building. Titik khusus yang ditekankan pada rencana operasi dan maintenansi gedung adalah : 1.Sistem mekanikal dan elektrikal gedung 2.Sistem plambing 3.Kualitas air gedung 4.Pemeliharaan eksterior dan interior 5.Kegiatan purchasing 6.Pengelolaan sampah
57
Rumah Atsiri
Rumah Atsiri
58
Ruang ini dulunya berisi ketel-ketel besar yang bisa menampung 5000 kg materi mentah untuk disuling, kini tetap terjaga konstruksi dan detailnya. Penambahan elemen interior dan sclupture sebagai penanda bahwa fungsi ruang akan berganti, namun tetap menyisakan ingatan pada sejarah lamanya.
59
Rumah Atsiri
Ruang ini adalah area green house yang difungsikan sebagai indoor garden, bisa tetap terjaga kondisinya hingga kini karena memiliki sistem pengelolaan yang baik dan pengecekan rutin.
Rumah Atsiri
60
PURI KHAYANGAN Apartemen Puri Khayangan Residence PT. Kinarya Rekayasa
Apartemen Puri Khayangan Residence salah satu apartment bersubsidi yang berlokasi di Pusat jantung kota Batam yang memiliki 19 lantai dan 498 unit hunian dengan tipe 1BR (1 Kamar Tidur), Tipe 2BR (2 Kamar Tidur), dan Tipe 3BR (3 Kamar Tidur). Terdapat 24 kios pada area komersial. Apartemen ini dekat dengan mall, 2 buah rumah sakit, perguruan tinggi, dan Bandara Hang Nadim Batam.
61
Puri Khayangan
Puri Khayangan
62
Lokasi Jalan Raja Ali Kelana, Belian, Kec. Batam Kota, Kota Batam, Kepulauan Riau 29433, Indonesia
63
Puri Khayangan
Mega Mall Masjid Raya
POLITEKNIK Batam
PANASONIC
Pasar Botania Orchard Park
Perum Melati Kampus BOTANIA 2 UNIBA
Dutamas
Perum Perum Cendana KDA
KEPRI Mall
Simpang Bandara
PURI KHAYANGAN
U
Puri Khayangan
64
Kondisi Sekitar PURI KHAYANGAN
2 menit ke Mall MB2
10 menit ke Mega Mall 65
Puri Khayangan
3 menit ke Kampus Universitas Batam
10 menit ke Terminal Ferry
4 menit ke Rumah Sakit ELISABETH
Internasional Batam
5 menit ke Bandara Hang Nadim
10 menit ke Kepri Mall Puri Khayangan
66
Commercial Area
67
Puri Khayangan
24 unit kios : Blok A: 2,5m x 8,5m : Blok A (Hook): 2,5m x 8,5m : Blok B: 2,5m x 8,5m : Blok B (Hook): 2,5m x 8,5m Puri Khayangan
68
69
Puri Khayangan
Spesifikasi Finishing Lantai (Keramik 40x40) Finishing Plafond (Flyslab Exposed + Cat) Finishing dinding (Plester + Aci + Cat) Pintu (Rolling Door) Daya Listrik (2200W)
Puri Khayangan
70
71
Puri Khayangan
Fasilitas Parking Area Commercial Area PAUD Security Service Fitness Center Playground Skypark Ruang Bersama
Puri Khayangan
72
Floor Mapping
73
Puri Khayangan
Residence 5th – 21th floor Parking Area 2nd – 3rd floor Commercial Area 1st floor Puri Khayangan perletakan lobby, lift, tangga darurat di bagian tengah bangunan. Pondasi menggunakan tiang pancang dengan bored pile dan pile cap. Dinding dalam ruangan mengunakan drywall system. Railing tangga galvanis ∅2.5'‘. Plafond menggunakan gypsum rangka alluminium dan pada Top roof finish. Floor hardener/water proofing.
Puri Khayangan
74
Floor Mapping
75
Puri Khayangan
Dinding parkir menggunakan material beton bertulang dengan sirkulasi mobil satu arah. Pada bagian hunian menggunakan dinding bata plester.
Puri Khayangan
76
Resident
77
Puri Khayangan
tial Area
Puri Khayangan
78
NON FU
MATERIAL 79
Puri Khayangan
Dinding Eksternal
Bata Ri
Dinding Internal
Bata Ri
Dinding Kamar
Partisi
Dinding Kamar Mandi
Kerami
Kusen Pintu Utama
Architr
Kusen Kamar & Balkon
Alumin
Daun Pintu Utama
P. Engin
Daun Pintu Kamar Tidur
Finishin
Pintu Kamar Mandi
PVC
Pintu Jendela Balkon
Alumin
Plafond R. Utama & Kamar
Beton E
Plafond Dapur
Plafond
Plafond KM/WC
Plafond
Lantai R. Utama & Kamar
Kerami
Lantai KM/WC & Balkon
Kerami
Sanitair
Closet
Air
ATB
Listrik
PT. PLN
URNITURE
FULL FURNITURE
ingan finish. aci & cat
Bata Ringan finish. aci & cat
ingan finish. aci & cat
Bata Ringan finish. aci & cat
(Gypsum Board) Finishing Cat
Partisi (Gypsum) Fin. Cat, Wallpaper, Backdrop
ik 20x25
Keramik 25x40
rave
Architrave
nium
Aluminium
neering Double Tripleks
P. Engineering Double Tripleks
ng Melamine
Finishing Melamine PVC
nium
Aluminium
Exposed finishing Cat
Beton Exposed finishing Cat
d Gypsum
Plafond Gypsum
d PVC
Plafond PVC
ik 40x40
Keramik 60x60
ik 20x20
Keramik 25x25
duduk + K. Shower
Closet Duduk Amstad + K. Shower
N 10A
ATB PT. PLN 16A
Puri Khayangan
80
Typical Unit 1 Bedroom Semi gross : 33.6 m2 Nett : 28 m2
Typical unit 1 bedrrom memiliki fasilitas 1 kamar tidur dan 1 kamar mandi dengan full furnish yang meliputi meja&kursi, queen bed/single bed, meja makan, lemari, backdrop & aksesoris, kitchen set, wallpaper.
81
Puri Khayangan
Puri Khayangan
82
Typical Unit 2 Bedroom Semi gross : 43.2 m2 Nett : 36 m2
Typical Unit 2 Bedroom Typical unit 2 bedrrom memiliki fasilitas 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi dengan full furnish yang meliputi meja&kursi, queen bed/single bed, meja makan, lemari, backdrop & aksesoris, kitchen set, wallpaper.
83
Puri Khayangan
Puri Khayangan
84
Typical Unit 2 Bedroom Corner Semi gross : 49.5 m2 Nett : 41.3 m2
85
Puri Khayangan
Puri Khayangan
86
Typical Unit 3 Bedroom Corner Semi gross : 49.5 m2 Nett : 41.3 m2
87
Puri Khayangan
Puri Khayangan
88
89
Puri Khayangan
Puri Khayangan
90
91
Puri Khayangan
Puri Khayangan
92
93
Puri Khayangan
Puri Khayangan
94
95
Puri Khayangan
Puri Khayangan
96
97
Puri Khayangan
Puri Khayangan
98
99
Puri Khayangan
Puri Khayangan
100
MUSEUM 101
Ullen Sentalu
ULLEN SENTALU
“ Ullen Sentalu
102
lokasi Jalan Boyong KM 25, Kaliurang Barat, Sleman, Yogyakarta
103
Ullen Sentalu
TAMAN BERMAIN
MENUJU TLOGO PUTRI
LAPANGAN TENNIS
MUSEUM ULLEN SENTALU
GEREJA
TUGU UDANG
WARA
GERBANG KALIURANG MENUJU JOGJA
Ullen Sentalu
104
105
Ullen Sentalu
tiket masuk
Pengunjung yang hendak memasuki Museum Ullen Sentalu diharuskan membayar tiket masuk dengan nominal Rp 20.000-40.000 untuk pengunjung lokal dan 60.000-100.000 untuk pengunjung dari luar Indonesia. Dengan nominal tersebut pengunjung mendapatkan berbagai fasilitas yaitu:
50’ tour
Jamu Ratu Mas
Educator tour
Parkir gratis Ullen Sentalu
106
sejarah
“ U l a t i n g B l e n c o n g S e j a t i n e Ta t a r a n i n g L u m a k u ” Merupakan kepanjangan dari Ullen Sentalu yang bermakna “Nyala lampu blencong merupakan petunjuk manusia dalam melangkah dan meniti kehidupan”. Falsafah yang diambil dari lampu minyak yang digunakan untuk dalam perunjukkan wayang kulit (blencong) yang merupakan cahaya yang selalu bergerak untuk mengarahkan dan menerangi perjalanan hidup kita.
107
Ullen Sentalu
sejarah MUSEUM SWASTA Museum Ullen Sentalu adalah museum swasta yang diprakarsai oleh keluarga Haryono dari Jogja dan berada di bawah naungan Yayasan Ulating Blencong. Museum yang berdiri di tanah seluas 11.992 m2 ini diresmikan pada tanggal 1 Maret 1997, oleh KGPAA Paku Alam VIII, Gubernur Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada waktu itu. Ketika diresmikan, isi dari Museum Ullen Sentalu menyangkut budaya jawa klasik jaman Hindu-Budha dan jaman Mataram Islam. Koleksi pada museum ini didapatkan dari sumbangan koleksi keluarga Haryono, sumbangan dari Yayasan Ulating Blencong, sesepuh keluarga Mataram dan partner Museum Ullen Sentalu.
Museum Ullen Sentalu ini memiliki visi “Sebagai jendela peradaban seni dan budaya Jawa”. Hal ini diterjemahkan dalam misi museum yaitu “Mengumpulkan, mengkomunikasikan dan melestarikan warisan seni dan budaya Jawa yang terancam pudar guna menumbuhkan kebanggaan masyarakat pada kekayaan budaya Jawa sebagai jati diri bangsa.” Bangunan Ullen Sentalu berbentuk seperti labirin, naik – turun, berliku liku, ruangan bawah tanah, lorong, pencahayaan minimalis. Jalannya memang sengaja dibikin ruwet berlika liku karena hal itu menggambarkan perjalanan hidup manusia yang berlika liku.
Ullen Sentalu
108
konsep museum Museum Ullen Sentalu menerapkan konsep Museologi Baru yang bertolak belakang dengan paradigma museum sebelumnya yang hanya sebagai tempat menyimpan, merawat, melestarikan dan memamerkan warisan budaya yang berwujud kebendaan (tangible) serta identik dengan instansi milik pemerintah, cenderung terletak di tengah kota dengan menempati bangunan kuno cagar budaya, dan mirip perpustakaan dengan koleksi berjumlah ribuan judul (benda).
109
Ullen Sentalu
Penerapan konsep tersebut terlihat dari : 1. Berada di wilayah bukan tengah kota 2. Menempati bangunan baru pada landscape yang kosong 3. Dikelola private corporation 4. Bersifat eclectic collection berdasar tema 5. Menekankan information oriented daripada object oriented berupa memori kolektif 6. Memiliki pula koleksi dengan ambiance kebudayaan materi masa kini. 7. Interaktif secara visible dan audible 8. Musealisasi koleksi bersifat movement bukan monument 9. Berperan sebagai amusement dengan unsur education dan entertainment 10. Menyelenggarakan program dan eksibisi sebagai living museum
Ullen Sentalu
110
mnemonic arsitektur museum Setiap layout, tata ruang, style arsitektur harus mampu menjadi mnemonic atau pengingat yang memudahkan pengunjung memahami koleksi. Pada Museum Ullen Sentalu dirancang secara terintegrasi dan menyatu dengan koleksi di dalam nya sehingga dapat mengingatkan kembali (mnemonic) memori kolektif sebuah peradaban yang sudah berlangsung ribuan tahun.
Guwo Selo Giri Menyerupai gua jaman dahulu dengan struktur mirip candi
Restaurant Buikenhoff Arsitektur gaya Kolonial 111
Ullen Sentalu
Kampung Kembang Terletak di atas air menyerupai kampung rumah orang Kalang yang tinggal di ibukota kuno Mataram
Regol Kaswargan Arsitektur ndalem rumah pangeran
“A r s i t e k t u r s e b a g a i k a r y a s e n i t e r t i n g g i tidak tampil sebagai rancangan sendiri yang terpisah, tapi menyatu dengan kole ksi museu m yang be rada d ida lamnya dalam sebuah habitat. “
Ullen Sentalu
112
gaya arsitektur 113
Ullen Sentalu
Bangunan utama dan bangunan pendukung pada Museum Ullen Sentalu menerapkan beberapa gaya arsitektur yang beragam. Tidak hanya terdiri dari unsur vernakular dan retro (nostalgia) kawasan Kaliurang, tapi juga menyisipkan topologi, toponim, morfologi dan keistimewaan kota Yogyakarta yang memiliki beragam bangunan bersejarah seperti bangunan candi Hindu - Budha, arsitektur peninggalan kolonial seperti gothic Eropa abad pertengahan dan tata kota Mataram Islam, sehingga arsitektur museum Ullen Sentalu secara keseluruhan merupakan gabungan dari bermacam langgam dan jaman yang dapat dikategorikan sebagai
Arsitektur Post Modern – Neo-vernacularism.
Ullen Sentalu
114
ruang p museum 1 2 3 4
5 6
7 8 9 10 115
Ullen Sentalu
ada m ullen sentalu Ruang Selamat Datang/Lobby R u a n g S e n i Ta r i d a n G a m e l a n Ruang Gua Sela Giri Ruang Syair
Ruang Royal Ratu Mas R u a n g B a t i k Vo r s t e n d l a d e n
Ruang Batik Pesisiran Ruang Putri Dambaan Sasana Sekar Bawana Selasar Retja Landa Ullen Sentalu
116
1 Ruang Selamat Datang/Lobby Ruangan pertama yang akan menyambut pengunjung adalah ruang selamat datang Pada ruangan ini pengunjung bertemu dengan pemandu. Museum Ullen Sentalu menggunakan konsep “Living Museum� sehingga pengunjung tidak diperkenankan berkeliling museum tanpa pemandu. Pada ruangan ini pula pengunjung membeli tiket, menitipkan barang/makanan dan membaca peraturan. Terdapat juga beberapa patung yang dipajang di ruangan ini. Salah satu peraturan yang unik pada museum ini adalah bahwa pengunjung tidak diperkenankan mengambil gambar selama tur berlangsung.
117
Ullen Sentalu
Selain karena menghormati juga karena museum ini lebih banyak memaknai warisan budaya berupa kisah (memori kolektif) atau peristiwa yang tak bersifat benda (intangible heritage) dibandingkan warisan budaya yang bersifat kebendaan (tangible heritage). Dapat dikatakan bahwa museum ini berorientasi kepada informasi dibandingkan objek sehingga lebih baik jika pengunjung merasakan langsung pengalaman di Museum Ullen Sentalu dibandingkan dengan hanya melihat foto.
Ullen Sentalu
118
2 Ruang Seni Tari dan Gamelan Pada ruangan ini, pengunjung akan diperkenalkan pada kesenian Gending Jawa yang disuguhkan menggunakan seperangkat gamelan yang disumbangkan oleh seorang pangeran dari Sultanan Yogyakarta.
119
Ullen Sentalu
3 Ruang Gua Sela Giri Ruangan selanjutnya merupakan ruang pameran untuk koleksi tetap yang menyerupai bunker karena dibangun di bawah tanah. Hal ini menyesuaikan dengan kontur tanah pegunungan yang tidak rata. Dinding ruangan ini tersusun dari batuan Andesit hasil letusan Gunung Merapi. Pintu masuk ruangan ini dibuat rendah sehingga saat memasuki ruangan ini pengunjung harus sedikit membungkuk dengan makna bahwa saat masuk ke rumah orang lain harus sopan. Pada ruangan ini terdapat 2 bagian yaitu yang berisi lukisan tari-tarian dan perangkat gamelan. Hal ini dikarenakan bahwa raja-raja jaman dahulu tidak hanya harus mahir berperang tetapi juga mahir menciptakan suatu tarian (kesenian). Bagian lainnya berjejer lukisan dan foto para tokoh dari 4 keraton Kerajaan Mataram termasuk foto Sri Sultan HB IX.
Ullen Sentalu
120
4
5
Ruang Syair
Ruang Royal Ratu Mas
Ruangan ini merupakan tempat menyimpan syair-syair yang ditulis kerabat GRAj Koes Sapariyam pada tahun 19391947. Dikisahkan bahwa GRAj Koes Sapariyam atau yang dikenal dengan nama Belandanya yaitu Tineke, jatuh cinta pada lelaki yang keturunannya tidak sederajat sehingga Putri Tineke tidak mendapatkan restu dari orang tuanya. Saat patah hati inilah para putri bangsawan, sahabat dan kerabatnya mengirimkan surat untuk memberikan dukungan. Kisah ini ditutup dengan Putri Tineke yang akhirnya berhasil menikahi lelaki tersebut dengan konsekuensi harus melepaskan status ningratnya dan meninggalkan istana.
Ruangan selanjutnya adalah Royal Room Ratu Mas. Ruangan ini berisi peninggalan dan lukisan Ratu Mas, permaisuri Sunan Pakubuwono X. Jaman kerajaan banyak pernikahan karena perjodohan dan politik (untuk membina hubungan baik antar kerajaan). Pakubuwono X adalah orang terkaya pertama di Indonesia. Pada saat itu beliau orang Indonesia pertama yang punya mobil, beliau import mobil Mercedez Benz dari Eropa. Karena hartanya berlimpah, setiap hari kamis, beliau keluar dari Istana, membagikan sedekah untuk para rakyat, dari situ muncul istilah Ngemis (rakyat yang menantikan sedekah pada hari kamis).
121
Ullen Sentalu
Ullen Sentalu
122
Sunan Pakubuwono X dan Ratu Mas
6
7
Ruang Batik Vorstendladen
Ruang Batik Pesisiran
Ruangan ini berisi koleksi batik dan kebaya dari tahun 1870an dari Solo dan Yogyakarta. Disini pemandu menceritakan perbedaan batik Solo dan Yogyakarta, makna dari motif-motif batik dan makna dari penggunaan motif-motif batik.
123
Ullen Sentalu
8 Ruang Putri Dambaan Ruangan berikutnya adalah Ruang Putri Dambaan, sebuah ruangan yang dipersembahkan untuk putri tunggal Mangkunegara VII yaitu Siti Nurul Kusumawardhani yang terkenal dengan Gusti Nurul. Dalam ruangan ini diperlihatkan perjalanan hidup Gusti Nurul sejak kecil hingga menikah. Gusti Nurul sangat popular pada jamannya karena beliau cantik, menarik dan cerdas. Beliau adalah putri raja yang bersekolah di Belanda, hobinya berkuda dan cenderung berpenampilan modern. Gusti Nurul disebut putri dambaan karena banyak laki laki hebat Indonesia yang berusaha mengambil hati mempersunting Gusti Nurul. Beberapa diantaranya adalah Sri Sultan HB IX, Bung Karno dan Sultan Sahrir.
Ullen Sentalu
124
Wedang Ratu Mas 125
Ullen Sentalu
9 Sasana Sekar Bawana Pada ruangan ini terdapat dua patung pengantin adat Solo dan Yogjakarta serta beberapa lukisan raja-raja Mataram. Di ruangan ini pengunjung dapat mengetahui bahwa ternyata apa yang digunakan pengantin wanita jawa itu ada maknanya, dari ujung kepala sampai ujung kaki. Sebagai contoh untuk, pengantin wanita menggunakan cunduk mentul diatas kepala berjumlah 5, artinya menjalankan 5 rukun islam dan sholat 5 waktu. Kalung bertumpuk 3 berarti tiga tingkatan dalam hidup yaitu : lahir, menikah dan meninggal. Penggunaan ornament di dahi artinya seorang istri harus pandai melihat situasi. Alis pengantin yang dibuat seperti tanduk rusa melambangkan kekuatan, gelang diatas sikut melambangkan ketegaran menghadapi masalah. Sabuk melambangkan istri harus bisa menjaga rahasia rumah tangga. Penggunaan cincin di jari juga ada maknanya masing masing.
Pada ruangan ini pengunjung dapat beristirahat dan disuguhi minuman spesial yaitu Wedang Ratu Mas yang diambil dari nama permaisuri Sri Susuhunan Pakubuwono X. Minuman yang terbuat dari campuran jahe, kayu manis, gula jawa, garam dan daun pandan ini dipercaya dapat memberi kesehatan dan awet muda.
Ullen Sentalu
126
10 Selasar Retja Landa Pada ruangan ini pengunjung melewati lorong memutari kolam, pada lorong ini terdapat banyak arca. Arca tersebut ada yang asli, ada yang replica. Arca tersebut merupakan temuan masyarakat sekitar jawa. Dari Arca Hindu hingga Buddha, dewi saraswati, ganesha, Durga, Buddha, Avalokitheswara dan sebagainya. Koleksi arca ini merupakan kerjasama peminjaman bersama dengan Balai Peninggalan Cagar Budaya (BPCB) DIY sejak tahun 2007.
127
Ullen Sentalu
Setelah selesai mengikuti tur melalui sepuluh ruang tadi, pengunjung sudah diperbolehkan untuk mengambil foto dan salah satu spot foto yang terkenal di Museum Ullen Sentalu adalah relief Borobudur yang dibuat miring. Hal ini didasari oleh keprihatinan pemilik Museum Ullen Sentalu terhadap masyarakat yang saat ini kurang berminat melestarikan warisan leluhurnya. Lalu selanjutnya dianalogikan dengan relief yang merosot miring.
Ullen Sentalu
128
green tourism& arsitektur tropis 129
Ullen Sentalu
Museum Ullen Sentalu menerapkan beberapa ketentuan agar bangunan museum ini tergolong dalam bangunan Green Tourism atau Eco-Tourism pada bangunannya. Ketentuan – ketentuannya antara lain:
1
OBJEK DAN ATRAKSI WISATA Museum Ullen Sentalu memikirkan alam atau lingkungan, sehingga bangunan sangat menyatu dengan alam, flora dan fauna. Eco Tourism terlihat juga pada bidang sosial dan ekonomi, yaitu dari budaya masyarakat di sekitar museum yang memiliki unsur-unsur keaslian, langka, keunikan, dan mengagumkan.
Ullen Sentalu
130
2
KEIKUTSERTAAN WISATAWAN Keikutsertaan seorang wisatawan berkaitan keingintahuan (curiousity), pendidikan (education), kesenangan (hoby), dan penelitian (research) tentang sesuatu yang berkaitan dengan lingkungan sekitar. Di Ullen Sentalu terdapat Tur Berpemandu dan Tur Audio dimana pada Tur Audio Museum berisi narasi penjelasan koleksi dan alur tur dalam bahasa asing (Inggris, Mandarin, Belanda, Jepang). Alat audio guide diprioritaskan untuk pengunjung mancanegara dan dapat disewa gratis dengan menitipkan kartu identitas serta harus kembali selambatnya 90 menit kemudian. Peralatan audio guide masih dalam pengerjaan.
131
Ullen Sentalu
3
KETERLIBATAN PENDUDUK SETEMPAT Keterlibatan penduduk setempat, berupa pemberian pelayanan, tanggungjawab memelihara lingkungan, atau bertindak sebagai instruktur atau pemandu
Ullen Sentalu
132
4
KEMAKMURAN RAKYAT SETEMPAT Proyek pengembangan ekowisata harus dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat di sekitar. Disini masyarakat sekitar diperbolehkan dalam berjualan di sekitar Museum Ullen Sentalu ini (diluar bangunan). Sehingga mereka mendapat keuntungan dari banyaknya wisatawan yang berkunjung.
133
Ullen Sentalu
5
KELESTARIAN LINGKUNGAN Proyek pengembangan ekowisata harus dapat melestarikan lingkungan, mencegah pencemaran seni dan budaya, menghindari timbulnya gejolak sosial, dan memlihara kenyamanan dan keamanan sehingga Ullen Sentalu memiliki tata tertib, antara lain:
Ullen Sentalu
134
tata tertib • Koleksi. tidak diizinkan menyentuh dan memotret koleksi atau merekam penjelasan kurator. • Lokasi Pemotretan. Pada akhir tur akan diberitahukan lokasi untuk pemotretan dan hanya diijinkan dengan menggunakan peralatan
sewajarnya
serta
tidak
diperkenankan
untuk
pemotretan keperluan company profile atau pre-wedding album. Bagi rombongan pelajar dan mahasiswa yang membutuhkan keterangan lebih lanjut atau foto museum dapat menghubungi sekretariat terlebih dulu sebelum tur diadakan • Tidak diizinkan merokok, makan dan minum selama tur berlangsung. Bagi yang ingin bersantai lebih lanjut dapat meluangkan waktunya di café & restoran Buikenhof atau area di sekitar Jawa Bazaar dan MUSE museum shop.
• Ransel, Tas Besar, Ponsel dan Gadget. Tidak diizinkan membawa ransel dan tas besar ke dalam museum. Ponsel dan gadget harap di non-aktifkan selama mengikuti tur. Tersedia locker di pintu masuk bagi yang membutuhkan penitipan barang.
135
Ullen Sentalu
Ullen Sentalu
136
KARAKTERISTIK Arsitektur Tropis merupakan sebuah konsep arsitektur yang mampu beradaptasi dengan kondisi iklim tropis. Iklim tropis memiliki karakter seperti sinar matahari yang panas sepanjang tahun, kelembababan udara yang cukup tinggi, curah hujan yang tinggi, pergerakan angin, serta kondisi udara yang berbeda. Oleh karena itu, Arsitektur Tropis mampu menghadirkan fungsi dan kenyamanan terbaik untuk penghuni rumah atau bangunan tersebut.
MATERIAL LOKAL 137
Ullen Sentalu
Arsitektur Tropis Nusantara yang lebih tradisional, penggunaan material pada suatu bangunan berkonsep Arsitektur Tropis umumnya memanfaatkan sumber daya setempat. Penggunaan material setempat ini dikarenakan material lokal umumnya memiliki daya tahan terbaik untuk menghadapi cuaca dan iklim di daerah tersebut.
SIRKULASI SILANG Penerapan sirkulasi udara atau ventilasi menyilang pada Ullen Sentalu berguna untuk memastikan udara bisa masuk dan bersirkulasi dengan baik di dalam ruangan sehingga ruangan menjadi lebih nyaman. Selain itu, jumlah bukaan ventilasi yang cukup banyak guna memaksimalkan udara yang masuk pada hunian dan dapat menghadirkan pencahayaan yang baik. Atap pada Museum Ullen Sentalu berkonsep Arsitektur Tropis karena berbentuk miring dengan kemiringan diatas 30 derajat. Sehingga curah hujan yang tinggi pada iklim tropis ini bisa mengalir lancar langsung ke tanah, tidak tergenang pada bagian atas bangunan.
BENTUK ATAP Ullen Sentalu
138
139
Ullen Sentalu
lansekap Aspek yang menjadi daya tarik wisatawan di Museum Ullen Sentalu adalah ruang terbuka hijau (RTH) yang mencitrakan potensi alam pegunungan yang sejuk,
rimbun, dan menenangkan. Lansekap pada bangunan ini sangat asri dengan pepohonan hijau ditata rapi di berbagai
penjuru
area
museum.
Perencanaan
RTH/Lansekap juga memperhatikan pemilihan jenis-jenis pohon yang sesuai sehingga fungsinya dapat tercapai.
Pada lansekap terdapat 15 jenis pohon dengan 10 famili dan 7 model arsitektur. Model arsitektur yang paling
banyak dijumpai pada Museum Ullen Sentalu adalah Troll dan Rauh. Adapun model arsitektur yang lainnya yaitu Roux, Aubreville, Attim, Scarrone, dan McClure.
Lansekap pada museum tersebut perlu dievaluasi terkait jenis pohon berdasarkan fungsi, model arsitektur, dan filosofinya
sebagai
upaya
pengembangan
dan
optimalisasi lansekap pada Museum Ullen Sentalu.
Ullen Sentalu
140
material & pencahayaan Ruang Selamat Datang/Lobby
B A A. Beton
A
B. Kaca
Ruang Seni Tari dan Gamelan
B
A. Lampu Sorot
B. Lampu Ruangan
Lorong
C A
B 141
Ullen Sentalu
A. Batu Merapi
B. Beton
B. Lampu Ruangan
material & pencahayaan A
Ruang Syair
B A. Kayu
B. Beton
Ruang Royal Ratu Mas
A A. Kayu
A
B
Ruang Batik
A. Lampu Ruangan
B. Kaca Ullen Sentalu
142
konsep struktur
2 1 3 arsitektur vernacular yang menyatu dengan alam 1 Unsur sekitarnya muncul secara penuh dengan penggunaan batu andesit yang ditambang dari area sekitar lokasi museum, kemudian dibangun dengan teknologi lokal dan dikerjakan oleh pekerja dari desa Kaliurang yang ahli dalam membelah batu dan menyusunnya menjadi bangunan.
luar, museum ini 2 Dari tampak seperti sebuah
pada 3 Bangunan-bangunan museum ini juga sangat
istana kuno di Eropa, dengan perpaduan bentuk segitiga dan kubus.
tradisional jawa seperti bentuk atap, sambungan, jendela, dan interior.
143
Ullen Sentalu
sambungan struktur Pada sambungan kuda – kuda pada atap menggunakan pasak pada setiap sudut sambungan kuda – kuda. Pada sambungan antar kuda – kuda dengan kolom menggunakan ancor yang di kaitkan langsung pada kuda – kuda dan kolom.
Pada bagian balok menggunakan kayu laminasi yang di cor kan ke setiap kolom dan setiap balok di kaitkan menggunakan pasak pada setiap sambungan antar balok.
Ullen Sentalu
144
//galeri foto
145
Ullen Sentalu
Ullen Sentalu
146
147
Ullen Sentalu
Ullen Sentalu
148
Pe n Indonesia
kekayaan b budaya di
satunya ad
memiliki k
arsitekturn 149
Candi Sukuh
dahuluan adalah sebuah negara dengan kekayaan alam dan
budaya yang sangat luar biasa. Ada banyak peninggalan Indonesia yang masih bisa dilihat hingga saat ini, salah
dalah candi. Candi yang tersebar di seluruh Indonesia
karakteristik yang berbeda, bahkan memiliki ciri khas
nya tersendiri. Candi Sukuh
150
CANDI
SUKUH
151
Candi Sukuh
Candi Sukuh
152
lokasi Dukuh Sukuh, Desa berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Letaknya di lereng kaki Gunung Lawu pada ketinggian ± 1.186m diatas permukaan laut pada koordinat 07º37,38’85” Lintang Selatan dan 111º07,52’65” Bujur Barat. Berjarak ±20 Km dari Kota Karanganyar dan 36 Km dari Surakarta.
153
Candi Sukuh
CANDI SUKUH SUKUH COTTAGE AND RESTAURANT
TENGGIR PARK
TAMAN BUNGA TENGGIRPARK THE LOST WATERFALL
Candi Sukuh
154
deskripsi
155
Candi Sukuh
umum Candi Sukuh berada dilahan seluas 5.395 m² dengan luas bangunan
induk 586 m². Berdenah dasar 15 m2 dan tinggi mencapai 6 m.
Bentuk candi yang trapesium mirip dengan candi peninggalan suku Maya. Karena keunikannya, candi ini menjadi candi yang sangat menarik di Asia Tenggara dan telah diusulkan ke UNESCO untuk
menjadi salah satu situs warisan dunia sejak tahun 1995.
Tiket Masuk Lokal
: Rp 7.000,00
Mancanegara : Rp 25.000,00
Jam Operasional Senin-Minggu
07.00-17.00
Candi Sukuh
156
penemuan
Candi Sukuh berhasil ditemukan pada tahun 1815 dalam keadaan sudah runtuh oleh Johnson (seorang arkeolog) pada masa pemerintahan Raffles. Candi Sukuh akhirnya oleh Van der Vlis dan hasil penelitiannya ditulis kedalam sebuah buku berjudul Prove Eener Beschrijten op Soekoeh en Tjeto. Penelitian candi sukuh kemudian dilanjutkan Hoepermans dari tahun 1864-1867 dan dituliskan ke dalam buku berjudul Hindoe Oudheiden van Java. Usaha pelestarian komplek candi ini dilakukan oleh Dinas Purbakala sejak tahun 1917. Julukan yang diberikan kepada candi yang sudah lumayan tua ini adalah “The Last Temple� karena candi ini memang merupakan candi peninggalan umat Hindu yang terakhir pada zaman Majapahit. 157
Candi Sukuh
sejarah Candi ini didirikan pada abad ke 15 M semasa dengan pemerintahan Suhita, Ratu Majapahit. Menurut pahatan pada salah satu gapura, candi ini diperkirakan selesai dibangun pada tahun 1437 M. Menurut para ahli, candi bercorak hindu hasil peninggalan kerajaan Majapahit ini sengaja dibangun untuk pengruwatan menangkal ataupun melepaskan kekuatan buruk dalam kehidupan seseorang berdasarkan relief yang ditemukan.
Secara keseluruhan pola halaman dan penggambaran relief merupakan simbol menuju keabadian atau kesempurnaan yang diwujudkan melalui upacara keagamaan atau ruwat. Ruwat adalah salah satu sarana untuk menaikkan derajat seseorang ke tingkat yang lebih suci yaitu hilangnya mala dari dalam diri atau mokswa
Candi Sukuh
158
arsitektur Candi Sukuh
Candi Sukuh memiliki tatanan yang linier terbagi atas 3 halaman yang memiliki sumbu imajiner mengarah pada Gunung Lawu. Pintu masuk bangunan candi di arah barat juga menghadap Gunung Lawu. Sementara bangunan utama candi menghadap ke arah timur membelakangi Gunung Lawu. Pada kosmologi masyarakat klasik, sumbu barat melambangkan kematian sementara sumbu timur melambangkan awal mula kehidupan. Struktur Candi Sukuh berbeda dengan candi Hindu lainnya di Indonesia. Bentuk bangunan Candi Sukuh cenderung mirip dengan peninggalan budaya Maya di Meksiko atau peninggalan budaya Inca di Peru. Struktur ini juga mengingatkan para pengunjung akan bentuk-bentuk piramida di Mesir. Batu-batuan di candi ini berwarna agak kemerahan, sebab batu-batu yang dipakai adalah jenis andesit. 159
Candi Sukuh
Candi Sukuh
160
teras-teras
Situs Candi Sukuh terdiri atas 3 halaman teras, semakin ke b
Masing-masing teras dibatasi dengan pagar batu candi dan u
1
Teras pertama berada pada lahan paling bawah
161
Candi Sukuh
2
Teras kedua
candi sukuh
belakang semakin tinggi karena mengikuti kontur tanahnya.
untuk memasuki masing-masing teras harus melalui gapura.
2
a di tengah
3
Teras ketiga berada pada lahan paling tinggi
Candi Sukuh
162
1 Teras Pertama Di teras pertama terdapat gerbang utama. Didalam gerbang utama terdapat relief yang menggambarkan berdirinya candi sukuh. Tempatnya tidak begitu lebar, dengan ketinggian sekitar 2 m. Pada pelataran teras
pertama terdapat batu-batu bersusun yang membentuk jalan kearah teras kedua menuju gapura. Di bagian utara pelataran teras yang pertama ada 3 buah panel batu berjajar.
163
Candi Sukuh
Sengkala Memet Gapura Buta Aban Wong
Sengkala Memet Gapura Buta Anahut Buntut
Pada gapura utama terdapat sebuah Sengkala Memet yang dalam Bahasa Jawa berbunyi gapura buta aban wong atau raksasa gapura memangsa manusia, yang memiliki makna 9, 5, 3, dan 1. Jika dibalik maka didapatkan tahun 1359 Saka (1437 Masehi). Di sebelahnya
juga terdapat Sengkala Memet berwujud gajah bersorban yang menggigit ekor ular. Melambangkan bunyi gapura buta anahut buntut atau raksasa gapura menggigit ekor, yang juga dapat ditafsirkan sebagai 1359 Saka.
Candi Sukuh
164
2 Teras Kedua Teras kedua tempatnya begitu luas. Kanan kirinya dipenuhi rumput hijau yang segar dan merupakan bagian yang semi sakral.
Gapura pada teras kedua sudah rusak. Di kanan dan kiri gapura terdapat patung penjaga pintu atau Dwarapala yang biasa ada, tetapi dalam keadaan rusak dan sudah tidak jelas bentuknya lagi.
165
Candi Sukuh
3 Teras Ketiga
Teras ketiga terdapat pelataran besar dengan candi induk. Letaknya yang paling tinggi diyakini sebagai tempat paling suci. Pelataran teras ketiga
memiliki dua sisi, yaitu utara dan selatan. Serta jalan batu yang menuju ke bangunan suci berada di bagian belakang. Di pelataran halaman ketiga ada banyak sekali arca serta panel batu yang bergambar.
Tepat di atas candi utama di bagian tengah terdapat sebuah bujur sangkar yang kelihatannya merupakan tempat menaruh sesajian. Di sini terdapat bekas-bekas kemenyan, dupa, dan hio yang dibakar, sehingga terlihat masih sering dipergunakan untuk bersembahyang. Candi Sukuh
166
relief - relief
Relief Lingga Yoni Terhampar di lantai, terdapat pahatan yang menggambarkan phallus dan vagina dalam bentuk yang nyata yang hampir bersentuhan satu sama lain. Pahatan tersebut merupakan penggambaran bersatunya lingga (kelamin perempuan) dan yoni (kelamin laki-laki) yang merupakan lambang kesuburan. Sosok patung dan relief pada Candii Sukuh yang menggambarkan pornnografi secara eksplisit. Relief pada batu yang diduga seperti sosok rahim wanita.
167
Candi Sukuh
candi sukuh
Relief Teras Pertama Pada sayap selatan gapura terdapat relief seorang tokoh yang ditelan raksasa. Pahatan tersebut juga merupakan sengkalan yang dibaca gapura buta mangan wong, yang artinya gapura raksasa memakan manusia. Pada dinding sayap utara dan selatan terdapat pahatan lelaki dalam posisi berjongkok sambil memegang senjata. Di bagian depan pelataran sisi utara terdapat 3 arca manusia bersayap dan berkepala garuda dalam posisi berdiri dengan sayap membentang. Di sisi utara terdapat panel-panel batu yang diletakkan berjajar, masingmasing dihiasi pahatan gambar gajah dan sapi.
Relief Teras Ketiga Di bagian selatan pelataran teras ketiga ini terdapat panel-panel batu yang ditata berjajar. Panel-panel batu ini memuat relief dengan tema cerita yang diambil dari Kidung Sudamala. Panel ini terdiri dari 5 relief. Candi Sukuh
168
169
Candi Cetho
CANDI
CETHO Candi Cetho
170
Candi Ceto (Bahasa Jawa latin: cethĂĽ) merupakan candi bercorak agama Hindu yang diduga kuat dibangun pada masa-masa akhir era Majapahit (abad ke-15 Masehi). 171
Candi Cetho
lokasi Dusun Cetho, Desa Gumeng, Kecamatan Jenawi, Kabupaten Karanganyar.
Candi ini terletak pada daerah lereng Barat Gunung Lawu dengan ketinggian 1470 meter di atas permukaan laut dan
secara geografis terletak pada koordinat 70 35’ 48 LS dan 110 9’ 14” BT.
Luas situs ini kurang lebih 5.834 m2 (Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah, 2001: 3).
Candi Cetho
172
deskripsi Pembangunan candi ini diperkirakan dimulai pada tahun 1451 M (1373 Saka). Permulaan pembangunan candi ditulis dalam bentuk sengkalan memet atau penulisan dalam bentuk binatang, tumbuhan, dan lainnya. Sengkalan yang ada di Candi Cetho berupa tiga ekor katak, mimi, ketam, seekor belut, dan tiga ekor kadal. Menurut Bernet Kempers, seorang peneliti asal Belanda, belut berarti 3, wiku berarti 7, anahut berarti 3, sedangkan iku=mimi berarti 1.
173
Candi Cetho
SENDANG PUNDI SARI
PATUNG DEWI SARASWATI
Candi Cetho berada di lingkungan pemukiman pedesaan (sebelah barat), hutan pinus (sebelah utara), Patung Dewi Saraswati, dan Sendang Pundi Sari (sebelah timur), dan perladangan milik masyarakat (sebelah selatan). Sebagian besar penduduk desa berprofesi sebagai petani dan menganut kepercayaan agama Hindu. Candi Cetho sampai sekarang masih dimanfaatkan oleh penduduk sekitar maupun pengunjung sebagai tempat bersemadi, pemujaan, dan rekreasi, juga merupakan tempat pertapaan bagi kalangan penganut kepercayaan asli Jawa/Kejawen.
umum
Tiket Masuk Lokal
: Rp 7.000,00
Mancanegara : Rp 25.000,00
Jam Operasional Senin - Minggu
07.00-17.00
Candi Cetho
174
sejarah candi
Nama Candi Cetho diambil dari penyebutan masyarakat sekitar terhadap candi ini dimana nama ini sebenarnya juga merupakan nama dusun tempat candi ini dibangun yakni Dusun Cetho. Dalam bahasa Jawa, cetho memiliki arti jelas. Dinamakan Cetho karena dari Dusun Cetho jelas terlihat pegunungan di sekitarnya. Menurut ahli sejarah, Candi Cetho telah dibangun di abad ke 15 di akhir masa kejayaan Kerajaan Majapahit Hindu, dimana saat itu kerajaan ini sudah akan runtuh. Dengan keruntuhan Kerajaan Majapahit, maka kebudayaan asli masyarakat sekitar kembali muncul. Oleh karena itu arsitektur Candi Cetho ini merepresentasikan kebudayaan asli masyarakat sekitar Dusun Cetho.
175
Candi Cetho
penemuan kembali 1842 Ditemukan pertama kali oleh sejarahwan Belanda bernama Van de Vlies. Selain itu beberapa sejahrawan dan ahli lainnya melakukan
penelitian terhadap Candi Cetho yakni A.J. Bennet Kempers, K.C. Crucq, W.F. Sutterheim, N.J. Krom dan Riboet Darmosoetopo yang berkebangsaan Indonesia.
1842 Ekskavasi (penggalian) untuk kepentingan rekonstruksi oleh Dinas Purbakala Hindia Belanda.
Candi Cetho
176
Arsitektur yang dimiliki candi ini berhaluan pada konsep di mana para dewa itu sebenarnya bersemayam di puncak gunung bukan di langit. Konon, gunung merupakan sumber energi yang dapat terlihat dan tidak terlihat secara kasat mata.
Keunikan dari Candi Cetho adalah pada bagian arsitekturnya yang berbeda dengan candi Hindu lainnya di Pulau Jawa. Perbedaan arsitektur ini disebabkan pada masa pembangunan Candi Cetho adalah di akhir kejayaan Kerajaan Majapahit. Runtuhnya kerajaan Majapahit
lantas mengembalikan kebudayaan asli dari masyarakat sekitar, sehingga Candi Cetho ini merepresentasikan kebudayaan asli dari masyarakat sekitar Dusun Cetho. 177
Candi Cetho
arsitektur candi Candi Cetho memiliki arsitektur berupa dimana terbentuk
punden
berundak, bangunannya
dengan
material
batu andesit dengan relief yang sederhana tidak seperti relief pada Candi Hindu lainnya yang bentuk
reliefnya
begitu
kompleks.
Arsitektur Candi Cetho memiliki kesamaan dengan desain candi milik Suku Maya di Negara Meksiko dan Suku Inca di Peru.
Patung yang terdapat di candi ini
juga
tidak
memiliki
kemiripan dengan orang Jawa melainkan mirip dengan orang Sumeria atau Romawi. Candi Cetho
178
179
Candi Cetho
st r u k t u r c a n d i c et h o Candi Cetho memiliki struktur berteras-teras (punden berundak) memunculkan dugaan akan sinkretisme
kultur
asli
nusantara
dengan
Hinduisme. Dugaan ini diperkuat oleh aspek ikonografi. Bentuk tubuh manusia pada relief-
relief menyerupai wayang kulit, dengan wajah tampak
samping tetapi
tubuh cenderung
tampak depan. Candi Cetho
180
teras-teras 1
TERAS 1 CETHO
Teras ini terletak paling bawah dan paling Barat dari kompleks Candi Cetho. Terdapat j35 anak tangga untuk memasuki halaman. Halaman di kiri-kanan jalan tersebut
ditanami rumput rumputan. Di tengah jalan yang membelah halaman, terdapat 3 buah arca (disebut Nyai Gemang Arun) dan batu umpak (sering digunakan untuk meletakkan sesaji). Arca tersebut susunannya sudah tidak teratur, ada yang mengarah ke depan, membelakangi arca serta berada
di samping kedua arca mengarah agak serong ke depan. 181
Candi Cetho
candi cetho 2
TERAS 2 CETHO
Menuju ke teras 2 melewati anak tangga sejumlah 24 buah dengan panjang 4.5 m. terdapat sebuah arca disebut Nyai Agni yang terletak di tengah - tengah teras. Arca ini dikelilingi oleh batu-batu kecil yang ditata membentuk persegi panjang. Di belakang teras 2 terdapat hamparan batuan yang disusun membentuk gambar burung garuda yang sedang membetangkan sayapnya. Dalam agama Hindu, burung garuda merupakan kendaraan Dewa Wisnu yang juga melambangkan dunia atas.
Candi Cetho
182
teras-teras 3
TERAS 3 CETHO
Teras 3 Candi Cetho berbentuk seperti halaman yang disertai dengan bangunan tanpa dinding sejenis pendopo.
Panjang teras ini berukuran 2.72 m dan dibatasi oleh 7 buah anak tangga. Di dalam pendopo terdapat meja batu yang digunakan sebagai sesaji. Di meja batu ini terdapat relief orang dan binatang yang cukup sederhana. Selain pendopo terdapat
petilasan
Ki
masyarakat Dusun Cetho.
183
Candi Cetho
Ageng
Krincingwesi,
leluhur
candi cetho 4
TERAS 4 CETHO Teras berukuran 13 m ini terdapat sebuah gapura bentar bermodel Bali yang mengapit pintu masuk. Sebelah selatan bagian teras ini dibangun rumah kecil yang digunakan untuk pos informasi, sedangkan sebelah utara terdapat bangunan yang diperuntukkan pos penjagaan. Terdapat susunan 23 anak tangga yang kemungkinan besar merupakan hasil pemugaran candi sehingga bentuknya sangat rapih apabila dibandingkan dengan bangunan lain di Candi Cetho.
5
TERAS 5 CETHO Ketinggian permukaan halaman teras V ini hampir sama (sejajar) dengan teras IV karena untuk memasukinya hanya melewati 4 buah anak tangga. Panjang teras sekitar 32.50 m. Di kiri dan kanan pintu masuk masih terlihat bekas-bekas gapura. Di depan kanan pintu terdapat sebuah umpak batu, kemungkinan gapura tersebut dahulu dipayungi oleh bangunan yang bertiang kayu dan mempunyai atap. Di belakang gapura, sebelah kanan terdapat dua arca bima yang menghadap ke belakang (berfungsi sebagai penjaga pintu masuk).
Candi Cetho
184
teras-teras 6
TERAS 6 CETHO Antara teras V dan VI hanya dibatasi oleh 2 susun batuan yang sama sekali tidak tinggi. Teras ini tidak mempunyai gapura pintu masuk. Di halaman sebelah kiri teras VI di bawah bangunan bertiang kayu dan beratap ijuk terdapat bentukan semacam altar berdiri di atas pondasi berdenah bujur sangkar. Altar ini dinamakan Kyai Krincing Wesi oleh penduduk setempat yang sampai sekarang masih dikeramatkan serta dipakai oleh penduduk sekitarnya sebagai tempat pemujaan. Teras ini mempunyai panjang sekitar 15.25 m.
7
TERAS 7 CETHO Pada teras ini dapat dikatakan mempunyai sebaran tinggalan arkeologi yang melimpah. Salah satunya yang unik ialah fitur lingga-yoni digabungkan dengan relief kura-kura, tepat dibuat pada tengah-tengah teras. Gundukan tanah sebelah selatan dan utara kemungkinan bekas perumahan. Sementara itu, pada gapura sebelah selatan tertera pula prasasti pendek. Teras ini mempunyai panjang sekitar 18 m. Di depan teras 7 Candi Cetho terdapat sebuah gapura dengan dua arca, yakni Ganesha dan Kalacakra. Di teras 7 Candi Cetho ini juga terdapat 2 buah bangunan serupa pendopo dengan tanpa dinding.
185
Candi Cetho
candi cetho 8
TERAS 8 CETHO Di teras 8 Candi Cetho, teras dengan ukuran 11.75 m, terdapat tangga yang diapit oleh dua buah arca dengan relief. Relief yang tertulis dalam arca ini adalah tulisan jawa berupa angka tahun pembangunan candi. Dari sinilah diketahui umur dari Candi Cetho ini. Di teras 8 ini juga terdapat jajaran batu pada dua dataran bersebelahan yang memuat relief cuplikan kisah Sudamala, kisah yang populer di kalangan masyarakat Jawa sebagai dasar upacara ruwatan.
9
TERAS 9 CETHO Teras ini mempunyai panjang 12.25 m, terdapat dua buah bangunan yang dipakai sebagai sarana penyimpanan benda-benda kuno. Di depan kedua bangunan tersebut terdapat Arca Sabdapalon di sisi kiri bangunan dan Arca Nayagenggong di sisi kanan bangunan. Kedua arca dalam bangunan ini merupakan tokoh Punakawan yang ada di cerita pewayangan. Candi Cetho
186
teras-teras 10
TERAS 10 CETHO Teras 10 Candi Cetho terdapat 6 bangunan dengan susunan tiga bangunan di kanan dan tiga bangunan di kiri yang saling berhadapan. Di sebelah kiri bangunan terdapat Arca Prabu Brawijaya, sementara di sebelah kanan bangunan terdapat Arca Kalacakra. Bangunan sisi kanan yang paling ujung digunakan sebagai sarana penyimpanan pusaka Empu Supa. Empu Supa adalah seorang pembuat pusaka yang cukup terkenal pada masa itu.
11
TERAS 11 CETHO Teras 11 Candi Cetho terdapat dinding batu setinggi 1,6 meter yang menyekat teras. Di teras 11 juga terdapat satu bangunan utama berupa ruangan tanpa atap dengan dinding batu. Bangunan ini memiliki tinggi sekitar 2 meter dan luas luas sekitar 5 meter. Teras paling atas ini merupakan tempat ibadah umat Hindu. Dengan alasan untuk menyemarakkan gairah keberagamaa
187
Candi Cetho
candi cetho 12
TERAS 12 CETHO
Bangunan-bangunan yang terdapat di teras ini sama seperti teras XI baik bentuk dan posisinya. Arca yang diletakkan disini ialah arca yang dianggap sebagai perwujudan Brawijaya dan linga yoni. Kedua bangunan tertutup masingmasing terdapat batu tegak (bahan arca) yang saat ini masih diberi penghormatan oleh warga sekitar. Panjang teras berukuran 7 m.
13
TERAS 13 CETHO Pada teras ini terdapat bangunan yang berbentuk piramida, sama seperti di Candi Sukuh, pada bagian atasnya terdapat bangunan batu atau altar yang digunakan sebagai tempat untuk pemujaan atau tempat berdoa. Hanya saja bangunan tersebut merupakan bangunan baru. Tidak ditemukan sisasisa tinggalan arkeologi. Teras ini merupakan teras yang terakhir dan merupakan teras yang paling penting. Merupakan teras yang dianggap paling suci. Memiliki 18 anak tangga.
Candi Cetho
188
relief - relief
1 Sisi Utara Pada sisi utara ini terdapat tiga potongan batu berelief yang terdiri dari tiga panil relief. Relief ini menggambarkan empat tokoh lakilaki dengan 2 orang berpakaian seperti bangsawan dan yang dua lainnya kelihatan seperti rakyat jelata dengan ciri-ciri tokoh
punakawan.
2 Sisi Barat Pada bagian barat, susunan relief di teras ke 9 candi Ceto ini terdiri dari 3 panil batu berelief yang menghadap ke arah barat dengan masing-masing menampilkan beberapa adegan yang salah satunya
memberikan keterangan jelas mengenai cerita kidung Sudamala yaitu pada panil ke 3. 189
Candi Cetho
candi cetho
3 Sisi Selatan Pada panil ke 1 dari sisi selatan menampilkan adegan dengan penggambaran dua tokoh, tokoh yang pertama mungkin menggambarkan tokoh perempuan dengan ciri raksasi.
4 Sisi Timur Panil pertama dari relief pada sisi timur susunan relief di teras ke 9 candi Ceto menggambarkan dua orang tokoh yang saling berhadapan. Yang satu bertubuh besar yang mirip dengan tokoh
punakawan sedangkan tokoh satunya bertubuh sedang dengan ciri seorang perempuan. Gambaran lain adalah sebuah rumah panggung beratap sirap dengan bentuk atap limasan yang berada di belakang tokoh yang diduga perempuan. Candi Cetho
190
CANDI BOROBUDUR
191
Candi Borobudur
Candi Borobudur
192
CANDI BOROBUDUR
Candi Borobudur terletak di kota Magelang,
193
provinsi Jawa Tengah. Alamat Candi Borobudur lengkapnya ada di Jl. Badrawati, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Lokasi Candi Borobudur berada sekitar 100 km dari Semarang, 86 km dari Surakarta dan 40 km dari DI Yogyakarta.
Harga tiket masuk : Dewasa : Rp 40.000/orang Anak - Anak : Rp 20.000/orang
Mancanegara : USD 25 Pelajar mancanegara : USD 15
Candi Borobudur
Candi Borobudur adalah kuil Buddha terbesar
di dunia, Candi Borobudur adalah candi atau sekaligus
salah
satu
monumen
Buddha
terbesar di dunia. Karena kemegahan dan keagungannya, candi yang dibangun pada abad ke-8 ini sudah ditetapkan oleh UNESCO
sebagai salah satu warisan kebudayaan dunia (world heritage). Candi Borobudur dibangun pada masa pemerintahan dinasti Syailendra. berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.
Sejarah
berdirinya
Candi
Borobudur
dibangun pada abad ke-8. Asal usul candi Borobudur
pun
masih
diliputi
misteri,
mengenai siapa pendiri candiBorobudur dan apa tujuan awalnya membangun candi ini. Banyak cerita dan kisah candi Borobudur
beredar yang kini dikenal sebagai dongeng rakyat setempat.
Candi Borobudur
194
Candi ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya
dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam
posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
195
Candi Borobudur
Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai
tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah
dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah KÄ madhÄ tu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud).
Candi Borobudur
196
197
Candi Borobudur
Menurut
bukti-bukti
sejarah,
Borobudur
ditinggalkan pada abad ke-14 seiring melemahnya pengaruh kerajaan Hindu dan Buddha di Jawa serta mulai masuknya pengaruh Islam. Dunia mulai menyadari keberadaan bangunan ini sejak ditemukan 1814 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, yang saat itu
menjabat sebagai Gubernur Jenderal Inggris atas Jawa. Sejak saat itu Borobudur telah mengalami serangkaian upaya penyelamatan dan pemugaran. Proyek pemugaran terbesar digelar pada kurun 1975 hingga 1982 atas upaya Pemerintah Republik
Indonesia dan UNESCO, kemudian situs bersejarah ini masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia. Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah objek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak
dikunjungi wisatawan.
Candi Borobudur
198
199
Candi Borobudur
ASAL USUL Tidak ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapakah yang membangun Borobudur dan apa kegunaannya. Waktu pembangunannya diperkirakan berdasarkan perbandingan antara jenis aksara yang tertulis di kaki tertutup Karmawibhangga dengan jenis aksara yang lazim digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9.
Diperkirakan Borobudur dibangun sekitar tahun 800 masehi. Kurun waktu ini sesuai dengan kurun antara 760
dan 830 M, masa puncak kejayaan wangsa Syailendra di Jawa Tengah, yang kala itu dipengaruhi Kemaharajaan Sriwijaya.
Pembangunan
Borobudur
diperkirakan
menghabiskan waktu 75 - 100 tahun lebih dan benar-benar dirampungkan
pada
masa
pemerintahan
raja
Samaratungga pada tahun 825.
Candi Borobudur
200
PENDIRI BOROBUDUR Terdapat kesimpangsiuran fakta mengenai apakah raja yang berkuasa di Jawa kala itu beragama Hindu atau Buddha.
Wangsa
Sailendra
diketahui
sebagai
penganut agama Buddha aliran Mahayana yang taat, akan tetapi melalui temuan prasasti Sojomerto
menunjukkan
bahwa
mereka
mungkin
awalnya
beragama Hindu Siwa. Pada kurun waktu itulah dibangun berbagai candi Hindu dan Buddha di
Dataran Kedu.
201
Candi Borobudur
Berdasarkan Prasasti Canggal, pada tahun 732 M, raja beragama Siwa Sanjaya memerintahkan pembangunan bangunan suci Shiwalingga yang
dibangun di perbukitan Gunung Wukir, letaknya hanya 10 km (6.2 mi) sebelah timur dari Borobudur. Candi Buddha Borobudur dibangun pada kurun waktu yang hampir bersamaan dengan candi-candi di Dataran Prambanan, meskipun
demikian Borobudur diperkirakan sudah rampung sekitar 825 M, dua puluh lima tahun lebih awal sebelum dimulainya pembangunan candi Siwa
Prambanan sekitar tahun 850 M.
Candi Borobudur
202
Selain perihal asal-usulnya, nama Candi Borobudur juga memiliki banyak teka-teki. Banyak teori perihal arti dan asal usul pemberian nama tersebut. Nama Borobudur pertama kali ditemukan dalam buku catatan Raffles yang berjudul Sejarah Pulau Jawa. Dalam buku tersebut, Raflles menulis sebuah monumen bernama Borobudur. Selain dari catatan Raffles kabarnya ada dokumen lain yang lebih tua juga menuliskan nama yang sama persis. Sementara itu naskah jawa kuno yang menunjukkan petunjuk mengenai bangunan suci Buddha yang kemungkinan merupakan Candi Borbudur adalah Nagarakretagama yang dahulu ditulis oleh Mpu Prapanca di tahun 1365 Masehi. 203
Candi Borobudur
Selain asal-usul, arti nama Borobudur pun juga diperdebatkan. Banyak yang menyatakan jika Borobudur berasal dari Bore dan Budur karena saat itu desa terdekat bernama Bore dan Budur merujuk pada Buda yang berarti purba. Itulah yang kemungkinan membuat Raffles memberi nama Borobudur pada candi temuannya tersebut. Namun ada teori lain yang menyatakan jika arti Borobudur berasal dari kata Sambharabhudhara yang berarti gunung. Adapula teori mitologi yang menyatakan kata Borobudur berasal dari ucapan “Para Buddha� dan masih banyak lagi teori lainnya. Dari semua teori tersebut tak ada yang benar-benar terbukti.
Candi Borobudur
204
205
Candi Borobudur
Pada dinding candi di setiap tingkatan
kecuali pada teras-teras Arupadhatu dipahatkan panel-panel bas-relief yang dibuat dengan sangat teliti dan halus. Relief dan pola hias Borobudur bergaya naturalis dengan proporsi yang ideal dan selera estetik yang halus. Relief-
relief ini sangat indah, bahkan dianggap sebagai yang paling elegan dan anggun dalam kesenian dunia
Buddha.
Relief
Borobudur
juga
menerapkan disiplin senirupa India, seperti berbagai sikap tubuh yang memiliki makna atau
nilai estetis tertentu. Relief-relief berwujud manusia mulia seperti pertapa, raja dan wanita bangsawan, bidadari atapun makhluk yang
mencapai derajat kesucian laksana dewa, seperti
tara
dan
boddhisatwa,
seringkali
digambarkan dengan posisi tubuh tribhanga.
Candi Borobudur
206
Posisi tubuh ini disebut "lekuk tiga" yaitu melekuk atau sedikit condong pada bagian leher, pinggul, dan pergelangan kaki dengan beban tubuh hanya bertumpu pada satu kaki, sementara kaki yang lainnya dilekuk beristirahat. Posisi tubuh yang luwes ini menyiratkan keanggunan, misalnya figur bidadari Surasundari yang berdiri dengan sikap tubuh tribhanga sambil menggenggam teratai bertangkai panjang. 207
Candi Borobudur
RELIEF Relief Borobudur menampilkan banyak gambar; seperti sosok manusia baik bangsawan, rakyat jelata, atau pertapa, aneka tumbuhan dan hewan, serta menampilkan bentuk bangunan vernakular tradisional Nusantara. Borobudur tak ubahnya bagaikan kitab yang merekam berbagai aspek kehidupan masyarakat Jawa kuno. Banyak arkeolog meneliti kehidupan masa lampau di Jawa kuno dan Nusantara abad ke-8 dan ke-9 dengan mencermati dan merujuk ukiran relief Borobudur. Bentuk rumah panggung, lumbung, istana dan candi, bentuk perhiasan, busana serta persenjataan, aneka tumbuhan dan margasatwa, serta alat transportasi, dicermati oleh para peneliti. Salah satunya adalah relief terkenal yang menggambarkan Kapal Borobudur. Kapal kayu bercadik khas Nusantara ini menunjukkan kebudayaan bahari purbakala. Replika bahtera yang dibuat berdasarkan relief Borobudur tersimpan di Museum Samudra Raksa yang terletak di sebelah utara Borobudur.
Candi Borobudur
208
RELIEF Relief-relief ini dibaca sesuai arah jarum jam
atau
disebut
mapradaksina
dalam
bahasa Jawa Kuna yang berasal dari bahasa Sanskerta daksina yang artinya ialah timur. Relief-relief
ceritanya,
ini
antara
bermacam-macam
lain
relief-relief
isi
cerita
jÄ taka. Pembacaan cerita-cerita relief ini senantiasa dimulai, dan berakhir pada pintu gerbang sisi timur di setiap tingkatnya, mulainya di sebelah kiri dan berakhir di
sebelah kanan pintu gerbang itu. Maka secara nyata bahwa sebelah timur adalah tangga naik yang sesungguhnya (utama) dan menuju puncak candi, artinya bahwa candi menghadap
ke
timur
lainnya serupa benar.
209
Candi Borobudur
meskipun
sisi-sisi
Candi Borobudur
210
Sesuai dengan makna simbolis pada kaki candi, relief yang menghiasi dinding batur yang terselubung tersebut menggambarkan hukum karma. Karmawibhangga adalah naskah yang menggambarkan ajaran mengenai karma, yakni sebab-akibat perbuatan baik dan jahat. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri (serial), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai hubungan sebab akibat. Relief tersebut tidak saja memberi gambaran terhadap perbuatan tercela manusia disertai dengan hukuman yang akan diperolehnya, tetapi juga perbuatan baik manusia dan pahala.
KARMAWIBHANGGA
Secara runtutan, cerita pada relief candi bermakna sebagai berikut:
Secara keseluruhan merupakan penggambaran kehidupan manusia dalam lingkaran lahir - hidup - mati (samsara) yang tidak pernah berakhir, dan oleh agama Buddha rantai tersebutlah yang akan diakhiri untuk menuju kesempurnaan. Kini hanya bagian tenggara yang terbuka dan dapat dilihat oleh pengujung. Foto lengkap relief Karmawibhangga dapat disaksikan di Museum Karmawibhangga di sisi utara candi Borobudur.
211
Candi Borobudur
LALITAWISTARA
Merupakan penggambaran riwayat Sang Buddha dalam deretan relief-relief (tetapi bukan merupakan riwayat yang lengkap) yang dimulai dari turunnya Sang Buddha dari surga Tushita, dan berakhir dengan wejangan pertama di Taman Rusa dekat kota Banaras. Relief ini berderet dari tangga pada sisi sebelah selatan, setelah melampui deretan relief sebanyak 27 pigura yang dimulai dari tangga sisi timur. Ke-27 pigura tersebut menggambarkan kesibukan, baik di sorga maupun di dunia, sebagai persiapan untuk menyambut hadirnya penjelmaan terakhir Sang Bodhisattwa selaku calon Buddha.
Candi Borobudur
212
Pada relief candi Borobudur Jataka dan Awadana, diperlakukan sama, artinya keduanya terdapat dalam deretan yang sama tanpa dibedakan. Himpunan yang paling terkenal dari kehidupan Sang Bodhisattwa adalah Jatakamala atau untaian cerita Jataka, karya penyair Aryasura yang hidup dalam abad ke-4 Masehi.
213
Candi Borobudur
JATAKA& AWADANA
Jataka adalah berbagai cerita tentang Sang Buddha sebelum dilahirkan sebagai Pangeran Siddharta. Isinya merupakan pokok penonjolan perbuatan-perbuatan baik, seperti sikap rela berkorban dan suka menolong yang membedakan Sang Bodhisattwa dari makhluk lain manapun juga. Beberapa kisah Jataka menampilkan kisah fabel yakni kisah yang melibatkan tokoh satwa yang bersikap dan berpikir seperti manusia. Sesungguhnya, pengumpulan jasa atau perbuatan baik merupakan tahapan persiapan dalam usaha menuju ketingkat ke-Buddha-an. Awadana pada dasarnya hampir sama dengan Jataka akan tetapi pelakunya bukan Sang Bodhisattwa, melainkan orang lain dan ceritanya dihimpun dalam kitab Diwyawadana yang berarti perbuatan mulia kedewaan, dan kitab Awadanasataka atau seratus cerita Awadana.
GANDAWYUHA
Merupakan deretan relief menghiasi dinding lorong ke2,adalah cerita Sudhana yang berkelana tanpa mengenal lelah dalam usahanya mencari Pengetahuan Tertinggi tentang Kebenaran Sejati oleh Sudhana. Penggambarannya dalam 460 pigura didasarkan pada kitab suci Buddha Mahayana yang berjudul Gandawyuha, dan untuk bagian penutupnya berdasarkan cerita kitab lainnya yaitu Bhadracari.
Candi Borobudur
214
PEMBANGUNAN Tidak ditemukan bukti tertulis yang menjelaskan siapakah yang membangun Borobudur dan apa kegunaannya. Waktu
pembangunannya diperkirakan berdasarkan perbandingan antara
jenis
aksara
yang
tertulis
di
kaki
tertutup
Karmawibhangga dengan jenis aksara yang lazim digunakan pada prasasti kerajaan abad ke-8 dan ke-9. Diperkirakan Borobudur dibangun sekitar tahun 800 masehi. Kurun waktu
ini sesuai dengan kurun antara 760 dan 830 M, masa puncak kejayaan wangsa Syailendra di Jawa Tengah, yang kala itu dipengaruhi Kemaharajaan Sriwijaya.
215
Candi Borobudur
Pembangunan Borobudur diperkirakan menghabiskan waktu 75 - 100 tahun lebih dan benar-benar dirampungkan pada
masa pemerintahan raja Samaratungga pada tahun 825. Terdapat kesimpangsiuran fakta mengenai apakah raja yang berkuasa di Jawa kala itu beragama Hindu atau Buddha. Wangsa Sailendra diketahui sebagai penganut agama Buddha aliran Mahayana yang taat, akan tetapi melalui temuan
prasasti Sojomerto menunjukkan bahwa mereka mungkin awalnya beragama Hindu Siwa. Pada kurun waktu itulah dibangun berbagai candi Hindu dan Buddha di Dataran Kedu
Candi Borobudur
216
Berdasarkan Prasasti Canggal, pada tahun 732 M, raja beragama Siwa Sanjaya
memerintahkan pembangunan bangunan suci
Shiwalingga
perbukitan
yang
Gunung
dibangun
Wukir,
di
letaknya
hanya 10 km (6,2 mi) sebelah timur dari Borobudur. Candi Buddha Borobudur
dibangun pada kurun waktu yang hampir bersamaan
dengan
candi-candi
di
Dataran Prambanan, meskipun demikian Borobudur diperkirakan sudah rampung sekitar 825 M, dua puluh lima tahun
lebih
awal
sebelum
dimulainya
pembangunan candi Siwa Prambanan sekitar tahun 850 M.
217
Candi Borobudur
Ta h a p a n P e m b a n g u n a n Candi Borobudur awal mulanya adalah berupa rancangan
bangunan berupa stupa tunggal yang sangat besar yang memahkotai puncaknya. Namun karena pertimbangan bahwa stupa akan terlalu besar dan berat yang beresiko membahayakan jika diletakkan di puncak, maka kemudian stupa tersebut dibongkar dan digantikan dengan tiga barisan stupa dengan
ukuran kecil dan satu stupa induk seperti sekarang ini. Megahnya bangunan Candi Borobudur sendiri terbagi ke dalam 10 tingkat yang berbentuk punden berundak. Filosofi yang terkandung pada 10 tingkat bangunan Candi Borobudur tersebut adalah untuk melambangkan tahap dan proses hidup manusia.
Denah Candi Borobudur
Candi Borobudur
218
Bangunan Candi Borobudur memiliki tujuh teras berbentuk bujur sangkar yang di atasnya mempunyai atau terdapat pelataran melingkar. Pada dinding Candi juga dihiasi dengan kira-kira 2.672 panel relief serta terdapat 504 arca Buddha. Stupa utama Borobudur yang paling besar terletak di tengah
sekaligus menjadi mahkota di puncak bangunan ini. Stupa puncak tersebut pun dikelilingi oleh tiga barisan dari 72 stupa berlubang yang terdapat arca Buddha yang duduk bersila di tengah-tengah bunga teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) dharmachakra mudra
(memutar roda dharma).
219
Candi Borobudur
Gambar Perbedaan bentuk denah pada Candi Borobudur
Gambar Potongan Melintang Candi Borobudur
Gambar penyebaran beban pada candi borobudur
Candi Borobudur
220
Hartmann, seorang pejabat pemerintah Hindia Belanda di Keresidenan Kedu meneruskan kerja Cornelius. Pada tahun 1835 Masehi, akhirnya seluruh bagian bangunan candi telah tergali dan bisa terlihat. Pemerintah Hindia Belanda menugaskan F. C. Wilsen, seorang insinyur pejabat Belanda bidang teknik untuk mempelajari monumen ini.
Setelah itu terus dilakukan penelitian terkait candi Borobudur oleh Pemerintah Hindia Belanda. Borobudur pun kian terkenal hingga mengundang kolektor candi untuk berkunjung. Borobudur juga sempat menjadi target pencuri artefak candi untuk kemudian dijual mahal.
221
Candi Borobudur
Pada 1882, kepala inspektur artefak budaya menyarankan agar Borobudur dibongkar
seluruhnya
dan
reliefnya
dipindahkan ke museum akibat kondisi
yang tidak stabil, ketidakpastian dan pencurian yang marak di monumen. Namun
seorang
arkeolog
bernama
Groenveldt yang ditunjuk pemerintah menggelar penyelidikan menyeluruh atas situs dan kemudian menyarankan agar bangunan ini dibiarkan utuh dan tidak dibongkar untuk dipindahkan
Candi Borobudur
222
KAWASAN CANDI BOROBUDUR 223
Candi Borobudur
Borobudur memiliki koleksi relief Buddha terlengkap dan terbanyak di dunia. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai
bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
Candi Borobudur
224
Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma). 225
Candi Borobudur
Candi Borobudur dilihat dari luar sampai ke dalam terbagi menjadi dua bagian yaitu di bagian luar terdapat alam dunia yang terbagi menjadi tiga zona dan di bagian pusat terdapat alam Nirwana.tiga tingkatan ranahdalam kosmologi Buddha
Ketiga
tingkatan
itu
adalah KÄ madhÄ tu (ranah hawa nafsu),
Rupadhatu
(ranah
berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak
berwujud).
perjalanannya
berjalan lorong
para
melalui dan
Dalam peziarah
serangkaian
tangga
dengan
menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.
Candi Borobudur
226
KAMADHATU Bagian kaki Borobudur melambangkan Kamad-hatu, yaitu dunia yang masih dikuasai oleh kama atau "nafsu rendah". Bagian ini sebagian
besar tertutup oleh tumpukan batu yang diduga dibuat untuk memperkuat konstruksi candi.
227
Candi Borobudur
Pada bagian kaki asli yang tertutup struktur tambahan ini terdapat 160
panel cerita Karmawibhangga yang kini tersembunyi. Sebagian kecil struktur tambahan di sudut tenggara disisihkan sehingga orang masih dapat melihat beberapa relief pada bagian ini. Struktur batu
andesit
kaki
tambahan
yang
menutupi kaki asli ini memiliki volume 13.000 meter kubik.
Candi Borobudur
228
RUPADHATU Empat undak teras yang membentuk lorong keliling yang
pada
dindingnya
dihiasi galeri relief oleh para ahli dinamakan Rupadhatu. Lantainya
berbentuk
persegi. Rupadhatu terdiri dari empat lorong dengan
1.300
gambar
relief.
Panjang relief seluruhnya 2,5 km dengan 1.212 panel berukir dekoratif.
229
Candi Borobudur
Rupadhatu adalah dunia yang sudah dapat membebaskan diri dari nafsu, tetapi masih terikat oleh rupa dan bentuk. Tingkatan ini melambangkan alam antara yakni, antara alam bawah dan alam atas. Pada bagian Rupadhatu
ini patung-patung Buddha terdapat pada ceruk atau relung dinding di atas pagar langkan atau selasar. Aslinya terdapat 432 arca Buddha di dalam relung-relung terbuka di sepanjang sisi luar di pagar langkan. Pada
pagar langkan terdapat sedikit perbedaan rancangan yang melambangkan peralihan dari ranah Kamadhatu menuju ranah Rupadhatu; pagar langkan paling rendah dimahkotai ratna, sedangkan empat tingkat pagar langkan
diatasnya dimahkotai stupika (stupa kecil). Bagian terasteras bujursangkar ini kaya akan hiasan dan
ukiran relief.
Candi Borobudur
230
ARUPADHATU Berbeda
dengan
lorong-lorong
Rupadhatu yang kaya akan relief, mulai lantai kelima hingga ketujuh dindingnya tidak berelief. Tingkatan ini dinamakan Arupadhatu (yang berarti tidak berupa atau tidak berwujud).
Denah lantai berbentuk lingkaran. Tingkatan ini melambangkan alam atas, di mana manusia sudah bebas dari segala keinginan dan ikatan bentuk dan rupa, namun belum
mencapai nirwana. Pada pelataran lingkaran terdapat 72 dua stupa kecil berterawang yang tersusun dalam tiga barisan yang mengelilingi satu stupa besar sebagai stupa induk.
231
Candi Borobudur
Stupa kecil berbentuk lonceng ini
disusun dalam 3 teras lingkaran yang masing-masing berjumlah 32, 24, dan 16
(total
terbawah dengan
72
stupa).
stupanya lubang
Dua
teras
lebih
besar
berbentuk
belah
ketupat, satu teras teratas stupanya sedikit lebih kecil dan lubangnya berbentuk kotak bujur sangkar. Patung
patung Buddha ditempatkan di dalam stupa yang ditutup berlubang-lubang seperti dalam kurungan. Dari luar patung-patung
itu
masih
tampak
samar-samar. Rancang bangun ini
dengan cerdas menjelaskan konsep peralihan menuju
keadaan
tanpa
wujud, yakni arca Buddha itu ada tetapi tak terlihat.
Candi Borobudur
232
Tingkatan tertinggi yang menggambarkan ketiadaan wujud yang sempurna dilambangkan berupa stupa yang terbesar dan tertinggi. Stupa digambarkan polos tanpa lubang-lubang. Di dalam stupa terbesar ini pernah ditemukan patung Buddha yang tidak sempurna atau
disebut
juga
Buddha
yang
tidak
rampung,
yang
disalahsangkakan sebagai patung 'Adibuddha', padahal melalui penelitian lebih lanjut tidak pernah ada patung di dalam stupa utama, patung yang tidak selesai itu merupakan kesalahan pemahatnya pada zaman dahulu.
233
Candi Borobudur
Menurut kepercayaan patung yang salah dalam proses pembuatannya memang tidak boleh dirusak. Penggalian arkeologi yang dilakukan di halaman candi ini menemukan banyak patung seperti ini. Stupa utama yang dibiarkan kosong diduga bermakna kebijaksanaan
tertinggi, yaitu kasunyatan, kesunyian dan ketiadaan sempurna di mana jiwa manusia sudah tidak terikat hasrat, keinginan, dan bentuk serta terbebas dari lingkaran samsara.
Candi Borobudur
234
Candi Borobudur tersusun oleh andesit yang j
MATERIAL Candi Borobudur merupakan tumpukan batu yang diletakkan di atas tanah sebagai intinya sehingga bukan merupakan tumpukan batuan
yang masif. Inti tanah juga sengaja dibuat berundak-undak dan bagian atasnya diratakan untuk meletakkan batuan candi (Sampurno, 1966). 235
Candi Borobudur
ika diteliti secara lebih kimia, dan mineralogi batuan.
Batu andesit dipilih karena memiliki porositas tinggi, kadar
porinya sekitar 32%-46%, dan antara lubang pori satu dengan yang lain tidak berhubungan. Karena kadar porositas yang tinggi maka batuan akan lebih mudah dipahat. Candi Borobudur
236
237
Candi Borobudur
Candi Borobudur
238
Candi Borobudur merupakan susunan binaan (buatan manusia) yang terbuat dari batuan volkanik yang terbentuk karena proses
alam. Batuan volkanik ini kemudian diolah oleh manusia masa lalu hingga membentuk sejumlah balok batu berukuran rata-rata 25 x 35 x 45 cm. Bentuk bangunannya berupa bangunan
berundak yang merupakan pengembangan dari bangunan periode prasejarah. Denah di bagian dasarnya berbentuk segi empat bujur sangkar berukuran 125 x 125 m. Tinggi bangunan sekarang dari permukaan tanah hingga puncak stupa induk Âą 34 meter, dan terdapat tangga naik di ke-empat sisi candi.
Candi Borobudur dibangun di atas sebuah bukit yang sebagian lapisan tanahnya merupakan tanah urug pada ketinggian Âą 270 m di atas permukaan laut.
Lapisan Batuan
239
Candi Borobudur
Lapisan Tanah
Struktur pondasi candi ini menerapkan sistem pondasi langsung. Yaitu lapisan batu di bawah dinding terletak di atas tanah bukit pada
kedalaman 3-6 lapis batu. Lapisan batu di bawah lantai terletak pada kedalaman 12-16 lapis batu. Sistem drainase pada candi menerapkan sistem saluran terbuka, yaitu air hujan jatuh langsung
ke permukaan lantai.
Kemudian disalurkan ke halaman melalui
pancuran (gorgoyle) yang terdapat di setiap tingkat, dibuang ke lereng bukit lewat saluran yang terdapat di halaman sekitar candi.
STRUKTUR Cara mendirikan bangunan candi, yaitu setiap balok batu yang terdiri dari batu luar (outer stone) dan batu isian (inner stone) lapis demi lapis disusun saling mengikat, dengan cara ditumpuk tanpa perekat hingga membentuk sebuah bangunan sebagaimana terlihat sekarang. Di dalam susunan batu luar maupun batu isian
banyak ditemukan sistem perkuatan hubungan antar batu berupa takikan, getakkan, lobang dan pen, serta ekor burung, yang menggambarkan teknologi masa lalu dalam rangka memperkuat
stabilitas berdirinya bangunan. Candi Borobudur
240
PENUTUP Seperti apa peranan yang akan diambil oleh arsitektur dalam sebuah keberadaan lingkungan pariwisata, hanya dapat kita rasakan apabila arsitektur benar benar merupakan bagian yang penting dalam jiwa sebuah tempat wisata. Artinya, sebuah karya arsitektur didalam sebuah obyek wisata merupakan sebuah kekuatan yang luar biasa yang dapat mempengaruhi jiwa manusia untuk dapat merasakan bahwa dirinya adalah bagian yang tidak bisa dilepaskan dari obyeknya. Konsep green merupakan salah satu metode perancangan dengan pendakatan desain mengacu pada upaya konservasi energi. Hal ini mampu diterapkan pada karya arsitektural apapun tak terkecuali pada kawasan pariwisata. Dengan proses perencanaan yang matang dan manajemen pengelolaan yang baik, suatu kawasan pariwisata akan memiliki nilai lebih.
241
Kesimpulan
daftar pustaka RUMAH ATSIRI https://rumahatsiri.com/ https://www.researchgate.net/publication/339381043
APARTMENT PURI KHAYANGAN https://purikhayangan.com/ Brosur apartemen puri khayangan
MUSEUM ULLEN SENTALU https://ullensentalu.com https://en.wikipedia.org/wiki/Ullen_Sentalu_Museum
CANDI SUKUH CETHO https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Sukuh https://candi.perpusnas.go.id/temples/candi_sukuh https://jejakpiknik.com/candi-cetho/ https://id.wikipedia.org/wiki/Candi_Ceto
CANDI BOROBUDUR https://id.wikipedia.org/wiki/Borobudur http://borobudurpark.com/en/temple/borobudur-2/
Daftar Pustaka
242
BOOKLET KKL 2020
Green Architecture and Tourism