Keberkatan Doa

Page 1

Barakãtud Du’ã

KEBERKATAN

DO’Ã

HADHRAT MIRZA GHULAM AHMAD Al-Masih dan Imam Mahdi a.s. Pendiri Jemaat Ahmadiyah


Barakãtud Du’ã

KEBERKATAN

DO’Ã

HADHRAT MIRZA GHULAM AHMAD Al-Masih Al-Mau’ud dan Imam Mahdi a.s. Pendiri Jemaat Ahmadiyah


Keberkatan Do’ã Ukuran 14.8 x 21 cm. xii+66 halaman

Judul Asli: Barakatud-Du’ã (Urdu) Cetakan Pertama Bahasa Urdu, Qadian, terbit tahun 1893 Cetakan Pertama Bahasa Inggris, Rabwah, terbit tahun 1973 Edisi Kedua Bahasa Inggris, London, 2007 Edisi Ketiga Bahasa Inggris, (U.K.), 2010 Penerbit : Islam International Publication Ltd Islamabad Sheephatch Lane Tilford, Surrey United Kingdom GU102AQ ISBN: 1 85372 868 3 Penerjemah Type setting

: H. Abdul Basit Sy : Fazal Muhammad Mbsy

Cetakan I, Januari 2015 Penerbit

:

neratja@gmail.com

ISBN: 978-602-70788-3-3

ii


TENTANG PENULIS Lahir pada tahun 1835 di Qadian, India, Hadhrat Mirza Ghulam Ahmada.s., Al-Masih dan Imam Mahdia.s. Yang Dijanjikan, terus mengabdikan hidupnya dalam mempelajari Kitab Suci Al-Quran serta hidup dengan banyak beribadah dan pengabdian untuk Islam. Mendapati Islam tengah menjadi sasaran serangan keji dari segala arah, keadaan umat Islam berada di ambang kemunduran, keyakinan Islam mulai menimbulkan keraguan dan agama hanya sebatas kulit, maka beliau tampil melakukan upaya pembelaan dan mengemukakan keunggulan Islam. Di dalam sekian banyak kumpulan karya-karya tulis beliau (termasuk kitab beliau yang termasyhur Barahin-e-Ahmadiyya), pidato dan ceramah-ceramah beliau, serta perdebatan dan lain lain, beliaua.s. mengemukakan bahwa Islam adalah agama yang hidup dan satu-satunya agama yang dengan menganutnya seseorang dapat melakukan komunikasi dengan Sang Pencipta serta masuk ke dalam ikatan perhubungan yang erat dengan Dia. Ajaran yang terkandung di dalam Kitab Suci Al-Quran serta hukum syariat yang dikemukakan oleh Islam telah dirancang untuk meningkatkan moral, intelektual dan kesempurnaan rohani umat manusia. Beliaua.s. mengumumkan bahwa AllahS.w.t. telah menunjuk beliau sebagai Al-Masih dan Imam Mahdi sebagaimana yang telah dinubuatkan baik dalam Bible, Kitab Suci Al-Quran maupun Kitab-kitab Hadits. Pada tahun 1889 beliaua.s. mulai menerima baiat untuk masuk bergabung ke dalam Jemaatnya yang kini telah berdiri di 206 negara di dunia. Puluhan judul buku beliau tulis kebanyakan dalam bahasa Urdu, tetapi ada juga yang ditulis dalam bahasa Arab dan Parsi. Setelah beliau wafat pada tahun 1908, Al-Masih dan Imam Mahdia.s. Yang Dijanjikan diteruskan oleh Hadhrat Maulvi

iii


Hakim Nurud-Dinr.a., sebagai Khalifatul Masih I. Setelah kewafatan Hadhrat Maulwi Hakim Nurud-Dinr.a. pada tahun 1914, Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmadr.a., yang juga adalah putra yang dijanjikan dari Al-Masih, terpilih sebagai Khalifatul Masih II. Hadhrat Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmadr.a. memangku jabatan ini selama hampir 52 tahun. Beliaur.a. meninggal pada tahun 1965 dan digantikan oleh putra tertua beliau, Hadhrat Al-Hafidz Mirza Nasir Ahmadr.a.. Setelah 17 tahun memangku jabatan sebagai Khalifatul Masih III, beliaur.a. meninggal pada tahun 1982. Beliaur.a. digantikan oleh adiknya, yakni Hadhrat Mirza Tahir Ahmadr.h., sebagai Khalifatul Masih IV _yang setelah memimpin Jemaat Muslim Ahmadiyah hingga kuat dan memperoleh pengakuan global seperti sekarang_, meninggal dunia pada tanggal 19 April 2003. Hadhrat Mirza Masroor Ahmada.t., Khalifatul Masih V, adalah Pemimpin Jemaat Muslim Ahmadiyah Internasional pada saat ini, beliau adalah cicit dari Hadhrat Mirza Ghulam Ahmada.s..

iv


Daftar Isi

Pengantar .......................................................................................... Catatan Penerbit ............................................................................. Sekapur sirih Amir Jemaat Ahmadiyah Indonesia ............. Cover Buku Edisi Pertama (1893) ............................................

vi vii x xi

1. Contoh Pengabulan Do’a ...................................................... 2. Tinjauan terhadap Buku ‘Ad-Du’a wal Istijabah wa Tahriru fi Ushulit Tafsir’ ......................................................... 3. Tinjauan terhadap Buku Sayyid Sahib yang kedua, Prinsip-prinsip Penafsiran Al-Quran ................................. 4. Nubuwatan tentang Lekh Ram dari Peshawar ............ 5. Seruan kepada Para Pimpinan Wilayah, Tokoh Masyarakat, Penyelenggara Pemerintahan ................... 6. Pengumuman ...........................................................................

1

Indeks

..............................................................................................

7 21 49 51 59 65

v


Pengantar Alhamdulillah, kita panjatkan puji syukur kepada AllahS.w.t., dengan kurnia dan rahmat-Nya semata, buku ‘Keberkatan Do’a’ ini dapat diterbitkan dan sampai kepada para pembaca. Sudah menjadi harapan dan keinginan kita sejak lama bahwa kita dapat menikmati tulisan-tulisan Hadhrat Masih Mau’uda.s. dalam kitab-kitab beliau. Untuk memenuhi harapan dan keinginan itu, berbagai usaha sedang terus kita upayakan agar buku-buku Hadhrat Masih Mau’uda.s. yang jumlahnya puluhan dan ditulis dalam bahasa Urdu, Arab dan Parsi itu dapat diterjemahkan dan diterbitkan. Buku yang ada di tangan pembaca ini adalah salah satu hasil usaha kita semua, bahwa salah satu buku karya tulis Hadhrat Masih Mau’uda.s. yang berjudul ‘Keberkatan Do’a’ ini dapat diterbitkan dan dinikmati oleh kita semua. Untuk itu kita patut berterimakasih kepada Bapak H. Abdul Basit yang telah dengan tekun menerjemahkan buku ini dari bahasa Urdu ke dalam bahasa Indonesia. Demikian juga kita berterimakasih kepada Bp. Munirul Islam Yusuf, Sy., Bapak Abdul Wahab, M.Bsy., Bapak Ruhdiyat Ayyubi Ahmad dan Bapak Ataul Wahid Pepradi yang telah memeriksa kata demi kata agar tidak terdapat kesalahan pengetikan serta semua fihak yang telah membantu segala upaya sehingga buku ini dapat diterbitkan. Semoga AllahS.w.t. meridhoi dan memberkati setiap usahausaha yang kita lakukan untuk kemajuan jasmani dan rohani kita semua. Amin. Jakarta, Februari 2015 Sekr. Isyaat P.B. Jemaat Ahmadiyah Indonesia

vi


Catatan Penerbit Mohon dicatat bahwa kata-kata yang ditulis dalam tanda kurung biasa ( ) dan di antara tanda strip panjang __ adalah kata-kata Hadhrat Masih Mau’uda.s. dan jika ada kata-kata penjelasan atau ungkapan yang ditambahkan oleh penerjemah untuk tujuan klarifikasi, kata-kata tersebut ditulis di dalam tanda kurung persegi empat [ ].

Nama Nabi MuhammadS.a.w., Nabi umat Islam, selalu diikuti dengan simbol “S.a.w.”, merupakan singkatan dari ucapan doa penghormatan Shallallãhu alaihi wa salam (Semoga shalawat beserta salam dilimpahkan atas beliau). Nama Nabi-nabi lainnya diikuti dengan simbol “a.s.”, singkatan dari ‘Alaihis salãm/‘Alaihimussalãm’(semoga keselamatan dilimpahkan atas beliau/mereka).Ucapan doa dan penghormatan tersebut umumnya tidak ditulis secara lengkap, namun demikian setiap kali dijumpai simbol tersebut harus diucapkan/dibaca secara lengkap. Simbol “r.a.” ditaruh di belakang nama-nama para Sahabat RasulullahS.a.w. dan juga para Sahabat Hadhrat Masih Mau’uda.s.. Simbol itu adalah singkatan dari ‘Radhiallãhu ‘anhu/’anhã/’anhum’ (Semoga Allah meridhoi beliau/mereka). Simbol “r.h.” adalah singkatan dari ‘Rahimallãhu Ta’ãlã’ (Semoga rahmat Allah dilimpahkan atas beliau). Simbol “a.t” adalah singkatan dari ‘Ayyadahullãhu Ta’ãlã’ (Semoga Allah, Yang Maha Kuasa menolong beliau). Dalam menerjemahkan kata-kata Arab kami telah mengikuti sistem yang dipakai oleh Royal Asiatic Society. pada permulaan sebuah kata, diucapkan dengan bunyi huruf a, i, u didahului oleh bunyi yang amat tipis seperti bunyi huruf h dalam kata bahasa Inggris ‘honor’.

vii


Th, diucapkan seperti bunyi th dalam kata bahasa Inggris ‘thing’. h, bunyi suara garau yang lebih keras dari h. kh, diucapkan seperti bunyi ch dalam kata ‘loch’ dh, diucakan seperti bunyi th dalam kata ‘that’ s, artikulasi yang kuat dari bunyi s. d, sama seperti bunyi th dalam kata ‘this’

t, artikulasi yang kuat dari bunyi huruf t. z, dengan kuat diartikulasikan bunyi huruf z. ‘, suara garau yang kuat, yang pengucapannya harus dipelajari dengan cara didengarkan. gh, bunyi yang hampir mendekati bunyi huruf r pada kata ‘grasseye’ dalam bahasa Prancis dan bahasa Jerman. Pada saat mengucapkannya membutuhkan otot tenggorokan seperti sedang berkumur. q, ucapan bunyi huruf k dengan suara garau yang dalam. ‘, semacam bunyi suara saat tersedu. Bentuk bunyi huruf vokal direprisentasikan sbb: a untuk ____ (seperti u dalam kata ‘bud’) ____ i untuk (seperti i dalam kata ‘bid’) ____ u untuk (seperti oo dalam kata ‘wood’) Bentuk bunyi huruf vokal yang panjang sbb: ã untuk ____ atau (seperti a dalam kata ‘father’) ____ atau ____ (seperti ee dalam kata ‘deep’) ĩ untuk ____ (seperti oo dalam kata ‘root’) ũ untuk Bentuk bunyi yang lainnya: ai untuk ___ (seperti i dalam kata ‘site’) au untuk ___ (menyerupai bunyi ou dalam kata ‘sound’). viii


‫کے‬

Agar diperhatikan bahwa dalam transliterasi kata untuk huruf ‘e’ diucapkan dengan bunyi seperti kata ‘prey’ yang seirama dengan bunyi kata ‘day’; namun demikian pengucapannya datar tanpa unsur bunyi rangkap. Jika dalam bahasa Urdu dan Persia kata ‘e’ agak dipanjangkan, ditransliterasikan seperti ‘ei’ diucapkan seperti ‘ei’ ‫کے‬ dalam kata ‘feign’ tanpa unsur bunyi rangkap, jadi ‘......’ ditransliterasikan sebagai ‘Kei’. Untuk bunyi sengau huruf ‘n’ kami menggunakan simbol huruf ‘n’. jadi kata bahasa Urdu ‫ میں‬ditransliterasikan sebagai ‘mein’.* ‘.......’ Huruf-huruf konsonan (huruf mati) yang tidak dimasukkan dalam daftar di atas, memiliki nilai fonetis sama seperti dalam prinsip bahasa-bahasa di Eropa. Kami tidak mentransliterasikan kebanyakan kata-kata Arab, Urdu dan Persia yang telah menjadi bagian dari bahasa Inggris, sepanjang kata-kata tersebut secara umum dikenal oleh orang-orang yang berbahasa Inggris seperti kata ‘Islam’, ‘Muslim’, ‘Quran’** dsb. Tanda kutip koma yang tegak dipakai untuk membedakan dengan tanda koma yang melingkar sebagaimana yang dipakai dalam sistem transliterasi, tanda ‘ untuk huruf ..... dan tanda , untuk huruf ..... Koma sebagai tanda baca dipakai sesuai dengan penggunaan seperti biasanya. Demikian juga dalam menggunakan tanda kutip normal seperti biasanya. Penerbit

_______________________ * Terjemahan ini tidak termasuk dalam sistem transliterasi Royal Asiatic Society. ** K amus Singkat Oxford Dictionary mencatat kata Quran dalam tiga bentuk __ tulisan atau terjemahan Quran, Qur’an dan Koran.

ix

‫میں‬


Sekapur Sirih Amir Jema’at Ahmadiyah Indonesia Buku Keberkatan Do’a (Barakatud-Du’a) adalah salah satu karya tulis Hadhrat Masih Mau’uda.s. yang isinya menjelaskan perihal peranan do’a bagi setiap mu’min dalam mencapai suatu maksud.

Buku ini ditulis oleh beliaua.s. untuk menanggapi buku “AdDu’a wal Istijaabah wa Tahriiru fi Usuulit-Tafsir” yang ditulis oleh Sir Sayyid Ahmad Khan seorang tokoh besar di India pada zaman itu yang berkeyakinan bahwa Do’a hanyalah satu ibadah yang tidak mempunyai khasiat apa-apa, kecuali hanya sekedar ritual alami manusia saja.

Di dalam buku ini Hadhrat Masih Mau’uda.s. -demi untuk menyelamatkan Iman setiap orang Mu’min, merasa berkewajiban untuk memperbaiki kesalahan fatal yang diyakini oleh tuan Sayyid. Hadhrat Masih Mau’uda.s. menjelaskan bahwa Do’a mempunyai peranan sangat penting di dalam kehidupan ruhani setiap orang mu’min. Boleh dikatakan bahwa kehidupan ruhani seorang mu’min tanpa do’a bagaikan seekor ikan tanpa air. Mudah-mudahan dengan menela’ah buku ini pembaca dapat memahami betapa besar dan pentingnya peranan Do’a dalam kehidupan ruhani kita. Junjungan kita Rasulullah MuhammadS.a.w. bersabda, “Ad-du’ã-u muhhul ‘ibãdah“-do’a adalah sumsumnya ibadah. Jakarta, Februari 2015

x

H. Abdul Basit Amir Nasional


COVER EDISI PERTAMA BUKU INI (1893)

xi


(Terjemahan Cover Edisi Pertama Buku Ini)

KEBERKATAN DO’A

TANGGAPAN TERHADAP BUKU KARYA SAYYID AHMAD KHAN SAHIB, K.C.S.I. Ditulis dan diterbitkan untuk kemanfaatan bagi khalayak umum oleh

MIRZA GHULAM AHMAD Al-Masih Akhir Zaman dan Pembaharu Zaman Ini Tahun 1310 H, pada Bulan Suci Ramadhan

xii

Dicetak di: Riyadh Hind Press, Qadian, dibawah supervisi Shaikh Nur Ahmad


CONTOH ِ ‫ ِحي‬PENGABULAN ‫م‬ ‫لر‬ ِ ‫ بسمِٱ‬DO’A َّ ‫لر ْحمنِٱ‬ َّ ‫للِٱ‬

ِ ْ ِ ْ ِ ِ ٰ َّ dari ِ ِ ‫ك ِر ْي‬ ‫م‬ ‫ِ َّوِ ُن َّص ِلِع َّٰلِ َّر‬dan ‫ َّن ْح َّم ُد ٗه‬sebuah ْ‫ ُس ْولِ ِهِال‬Meerath Anĩs-e-Hind

Penolakan ‫و َّلِفَّخ ِر‬terhadap ِ‫ؤتي ِهِمنِيَّشآء‬Nubuwatan ‫للِي‬ ِ ‫ وذلِكِفَّضلِٱ‬Saya

ُ ْ َّ ٰ َّ َّ ُ َّ ْ َّ ْ ِ ْ ُ Aku menerima satu kabar ‫ ُْه ٰدى‬klipping ‫ َّم ِنِٱتَّ َّب َّعِال‬surat ِ‫َل ُمِع َّٰل‬ َّ ‫لس‬ َّ ‫ َِّوٱ‬Anĩs-e-Hind yang terbit pada tanggal 25 maret 1893 yang mengandung kritikan ‫ﻦ ُْﻬا ٰ َّﺗﺪ َﺒ‬ ‫م ا� َّﺗ ٰ َﺒ‬ �‫م‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻣ‬ َ ‫ى‬ ‫ﺪ‬ ‫ْﻬ‬ ‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫ﻊ‬ ‫ى‬ ‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫ﻊ‬ �َ ‫ﻦ‬ ‫ﻼ‬ ‫اﻟﺴ‬ �َ ‫و‬ ‫ﻼ‬ ‫اﻟﺴ‬ ‫و‬ َ َ َ َ َ َ ٰ ٰ [1] ٰ ُ ِ ِ ُ ُ ُ ّ ّ َ َ ‫ئ‬ ‫س‬ َّ ‫خ‬ ِ ‫م‬ ‫ه‬ ‫د‬ ‫ه‬ ‫ٱ‬ ِ ‫م‬ ‫ه‬ ‫لل‬ ِ ‫ة‬ ‫ِر‬ ِ ‫لد‬ ‫َّل‬ ِ ‫ا‬ ِ​ِ ‫ال‬ ‫و‬ ‫ا‬ ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ٱ‬ ِ ‫ف‬ ِ ‫م‬ ‫ه‬ ‫ْي‬ ‫خ‬ ِ ‫ال‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ِ ‫لل‬ ‫ٱ‬ ِ atas nubuwatanku Ram ْ ِ ْ ُ َّ dari ْ َّ ٰ Peshawar. َّ َّ َّ ُ ْ ‫فَّ َّن‬Selain ْ ِ ِ ْ َّ ُ tentang َّ ٰ ْ َّ َّ Lekh dari itu aku juga menerima beberapa surat kabar yang lain ُ َّ َ‫ﺐ ِنﻟ‬ ُ‫ْيﺳا‬ ‫كِ ْﻢ‬ ‫ﳉ‬ ‫مَاِ ُ ْد‬ ‫لِ ْلﻮَّ ُِهﱐْٓ ا‬ ‫كِ ِوٱ ْجا ُ َّع ْد ُْﻋ‬ ‫ﺠ ِد ْ ْي‬ ِ‫ﻢ‬ ‫ﳉِ َﺘ ِ ْف‬ ‫ﺳَّح َﺘ ًُّﻋظاْﻮِﺠ ِ َّكﱐْٓ ِث‬ ْ َ‫ﺐا ْﻟ‬ ْ َّ َّ ‫َّوا َّ ِي ْد ُه ْمِ ِب ُر ْوحِ ِم ْن‬ ًّ 1] Kata-kata Nubuwatan tersebut sebagai berikut: ‫ّ ِت َﺻ‬menerbitkan ّٰ‫ﺻاﻟ َِّ ّﻠ‬ ّْٰ‫ ْج ِذ ْب ُهاﻟﻠ‬pengumuman ‫ﻢ‬ ‫ﻞ‬ ‫“ﻫﻪٖ ِّﻤ َوﻪٖ َوﻏ َِّﻤﻪٖ َو‬Pada ‫ َ ُﻌِﻪس َووﺪل ٰا ِدﻟِ َِّك َﻫِﻪٖ ِّﻤ ِﺑ‬20‫ِ�َﻪٖ َّﻠو ِﺑْرَﻴ‬Februari ‫ﺎر َو‬ ‫كِّﻞلَو‬ ِ‫اب ْٰاك َّﻟ‬ ْ ‫ﺎرﻠِ ّ ُن‬ َّ ‫ِكِ ُﻬ َ​َّووق‬ َّ ِ‫مِ ُﻬب‬ ِ‫ﻢﺳَُّوﻠ‬ sebuah َ ‫ﻪٖ َﻌ َو َﺪﻏ ِد َِّﻤ‬tanggal ‫َِّوٱ‬ ‫ك‬ ‫ا‬1886, ‫كو‬ ‫ﻢح ْو َل‬ ِ ‫ﻢِ�َ ِبَوﻠ ِ ْكَﻴﺑَ َّت ِﻪ‬ ِ‫ ُِيَوﺑَ ْؤ َﺳم‬aku َ ْ ْ َّ َّ ِ ْ ْ َّ yang di dalamnya aku menawarkan usulan kepada Indaman dan Lekhram Peshawar bahwa jika mereka mau, aku dapat mempublikasikan َْ ِ‫ﻚ اَِرِب‬ َ َ َ َ َ َ ‫ﺣ‬ ‫ﺣ‬ ‫ﻧ‬ ‫ﻧ‬ َbeberapa ُ ُ ‫ﺪ َﱃ ْاﻻ َ َﺑ ِﺪ‬ ‫ﻚ ِا‬ ‫ َ َﺑ‬dari ‫اﻻ‬ ‫ﱃﺣ َﻤ ْ ِﺘ‬ ‫ار‬ ‫ﻮ‬ ‫ﺘ‬ ‫ﻧ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺣ‬ ‫ا‬ ‫ﻪ‬ ‫ر‬ ‫َﻴ‬ ‫ار‬ ‫ﻠ‬ � ‫ﻮ‬ ‫ل‬ ‫ﻧ‬ ‫ا‬ ‫ﺰ‬ ‫ﻪ‬ ‫َﻴ‬ ‫ا‬ ‫ﻠ‬ ‫و‬ � ‫ﺔ‬ ‫ل‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺰ‬ ‫اﻻ‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ﺬ‬ ‫ﺔ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻟ‬ ‫اﻻ‬ ‫ﻪ‬ ٖ ‫ﻧ‬ ‫ه‬ ‫ﺰ‬ ‫ﺬ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﻟ‬ ‫ﻪ‬ ٖ ‫ﻧ‬ ‫ﺰ‬ ْ ‫للُِ ِا َّ ْ ِف َِّْو‬ ِ َّ ْ ّ ‫يِ ُث‬ ِ ًّ nasib ِ ‫فُِ ِد ْ ْي ِ ِنِا‬diِ ِ‫ا‬masa ‫ِلِ َ ََّر‬ ِberkenaan ‫ ْد ُخل ُْو‬yang ‫ َّو َّي‬akan ِ nubuwatan ِ ٰmereka ْ ِ ‫اج ّا ِٰ​ِ​ِ ِ ٰا ِ َ ِم‬ َ ِ ٰ ِْ َ ِ‫يِ​ِ ْ َّو َا َل َ َّْحْ َ ْم ِ ُْد‬ َِّ ِ ْ​ْ ْ ‫مِ َ ٰا َ ِم‬ َّ ْ ْdengan َّ ُ

itu.ِ‫ﻠ‬Sementara menyambut dengan sangat berani dan ّ َ ‫اﻈلَّاِ ِم‬tawaranku ُ ‫ا َ َن ْن ِﻣ َﺗ َﻦ‬mengatakan ُ ‫ي َْن ِﻋ َﺗ ُﻈ‬ ‫ﲔ‬ ‫ن ِﻬ ِﻣﻠِ َْﻦ َا‬ ‫ﺠ‬ ‫ﻚ‬ ‫ﳉ َْﻮ‬ ِ‫ﱐْٓا َ َّا‬ ُ ‫ ّﱐْٓ ا َل ِﻋ َّْع‬iaِ‫ ا‬mempersilahkan َ Lekhram, ْ‫ﻚ‬ َ ْ ‫ﲔﻟْ ٰﺠ ِﻬ‬ ٰ ‫ﳉا ْﻟْﻮ‬ menulis surat kepadaku bahwa aku untuk

datang. Indaman menghindari tawaranku dan ia meninggal segera sesudah

‫ ِﻪ اِ ْن َﺷﲝ ٓ َء‬sebagai ‫نن اِ َﺷﻟﲝ ٓ َْﻴ َء‬ ‫ﺪَﻴ ُِﻪﻋ‬ ‫ْﺸﺪ ُﻋ‬ ‫ َﺗﻓ َْ​َﻴﺪ‬telah ‫ﻞ اُِﻋ ّْﻳﻮَﺎ َ ُهن‬ ‫ﺪ‬ menerima ‫ﳉﻋ ْﻮِْﺸ َن ُﻓ‬ ِ ‫ﻒَﻴ َﻣﺎﳉ َﺗ‬ َ‫ ﺑ‬berikut ini dari ْ ْ َ‫ ْﻞ اِ ّﻳَﺎ ُه ﺗﺑ‬wahyu ْ doa-doaku, ُ aku َ ْ ‫اِ ْﻮ‬pengabulan ْ ْ ‫ﻒ ْﻮ َﻣ َﺎن اَﺗِﻟ‬ Allah : ِ‫اب‬ ‫ﻻ ْواﻟ َ ُْﻤ‬ ‫صﻻ َّﻻَﻳ‬ ‫ن َﻄ َّﻬ ُﺮ ْو َن‬ ‫ﺴ َﻄذَّ ٓﻪ َّاﻬِ َّ ُﺮ‬ َّ‫بِا َﻤﻟ َّو ُّْﻤع‬ ِ‫ِع ْجلِ َّج َّسدِلَّهٗ◌ِ ُخ َ َّوﻻارِ َﻳِ​ِلَﻤَّه ٗ◌ُِّﺴ َّن ٓﻪ ََّا‬ Ia hanyalah seekor lembu yang tak bernyawa, yang darinya suara َ ‫ﺧﻄﺄ‬Yakni: Baginya, َ ‫ﺎب َﻄﻓَﺄ َﻘ َْﺪ ا‬ َ ‫ﺻا‬ ‫ َﻣ ْﻦ ﻓ َّ​َﺴ‬fitnahan dan kata-katanya َ‫ﺎبﻪٖﻓَﻓ‬ ‫آنﺎ َ ِﺑ‬ َ‫ﻪٖ َﻓ‬berasal. ‫َﺴ َﺮ‬ ‫ َﺮ َﻣاﻟْ ْﻦﻘﻓ ُْﺮ‬karena ‫َﺧ‬yang ‫ﺎﻘَ ْ َ​َﺪ‬mengerikan ‫ﺻﺮأ ْ ِﻳ‬ ‫آن ا ِﺑﻟْ َﺮﻘأ ْ ُْﺮِﻳ‬ َّ yang َْ auman ْ َ َ َ yang kotor, maka sebuah hukuman sangat besar dan menyedihkan telah ditakdirkan. َ ‫ ﻓَﺎ‬memohon diberitahu tentang ‫ َﺗُ​ُﺠﻘ ْﻮ ْٰﻮَر َﻫ َﺎ‬1893, ‫ َﻬﺎﻓَﺎ َ ُﻟ‬aku ‫ﻟ َْﻬ َﻤ‬berdoa ‫ٮﻬ‬ ‫ٮﻬﺎ َو‬ ‫ﻮْﻬرَﻤ َﻫﻬﺎ َﻓو‬ketika َْ ‫ُﺠ‬ َ ‫ ْٰﻮ‬20‫ َﺗﻘ‬Februari Hari‫ﺎ‬ini, kapan waktunya azab ini akan menimpa, telah diwahyukan kepadaku waktu dimulai dari hari ini َّ ‫ ٌﻮﻲاِ ُﻳ‬akan َّ ۞ِ‫ى__ﻮ ا‬ ‫ِﻖ َﻣﺎَﻋ َﻳ‬ ‫ َو َﻣﺎ َﻳ‬azab ‫ِﻦ ا۞ﻟ اَِْﻬ‬ini‫ﻋ ٓى‬jangka ‫ ْﻮ‬itu ۞ ‫ ُّﻳ ْﻮ ٰﺣ‬bahwa ۞ ‫ﻻ‬ ‫ ٰﻮْن‬dalam ْ ِ mendapatkan َ ‫ﻮ‬akan ِ‫ا‬terjadi ُ‫ﻦﻨ اﻄﻟ َْﻬ‬ ُ ‫ﻄ َو‬6‫ ْﻨ‬tahun __‫ﻲ‬ ٌ 20‫وﺣ ْﺣ‬Februari َٰ ‫ﻻ‬ ٰ ‫ِﻖ‬ َ ‫ َ ْون ْﺣ ُﻫ‬1893 َ ‫ ٓ ُﻫ‬orang yang mengerikan mempublikasikan nubuwatan apa pun bentuknya tentang dirinya. Maka, S.w.t.

‫ﻦ ً ِﻓﺪا ْﻴ َﻬﺂ ا َ َﺑ ًﺪا‬ ‫ٰﺧﻠِ ِﺪ ْﻳ َﻦ ِٰﻓﺧ ْﻴﻠِ َﻬ ِﺪﺂ ْﻳا َ َﺑ‬

disebabkan oleh kata-katanya yang kotor dan kasar yang ia gunakan dalam menghina Nabi MuhammadS.a.w.. Oleh karena itu, sekarang aku umumkan nubuwatan ini untuk diketahui oleh kaum Muslimin, Kristen, Arya, dan orang-orang dari agama lainnya. Jika orang ini tidak ditimpa oleh azab Ilahi __yang sifatnya ajaib dan berbeda dengan musibah biasa yang sehari-hari sering menimpa, dan azab itu jauh di luar penderitaan biasa, dan juga disertai dengan penampakkan kuasa Ilahi yang menakjubkan__ dalam jangka waktu 6 tahun, maka ketahuilah bahwa aku bukanlah orang yang diutus oleh Tuhan, dan kata-kata nubuwatan ini bukan berasal dari Tuhan. Dan jika aku terbukti berdusta dalam nubuwatanku, maka aku bersedia untuk menerima azab apa pun bentuknya. (Majmu’ah Isytiharat, Jilid 1, hal.304-305) [Penerbit]

ٖ‫ﷲ ِر َهٖﺣ َّﻖ ﻗ َْﺪ ِره‬ َ‫ﷲﺎ ﻗ َﺣ َ​َﺪ َّﻖُرٱﻗ َْﺪ‬ َ ‫َو َﻣﺎ ﻗ َ​َﺪ ُرٱ َو َﻣ‬ ‫ﻞ ِ َﻳﰲْ ْﻮ َﺷ ٍمﲟ ْ ُﻫ ٍن َﻮ ِﰲْ َﺷﲟ ْ ٍن‬ ‫ك ُ َّﻞ َﻳ ْﻮ ٍم ك ُ ُﻫ َ َّﻮ‬ ‫ﻢﺮ َك ِﺑ ُﻐﻠ ٰ ٍﻢ‬ ٰ ّ ‫اِ ّﻧَﺎ ُﻧ َﺒ ِ ّﺸ اِ ُﺮ ّﻧَ َﺎك ُﻧ ِﺑ َﺒ ُﻐ ِﻠ‬ ٍُ ‫ﺸ‬

‫ﻞ َﻳ ِﺪ َ ْﻳﺪا ِﻪهُ َﺑ َﻣ ْب‬ ‫َو َﻣﺎ �ُﻠ َّ ْﺖ َوا َ َﻣ ْﻳﺎ ِﺪ�ُ ْﻳﻠ َّ ِﻪ ْﺖ َﺑا َ ْﻳ‬ ‫ِﻖ َﺸﻛﲝ ٓ َْﻴ ُء َﻒ َﻳ َﺸﲝ ٓ ُء‬ ‫ِﻖ ِﻛ‬ ُ ‫ﺎن َْﻴ ُﻳ ْﻨ َﻒﻔ َﻳ‬ ُ ‫ﺎن ُﺴ ُﻳ ْﻮ ْﻨ َﻃﻔ َﺘ‬ ِ ‫ﺪﻮا َﻃهُ َﺘ َﻣ ْب‬ ْ َ ‫ﻞ َﻳ ُﺴ‬ ‫ﺷ َو ٍءٰاﻗَﺧ ِﺪُِﺮ ْﻳ َد ٌﺮ ْﻋ َو ٰ ٰﻮاٮﺧ َﻨﺎُِﺮ َﻋد ْﻋِﻦ ٰﻮٮ َﻨﺎ َﻋ ِﻦ‬ ‫ﺷ َٰ� ٍءك ُﻗَ ِ ّﻞ ِﺪ َْﻳ ٌ ْﺮ‬ ‫َو َﻳﻔ َْﻌ ُﻞ َﻣوﺎ َﻳ ُﻳﻔ ِﺮ َْﻌ ْﻳ ُﻞُﺪ َﻣ َوﺎﻫ ُﻳ َﻮ ِﺮ� ْﻳ ٰ َُ�ﺪك ُ َو ِ ّ ُﻫ‬ ْ �َ ‫ﻞ َﻮ‬

1


Keberkatan Do’ã

dengan kandungan isi yang sama. Rupanya kalimah hak ini telah menghebohkan beberapa surat kabar. Hal ini sungguh menyenangkan hatiku karena orang-orang yang memusuhi aku merekalah yang menyebarkan nubuwatanku. Untuk menjawab keberatan itu, sementara waktu cukuplah bagiku untuk mengatakan, bahwa apa-apa yang telah aku tulis atau telah aku katakan adalah sesuai dengan kehendak AllahS.w.t.. Aku sendiri tidak mempunyai hubungan apa-apa dengan hal itu. Jika dikatakan bahwa nubuwatan semacam ini tidak ada gunanya dan keragu-raguan masih tetap ada di dalamnya. Untuk keberatan semacam ini aku hanya mengatakan bahwa keberatan ini belum waktunya timbul.

Seperti yang telah aku katakan sebelumnya dan di sini aku nyatakan sekali lagi, jika seperti apa yang dikatakan para pengeritik, akibat dari nubuwatan itu ia [2] hanya menderita serangan demam biasa atau semacam sakit ringan, atau hanya berupa kolera yang akan sembuh kemudian. Maka nubuwatan itu bukanlah nubuwatan yang benar, dan tanpa keraguan lagi hanya berupa penipuan belaka. Penyakitpenyakit ini bisa datang dan tidak seorang pun yang kebal terhadap penyakit-penyakit tersebut. Jika keadaannya demikian maka aku patut menerima hukuman yang aku sebutkan. Tapi jika nubuwatan itu sempurna dengan cara yang terang memperlihatkan kemurkaan Tuhan, maka ingatlah bahwa azab itu datang dari Zat-Nya. Hakikat yang sebenarnya bahwa kebesaran wahyu nubuwatan dan kehebatannya tidak tergantung pada penentuan hari dan waktu, tapi cukup dengan menentukan batas waktu turunnya. Maka jika nubuwatan itu tampak sempurna disertai dengan kebesarannya, dengan cara yang menakutkan, dengan

2] Lekhram dari Peshawar. [Penerbit]

2


Contoh Pengabulan Do’ã

sendirinya nubuwatan itu akan menarik hati manusia ke arahnya. Semua pikiran dan keberatan yang timbul dalam hati sebelumnya akan hilang sirna dan orang-orang yang bertabiat jujur dangan rasa malu akan menarik kembali keragu-raguannya.

Marilah kita ingat bahwa hamba yang lemah ini juga hanya seorang manusia biasa yang tidak lepas dari hukum kodrat Ilahi seperti yang lainnya. Jika aku dapat memberikan satu nubuwatan tentang penyakit-penyakit yang didugaduga saja dan sebagainya, maka orang yang tersangkut dalam nubuwatan itu juga bisa mengeluarkan nubuwatan yang sama tentang aku. Aku bisa memanjangkan waktu berlakunya nubuwatan itu jadi sepuluh tahun, tidak enam tahun seperti yang aku umumkan sebelumnya. Lekh Ram pada saat ini usianya tidak lebih dari 30 tahun. Ia seorang anak muda yang berbadan tegap dengan kondisi kesehatan yang prima. Sementara aku di fihak lain, sudah berusia lebih dari 50 tahun, lemah dan sering terserang bermacam-macam penyakit. Meskipun demikian akan nampak nyata apa-apa yang datang dari manusia dan yang datang dari AllahS.w.t.. Mengatakan seperti apa yang dikatakan oleh pengeritik bahwa nubuwatan ini tidak berlaku lagi di zaman ini, itu hanya perkataan biasa yang keluar dari mulut orang. Menurut pendapatku justru sekaranglah waktunya untuk menerima kebenaran yang hakiki dan sempurna, waktu yang tidak pernah ada sebelumnya. Memang sekarang ini penipuan, kelicikan, tidak akan tumbuh subur. Bahkan yang demikian merupakan hal yang menggembirakan bagi penuntutpenuntut kebenaran yang tulus, sebab orang yang bisa membedakan antara yang benar dengan yang bathil maka dia-lah orang yang menghormati kebenaran dengan tulus hati dan memeluknya bila ia menemukan kebenaran itu. Kebenaran mempunyai daya tarik yang hebat, yang membuat 3


Keberkatan Do’ã

orang mau tidak mau harus menerimanya. Janganlah berusaha untuk mencela dan menyalahkan zaman dimana kita hidup. Ratusan perkara sekarang terbukti benar, yang tidak diketahui kebenarannya oleh nenek moyang kita. Perubahan semacam ini tidak mungkin terjadi jika tidak ada rasa dahaga atas kebenaran secara menyeluruh seperti apa yang kita dapatkan di masa sekarang ini. Orang-orang yang mencintai kebenaran yang hakiki bukan yang memebencinya mengatakan bahwa, orang-orang zaman sekarang jauh lebih cerdas dan pikirannya dalam, zaman orang-orang sederhana telah berlalu. Sikap semacam itu merupakan satu penghinaan terhadap masa dimana kita hidup. Apakah zaman kita ini sudah begitu buruknya sehingga ia tidak mau menerima kebenaran? Sekali-kali aku tidak akan berkata seperti itu. Karena yang aku lihat justru kebanyakan orang-orang terpelajarlah yang memberikan perhatian kepadaku dan mengambil faedah dariku. Beberapa di antara mereka ada yang bergelar BA, dan MA. Aku melihat di dalam diri mereka ada semangat dan kedambaan yang besar untuk menerima kebenaran. Bukan hanya mereka, bahkan ada sekelompok orang-orang kulit putih Eurasia yang baru masuk Islam di Madras masuk ke dalam Jemaat kami dan mempunyai keyakinan atas kebenaran-kebenaran kami.

Aku rasa apa yang aku tulis di sini cukup untuk menolong orang-orang yang di dalam dirinya ada rasa takut kepada AllahS.w.t.. Orang-orang Arya diberi kebebasan untuk memberikan komentar atas tulisan ini sebagaimana yang mereka kehendaki. Aku tahu sekarang ini membicarakan nubuwatan sama seperti mencelanya. Jika ini datang dari Tuhan seperti yang aku ketahui memang ini dari Tuhan datangnya, tentu akan zahir dengan penuh kedahsyatan dan akan menggerakkan hati orang-orang. Tapi jika nubuwatan ini bukan dari Zat-Nya maka hanya akan menjadi suatu kehinaan bagiku. Jika aku berusaha menutupi kehinaan

4


Contoh Pengabulan Do’ã

ini dengan membuat alasan-alasan yang lemah, maka hal itu akan mengakibatkan kehinaan yang lebih besar lagi bagiku. Tuhan Yang Abadi, Maha Suci, dan Maha Agung yang menguasai segalanya tidak akan sekali-kali menghormati pendusta.

Tidak benar bahwa antara aku dan Lekh Ram ada permusuhan pribadi. Aku tidak mempunyai musuh peribadi dengan siapa pun. Sebenarnya adalah, ia memusuhi dan membenci kebenaran dan ia telah menghina wujud yang sempurna dan suci RasulullahS.a.w. yang merupakan mata air segala kebenaran. Oleh karena itulah AllahS.w.t. menghendaki bahwa derajat dan kehormatan pribadi beliauS.a.w. yang dicintai oleh-Nya nampak kentara di dunia..

‫اﻟﺴ َﻼ ُم � َٰ� َﻣ ِﻦ ا ّﺗَ َﺒ َﻊ اﻟ ُْﻬ ٰﺪى‬ َّ ‫َو‬

[Selamat sejahteralah bagi َ yang ُ mengikuti hidayah]. ُ mereka

‫ﺐ ﻟَﳉ ْﻢ‬ ْ ‫ا ْد ُﻋ ْﻮ ِﱐْٓ ا ْﺳ َﺘ ِﺠ‬ ‫ﺎر ْك �َﻠ َْﻴ ِﻪ َو ٰا ﻟِﻪٖ ِﺑ َﻌ َﺪ ِد َﻫ ِّﻤﻪٖ َوﻏ َِّﻤﻪٖ َو‬ ِ َ‫اﻟﻠّٰ ُﻬ َّﻢ َﺻ ِ ّﻞ َو َﺳﻠِ ّ ْﻢ َو ﺑ‬

‫ﻚ اِ َﱃ ْاﻻ َ َﺑ ِﺪ‬ َ ‫ار َر ْﺣ َﻤ ِﺘ‬ َ ‫ُﺣ ْﺰﻧِﻪٖ ﻟِ ٰﻬ ِﺬ ِه ْاﻻ ُ َّﻣ ِﺔ َوا َ ْﻧ ِﺰ ْل �َﻠ َْﻴ ِﻪ ا َ ْﻧ َﻮ‬ ُ ‫ﻚ ا َ ْن َﺗ‬ ‫ﲔ‬ َ ‫اِ ّﱐْٓ ا َ ِﻋ ُﻈ‬ َ ْ ِ‫ﳉ ْﻮ َن ِﻣ َﻦ اﻟْ ٰﺠ ِﻬﻠ‬ ‫ﺑَ ْﻞ اِ ّﻳَﺎهُ َﺗ ْﺪ ُﻋ ْﻮ َنﻓ َ​َﻴﳉ ِْﺸ ُﻒ َﻣﺎ َﺗ ْﺪ ُﻋ ْﻮ َن اِﻟ َْﻴ ِﻪ اِ ْن َﺷﲝ ٓ َء‬ ‫ٗ◌ َﻻ َﻳ َﻤ ُّﺴ ٓﻪ اِ َّﻻ اﻟ ُْﻤ َﻄ َّﻬ ُﺮ ْو َن‬ َ ‫ﻣﻦ ﻓ َ​َﺴﺮ اﻟْﻘُﺮآنﺑﺮأْﻳﻪٖ ﻓَﺎَﺻﺎب ﻓَﻘَﺪ اَﺧﻄﺄ‬ َْ ْ َ َ ِ َِ َ ْ َ ّ ْ َ ‫ٮﻬﺎ‬ َ ‫ﻓَﺎ َﻟ َْﻬ َﻤ َﻬﺎﻓ ُ​ُﺠ ْﻮ َر َﻫﺎ َو َﺗﻘ ْٰﻮ‬

۞ ‫ِﻖ َﻋ ِﻦ اﻟ َْﻬ ٰﻮ ٓى ۞ اِ ْن ُﻫ َﻮ اِ َّﻻ َو ْﺣ ٌﻲ ُّﻳ ْﻮ ٰﺣ‬ ُ ‫َو َﻣﺎ َﻳ ْﻨﻄ‬ ‫ٰﺧﻠِ ِﺪ ْﻳ َﻦﻓِ ْﻴ َﻬﺂ ا َﺑَ ًﺪا‬

ٖ‫ﷲ َﺣ َّﻖ ﻗ َْﺪ ِره‬ َ ‫َو َﻣﺎ ﻗ َ​َﺪ ُرٱ‬ ‫ك ُ َّﻞ َﻳ ْﻮ ٍم ُﻫ َﻮ ِﰲْ َﺷﲟ ْ ٍن‬

5


6


[3]

TINJAUAN TERHADAP 2 BUAH BUKU AD-DU’A WAL-ISTIJÃBAH dan TAHRĨRU FĨ USŨLIT-TAFSĨR

Karya SIR SAYYID AHMAD KHAN, KCSI.

[4]

[5]

3] D engan nama Allah, Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Kami memuji Allah dan memohon semoga shalawat dilimpahkan kepada Nabi yang mulia MuhammadS.a.w..[Penerbit] 4] ‘ Doa serta Pengabulannya’ dan ‘Tentang Prinsip-prinsip Menafsirkan Kitab Suci Al-Quran.’[Penerbit] 5] Syair bahasa Parsi: Hai orang yang terbelenggu oleh logikanya yang aneh Janganlah merasa bangga akan kemampuanmu Karena di bawah kubah yang ajaib ini telah diperlihatkan kepada banyak orang seperti engkau Orang yang asing terhadap Tuhan tidak berani memasuki perumahan Ilahi Rahasia langit akan diungkapkan oleh orang-orang yang datang dari langit Menyatakan diri dapat mencapai arti hakiki al-Qur’an dengan kemampuan sendiri adalah hal yang sia-sia Barangsiapa mengartikan sendiri sesungguhnya ia membawa barang palsu yang mati dan busuk

7


Keberkatan Do’ã

Di dalam bukunya itu tuan Sayyid telah mengemukakan keyakinannya tentang do’a bahwa istijãbah ad-du’ãi (pengabulan do’a) tidak berarti bahwa setiap apa yang diminta atau dimohonkan dalam do’a itu akan dikabulkan. Karena jika pengabulan do’a itu diartikan seperti itu maka ada dua kesulitan akan timbul: 1. Ribuan do’a yang dipanjatkan dengan kerendahan diri dan kegelisahan hati namun apa yang diminta kepada Tuhan tetap saja tidak tercapai, berarti do’a-do’a itu tidak dikabulkan. Padahal Tuhan telah menjanjikan pengabulan setiap do’a yang dipanjatkan. 2. Bahwa hal-hal yang sudah ditakdirkan akan terjadi, tentu akan terjadi juga dan perkara-perkara yang sudah ditakdirkan tidak akan terjadi, tetap tidak akan terjadi betapa pun manusia berusaha untuk merubahnya. Yakni, tidak akan ada perubahan apa-apa pada sesuatu yang telah ditakdirkan Tuhan. Jadi, jika pengabulan do’a itu mempunyai arti terkabulnya setiap permintaan, maka yang tercantum di � ‫اﻟﺴ َﻼ ُم‬ ‫ َّﺗ َﺒ َﻊ اﻟ ُْﻬ ٰﺪى‬janji ‫ َٰ� َﻣ ِﻦ ا‬Tuhan ‫َو‬ َ ّ dalam ayat:

ُ َ‫ﺐﻟ‬ ‫ﳉ ْﻢ‬ ْ ‫ا ُ ْد ُﻋ ْﻮ ِﱐْٓ ا َ ْﺳ َﺘ ِﺠ‬ akan menyalahi ditakdirkan ‫ َّﻢ َﺻ ِ ّﻞ َو َﺳﻠِ ّ ْﻢ‬tidak ‫ َﻫ ِّﻤﻪٖ َوﻏ َِّﻤﻪٖ و‬hal-hal ‫ﻟِﻪٖ ِﺑ َﻌ َﺪ ِد‬yang ‫ﻠ َْﻴ ِﻪ َو ٰا‬sudah ‫ اﻟﻠّٰ ُﻬ‬akan َ� ‫ﺎر ْك‬ ِ ‫ َو َﺑ‬tersebut terjadi. َ Berarti bahwa janji Tuhan akan terbukti [6]

batil. Karena permintaan َ ‫ ْﻧ ِﺰ ْل �َﻠ َْﻴ ِﻪ ا‬yang َ ‫ ْاﻻ ُ َّﻣ ِﺔ َوا‬sudah ‫ َﱃ ْاﻻ َ َﺑ ِﺪ‬bagian ِ‫ُﺣ ْﺰﻧ‬ ِ‫ﻪٖ ﻟِ ٰﻬ ِﺬه‬ditakdirkan ِ‫ﻚ ا‬ َ ‫ار َر ْﺣﻤ ِﺘ‬ َ ‫ْﻧ َﻮ‬yang kejadiannya hanya َ itulah dikabulkan. Akan tetapi kita ketahui bahwa ‫ﲔ‬ janji َ ‫اِ ّﱐْٓ ا‬bersifat umum ُ ‫ا َ ْن َﺗ‬do’a ‫ ٰﺠ ِﻬ‬pengabulan ‫ﻚ‬ ْ‫ﳉ ْﻮ َن ِﻣ َﻦ اﻟ‬ َ ‫ ِﻋ ُﻈ‬itu َ ْ ِ‫ﻠ‬tanpa bagi setiap orang ada pengecualian. Dari beberapa ayat nampak perkara-perkara ‫ ْن َﺷﲝ ٓ َء‬nyata ‫ﻒ َﻣﺎ َﺗ ْﺪ ُﻋ‬ ‫ ﺑَ ْﻞ‬sudah ِ‫ﻮ َن اِﻟ َْﻴ ِﻪ ا‬bahwa ُ ‫اِ ّﻳَﺎهُ َﺗ ْﺪ ُﻋ ْﻮ َنﻓ َ​َﻴﳉ ِْﺸ‬yang ditakdirkan tidak akanْ tercapai, jelas tidak akan dikabulkan oleh Tuhan. Dan terbukti ayat bahwa ‫ ٓﻪ اِ َّﻻ اﻟ‬dari ‫ﻻ ﻳﻤ ُﺴ‬beberapa ‫ْﻤ َﻄ َّﻬﺮون‬pula َ ◌ٗ

َ ُْ ُ ّ َ​َ َ ‫َﺪ اَﺧﻄﺄ‬ 6] Mintalah kepada-Ku ‫ َﻣ ْﻦ ﻓ‬40:61), َ‫أْﻳِﻪٖ ﻓ‬kabulkan” ‫ﺎ َ َﺻ‬akan ‫آن ِﺑ َﺮ‬ ‫َّ​َﺴ َﺮ ا‬Al-Mu’min, ْ ‫ﺎب ﻓَﻘ‬ َ ‫(ﻟْﻘ ُْﺮ‬QS. َ ْ niscaya َ Aku 8

‫ٮﻬﺎ‬ َ ‫ﻓَﺎ َﻟ َْﻬ َﻤ َﻬﺎﻓ ُ​ُﺠ ْﻮ َر َﻫﺎ َو َﺗﻘ ْٰﻮ‬

۞ ‫ِﻖ َﻋ ِﻦ اﻟ َْﻬ ٰﻮ ٓى ۞ اِ ْن ُﻫ َﻮ اِ َّﻻ َو ْﺣ ٌﻲ ُّﻳ ْﻮ ٰﺣ‬ ُ ‫َو َﻣﺎ َﻳ ْﻨﻄ‬


Tinjauan Terhadap Dua Buah Buku

tidak ada satu pun do’a yang ditolak atau tidak diterima, َ‫ﻼم � َٰ� َﻣﻦ ا ّﺗ‬seperti yang berarti semua ‫ْﻬ ٰﺪى‬do’a ‫ َﺒ َﻊ اﻟ‬dikabulkan َّ ‫ َو‬yang dijanjikan ُ ِ ُ َ ‫اﻟﺴ‬ S.w.t. Allah :

ُ َ‫ﺐﻟ‬ ‫ﳉ ْﻢ‬ ْ ‫ا ُ ْد ُﻋ ْﻮ ِﱐْٓ ا َ ْﺳ َﺘ ِﺠ‬ sini nampak nyata satu kontradiksi di dalam ‫ﻠّٰ ُﻬ َّﻢ َﺻ‬ayat-ayat ّ ‫ﻢ‬ ‫و‬ ‫ﻞ‬ ‫و‬ ‫ﻪ‬ ٖ ‫َﻤ‬ ‫ﻏ‬ ‫و‬ ‫ﻪ‬ ٖ ‫ﻤ‬ ‫ﻫ‬ ‫د‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﻪ‬ ٖ ‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ﻪ‬ ‫َﻴ‬ ‫ﻠ‬ � ‫ك‬ ‫ﺎر‬ ‫ﺑ‬ ‫و‬ ‫ﻠ‬ ‫ﺳ‬ ‫اﻟ‬ ِ ِ ٰ ْ ِ ِ ّ ِ َ َ ِ ِ َ َ َ ِ ّ ّ ِ َ ْ ْ َ َ َ َ َ atas dan kita tidak bisa menghindari kontradiksi ini [7]

Di di selain denganَ mengartikan َ ‫ َْﻴ ِﻪ ا‬bahwa َّ ُ ‫ﻧِﻪٖ ﻟِ ٰﻬ ِﺬهِ ْاﻻ‬do’a ‫ ُﺣ‬hanya ‫ا َ ْﻧ‬pengabulan َ ‫ﻚ اِﱃ ْاﻻ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﺘ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﺣ‬ ‫ر‬ ‫ار‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻧ‬ ‫ﻠ‬ � ‫ل‬ ‫ﺰ‬ ‫و‬ ‫ﺔ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺰ‬ ِ ْ ْ ِ َ َ ِ َ ْ ْ ِ َ َ َ َ َ merupakan suatu ibadah. Hanya dengan mengartikan bahwa berdo’a‫ﲔ‬ adalah saja kita ‫ﳉ ْﻮ َن ِﻣ‬ ُ ‫ َﺗ‬tindakan ‫ َﻦ اﻟْ ٰﺠ ِﻬﻠ‬suatu ‫ﻚ ا َ ْن‬ ‫ ّﱐْٓ ا َ ِﻋ ُﻈ‬ibadah ‫ا‬ ِ ِ َ ْ َ bisa mengartikan bahwa do’a itu dikabulkan seperti apa S.w.t. yang telah dengan ‫َﺷﲝ ٓ َء‬dijanjikan ‫ ْﻮ َن اِﻟ َْﻴ ِﻪ اِ ْن‬oleh ‫َﻣﺎ َﺗ ْﺪ ُﻋ‬Allah ‫ﻓ َ​َﻴﳉ ِْﺸ ُﻒ‬, ‫ن‬ ‫َﺎ ُه َﺗ ْﺪ ُﻋ ْﻮ‬syarat ‫ َﺑ ْﻞ اِ ّﻳ‬do’a itu َ dikerjakan dengan khusyu dan merendahkan diri. Jadi, pengabulan do’a hanyalah َّ ِ‫ ٗ◌ َﻻ َﻳ َﻤ ُّﺴ ٓﻪ ا‬pengabulan satu ‫ﻻ اﻟ ُْﻤ َﻄ َّﻬ ُﺮ ْو َن‬merupakan ibadah dan kita akan mendapat satu ganjaran ruhani. Jika َ ‫ﻘَﺪ اَﺧﻄﺄ‬bahwa sudah ditakdirkan akan ‫ َﻣ ْﻦ ﻓ َّ​َﺴ‬diperoleh, ‫ َﺮ اﻟْﻘ ُْﺮ‬berhasil ‫ﻓَﺎ َ َﺻ‬sesuatu ٖ‫آن ِﺑ َﺮأ ْ ِﻳﻪ‬ ْ ْ َ‫ﺎب ﻓ‬ َ َ َ kemudian secara kebetulan kita berdo’a untuk hal itu maka pastilah perkara ‫ﻓ ُ​ُﺠ ْﻮ َر‬tercapai. ‫ ﻓَﺎ َﻟ َْﻬ َﻤ َﻬﺎ‬Dan tercapainya ‫ٮﻬﺎ‬ ‫ َﻫﺎ َو َﺗ‬akan َ ‫ﻘ ْٰﻮ‬itu sesuatu itu bukanlah karena do’a tetapi karena memang sudah ‫ِﻖ َﻋ ِﻦ اﻟ َْﻬ ٰﻮ ٓى ۞ اِ ْن ُﻫ َﻮ اِ َّﻻ َو ْﺣ‬ ditakdirkan lebih ۞‫ﺣ‬ ٰ ‫ ٌﻲ ُّﻳ ْﻮ‬dahulu. ُ ‫َو َﻣﺎ َﻳ ْﻨﻄ‬ Faedah yang kita dapat dari berdo’a itu ialah bahwa do’a ِ‫ٰﺧﻠِ ِﺪ ْﻳ َﻦﻓ‬ dapat membangkitkan‫ﺪا‬ kesabaran dan ً dan َ‫ْﻴ َﻬﺂ ا َﺑ‬menumbuhkan istiklãl (ketekunan) pada kita. Bila waktu melakukan do’a ٖ‫ َﺣ َّﻖ ﻗ َْﺪ ِره‬yang ‫ﷲ‬ َ ‫ َو َﻣﺎ ﻗ‬dalam hati, yaitu itu hanya ada satu pikiran َ ‫َﺪ ُرٱ‬terlintas kekusaan, kebesaran serta kodrat Ilahi. Pikiran semacam ‫ْﻮ ٍم ُﻫ َﻮ‬mengatasi ‫ك ُ َّﻞ َﻳ‬ ‫ ِﰲْ َﺷﲟ ْ ٍن‬dan inilah yang mengalahkan pikiran-pikiran yang menimbulkan kegelisahan dalam hati sanubari kita dan ‫اِ ّﻧَﺎ ُﻧ‬ ‫ َﺒ ِ ّﺸ ُﺮ‬ketekunan ‫َك ِﺑ ُﻐﻠ ٰ ٍﻢ‬dan menumbuhkan kesabaran pada manusia. Keadaan jiwa serta pikiran semacam ini merupakan akibat ‫ﻒ َﻳ َﺸﲝ ٓ ُء‬ ‫ َﻣ ْب ُﺴ ْﻮ َﻃ‬hanya ‫�ُﻠ َّ ْﺖ‬kebesaran ‫َو َﻣﺎ‬ َ ‫ِﻖ ﻛ َْﻴ‬ َ‫ا َ ْﻳ ِﺪ ْﻳ ِﻪ ﺑ‬dan ُ‫ ْﻞ َﻳ َﺪاه‬wujud ُ ‫ﺎن ُﻳ ْﻨﻔ‬ ِ ‫َﺘ‬ketika yang wajar dari ibadah, Tuhan-lah yang timbul di dalam pikiran orang yang melakukan ‫ﺷ ٍء‬ ‫ﻗَ ِﺪ ْﻳ ٌﺮ َو ٰا‬yang ‫ َو َﻳﻔ َْﻌ ُﻞ َﻣﺎ ُﻳ ِﺮ ْﻳ‬suatu َ ‫ﺧ ُِﺮ َد ْﻋ ٰﻮٮ َﻨﺎ‬Inilah ّ ِ ُ ‫ ُﺪ َو ُﻫ َﻮ � َٰ� ك‬pengabulan ِ ‫ﻋ‬tersebut. ْ َ ‫ﻞ‬ ibadah‫ﻦ‬ dikatakan do’a. 7] ibid,

‫ﲔ‬ ِ ّٰ ِ ‫اﻟْ َﻤ ْﻤ ُﺪ‬ َ ْ ‫ﻟ َر ِّب اﻟْ ٰﻌﻠ َ ِﻤ‬

9


Keberkatan Do’ã

Selanjutnya tuan Sayyid menulis di bagian akhir bukunya bahwa, “Orang-orang yang tidak mengerti akan hakikat do’a dan hikmah yang terkandung di dalamnya tentu dapat mengatakan, apa faedah dan gunanya berdo’a jika hal-hal yang sudah ditakdirkan tidak tercapai, tetap tidak akan didapat meskipun ribuan do’a dipanjatkan ke hadirat Ilahi; begitu juga hal-hal yang sudah ditakdirkan akan tercapai tetap akan didapat baik berdo’a maupun tidak. Kalau demikian halnya, maka berdo’a merupakan hal yang siasia.” Menjawab persoalan tersebut tuan Sayyid mengatakan bahwa, “Hasrat dan keinginan untuk memohon pertolongan kepada Tuhan dalam keadaan gelisah merupakan salah satu bagian dari fitrat manusia. Karena itu berdo’a merupakan satu naluri yang dikerjakan tanpa memikirkan apakah akan berhasil atau tidak. Fitrat insani-lah yang mendesak manusia untuk meminta kepada Tuhan.” Dengan pernyataan di atas yang sengaja kami kutip sebagai ringkasan maka terbuktilah bahwa tuan Sayyid mempunyai keyakinan atau akidah bahwa do’a bukan merupakan satu jalan atau cara untuk mencapai sesuatu maksud tertentu. Dan do’a sama sekali tidak mempunyai pengaruh apa-apa dalam mencapai suatu maksud. Jika seseorang berdo’a dengan niat untuk mencapai sesuatu tujuan atau maksud maka menurut tuan Sayyid itu merupakan hal yang sia-sia belaka. Karena untuk sesuatu hal yang sudah ditakdirkan akan terjadi, berdo’a dengan merendahkan diri dan bersungguh-sungguh juga merupakan perbuatan yang tidak berguna. Pendeknya, dengan tulisan tadi jelas sekali bagaimana keyakinan tuan Sayyid tentang do’a. Yaitu berdo’a hanya merupakan ibadah yang tidak mempunyai hubungan apa-apa dalam mencapai sesuatu. Menetapkan do’a sebagai satu jalan untuk mencapai suatu maksud adalah pikiran yang sia-sia. Sekarang jelaslah bahwa telah terjadi kekeliruan yang fatal pada diri tuan Sayyid dalam memahami ayat-ayat suci Al-Quran. Insya-

10


Tinjauan Terhadap Dua Buah Buku

Allah akan kami perlihatkan pada akhir buku ini mengapa tuan Sayyid melakukan kekeliruan semacam ini. Dengan rasa kasihan kami katakan di sini bahwa tuan Sayyid tidak mampu memahami arti dan hikmah ayat-ayat suci Al-Quran. Apakah beliau tidak melihat dan menyadari hukum alam yang telah diyakininya bahwa itu juga sebagai petunjuk Tuhan yang terang untuk menafsirkan rahasiarahasia dari Al-Quran ketika menulis karangan tadi? Apakah tuan Sayyid tidak mengetahui bahwa meskipun kebaikan dan keburukan tidak lepas dari takdir, akan tetapi hukum dan kodrat alam menentukan sarana-sarana sedemikian rupa untuk mencapainya sehingga orang yang berpikiran sehat akan menganggap penggunaan cara dan ikhtiar merupakan suatu hal yang perlu dan benar untuk mencapai sesuatu. Untuk menjelaskan hal ini, baiklah kita ambil contoh orang yang sakit. Misalnya, sekali pun berdasarkan hukum takdir meminum obat atau tidak meminum pada hakikatnya sama dengan berdo’a atau tidak berdo’a. Apakah tuan Sayyid berani mengatakan bahwa ilmu kedokteran dan ilmu ketabiban itu salah, dan AllahS.w.t. tidak memberi khasiat apa pun pada obat untuk menyembuhkan? Kemudian, bila tuan Sayyid di samping percaya adanya takdir juga mengakui akan kemujaraban obat-obatan, lalu mengapa beliau membedakan sebagian hukum Tuhan dengan yang lainnya padahal samasama sejajar? Apakah tuan Sayyid tetap berpendirian bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan untuk memberi khasiat yang kuat dalam Turbad, Scammony, Senna, dan biji kapas*] sebagai obat pencahar perut atau Tuhan berkuasa untuk memberikan zat arsenic dan aconite atau zat-zat beracun

*] Scammony, obat herbal ekstrak akar-akaran kering tumbuhan tertentu digunakan terutama sebagai obat pencahar. Senna, disebut juga Senna-Cassia, obat yang dibuat dari daun-daun kering dan polong buah pohon Cassia yang berasal dari dataran gersang Mesir dan Saudi Arabia dan banyak dibudidayakan di India untuk digunakan sebagai obat penenang dan penyakit syaraf. Turbad (bahasa Arab) atau Turbud dari bahasa Sansekerta, obat pencahar perut yang sangat kuat. (Medical Encyclopedia of Near Eastern Medicines. N. Anderson Dept. of Anthropology University of California.) [Penterjemah]

11


Keberkatan Do’ã

yang kuat dengan khasiat yang mematikan, tetapi Dia tidak mempunyai kekuasaan untuk memberikan khasiat pada do’a-do’a, hususnya do’a orang-orang suci yang dipanjatkan dengan kerendahan diri dan sungguh-sungguh? Apakah Tuhan tetap mengabaikan do’a orang-orang semacam itu sebagai sesuatu yang mati tanpa ada daya pengaruh sedikit pun? Apakah mungkin ada kontradiksi dalam dua tatanan Ilahi ini? Apakah mungkin AllahS.w.t. tidak memberikan khasiat dalam do’a yang berfaedah bagi manusia seperti yang terkandung dalam obat-obatan? Tidak, sekali-kali tidak. Sesungguhnya tuan Sayyid tidak mengetahui sama sekali falsafah hakiki tentang do’a, juga beliau sama sekali tidak mempunyai pengalaman perihal pengaruh do’a yang hebat. Keadaan beliau persis sama seperti orang yang meminum obat yang sudah kadaluwarsa. Obat yang sudah habis kemanjurannya. Melihat obat itu tidak mempunyai pengaruh dan khasiat lalu ia mengatakan bahwa obat itu sama sekali tidak ada gunanya. Demikian juga keadaan beliau, karena beliau tidak melihat pengaruh dan khasiat do’a, maka beliau mengingkari do’a. Sangat disayangkan, meskipun sudah lanjut usia tuan Sayyid hingga sekarang tidak mempunyai pengertian mengenai falsafah hukum alam. Sungguh erat hubungan antara hukum sebab dan akibat. Dan betapa sempurnanya hukum alam itu. Oleh sebab itu tuan Sayyid begitu mudah menaruh kepercayaan bahwa sesuatu bisa terjadi tanpa sebab-sebab lahiriah atau sebab batiniah, karena apa-apa yang telah ditakdirkan akan terjadi pasti terjadi. Dalam dunia ini kita tahu bahwa tidak ada satu benda pun yang lepas dari kodrat Ilahi yang telah ditentukan oleh AllahS.w.t.. Semua benda mempunyai khasiat dan pembawaannya masing-masing. Misalnya api, air, tanah, gandum, tanam-tanaman, binatang-binatang, logam, mineral, dan semua benda yang dipergunakan sehari-hari. Sesuai dengan khasiat dan pembawaannya

12


Tinjauan Terhadap Dua Buah Buku

suatu benda dipergunakan. Mencoba mengambil faedahnya tanpa mengindahkan khasiat-khasiat yang terkandung di dalamnya merupakan hal yang bodoh. Mengingkari penggunaan cara dan ikhtiar sama dengan mengingkari kodrat Ilahi. Barangsiapa mempunyai keyakinan bahwa suatu benda bisa diperoleh tanpa sebab-sebab lahiriah dan ruhaniah, maka ia seolah-olah mengingkari hikmah hukum kodrat Ilahi. Pendeknya, tuan Sayyid hanya ingin mengemukakan bahwa di mana-mana selalu terjadi hukum sebab dan akibat atau hukum upaya dan hasil, tetapi hukum tersebut tidak berlaku dalam do’a. Karena do’a sama sekali tidak mempunyai pengaruh apa-apa. Mengingkari do’a sebagai satu cara untuk mencapai suatu maksud sudah mencapai taraf ekstrim dalam kepercayaan tuan Sayyid. Seandainya dibicarakan di depan tuan Sayyid tentang khasiat api, maka beliau tidak akan mengingkarinya bahwa seseorang telah ditakdirkan akan terbakar, maka tanpa api pun ia akan terbakar. Oleh karena itu saya benar-benar heran mengapa tuan Sayyid sebagai seorang Muslim mengingkari pengaruh do’a yang mempunyai khasiat seperti api yang kadang menyinari kegelapan atau membakar orang-orang yang aniaya. Apakah di dalam kedua hal itu tidak berlaku hukum takdir yang sama? Lalu, mengapa beliau tidak ingat akan hukum kodrat itu sewaktu berdo’a, padahal beliau percaya akan hukum sebab dan akibat dalam benda-benda lain secara fanatik. Sampai-sampai beliau yakin bahwa lalat pun mempunyai khasiat dan pengaruh. Apakah di dalam do’a tidak ada sedikit pun pengaruh dan khasiat? Hakikat sebenarnya ialah, tuan Sayyid tidak tahu apa yang dapat terjadi karena do’a. Beliau tidak mempunyai pengalaman dalam hal ini. Dan tidak mempunyai hubungan dengan orang-orang yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang do’a. Sekarang, demi kepentingan umum marilah kita kembali 13


Keberkatan Do’ã

kepada pokok pembicaraan, yakni do’a dan pengabulannya. Perkara pengabulan do’a adalah bagian hakikat do’a, dan ini merupakan satu perkara dasar bahwa seseorang yang tidak memahami hakikat do’a bagaimana ia akan mengerti apa sebenarnya pengabulan do’a itu. Oleh karena itu pertamatama mari kita berusaha untuk memahami apa sebenarnya do’a itu. Tanpa pengertian sepenuhnya tentang do’a akan dapat menimbulkan kesalah-fahaman seperti apa yang telah terjadi pada diri tuan Sayyid. Apakah do’a itu? Do’a adalah suatu hubungan timbalbalik antara Tuhan dengan hamba-Nya yang patuh. Tahap pertama, rahmat dan karunia AllahS.w.t. menarik seorang hamba ke arah-Nya yang bersifat Rahmān; kemudian rasa terimakasih dan syukur atas anugerah karunia dan rahmatNya menarik ia lebih dekat lagi kepada AllahS.w.t. dan Tuhanpun menarik ke arah-Nya. Dalam do’a, keadaan hubungan semacam ini dapat mencapai keadaan sedemikian rupa sehingga menimbulkan pengaruh yang luar biasa. Misalnya, seseorang sedang dalam kesukaran yang sangat hebat. Dengan penuh keyakinan, pengharapan, kecintaan, dan kesetiaan ia sujud di hadapan AllahS.w.t. hingga mencapai kesadaran yang luar biasa menembus tabir kegelapan, kemalasan dan kelengahan, terus menuju medan ke-fanã-an diri dan akhirnya ia sampai ke haribaan Ilahi, Tuhan Yang Maha Esa. Jiwanya rebah di hadapan Singgasana AllahS.w.t.. Selanjutnya kemampuan untuk menyerap rahmat Ilahi yang terkandung di dalam dirinya menarik rahmat serta karunia Allah kepadanya. Dalam keadaan demikian Allah Yang Maha Kuasa berpaling kepadanya dan berkenan mengabulkan do’a-do’anya. Setelah itu barulah do’a akan menampakkan pengaruh dan khasiatnya. Pengaruh pertama dari do’a ialah AllahS.w.t. menggerakkan sarana-sarana yang akan menyebabkan kondisi yang mendukung untuk tercapainya suatu maksud. Misalnya, jika do’a itu dimaksudkan untuk

14


Tinjauan Terhadap Dua Buah Buku

memohon turunnya hujan, maka bersesuaian dengan terkabulnya do’a itu AllahS.w.t. menciptakan segala sarana alami (seperti angin, awan dan lain-lain) yang akan menyebabkan hujan turun. Apabila do’a dipanjatkan untuk menjauhkan bencana kelaparan, maka Tuhan akan menciptakan sebabsebab alami yang diperlukan untuk menjauhkan bencana tersebut. Orang-orang suci yang mempunyai pengalaman ruhani semacam itu telah membuktikan bahwa di dalam do’a yang sempurna terkandung suatu kekuatan yakni dengan seizin AllahS.w.t. do’a itu dapat menggerakkan benda-benda kasar seperti air, api, udara, bumi dan lain-lain bahkan alam samawi. Hati dan kehendak manusia dapat dipengaruhi dan digerakkan ke arah yang dikehendaki. Banyak contohcontoh semacam itu terdapat di dalam kitab-kitab suci. Apa yang dikatakan mukjizat adalah contoh dari pengabulan do’a. Ribuan mukjizat para nabi dan wali yang disaksikan sejak dahulu kala sampai sekarang merupakan contoh yang hidup dari pengabulan do’a. Suatu hal ajaib yang telah terjadi di padang pasir tanah Arab yang gersang ialah ratusan ribu manusia yang mati telah hidup kembali dalam waktu yang singkat. Mereka yang telah mati ruhaninya dari generasi ke generasi telah hidup kembali dan menjadi orang-orang yang berakhlak suci dan shalih. Yang buta mulai melihat, yang tuli dan bisu mulai mendengar dan menerangkan kebenaran-kebenaran Ilahi. Revolusi ruhani yang hebat seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya; belum pernah mata melihatnya dan belum pernah telinga mendengarnya. Apakah kalian tahu apa penyebabnya? Penyebab semua itu tidak lain adalah do’a yang dipanjatkan oleh seorang fanã fillãh di kegelapan malam yang menggemparkan seluruh dunia. Do’a-do’a yang menggetarkan arasy Ilahi dan membangkitkan revolusi yang demikian dahsyat sehingga tak seorang pun mampu 15


Keberkatan Do’ã

‫اﻟﺴ َﻼ ُم � َٰ� َﻣ ِﻦ ا ّﺗَ َﺒ َﻊ اﻟ ُْﻬ ٰﺪى‬ َّ ‫َو‬

menghubungkannya dengan seorang yang buta huruf ُ َ‫ﺐﻟ‬ seperti RasulullahS.a.w.‫ﻢ‬ .ْ ‫ﳉ‬ ْ ‫ا ُ ْد ُﻋ ْﻮ ِﱐْٓ ا َ ْﺳ َﺘ ِﺠ‬ [8]

‫ﺎر ْك �َﻠ َْﻴ ِﻪ َو ٰا ﻟِﻪٖ ِﺑ َﻌ َﺪ ِد َﻫ ِّﻤﻪٖ َوﻏ َِّﻤﻪٖ َو‬ ِ ‫اﻟﻠّٰ ُﻬ َّﻢ َﺻ ِ ّﻞ َو َﺳﻠِ ّ ْﻢ َو َﺑ‬ ‫ﻚ اِ َﱃ ْاﻻ َ َﺑ ِﺪ‬ َ ‫ار َر ْﺣ َﻤ ِﺘ‬ َ ‫ُﺣ ْﺰﻧِﻪٖ ﻟِ ٰﻬ ِﺬهِ ْاﻻ ُ َّﻣ ِﺔ َوا َ ْﻧ ِﺰ ْل �َﻠ َْﻴ ِﻪ ا َ ْﻧ َﻮ‬

Aku pun telah menyaksikan ُ ‫ﻚ ا َ ْن َﺗ‬ ‫ﲔ‬ ‫ﳉ‬ ‫ اِ ّﱐْٓ ا َ ِﻋ ُﻈ‬pengaruh do’a َ bahwa َ ْ ِ‫ ْﻮ َن ِﻣ َﻦ اﻟْ ٰﺠ ِﻬﻠ‬sendiri jauh lebih kuat daripada pengaruh api dan air. Bahkan dapat menjadi satu rangkaian ‫ ْن َﺷﲝ ٓ َء‬Tanda ‫ﻒ َﻣﺎ َﺗ ْﺪ ُﻋ‬ ‫ َﺑ ْﻞ اِ ّﻳَﺎهُ َﺗ ْﺪ‬bahwa ِ‫ ْﻮ َن اِﻟ َْﻴ ِﻪ ا‬dalam ُ ‫ ُﻋ ْﻮ َنﻓ َ​َﻴﳉ ِْﺸ‬bukti-bukti tidak ada sarana alami yang lebih hebat ketimbang do’a. ‫اِ َّﻻ اﻟ ُْﻤ َﻄ‬do’a ‫ َّﻬ ُﺮ ْو َن‬bahwa ‫ َﻳ َﻤ ُّﺴ ٓﻪ‬kadang-kadang ‫ٗ◌ َﻻ‬ Jika ada yang berkata meleset dan tidak mempunyai sama sekali. Maka jawabanku َ ‫ﺎب ﻓَﻘَﺪ اَﺧﻄﺄ‬efek َ ‫آن ِﺑ َﺮأ ْ ِﻳﻪٖ ﻓَﺎ‬ ‫َﻣ‬ ‫ ْﻦ ﻓ َّ​َﺴ َﺮ‬seperti ْ َ ‫ َﺻ‬semacam adalah bahwa obatَ ‫ُﺮ‬itu َ ْ keadaan ْ ‫اﻟْﻘ‬sama obatan. Apakah obat-obatan sanggup menutup pintu ‫ َﻤ َﻬﺎﻓ ُ​ُﺠ ْﻮ‬yang ‫ ﻓَﺎ َﻟ َْﻬ‬bisa mengatakan ‫ٮﻬﺎ‬ ‫ َر َﻫﺎ َو‬orang َ ‫ َﺗﻘ ْٰﻮ‬ada kematian? Atau, apakah bahwa obat-obatan itu selamanya tidak mungkin meleset? ‫ َو َﻣﺎ َﻳ‬dengan ‫ َّﻻ َو ْﺣ ٌﻲ ُّﻳ‬segala ‫ﻦ اﻟ َْﻬ ٰﻮ ٓى‬ ۞ ‫ ْﻮ ٰﺣ‬bahwa ِ‫۞ اِ ْن ُﻫ َﻮ ا‬sesuatu ُ ‫ ْﻨﻄ‬sesuai ِ ‫ِﻖ َﻋ‬ Memang benar terjadi hukum dan takdir yang telah ditentukan, tetapi hal itu ٰ ً ‫ﻦﻓِ ْﻴ َﻬﺂ ا َ َﺑ‬dan َ ‫ﺧﻠِ ِﺪ ْﻳ‬takdir tidak berarti bahwa ‫ﺪا‬ hukum membuat ilmu pengetahuan tidak berarti dan tidak berguna. Dan tidak ‫ﷲ َﺣ‬ ٖ‫ َّﻖ ﻗ َْﺪ ِره‬serta ‫ َو َﻣﺎ ﻗ َ​َﺪ ُر‬merupakan sesuatu َ ‫ٱ‬ikhtiar berarti pula bahwa usaha yang tidak dapat dipercaya. kita menggunakan pikiran ْ ‫ﰲ َﺷﲟ‬Jika ‫ك ُ َّﻞ َﻳ ْﻮ ٍم ُﻫ َﻮ‬bahwa sarana jasmani ٍ akan ْ ِ nampak dengan seksama maka‫ن‬ dan ruhani tidak lepas dari takdir َIlahi. Misalnya, seorang ‫ ُﻧ َﺒ ِ ّﺸ ُﺮ َك ِﺑ ُﻐﻠﻢ‬maka ‫ اِ ّﻧﺎ‬sebab-sebab untuk pasien ditakdirkan akanٍ ٰ sembuh, kesembuhan muncul sepenuhnya‫ ﺑ‬dan keadaan َ ‫ َو َﻣﺎ �ُﻠ َّ ْﺖ ا‬tubuh ‫ َﺸﲝ ٓ ُء‬pun ‫ َﻒ َﻳ‬akan ‫ﻛ َْﻴ‬sanggup ‫ِﻖ‬ ‫ ُه َﻣ ْب ُﺴ ْﻮ َﻃ‬menyerap ‫ ْﻳ ِﺪ ْﻳ ِﻪ َ ْﻞ َﻳ َﺪا‬dan ُ ‫ﺎن ُﻳ ْﻨﻔ‬ ِ ‫ َﺘ‬untuk si pasien menerima khasiat ‫ﻋ‬obat-obatan barulah � ‫ ْﻳ ُﺪ َو ُﻫ َﻮ‬obat ‫ َو َﻳﻔ َْﻌ‬tepat ‫ ٍء ﻗَﺪﻳ‬Maka ‫ ٌﺮ َو ٰاﺧ ُِﺮ َد ْﻋ ٰﻮٮ َﻨﺎ َ ِﻦ‬itu. ‫ﺷ‬ ‫ ُﻞ َﻣﺎ ُﻳ ِﺮ‬akan ْ َ ‫ َٰ� ك ُ ِ ّﻞ‬pula mengenai sasarannya.ْ ِ Demikian kaidah do’a yakni semua syarat serta ‫ﲔ‬ kondisi terkabulnya ِ ّٰ ِ ‫ اﻟْ َﻤ ْﻤ ُﺪ‬suatu do’a akan ٰ ‫ﻟ َر ِّب اﻟ‬ َ ْ ‫ْﻌﻠ َ ِﻤ‬dimana berkumpul menjadi satu irãdah Ilahi menghendaki 8] Ya Allah, turunkanlah shalawat dan salam kepada beliauS.a.w. dan umatnya sesuai dengan derita dan kesusahan yang beliau alami demi umatnya, dan curahkanlah kepada beliau cahaya dan rahmat Engkau. [Penerbit].

16


Tinjauan Terhadap Dua Buah Buku

pengabulan do’a itu. AllahS.w.t. menjadikan nizam ruhani dan jasmani dalam satu silsilah ikatan hukum sebab dan akibat yang serupa. Kesalahan fatal yang telah dilakukan tuan Sayyid ialah beliau menerima dan mengakui adanya tatanan jasmani, tetapi mengingkari adanya tatanan ruhani. Aku merasa perlu mengatakan bahwa jika tuan Sayyid tidak mau bertobat dari pandangan yang keliru itu dan tetap mengatakan, “Apa buktinya bahwa do’a mempunyai khasiat dan pengaruh?”, Maka aku diutus untuk memperbaiki kesalahan ini. Aku berjanji untuk memberi tahu tuan Sayyid terlebih dahulu sebelum pengabulan beberapa do’a-ku terbukti. Tidak hanya memberi tahu, tetapi akan aku cetak dan siarkan. Akan tetapi dengan syarat bahwa tuan Sayyid berjanji akan meninggalkan kepercayaan yang salah itu apabila terbukti do’a-ku dikabulkan. Tuan Sayyid bertanya, “Mengapa semua doa tidak dikabukan padahal di dalam Al-Quran AllahS.w.t. menjanjikan bahwa semua do’a akan oleh-Nya?” Inilah ‫ ا ّﺗَ َﺒ‬dikabulkan ‫ َﻊ اﻟ ُْﻬ ٰﺪ‬beliau. ‫ َﻣ ِﻦ‬Sebenarnya �َٰ � ‫اﻟﺴ َﻼ ُم‬ َّ ‫ َو‬ayat: kesalah-fahaman‫ى‬besar

ُ َ‫ﺐﻟ‬ ‫ﳉ ْﻢ‬ ْ ‫ا ُ ْد ُﻋ ْﻮ ِﱐْٓ ا َ ْﺳ َﺘ ِﺠ‬ tidak menunjang pandangan beliau, karena di dalam ٰ‫ َج ُه ُه َجاﻟ ٌلﻠ‬ayat ‫ﺻ‬ ‫َج‬ ّ ّ ‫ﻢ‬ ‫و‬ ‫ﻞ‬ ‫و‬ ‫ﻪ‬ ٖ ‫َﻤ‬ ‫ﻏ‬ ‫و‬ ‫ﻪ‬ ٖ ‫ﻤ‬ ‫ﻫ‬ ‫د‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻌ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﻪ‬ ٖ ‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ﻪ‬ ‫َﻴ‬ ‫ﻠ‬ � ‫ك‬ ‫ﺎر‬ ‫ﺑ‬ ‫و‬ ‫ﻠ‬ ‫ﺳ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻬ‬ ‫َج‬ ِ ِ ٰ ْ ‫َج‬ َ ِ ِ ‫ُه‬ ّ ‫ْج ٌل َج َج ٌل‬ ِ َ َ ‫َج‬ ِ ِ َ َ ‫َج‬ َ ‫َّو‬ ‫ٌل‬ َ ُ ‫ٌل‬ ِ ّ ّ ِ َ ْ ّ ْ َ َ َ َ َ ini terkandung suatu perintah untuk yang ‫ ا‬berdo’a, tapi ‫ا‬ ‫ِع‬ dimaksud dengan berdo’a disini bukanlah do’a biasa ‫َج‬ ‫ُه‬ ‫ ُ َّﻣ ِﺔ َوا َ ْﻧ‬diwajibkan ‫ ْاﻻ َ َﺑ ِﺪ‬ibadah-ibadah ‫ﻚ اِ َﱃ‬ ‫ ِﺰ ْل �َﻠ َْﻴ‬telah ‫ ُﺣ ْﺰﻧِ ِعﻪٖ ﻟِ ٰﻬ ِﺬهِ ْاﻻ‬kepada َ ‫ار َر ْﺣ َﻤ ِﺘ‬ َ ‫ ِﻪ ا َ ْﻧ َﻮ‬yang melainkan ‫ْج َج ُه ْج ط‬ ‫ُه ْجد ُه ْج نى َج ْج َج‬ manusia. Karena bentuk‫ ِﻣ‬perintah dalam ayat itu, ............ ‫ِع‬ ‫ِع‬ ّ َ ‫ﱐْٓ ا‬S.w.t. ُ ‫ﻚ ا َ ْن َﺗ‬ ‫ﲔ‬ ‫ﻠ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﺠ‬ ‫ا‬ ‫ﻦ‬ ‫ن‬ ‫ﻮ‬ ‫ﳉ‬ ‫ﻈ‬ ‫ﻋ‬ ‫ا‬ ْ ‫ﻟ‬ ِ ِ ِ ُ َ ْ َ َ َ ِ ٰ ْ menunjukkan kewajiban, bahkan Allah di beberapa [9]

     

tempat memuji ‫ َﺑ‬ditimpa ‫اِ ْن َﺷﲝ ٓ َء‬orang-orang ‫ َﻣﺎ َﺗ ْﺪ ُﻋ ْﻮ َن اِﻟ َْﻴ ِﻪ‬yang ‫ﳉ ِْﺸ ُﻒ‬tetap ‫ ْﻮ َن‬bersabar ‫ ْﻞ اِ ّﻳَﺎهُ َﺗ ْﺪ ُﻋ‬jika ‫َﻴ‬ ‫ﻓ‬ َ kesusahan dan menerima nasib buruknya,    mereka   ikhlas     sambil mengucapkan “innã lillãhi” kami hidup semataَ َ ‫ٗ◌ َﻻ َﻳ َﻤ ُّﺴ ٓﻪ اِ ّﻻ اﻟ ُْﻤ َﻄ ّﻬ ُﺮ ْو َن‬ mata untuk AllahS.w.t. . Perintah yang terkandung  di  dalam   َ ‫ﺧﻄﺄ‬perintah ْ ayat itu ialah untuk beribadah yang dikuatkan َْ ‫َﻣﻦ ﻓ َ​َﺴﺮ اﻟْﻘُﺮآنﺑﺮأﻳﻪٖ ﻓَﺎَﺻﺎب ﻓَﻘَﺪ ا‬

ْ

َ َ ِ َ ِ َ ْ َ ّ ْ    9] Mintalah kepada-Ku niscaya ‫ ُ​ُﺠ ْﻮ َر‬kabulkan. ‫ٮﻬﺎ‬ ‫ َﻫﺎ َو‬akan ‫(ﻓَﺎ َﻟ َْﻬ َﻤ َﻬﺎﻓ‬QS. Al-Mu’min, 40:61), َ ‫ َﺗﻘ ْٰﻮ‬Aku َ

          

۞ ‫ِﻖ َﻋ ِﻦ اﻟ َْﻬ ٰﻮ ٓى ۞ اِ ْن ُﻫ َﻮ اِ َّﻻ َو ْﺣ ٌﻲ ُّﻳ ْﻮ ٰﺣ‬ ُ ‫ َﻳ ْﻨﻄ‬‫ َﻣﺎ‬‫ َو‬ 17 ‫ٰﺧﻠِ ِﺪ ْﻳ َﻦﻓِ ْﻴ َﻬﺂ ا َ َﺑ ًﺪا‬

    


Keberkatan Do’ã

dengan perintah ”berdo’a-lah ‫ ٰﺪى‬untuk ‫ا ّﺗَ َﺒ َﻊ اﻟ ُْﻬ‬berdo’a. ‫َﻼ ُم � َٰ� َﻣ ِﻦ‬Perintah ‫اﻟﺴ‬ َّ ‫َو‬ kepadaku” mengingatkan kepada perintah untuk beribadah dan meninggalkan ibadah ُ َ‫ﺐﻟ‬ ‫ﳉ ْﻢ‬ ‫ ْﻮ ِﱐْٓ ا َ ْﺳ َﺘ ِﺠ‬sengaja ‫ ا ُ ْد ُﻋ‬diancam dengan ْ dengan hukuman azab. Ancaman dan peringatan semacam ini tidak terdapat‫ﻪٖ َو‬di ّ ِ‫ اﻟﻠّٰ ُﻬ َّﻢ َﺻ ِ ّﻞ َو َﺳﻠ‬nabi‫ﻏ َِّﻤ‬dalam ‫ َﺪ ِد َﻫ ِّﻤﻪٖ َو‬do’a-do’a ‫ﻠ َْﻴ ِﻪ َو ٰا ﻟِﻪٖ ِﺑ َﻌ‬lainnya. َ� ‫ﺎر ْك‬ ِ ‫ ْﻢ َو َﺑ‬Kadang-kadang a.s. nabi juga ditegur berkenaan dengan sesuatu do’a, terbukti َ ‫ﻚ اِ َﱃ ْاﻻ‬ ‫ﺑَ ِﺪ‬Al-Quran: dari ayat َ ‫ار َر ْﺣ َﻤ ِﺘ‬ َ ‫ُﺣ ْﺰﻧِﻪٖ ﻟِ ٰﻬ ِﺬهِ ْاﻻ ُ َّﻣ ِﺔ َوا َ ْﻧ ِﺰ ْل �َﻠ َْﻴ ِﻪ ا َ ْﻧ َﻮ‬ [10]

ُ ‫ﻚ ا َ ْن َﺗ‬ ‫ﲔ‬ َ ‫اِ ّﱐْٓ ا َ ِﻋ ُﻈ‬ َ ْ ِ‫ﳉ ْﻮ َن ِﻣ َﻦ اﻟْ ٰﺠ ِﻬﻠ‬

Seandainya ‫َء‬a.s.ٓ ‫ َﺷﲝ‬setiap ‫اِﻟ َْﻴ ِﻪ اِ ْن‬do’a ‫ﺪ اَل ْس ُﻋ ْﻮ َن‬merupakan ‫ ُه َﺗ ْﺪ ُﻋ ْﻮ َن‬maka ‫ َﺑ ْﻞ اِ ّﻳَﺎ‬mengapa ْ ‫ﻓ َ​َﻴﳉ ِْﺸ ُﻒ َ اَلﻣﺎ اَل َﺗ ْس‬ibadah, nabi Nuh ditegur ....................“jangan meminta kepada-Ku”. ‫ِن‬ َ Dan, kadang-kadang para wali dan nabi-nabi menganggap ‫ٗ◌ َﻻ َﻳ َﻤ ُّﺴ ٓﻪ اِ ّﻻ اﻟ ُْﻤ َﻄ َّﻬ ُﺮ ْو َن‬ bahwa meminta kepada Tuhan merupakan suatu perbuatan َ ‫ىاَﺧﻄﺄ‬ �َ ‫ َﻘﻼُﺮ ُم‬selalu kurang hormat. meminta fatwa ‫ﺮ َﻣأ ْ ِﻳ ِﻦﻪٖاﻓَ ّﺗَﺎ َ َﺒ َﺻ َﻊ ا َﻟ‬shalih �َ‫آن ٰ ِﺑ‬ َّ ‫ﻦ ﻓ َّوَﺴ َﺮ ا‬ ْ‫اﻟﺴﻟ‬ ‫ﺎب ُْﻬﻓَ ٰﻘﺪ َْﺪ‬ َ ْ Orang-orang ْ ‫َﻣ‬ َ ْ kepada hati nuraninya sendiri sebelum berdo’a semacam ُ ‫ﺐﺗﻟَﻘ‬ ‫ﳉ ْٰﻮ ْﻢ‬ itu. Mereka beramal‫ٮﻬﺎ‬ ‫ َﻤﻋ ْ َﻮﻬﺎِﱐْٓﻓ ا َ ُ​ُﺠ ْﺳ ْﻮ َﺘ َر‬apa ‫َِﻫﺠﺎ َْو‬dengan ُ ‫ﻓَﺎ َا ُﻟ ْد َْﻬ‬yang dikatakan hati َ sesuai kecilnya. Yakni jika di dalam keadaan musibah hati kecilnya َّ ٖ‫�َ۞ﻠ اَِْﻴ ِْﻪن َو ُﻫ ٰاﻮﻟِ اِﻪ‬maka ّ ِ‫ِﻖ َﺳ َﻋﻠ‬ ‫ﻪٖ َو‬fatwa ‫ﺣﻏ۞ َِّﻤ‬ ‫ّﻳُ ِّﻤ ْﻮﻪٖ ٰ َو‬untuk ‫ﻻ َﻌَو َ ْﺪﺣ ِد ٌﻲ َﻫ‬ ‫ ِﺑ‬berdo’a ‫ﺎر ٓىْك‬ memberi ّ ِ ‫ﻢﺎ َﻳﺻ ْﻨ‬ ‫ﻢا َوﻟ‬ ‫ﻦ‬ ‫اﻟﻠّٰ ُﻬ َو َّ َﻣ‬dan jika ُ ‫ﻞﻄ َو‬berdo’a, ِ ‫ َﺑْﻬ ٰﻮ‬ia ْ ِ akan َ hatinya mengatakan harus bersabar maka ia akan bersabar, S.w.t. ‫ﻚ اِ َﱃ ْاﻻ َ َﺑ ِﺪ‬ ‫ارا َر‬ ‫ ْاﻻ ُ َّﻣ ِﺔ‬itu ِ‫ﺣ ْﺰﻧِﻪٖ ﻟ‬ ِ‫ ٰﻬ ِﺬه‬Allah َ ‫ ْﺣ َﻤ ِﺘ‬berdo’a. dan mengelak dari ‫ َٰوﺧا َﻠِ ْﻧ ِﺪ ِﺰ ْﻳ ْل َﻦ�َ ِﻓ‬dari ُ tidak َ ‫ﻠ ْﻴ َْﻴ َﻬ ِﻪﺂا َا َ ْﻧﺑ َﻮ ًﺪ‬Selain menjanjikan. Pengabulan tergantung kehendak Tuhan. Dia ‫ﺣن َّ ِﻣ‬ َ ‫ا ّﱐ اَﻋﻈﻚ ا‬ ُ ‫َﺪنرٱَﺗ‬ ‫ﲔ‬ ِ‫ﻖ ﻗَﻦ ْاَﺪﻟْ ِر ٰهٖﺠ ِﻬﻠ‬ berfirman dalam َ ‫ﷲ ْﻮ‬ َ ْAl-Quran: َ‫ﳉ‬ ُ ْ َ ‫ِ ْٓ ِ َوُ َﻣﺎ َﻗ‬

‫ﺪْ ٍُﻋن ْﻮ َن اِﻟ َْﻴ ِﻪ اِ ْن َﺷﲝ ٓ َء‬ ‫م ُﻫﻒ َﻮ َ ِﻣﺎ‬ ‫ْﺸ‬ ‫َﺑ ْﻞ اِ ّﻳَﺎهُ َﺗ ْﺪ ُﻋ ْﻮ َك‬ ‫ﰲْ َﺗ َﺷ ْﲟ‬ ٍ ِ ‫نُﻓ َّﻞ َ​َﻴ َﻳﳉْﻮ‬ Dan, jika kata ‘berdoalah’ sebagai do’a ‫ َّﺮﻻ ا َكﻟ ِﺑُْﻤ َ ُﻐﻄﻠ َّٰﻬ‬ini ‫ َﻻاِ َﻳ ّﻧَﺎَﻤ‬artikan ‫ﻢﺮ ْو َن‬ ◌ٗ ِ‫ ُﻧ ُّﺴ َﺒ ٓﻪ ِ ّﺸا‬kita ٍ ُ ُ biasa seperti lazimnya, maka tidak ada pilihan lain bagi َ ‫َﺪ اَﺧﻄﺄ‬menerima kita selain bahwa diperintahkan ‫و َﻣﺎ �ُﻠ َّ َﻣ‬ ‫ َِﻪﺮ ا َﺑﻟْ ْﻘ‬yang ‫ﺴﻪٖ ْﻮﻓَ َﺎﻃَ َﺘ َﺻ‬ ‫آنهُ ِﺑ َﻣ َﺮ ْبأ ْ ِﻳ‬ َّ ‫ﺖ ا َْﻦ ْﻳﻓ ِﺪ‬ ْ ‫ﺎب ُﻳﻓَ ْﻨﻘﻔ‬ ‫ َﻳ َﺸﲝ ٓ ُء‬harus ‫ﻒ‬ ‫ِﻖ ﻛ ْ َْﻴ‬ ‫ﺎن‬ ‫ َﺪ َا‬do’a ‫ﻞ ُْﺮَﻳ‬ ‫َﺴﻳ‬ َ َ ُ َ ِ ْ ُ َ di sini bukan do’a biasa, tetapi do’a yang ْ mengandung ‫َو َﻳﻔ َْﻌ ُﻞ َﻣﺎ ُﻳ ِﺮ ْﻳ ُﺪﻓَ َﺎوَﻟ ُﻫ َْﻬ َﻮ َﻤ� َﻬ ٰﺎَ�ﻓك ُ ُ​ُﺠِ ّﻞ ْﻮ َ​َر َْﻫ‬ ‫ٮﻬ َوﺎ ٰاﺧ ُِﺮ َد ْﻋ ٰﻮٮ َﻨﺎ َﻋ ِﻦ‬ َ ‫ﺷﺎ ٍءَوﻗ َﺗ ِﻘﺪ ْٰﻮْﻳ ٌﺮ‬ 10] Aku nasihatkan kepada engkau, supaya engkau jangan termasuk orangorang jahil. (QS. ۞‫ﺣ‬ ‫ﲔ َو‬ ‫[ﻠ َﻮ ِﻤاِ ْ َّﻻ‬Penerbit]. ‫ن ْٰﻌ ُﻫ‬ ٰ ‫ُﻳ ْﻮ‬Hud, ِ‫ﻟ َر۞ ِّا‬ ُ ‫َو َﻣﺎ َﻳ ْﻨﻄ‬ ‫ب ا ْﻟ‬ ِ ‫ﻦ ا َﻤﻟ ْﻤ َْﻬ ُٰﻮﺪ ِ ّٰ ٓى‬ ْ‫ِﻖ َﻋ ا ِﻟ‬ ّ ‫ ْﺣ ٌﻲ‬11:47) َ 11] Sekali-kali tidak, hanya Dia-lah yang kamu seru, maka Dia akan menjauhkan apa-apa yang kamu berdo’a kepada-Nya minta dijauhkan jika Dia َ ‫[ﻓِ ْﻴ َﻬﺂ ا‬Penerbit]. ‫ﺑَ ًﺪا‬6:42) ‫ٰﺧﻠِ ِﺪ ْﻳ َﻦ‬ menghendaki. (QS. Al-An’am, [11]

18

ٖ‫ﷲ َﺣ َّﻖ ﻗ َْﺪ ِره‬ َ ‫َو َﻣﺎ ﻗ َ​َﺪ ُرٱ‬ ‫ك ُ َّﻞ َﻳ ْﻮ ٍم ُﻫ َﻮ ِﰲْ َﺷﲟ ْ ٍن‬


Tinjauan Terhadap Dua Buah Buku

syarat-syarat. Sedangkan untuk memenuhi syarat-syarat tersebut ada di luar kemampuan manusia. Tidak mungkin bagi seseorang untuk memenuhi syarat-syarat itu, kecuali dengan karunia dan pertolongan AllahS.w.t.. Juga perlu diingat bahwa hanya kerendahan diri saja belum cukup untuk suatu do’a, melainkan banyak lagi yang harus dipenuhi seperti ketakwaan, kecintaan yang sempurna, pemusatan pikiran yang sempurna. Segala sesuatu yang diminta dalam do’a itu dalam pandangan AllahS.w.t. harus yang berfaedah bagi yang berdo’a baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Banyak do’a tidak dikabulkan padahal syarat-syaratnya sudah dipenuhi. Itu terjadi karena apa yang diminta dalam do’a itu akibatnya tidak baik untuk dirinya dalam pandangan AllahS.w.t.. Misalnya: seorang anak tersayang meminta pada ibunya sepotong bara api atau seekor anak ular. Atau si anak meminta racun yang mematikan. Apakah sang ibu akan memberikannya? Sekali-kali tidak. Meskipun barang yang diminta itu sangat menarik bagi si anak. Seandainya sang ibu memberikannya dan kebetulan si anak pun dapat diselamatkan dari kematian karena makan racun itu, tetapi badannya telah cacat untuk selamanya. Maka setelah anak itu besar ia tidak akan mengampuni sang ibu atas kebodohannya itu. Selain syarat-syarat tersebut di atas masih banyak syarat-syarat lain yang diperlukan untuk pengabulan suatu do’a. Sebelum syarat-syarat itu terpenuhi, do’a tidak akan dikabulkan. Dan, selama do’a itu tidak disertai oleh jiwa ruhani dari orang yang berdo’a dan orang yang dido’akan kedua-duanya tidak memiliki kemampuan minimal untuk itu, maka do’a-do’a mereka tidak akan dikabulkan. Tuhan berkehendak mengabulkan suatu do’a, namun syarat-syarat untuk tercapainya suatu do’a tidak terpenuhi juga dan orang itu tidak dapat pula memusatkan pikiran, keteguhan dan ketabahan hati. Tuan Sayyid percaya bahwa ganjaran-ganjaran di akhirat 19


Keberkatan Do’ã

nanti seperti karunia, nikmat-nikmat, kelezatan kesenangan dan kegembiraan yang dapat diartikan sebagai najat, semua ini adalah buah dari do’a yang didukung iman. Kalau memang demikian maka tuan Sayyid harus menerima tanpa keraguan lagi bahwa do’a orang-orang suci mempunyai khasiat dan bisa menjauhkan bahaya dan merupakan kunci tercapainya suatu maksud. Jika do’a tidak mempunyai khasiat dan pengaruh di dunia ini bagaimana mungkin nanti di akhirat. “Wahai orang-orang! berpikirlah sungguh-sungguh. Jika benar do’a merupakan benda yang tidak mempunyai khasiat apa-apa dan tidak bisa menjauhkan bahaya musibah dalam kehidupan dunia ini, mengapa di hari pembalasan nanti mempunyai khasiat dan pengaruh.” Jelaslah, bahwa jika do’a mempunyai khasiat untuk menolak dan menjauhkan sesuatu musibah dan bisa menyelamatkan kita dari malapetaka, maka sudah seharusnyalah khasiat do’a ini nampak di dunia ini juga supaya keimanan kita bertambah besar dan supaya kita lebih giat lagi berdo’a untuk keselamatan akhirat nanti. Dan jika benar do’a adalah benda yang tidak mempunyai pengaruh khasiat sama sekali seperti yang dikatakan tuan Sayyid dan do’a tidak dapat menjauhkan musibah dunia maka pasti pada kehidupan akhirat nanti pun tidak akan berpengaruh. Maka dengan demikian menaruh harapan pada do’a untuk keselamatan akhirat adalah suatu hal yang sia-sia belaka. Aku tidak akan menulis lebih banyak lagi tentang hal ini, karena pembaca berhati bersih dan jujur mengerti bahwa aku telah membuktikan kesalahan fatal tuan Sayyid dalam mengartikan do’a. Jika tuan Sayyid masih bertahan pada pendiriannya maka aku telah mengajukan suatu cara untuk menjelaskannya. Jika beliau betul-betul ingin mencari kebenaran tentu akan menerima usulku tadi.

20


Tinjauan Terhadap Buku Sayyid Sahib Yang Kedua:

PRINSIP-PRINSIP PENAFSIRAN AL-QURAN Buku kedua yang ditulis oleh tuan Sayyid ialah “Tahrĩru Fĩ Ushũlit Tafsĩr”. [12] Tulisan ini jauh berbeda dan berlawanan dengan bukunya yang pertama, “Ad-du’ã wa l-Istijãbah” (do’a dan pengabulannya). Sangat berbeda dan bertentangan seolah-olah tuan Sayyid menulis kedua buku itu dalam keadaan mabuk. Dalam buku tentang do’a, tuan Sayyid lebih mempercayakan dan mengutamakan takdir tanpa mau mengindahkan dan mengakui akan adanya usaha dalam mencapai sesuatu maksud. Oleh sebab itulah beliau mengingkari dan tidak percaya akan pengabulan do’a. Padahal do’a merupakan salah satu jalan untuk mencapai suatu maksud, yang kebenarannya telah dibuktikan oleh lebih dari seratus ribu nabi-nabi dan jutaan Wali. Para nabi tidak punya apa-apa kecuali do’a.[13]

12] Prinsip-prinsip Menafsir Al-Quran. [Penerbit] 13] Demi kepentingan para pembaca, aku ingin muat disini teks dan terjemahan dari apa yang Qutub Rabbani dan Gauts Subhani* Sayyid Abdul Qadir Jailani telah tulis berdasarkan pengalamannya sendiri dalam buku beliau Futũhatul Gaib (tentang pengaruh ruhani orang suci) dan bagaimana do’anya dikabulkan oleh Tuhan. Untuk kepentingan pembaca kami kutipkan satu bagian dari buku itu berikut terjemahannya. Karena kesaksian seorang ahli dalam bidangnya akan lebih dipercaya ketimbang kesaksian orang lain. Oleh karena itulah seseorang akan mempunyai hak lebih besar untuk berbicara tentang pengabulan do’a, jika ia mempunyai pengalaman pribadi dan mempunyai hubungan cinta dan kesetiaan dengan AllahS.w.t. Sayyid Ahmad Khan sama sekali tidak berhak untuk berbicara tentang hal-hal yang qudus ini. Bertanya tentang filsafat suci ini kepada tuan Sayyid sama keadaannya seperti menanyakan tentang pengobatan penyakit manusia kepada Baifar (penjual minuman yang enak dan harum). Tuan Sayyid adalah seorang pakar dalam urusan pemerintahan dunia dan rakyat beserta segala masalahnya. Bersambung ke hal berikut.... * Q utub Rabbãnĩ dan Gauts Subhãnĩ adalah gelar yang menunjukkan tingginya kedudukan rohani Sayyid Abdul Qadir Jailani. [Penerbit].

21


Keberkatan Do’ã

Tetapi di dalam bukunya yang kedua tentang “Kriteria Tafsir”, seolah-olah tuan Sayyid tidak menganggap takdir itu sebagai sesuatu yang berguna, karena beliau mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini sebagai sesuatu yang berdiri sendiri (suigeneris), seolah-olah semua benda berada di luar kekuasaan AllahS.w.t. dan Tuhan tidak mempunyai kekuasaan untuk merubahnya. Seolah-olah Tuhannya tuan Sayyid adalah Tuhan yang terbatas pada suatu bidang saja. Kekuasaan-Nya untuk ikut campur dan menentukan dalam alam ini hanya ada pada masa lalu, dan sekarang tidak ada lagi. Keadaan yang ada pada semua T anpa diragukan lagi beliau memang seorang ahli dalam bidang itu dan orang yang tepat untuk menerangkannya. Tetapi berbicara tentang hubungan antara Tuhan dan manusia, hanya orang-orang suci dan orang-orang yang shalihlah yang bisa menerangkan dan memahaminya. Sayyid Abdul Qadir Al-Jailanir.a. menulis:

Y akni, jika engkau menjadi kekasih Tuhan, maka ingatlah bahwa tangan engkau, kaki engkau, lidah engkau, mata engkau dan semua wujud engkau beserta seluruh bagiannya adalah patung-patung berhala. Dan di antara makhluk lainnya ialah anak-anak engkau, istri engkau dan segala apa yang engkau cintai di dunia ini seperti harta, kehormatan dunia, ketenaran nama, ketamakan dunia, dan kepercayaan kepada dunia, semuanya itu merupakan berhala. Bergantung kepada temanmu Zaid dan Bakar atau takut pada Khalid dan Walid, semua itu adalah patung-patung berhala yang menjadi penghalang di jalan engkau. Janganlah sekali-kali memperhatikan berhala-berhala itu. Dan janganlah engkau terjerumus mengikutinya, janganlah sekali-kali

22


Tinjauan Terhadap Buku Sir Sayyid Yang Kedua

benda bukan merupakan takdir Tuhan, melainkan khasiat dan pembawaan benda-benda itu sendiri, tidak ada campur tangan kodrat Ilahi. Bila Tuhan tidak kuasa mengubah khasiatkhasiat pada benda-benda tersebut, maka khasiat-khasiat itu tidak boleh disebut takdir Ilahi karena khasiat-khasiat itu tidak mungkin dirubah-Nya kembali. Takdir mewajibkan akan adanya Muqãdir, yaitu Zat yang bebas untuk menentukan. Jadi jelaslah, jika di dalam khasiat benda-benda itu tidak ada kekuasaan Tuhan sedikit pun, maka bagaimana mungkin boleh dikatakan semua itu merupakan takdir-Nya. Jika masih dalam kekuasaan Tuhan maka berarti bahwa khasiat bendabenda itu tetap bisa berubah sesuai dengan kehendak Ilahi. Pendeknya, tuan Sayyid dalam bukunya yang kedua betulbetul menghilangkan kekuasaan hakiki Muqãdir dari benda-

engkau tergoda oleh benda itu. Berilah mereka itu tempat yang semestinya sesuai dengan syari’at Islam dan sesuai dengan contoh orang-orang shalih dan suci. Jika engkau melakukan hal itu sesuai dengan jalan yang dibenarkan maka engkau akan menjadi sulphur merah yang terkenal. Derajat engkau akan begitu tinggi hingga tidak nampak. AllahS.w.t. akan menjadikan engkau pewaris nabi-nabi dan Rasul-rasul-Nya, yakni ilmu-ilmu makrifat dan berkat-berkat mereka yang telah punah akan diwariskan kembali kepada engkau dan engkau akan mencapai derajat kewalian dan tidak akan ada lagi wali yang lebih tinggi dari engkau di masa mendatang. Karena do’a engkau, keteguhan, dan berkat-berkat engkau akan menjauhkan segala kesusahan dan penderitaan orang-orang. Do’a engkau akan menjadi penyebab turunnya hujan bagi orang-orang yang kelaparan, menumbuhkan tanamantanaman serta kebun-kebun yang kering dan gersang menjadi hijau. Segala macam kekhawatiran, kesusahan, bahkan kesulitan para Raja akan hilang sirna karena do’a-do’a engkau. Tangan-tangan kodrat akan selalu bersama engkau, kemana saja engkau bergerak kesitulah ia bergerak, suara abadi akan selalu membimbing engkau, apa saja yang engkau ucapkan itu adalah perkataan Tuhan dan itu akan selalu diberkati, engkau akan duduk mewarisi ilmu orang-orang suci, sebelum engkau akan menguasai susunan alam ini. Jika engkau menghendaki kehancuran benda-benda yang ada atau menghendaki adanya benda-benda yang tidak ada, maka semuanya akan terjadi sesuai dengan kehendak engkau. Mukjizat-mukjizat akan terjadi di tangan engkau, engkau akan dianugerahi ilmu-ilmu rohani dan rahasiarahasia ghaib. Semua ini adalah anugerah dan pemberian AllahS.w.t.. Rahasiarahasia ilmu rohani dan makrifat-makrifat gaib yang dipandang layak untukmu akan dianugerahkan kepada engkau. [Penulis]

23


Keberkatan Do’ã

benda sehingga menurut pemahaman beliau benda-benda itu sama sekali tidak terpengaruh oleh keinginan dan kehendak AllahS.w.t., keadaannya sama seperti hak-hak penyewa turuntemurun yang diberikan oleh orang-orang Inggris kepada mereka, yakni penyewa tanah tidak mempunyai hak untuk memperlakukan barang sewaan seenaknya, tidak punya hak untuk mengatur diri mereka. Dengan penyewa yang turuntemurun inilah tuan Sayyid menyamakan benda-benda bumi seperti api, air, dan lain-lain. Bahkan hukum takdir menurut tuan Sayyid lebih kejam dari pada hukum Inggris, karena jika seandainya penyewa tidak mampu membayar lunas pajak penghasilan seberapa pun kecilnya selama satu tahun, maka haknya sebagai penyewa dapat dihapus. Bahkan tuan Sayyid lebih dari itu, beliau benar-benar menghapus hakhak pemilik (yaitu Tuhan) dan ini merupakan satu aniaya yang sangat besar! Tuan Sayyid telah meminta teman lawannya agar menulis kriteria sebagai landasan untuk menafsirkan Al-Quran. Tetapi disini saya merasa perlu untuk menolong tuan Sayyid semata-mata hanya ingin menunjukkan jalan bagi orang yang tersesat. Dan hal ini saya anggap sebagai satu kewajiban atas diri saya. Untuk itu ketahuilah bahwa: Kriteria pertama: Untuk penafsiran yang benar adalah Al-Quran itu sendiri. Harus dicamkan benar-benar bahwa Al-Quran tidak seperti buku-buku lainnya yang memerlukan kesaksian dari buku lain untuk membuktikan kebenarannya. Al-Quran merupakan suatu bangunan kokoh yang sempurna bentuknya. Setiap ‘batu-bata’-nya terletak pada posisinya masing-masing. Memindahkan satu saja dari ‘batu-bata’-nya akan mengganggu susunan bangunan itu secara menyeluruh. Tidak ada suatu kebenaran yang ditunjang oleh paling sedikit sepuluh atau dua puluh kesaksian yang terdapat di dalam AlQuran itu sendiri. Oleh karena itu jika kita mengartikan satu ayat Al-Quran, maka hendaknya kita harus melihat apakah di 24


Tinjauan Terhadap Buku Sir Sayyid Yang Kedua

tempat lain ayat Al-Quran mengukuhkan arti itu atau tidak. Apakah ayat-ayat yang lain menunjang dan memberikan kesaksian atas kebenaran arti itu atau tidak. Jika ayat-ayat lain tidak menunjang dan tidak memberikan kesaksian atas kebenaran arti itu, bahkan menentangnya maka tidak ada jalan lain bagi kita selain menolak arti yang pertama itu, dan menganggapnya salah. Karena satu hal yang tidak mungkin di dalam Al-Quran ialah adanya pertentangan satu ayat dengan ayat lain. Tandanya bagi ayat yang benar adalah ayat-ayat AlQuran yang lainnya mendukung dan mengukuhkannya. Kriteria kedua: Tafsir dari RasulullahS.a.w. sendiri. Tidak ada keraguan lagi bahwa orang yang paling mengerti dan memahami Al-Quran adalah Nabi Besar Muhammad RasulullahS.a.w.. Jika satu arti dari ayat Al-Quran terbukti diartikan oleh RasulullahS.a.w., maka adalah kewajiban seluruh umat Islam untuk menerima arti itu tanpa keraguan dan keengganan sedikit pun. Jika ia tidak mau menerima tafsir dan arti yang diberikan oleh RasulullahS.a.w., maka ia akan menderita karena kekurangan iman dan mempunyai kecintaan yang berlebih-lebihan terhadap filsafat dunia. Kriteria ketiga: Tafsir yang diberikan oleh para sahabatr.a.. Tidak diragukan lagi bahwa para sahabatr.a. adalah pewaris utama dari nur-nur ilmu nubuwat RasulullahS.a.w.. Merekalah yang menerima cahaya ruhani langsung dari RasulullahS.a.w.. Karunia AllahS.w.t. yang besar pun menyertai mereka. Dalam memahami Al-Quran, AllahS.w.t. selalu menolong menyempurnakan daya faham mereka, mereka tidak hanya membaca dan berbicara tetapi pengamalan ajaran Al-Quran telah menjadi darah-daging mereka dan mereka mempunyai pengalaman ruhani yang tinggi. Kriteria keempat: Merenungkan isi Al-Quran dengan jiwa sendiri yang telah mencapai kesucian, sebab jiwa yang suci mempunyai keserasian dengan Al-Quran, seperti yang difirmankan AllahS.w.t.: 25


َ َ ْ َ ‫اﻻ ُ ّ�َ​َﻣﻠ ِﺔ ْ​َْﻴو ِﻪا َا َ ْﻧ ْﻧﺰ َﻮ ْل‬ ّ ‫ُ​ُﺣ ْ​ْﺰﻧِﻪٖ ﻟِ ٰ​ٰﻬ ِ​ِﺬ ِه ُﺣ ْ ْﺰ‬ َ ِ‫ﻚ ا‬ ‫ﻚ اِ َﱃ ْاﻻَﺑَ ِﺪ‬ ‫ارﱃ َر ْ ْﺣ‬ َ ‫اﻻ َ َﻤ َﺑَ ِﺘ ِ​ِﺪ‬ َ َ ِ َ ‫اﻻ ُﻧِ َّﻣﻪٖ ِﺔﻟ ٰ َ​َوﻬا َ ِﺬ ْﻧهِ ِ​ِﺰ ْ ْل‬ َ ‫ار�َ َ​َرﻠ َْﻴﺣ َِﻤﻪ اِﺘَ ْﻧ َ َﻮ‬ َ‫ﻚ‬ ُ​ُ ‫ن َﺗﺗاَﻋ‬ ‫ﲔ‬ ‫ن‬ ‫ﳉﻮ‬ ِ​ِ‫ﺠﻮ ِ​ِﻬﻬﻠﻠ‬ َ​َ ‫ﱐْ​ْٓ​ٓ اا َ​َ ِ​ِﻋﻋ ُ​ُﻈﻈ‬ َ​َ ْ ‫ﻚ اِ​ِ َﻣﻣ‬ َ​َ ‫ن ْ​ْ ِﻣ‬ ‫ﻦ‬ ‫ن‬ ‫ااِ​ِ ّ​ّﱐ‬ ُ ْ​ْ‫ﻦ ااَﺗﻟﻟ‬ ‫ﲔ‬ ‫ن‬ ِ ‫ن‬ ْٓ‫ﻚ ِاا َ ّ ْ​ْﱐ‬ َ َ​َ ‫ﳉ ُ ْ​ْﻮﻈ‬ َ ْ ‫ﳉ ٰ​ٰﺠ‬ َ ْ ِ‫ﲔ َﻦ اﻟْ ٰﺠ ِﻬﻠ‬ Keberkatan Do’ã ‫ﺪ ُ​ُﻋﻋ‬ ‫ﳉﺪ ِ​ِْﺸﻒ ﻣﺎ ﺗ‬ ‫نﻓَﻴ‬ ‫ن ْﻮ َ​َﺷ‬ ‫ن َااﻣِ​ِﻟﻟﺎ ْ​َْﻴَﻴ َﺗ ِ​ِﻪﻪ ْﺪااِ​ِ ُﻋ ْ​ْن‬ ‫ْﺸ ْ​ْﻮﻮ ُﻒَ​َن‬ ‫ﻞ ااِ​ِ ّ​ّﻳﻳَﺎَﺎهُهُ َ​َﺗﺗ ْ​ْﺪ‬ ‫ﺑَ​َﺑ ْ​ْﻞ‬ ‫ﺷ َنﲝﲝ ٓ​ٓاِ َ​َءءﻟ َْﻴ ِﻪ اِ ْن َﺷﲝ ٓ َء‬ ‫ﺪ َﺑ ُ​ُﻋﻋ ْﻞْ​ْﻮﻮاِ َ​َ ّﻳ‬ ِ ‫ْﺸﻋ ْﻮ ُ​ُﻒ َن َ​َﻣﻓﺎ َ​َﻴ َ​َﺗ ْ​ْﳉﺪ‬ ُ ْ ‫نَﺎﻓ ُه َ​َ​َﻴ َﺗﳉ‬ [14] َ ُّ ‫ٗ◌ َﻻ َﻳ َﻤ‬ ‫ﻻا‬ ّ​ّ ُ ‫ﻻﻟﻟ َﻳ ُ​ُْﻤْﻤ َﻤ َ​َﻄﻄ‬ ‫ٗ◌ َﻻ َﻳ َﻤ ُّﺴ‬ ‫ﺴَ​َﻬﻬ ٓﻪُ​ُﺮﺮاِ ْ​ْوو َّﻻ َ​َن‬ ‫ناﻟ ُْﻤ َﻄ َّﻬ ُﺮ ْو َن‬ َ َّ​ّ ِ​ِ‫ﺴ ٓ​ٓﻪﻪٗ◌ اا‬ ّ ‫ﻻا‬ َ​َ ‫ﻣﻦ ﻓ َ​َﺴﺮ اﻟْﻘُﺮآنﺑﺮأ ْ​ْﻳﻪٖ ﻓَﺎَﺻﺎب ْﻓَﻘَﺪ اَﺧﻄﺄ‬ َ ‫ﺧﻄﺄ‬ilmu Yakni, َ​َ َ ‫َﺴ ِﺑِﺮ َ​َﺮاأﻟْﻳِ​ِﻘﻪُٖﺮﻓَﺎ‬Al-Quran ‫ َ​َﻣ ْ​ْﻦ ﻓ‬terbuka bagi َ‫ﺎبأ ِﻳﻓ‬ ‫ ّ​َّ​َﺴ َ​َﺮ اﻟْ َﻣﻘ ْ​ُْﺮ‬akan ‫ﻘﻪٖ ْ​ْﻓَ​َﺪﺎ َا َ َﺻ ْ​ْﺧ َ​َﻄﺄ‬dan ‫ﺻ‬ ‫آن‬ ‫ﻦ‬ ‫ﺎب‬ ‫ ِﺑ َ​َﺮ‬makrifat َْ َ ‫ﻓَﻘ َْﺪ ا‬hakikat ّ َ​َ ‫ﻓ‬dan َ َ‫آن‬ orang-orang َ yang hatinya ْ bersih suci, karena antara ‫ﻓﻓَ​َﺎﺎ َ​َﻟﻟ َْﻬْﻬ َﻤﻤ َﻬﻬ‬ ‫ﺎ َ​َﺗﺗﻓﻘﻘ ْٰﻮْﻮ‬dengan kesucian hati ilmu makrifat ‫ﺎﺎﻓﻓ ُ​ُ​ُﺠ‬kehalusan ‫ٮﻬ‬ ‫ُﺠ ْﻮ َ​َ​َر‬ ‫ُﺠﻓَ ْ​ْﺎﻮﻮَﻟَ​َرر َْﻬ َ​َﻫﻫﺎﺎَﻤ َ​َووﻬ‬ ‫ٮﻬﺎ‬ ‫ﻘ ْٰﻮ‬manusia ‫ٮﻬﺎﺎ َﻫﺎ َو َﺗ‬ َ​َ​َ ٰ ُ َ Al-Quran terdapat hubungan yang erat satu sama lain. Ia َ ‫ َْﻬﻮ� ٓى ۞ اِ ْنﺗَ ُﻫﺒﻮ ا‬dan ‫ِﻖ ﻋ‬ ‫َوو َﻣﻣﺎﺎ َﻳﻳ ْ​ْﻨﻨﻄ‬ ‫ﻻ۞ْﻬ َوو‬ ‫ﻲ‬ ‫اِ ٰ ْ​ْﺪﺣ‬merasakannya, akan akan ‫ﻦ َاا َﻳﻼﻟﻟ ْﻨ ُ َْﻬ‬ ‫ﻦ‬ ‫ِﻖ‬ ‫ﺣ‬ ۞‫ﺣ َو‬ ‫ﺣ ْن ٌ​ٌﻲ‬ ‫ﻦﻟا ْن َْﻬ ّ ٰ ُﻫﻮ َ َ​َﻮ ٓ َﻊا‬ ِ‫ىَ� َﻋ َﻣ۞ ِﻦ ِا‬ ‫ىِ​ِ ّ​َّاﻟ‬ ‫ﻄ َُ​ُو‬nuraninya ‫اﻟﺴ ِ​ِﺎ‬ ‫و َ​َﻋ ّ َﻣ‬hati ‫۞ ْﺣ ٌﻲ ّﻳُ ْﻮ‬ ۞ ‫ ٰﺣ‬mengenalnya, ‫ى ُﻫ ّ​ُّﻳُﻳ َﻮ ْ​ْﻮﻮاِ َّ ٰ​ٰﻻ‬ َ َ َ ٰٓ ‫ِﻖ‬ ُ ‫مﻄ ٰ​ٰﻮ‬ َُ ‫ﻻ‬ َ mengatakan, “Inilah arti yang benar”. Cahaya hati nuraninya ‫ﺪاا‬ ‫ﻠِﺂﺂ اا‬menguji ‫ﺠﻬﻬ‬ ‫ﻦﺳﻓِﻓِﺘ ْﻴﻴ‬ ٰ​ٰ ‫ ا ُ ْد‬yang benar dan َ​َ َ ‫ﺪﱐْ​ْ​ْٓﻳﻳ ا‬ َ merupakan pelita ‫ﻦ‬ ‫ﺧ ُﻋﻠﻠِ​ِ ْﻮ ِ​ِﺪ‬ ‫ﺧ‬mana ُ ً​ً ‫ﺐَ​َ ِﺪﻟ َﺑَﺑ ْﻳ‬ ‫ َﻬﺂ ا َﺑَ ًﺪا‬untuk ‫ﻦ ْﻢﻓِ ْﻴ‬ ‫ﺧ‬ ٰ َ َ ْ ِ َ ‫ﳉﺪ‬ ْ ْ ِ mana yang salah, dan merupakan satu alat untuk mencapai َ ‫ﺣ‬ ٖ‫ ِررﺑهٖه‬Oleh ‫ﻖ ﻗَﺪ‬ ‫ّ َووﻢ َﻣﻣوﺎﺎ ﻗ َ​َﺪ‬janganlah ‫ﷲﻠ َْ​َﻴﻣ َ​َﺣ‬ ‫ﷲ‬ kebenaran ّٰ‫اﻟﻠ‬ ‫ﻏ َِّﻤﻪٖ َو‬Al-Quran. ‫ﺎ ِﻪﻗ ّ​َّ َو‬karena ٖ‫ﷲ َﻌ َﺣﺪ ِد َّﻖ َﻫﻗ ِّﻤ َْﺪﻪٖ ِر َوه‬ ‫ﺎر ُ​ُرر ْٱٱك �َ َ​َ​َو‬ ِ ٖ‫ﻖ َٰاَﺪﻗﻟِ ُر ْ​ْٱَﺪﻪ‬ ِ ‫ َﺑﻗ َ​َﺪ‬itu, َ َ ْ َ ِ‫ ُﻬ َّﻢ َﺻ ِ ّﻞ َو َﺳﻠ‬seseorang dengan sombong dan takabbur bahwa dirinya ْ​ْ ‫ ٍم ُﻫﻮ ﰲ َﺷﲟ‬menyatakan َ ُ ‫ك‬ ‫ن‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻞ‬ ّ ْ َ َ ٍ ُ ‫ك‬ ِ​ِ ُ ‫لم�َ ُﻫﻠ َ​َﻮ َْﻴك‬ َّ ‫ ِﻪ‬Al-Qur’an, ْ​ْ‫ﰲ‬ ‫ن‬ َ ٍ ِ‫ﻚ ا‬ adalah ‫ﺪ‬ seorang ‫ُﺣ‬ ‫ َرُﻫ َﻮ ْﺣ ِ َﻤﰲْ ِﺘ‬tafsir ‫ار‬ ‫ﻪٖ ﻟِ ٰﻬ ِﺬهِ ْاﻻ ُ َّﻣ‬iaِ‫ ْﺰﻧ‬melewati ‫ َﺷ َﲟ‬ahli ٍ ْ ‫ ِﺔ َوا ّﻞ ْﻧ َﻳ ِﺰ ْ​ْﻮ‬sebelum ِ ‫نﱃ ْاﻻ َ َﺑ‬ َ‫ﻞا َ َﻳَْﻧﺷ َْﲟﻮ ٍم‬ jalan lurus dan sempit yang telahَ dilalui oleh para nabi ‫ ا ّﱐٓ ا َ ِﻋﻈ ااِ​ِ ّ​ّﻧَﻧﺎ ُﻧ‬pengalaman‫ن َ​َﺒﺒ َﺗ ِ​ِ ّ​ّﺸ‬ ‫ َ​َاِك‬ia ‫ﻢ‬ ُ‫ﺸ‬ ‫ك َن ّﻧَﺑِ​ِﺑﺎ ِﻣ ُ​ُﻐﻐ ُﻧﻠﻠ َ ٰ​ٰ َﺒ‬ ‫ﳉ ُ​ُﺮﺮ ْﻮ‬ terdahulu dan mempunyai ‫ﺸ ٰ ُﺮ‬ ‫ﲔﻠ ٰ ٍﻢ‬ ْ‫ﻢ ّﻟ‬ ِ‫ﺠ ِﻬَكﻠ‬ ِ ‫ﻦ ٍ​ٍا‬ َ ُ ْ ِ ْ ‫ﻚﺎا َ ُﻧ‬ َ ‫ ِﺑ ْ ُﻐ‬sebelum pengalaman ruhani. Jika ia tidak memperhatikan َ​َّ ‫و َﻣﺎ �ُﻠ‬hal itu, ‫ﻔ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﺑ‬ ٓ َ ‫ِﻖ‬ ‫ﺎن‬ ‫ﺘ‬ ‫ﻃ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﺴ‬ ‫ب‬ ‫ﻣ‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻞ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻳ‬ ‫ا‬ ‫ء‬ ‫ﲝ‬ ‫ﺸ‬ ‫ﻒ‬ ‫َﻴ‬ ‫ﻛ‬ ‫ﺖ‬ ‫ﻳ‬ ِ ْ َ َ َ َ ْ ُ ُ ُ َ ِ ْ َ ُ َ َ ِ َ ْ ْ ‫ﻔ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﺑ‬ ٓ ْ َ ْ ُ ُ�‫َ​َو َﻣﺎ َﺑ‬ ّ ‫( ْﻠ‬penafsiran ‫ِﻖ‬ ‫ﺎن‬ ‫ﺘ‬ ‫ﻃ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﺴ‬ ‫ب‬ ‫ﻣ‬ ‫ه‬ ‫ا‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻞ‬ ‫ﻪ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﺪ‬ ‫ﻳ‬ ‫ا‬ ‫ء‬ ‫ﲝ‬ ‫ﺸ‬ ‫ﻒ‬ ‫َﻴ‬ ‫ﻛ‬ ‫ﺖ‬ ‫ﻳ‬ ْ ِ ‫ﻔ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﺑ‬ ٓ ُْ َ ُ ‫ ُﻋِ َﻣ ْﻮ ْب‬menjadi ‫ﻃ َِﻪﺘ اِ ْ ِْن‬akan ‫ن‬ ‫ﻞ اِ ْ ّﻳَﺎهُ ْ َو َﺗ‬ ْ َ ْ َ‫ﻮ‬bir ‫ﺸﲝ ٓ ُء‬ ‫ﺖ‬ ُ‫ﺴاِ ْﻮﻟ َ َْﻴ‬ maka َ ‫ﻛ َْﻴ َﻒ َﻳ‬tafsirnya ُ ‫ِﻖ‬ ُ‫ﻳ ِْﺸَِﻪ ْ َ ُﻒ ُ ْﻞ َﻣ ْ َﺎﻳ َﺗَﺪ َاْﺪه‬tafsir ُ َ‫ﺎن َ ُ َﺷ ْ َﲝ َء‬ ُْ ‫ن اﻓ َ ْﻳَ​َﻴ َ ِﺪﳉ‬ ّْ ‫ ِ َﻣ ْﺪﺎ ْ�ُﻋﻠ‬ro’yi yang didasarkan atas nafsunya yang dilarang oleh �� ‫ﺪ َوو ُﻫﻫ َﻮﻮ‬ ‫ َﻨﻨﺎﺎ َ​َﻋﻋ‬S.a.w. ُ​ُ sendiri) َ ‫ك‬ ‫ْﻌ‬ ‫ﻔ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﺧ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻳ‬ ‫ِﺮ‬ ‫ﺪ‬ َ ‫ﻗ‬ ‫ﻦ‬ ‫ٮ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻋ‬ ‫د‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ﺮ‬ ‫ء‬ ‫ﺷ‬ ‫ﻞ‬ �َ ‫ﻳ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻞ‬ ‫و‬ ٰ ٍ ّ ُ ٰ ِ َ ُ َ َ ِ ْ ُ ْ َ َ ْ ِ َ ِ ْ ‫ك‬ ‫ْﻌ‬ ‫ﻔ‬ ‫ﻳ‬ � ‫ﺧ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﻳ‬ َ َ ٰ ‫ِﺮ‬ ‫ﺪ‬ َ ‫ﻗ‬ ‫ﻦ‬ ‫ٮ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻋ‬ ‫د‬ ‫ا‬ ‫و‬ ‫ﺮ‬ ‫ء‬ ‫ﺷ‬ ‫ﻞ‬ �َ ‫ﺪ‬ ‫ﻳ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﺎ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﻞ‬ ‫و‬ ُ ‫ﻋ‬ َ ُ ٌ ‫ك‬ ‫ْﻌ‬ ‫ﻔ‬ ‫ﻳ‬ ٰ ٍ َ ‫ﻬ‬ ‫ﻄ‬ ‫ْﻤ‬ ‫ﻟ‬ ‫ َ ِﻦ‬Rasulullah ‫ ْﻳ ٰ ٌﺮ َو َٰاﺧ ُِﺮ ِ َد ْﻋ ٰﻮٮ َﻨﺎ‬. ‫ ِﺪ‬Beliau ‫ﺴ ُٓﻪﺪ ِ ّاِ َوّﻻ ُﻫا َْﻮ ُ َ َٰ� ّ ِ ُﺮ ِْ ّﻞ‬ ‫ﻞ َ ُ َﻣﻻ َﺎ َﻳ ُﻳ َﻤ ِ ٰﺮ ُّ ْﻳ‬ َ َ‫ﺷ ٍء ُﻗ‬ َ ٌ ‫ ْو‬bersabda: َُ ◌ٗ ُ َ ْ َِ ‫َ َ َ ُ َ َُو‬ ْ‫ن‬ [15] َ ‫ﲔ‬ ‫اﻟْﻤﻤﺪ‬ ِ​ِ ‫آنِ​ِ ٰ​ّٰ​ّﺑ‬ ْ​ِْ ‫ﺻ ّٰ ِ​ِﻤﻤ‬ َ​َ ‫ﻟ َر‬ ‫ﻟ َﺮ َ​َرراأ ْﻟْﻳ ّ​ِّ​ِب‬ ‫ﻟ‬ ٖ‫ب َﻪ‬ ‫ﺎب‬ ‫ﲔ‬ ِ َ​َ​َ‫ﻤاا ْﻟﻟﻤْ​ْﻓَﺎ َ ٰ​ٰ ُﻌﻌﺪﻠﻠ‬ ِ َ ‫َﻣ ْﻦ ﻓ َّ​َﺴ َﺮ اﻟْﻘ َ​َﻤ ُْﺮ ْ​ْﻤ ُ​ُﺪ‬ َ ‫ﲔﻓَ ِّبﻘاﻟَْﺪ ٰﻌا َﻠ َ ْﺧ ِﻤ َ ْﻄﺄ‬ Yakni, Barangsiapa yang menafsirkan Al-Quran atas ‫ َﻬﺎﻓ ُ​ُﺠ ْﻮ َر َﻫﺎ‬pun ‫ ﻓَﺎ َﻟ َْﻬ َﻤ‬ia betul dalam ‫ٮﻬﺎ‬ َ ‫ َو َﺗﻘ ْٰﻮ‬sekali pendapatnya sendiri, pandangannya, ia tetap ‫ِﻖ َﻋﻦ اﻟ‬ ۞ ‫َﻮ اِ َّﻻ َو ْﺣ ٌﻲ ُّﻳ ْﻮ ٰﺣ‬melakukan ‫ َْﻬ ٰﻮ ٓى ۞ اِ ْن ُﻫ‬kesalahan. ُ ‫َو َﻣﺎ َﻳ ْﻨﻄ‬ Kriteria kelima adalah kosa kataِ Bahasa Arab. Walau pun Al-Quran sendiri‫ﺪا‬cukup sarana untuk ‫ٰﺧﻠِ ِﺪ ْﻳ‬ ً ‫ َﻦﻓِﻴ َﻬﺂ ا َ َﺑ‬memberikan memahami artinya, namunْ tidak diragukan lagi bahwa dengan memperhatikan ‫ﷲ َﺣ‬ ٖ‫ َّﻖ ﻗ َْﺪ ِره‬kosa ‫ َو َﻣﺎ ﻗ َ​َﺪ‬Bahasa Arab dapat َ ‫رٱ‬kata memperluas pemahaman kita ُ dan kadangkala perhatian

‫ك ُ َّﻞ َﻳ ْﻮ ٍم ُﻫ َﻮ ِﰲْ َﺷﲟ ْ ٍن‬ 14] “Tidak seorang pun bisa menyentuh Al-Quran, kecuali orang yang telah disucikan.” (QS. Al-Waqiah, 56:80). [Penerbit]. ‫ﺎ ُﻧ َﺒ‬jã-a ‫ ِ ّﺸ ُﺮ‬Mã ‫ اِ َّﻧ‬filladzĩ Yufassirul Qur’ãna bi‫ َك ِﺑ ُﻐﻠ ٰ ٍﻢ‬Bãbu 15] Tirmidzi, Abwãbu Tafsĩril Qurãn, Ra’yihĩ. [Penerbit] ‫ِﻖ ﻛ َْﻴ َﻒ َﻳ َﺸﲝ ٓ ُء‬ ُ ‫ﺎن ُﻳ ْﻨﻔ‬ ِ ‫َو َﻣﺎ �ُﻠ َّ ْﺖ ا َ ْﻳ ِﺪ ْﻳ ِﻪ َﺑ ْﻞ َﻳ َﺪا ُه َﻣ ْب ُﺴ ْﻮ َﻃ َﺘ‬ 26 ‫ﺷ ٍء ﻗَ ِﺪ ْﻳ ٌﺮ َو ٰاﺧ ُِﺮ َد ْﻋ ٰﻮٮ َﻨﺎ َﻋ ِﻦ‬ ْ َ ‫َو َﻳﻔ َْﻌ ُﻞ َﻣﺎ ُﻳ ِﺮ ْﻳ ُﺪ َو ُﻫ َﻮ � َٰ� ك ُ ِ ّﻞ‬ ‫ﲔ‬ ِ ّٰ ِ ‫اﻟْ َﻤ ْﻤ ُﺪ‬ ِّ ‫ﻟ‬ َ ْ ‫رب اﻟ ْٰﻌﻠ َ ِﻤ‬


Tinjauan Terhadap Buku Sir Sayyid Yang Kedua

kita dibimbing kepada suatu rahasia tersembunyi di dalam Al-Quran. Kriteria keenam: Untuk memahami susunan nizam ruhani perlu juga memahami susunan jasmani, karena di dalam kedua susunan nizam AllahS.w.t. ini terjalin hubungan yang selaras dan bersamaan. Kriteria ketujuh: Wahyu para Wali, orang suci, dan mimpi serta kasyaf para muhadditsĩn.[16] Kriteria ini seolaholah mencakup seluruh kriteria. Karena penerima wahyu muhaddatsiah merupakan refleksi yang benar dari RasulullahS.a.w. yang diikutinya. Seorang Muhaddats melakukan peranan seorang nabi hanya saja ia tidak mempunyai peraturan sendiri. Semua sifat diberikan kepada seorang muhaddats kecuali sifat kenabian, dan seorang muhaddats tidak membawa peraturan baru. Kepadanya diperlihatkan ajaran yang benar. Tidak hanya itu saja, tapi semua hal 16] Dalam salah satu bukunya, tuan Sayyid menyatakan bahwa wahyu, tidak merupakan kriteria untuk membuktikan suatu kebenaran dan memang beliau tidak bersedia mengakuinya. Hal ini tidak lain karena tuan Sayyid tidak memandang wahyu nubuwat dan wahyu walayat dengan pandangan hormat sebagaimana mestinya, tetapi menganggapnya sebagai pembawaan alamiah manusia. Alangkah baiknya di sini untuk menyinggung sedikit pandangan tuan Sayyid tentang wahyu. Pertama, satu kesalahan besar yang bisa menyesatkan manusia adalah menganggap bahwa wahyu yang turun dari AllahS.w.t. hanya merupakan pembawaan atau keahlian yang diberikan oleh alam kepada manusia. Adalah nyata bahwa alam telah memberikan manusia semua pembawaan ini yakni bermacam-macam keahlian, kesanggupan dan bakat. Misalnya, sebagian orang lebih cenderung dan berbakat pada matematika, sebagian lagi pada ilmu kedokteran dan sebagian lagi pada ilmu logika dan ilmu kalam (ilmu tata cara pembahasan). Tetapi memiliki bakat kemampuan dalam satu bidang tidak cukup membuat ia betul-betul ahli dalam bidang itu. Bakat dan kemampuan tersebut masih tetap terpendam sebagai suatu potensi sampai pada suatu saat ia akan keluar dan berkembang atas bimbingan sang guru. Orang menjadi ahli matematik, menjadi ahli ilmu alam, ahli ilmu aljabar setelah bakat dan kemampuan yang terpendam tadi dilatih dan diasuh oleh guru-guru. Seorang guru yang bijaksana akan terus memberikan semangat kepada muridnya yang berbakat itu untuk terus belajar dan berlatih dalam

27


Keberkatan Do’ã S.a.w. yang terjadi pada Rasulullah pada seorang � ‫ َﻼ ُم‬terjadi ‫ َٰ� َﻣ ِﻦ ا ّﺗَ َﺒ َﻊ اﻟ ُْﻬ ٰﺪى‬juga ‫اﻟﺴ‬ َّ ‫َو‬ muhaddats, dan itu sebagai suatu karunia dan rahmat Ilahi.

‫ﺐ ﻟَﳉ ُْﻢ‬ ْ ‫ا ُ ْد ُﻋ ْﻮﱐْٓ ا َ ْﺳ َﺘ ِﺠ‬ ‫ﺎر ْك �َﻠ َْﻴ ِﻪ َو ٰا ﻟِﻪٖ ِﺑ َﻌ َﺪ ِد َﻫ ِّﻤﻪٖ َوﻏ َِّﻤﻪٖ َو‬ ِ ‫اﻟﻠ ُﻬ َّﻢ َ ِ ّﻞ َو َﺳﻠِ ْﻢ َو َﺑ‬ َ ِ‫ﻚ ا‬ ‫ُﺣ‬ ‫ﱃ ْاﻻَﺑَ ِﺪ‬yang ‫ار َر ْﺣ‬ ‫ ِﺔ َوا َ ْﻧ ِﺰ‬bakat-bakat ‫ ْﺰﻧِﻪٖ ﻟِ ٰﻬ ِﺬهِ ْاﻻ ُ َّﻣ‬alamiah َ ‫َﻤ ِﺘ‬mempengaruhi Pendidikanlah َ ‫ ْل �َﻠ َْﻴ ِﻪ ا َ ْﻧ َﻮ‬semua

bidang yang sesuai dengan bakatnya ituِ seperti dikatakan oleh seorang penyair: ‫ّٰ ﺻ‬ ّ terpendam itu Yang akan pecah dan ‫ﻚ اَن َﺗﳉُﻮن ِﻣ‬ ‫ﻠِ ْﲔ‬mekar ‫ﻦ اﻟْﺠﻬ‬memperlihatkan ِ َ ‫اِ ّﱐٓ ا‬ َ ‫ﻋ ُﻈ‬potensinya.

yang

ِ ٰ َ َ ْ ْ ْ Setelah melalui pendidikan, maka bakat-bakat alamiah, kemampuan yang ‫َﺑ‬ ‫َﺷﲝ ٓ َء‬akan ‫ ِﻪ اِ ْن‬berkembang ‫ َﻣﺎ َﺗ ْﺪ ُﻋ ْﻮ َن اِﻟ َْﻴ‬dan ‫ ِْﺸ ُﻒ‬memperlihatkan ‫ ْﻞ اِ ّﻳَﺎهُ َﺗ ْﺪ ُﻋ ْﻮ َنﻓ َ​َﻴﳉ‬kemampuannya. diberikan alam َ

28

Barulah pada tahap berikutnya hal-hal yang tadinya sukar dimengerti dan َّ ِ‫ َﻳ َﻤ ُّﺴ ٓﻪ ا‬Dan ‫ﻻ اﻟ ُْﻤ َﻄ َّﻬ‬dirinya. ‫ َﻻ‬hal-hal ‫ ُﺮ ْو َن‬dalam ◌ٗ halus dari ilmu itu akan timbul baru yang AllahS.w.t. tanamkan dalam pikirannya bisa dikatakan inspirasi atau ilham. Karena َ ‫اَﺧﻄﺄ‬baru ْ ‫آنﺑﺮأ‬berguna segala sesuatu yang dan‫ﺎَﺻ‬ide ke dalam ‫َﻣ ْﻦ ﻓ‬ َ‫ﻳِﻪٖ ﻓ‬yang ‫ﺎب ﻓَﻘ َْﺪ‬ ِ َ ‫ َّ​َﺴ َﺮ اﻟْﻘ ُْﺮ‬dimasukkan َ ْ . Bukankah َ َ Tuhan َ berfirman: pikiran oleh AllahS.w.t.

‫ٮﻬﺎ‬ َ ‫ﻓَﺎ َﻟ َْﻬ َﻤ َﻬﺎﻓ ُ​ُﺠ ْﻮ َر َﻫﺎ َو َﺗﻘ ْٰﻮ‬

Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketaqwaannya.۞(QS. ‫ َﻮ اِ َّﻻ َو ْﺣ ٌﻲ ُّﻳ‬91:9). ‫ ْﻮ ٰﺣ‬Asy-Syams, ‫ى ۞ اِ ْن ُﻫ‬ ُ ‫َو َﻣﺎ َﻳ ْﻨﻄ‬ ٓ ‫ِﻖ َﻋ ِﻦ اﻟ َْﻬ ٰﻮ‬ Yakni, pikiran yang jahat maupun yang baik yang terlintas di dalam pikiran manusia semuanya datang dari ‫ﺂ ا َ َﺑ ًﺪا‬Tuhan ‫ ْﻳ َﻦ ِﻓ ْﻴ َﻬ‬sebagai ‫ ٰﺧﻠِ ِﺪ‬ilham. Dari orang-orang yang baik karena memiliki tabiat atau fitrat yang baik, akan keluar juga hal-hal yang baik. Begitu juga orang-orang karena memiliki tabiat ‫ﷲ َﺣ‬ ٖ‫ َّﻖ ﻗ َْﺪ ِره‬dari ‫ َﻣﺎ ﻗ َ​َﺪ ُرٱ‬jahat ‫ َو‬keluar َ mulutnya yang jahat tidak akan aneh kalau hal-hal yang tidak baik. Perbedaan ini semua semata-mata karena perbedaan bakat, fitrat ْ ‫ ٍم ُﻫ َﻮ‬pembawaan ‫ك ُ َّﻞ َﻳ ْﻮ‬ ‫ ِﰲْ َﺷﲟ ٍن‬dan dan pembawaan alamiah. Bakat alamiah inilah yang menimbulkan tulisan karya-karya agung serta pidato-pidato yang berguna, dan kemampuan serta bakat ‫ﻢ‬ yang karangan-karangan ‫اِ َّﻧﺎ ُﻧ‬ َ‫ َﺒ ِ ّﺸ ُﺮك‬memproduksi ٍ ٰ ‫ ِﺑ ُﻐﻠ‬buruk serta karya-karya jahat dan tidak suci. Yang menjadi persoalan sekarang apakah hakikat dari wahyu-wahyu para nabi juga serupa dengan Apakah ‫ﺎن ُﻳ ْﻨﻔ‬ ُ� ‫ َو َﻣﺎ‬itu? ‫ َﺸﲝ ٓ ُء‬itu ‫ِﻖ ﻛ َْﻴ‬ ‫ ُﺴ ْﻮ َﻃ‬pembawaan ‫ ِﻪ ﺑَ ْﻞ َﻳ َﺪاهُ َﻣ ْب‬alamiah ‫ﻠ َّ ْﺖ ا َ ْﻳ ِﺪ ْﻳ‬yang ‫ َﻒ َﻳ‬juga ُ asalnya ِ ‫ َﺘ‬dari wahyu-wahyu dipertajam dan dikembangkan melalui latihan dan bisikan kalbu? Jika demikian ‫َو َﻳﻔ َْﻌ‬ ‫ َﻋ ِﻦ‬kita ‫ٮ َﻨﺎ‬menjerumuskan ‫ٍء ﻗَ ِﺪ ْﻳ ٌﺮ َو ٰاﺧ ُِﺮ َد ْﻋ ٰﻮ‬diri ‫ﺷ‬ ‫َ� ك ُ ِ ّﻞ‬sendiri ‫ ُﻞ َﻣﺎ ُﻳ ِﺮ‬kesukaran keadaannya, ke yang ٰ � ‫ﺪ َو ُﻫ َﻮ‬ ُ ‫ ْﻳ‬dalam ْ َ kita besar. Seandainya wahyu dan ilham para nabi itu berasal dari pembawaan alamiah, maka bagaimana kita dan rasul dengan ‫ِﻤ ْﲔ‬bisa ‫ﻟ َر ِّب‬ َ ‫اﻟْﻌﻠ‬membedakan ِ ّٰ ِ ‫ َْﻤ ْﻤ ُﺪ‬inspirasi ‫ اﻟ‬para nabi orang-orang yang dikatakanَ jugaٰ memperoleh dan ilham. Mungkin tuan Sayyid akan mengatakan bahwa memang ada semacam wahyu yang merupakan kata-kata yang dapat diilhamkan oleh lisan dan bukan hanya khayalan dan inspirasi seperti Al-Quran. Aku rasa, aku mengerti dan memahami cara tuan Sayyid mengemukakan alasannya. Wahyu secara lisan yang beliau yakini berbeda dengan wahyu lisan yang kita percayai. Pada umumnya inspirasi atau timbulnya ide-ide itu melalui bisikan kalbu. Biasanya berupa kata-kata dan arti, biasanya tidak lepas dan tidak terpisah dari kata-kata. Coba perhatikan perbedaan antara Al-Quran dan hadits,


‫ﻚ اِ َﱃ ْاﻻ َ َﺑ ِﺪ‬ َ ‫ار َر ْﺣ َﻤ ِﺘ‬ َ ‫ُﺣ ْﺰﻧِﻪٖ ﻟِ ٰﻬ ِﺬ ِه ْاﻻ ُ َّﻣ ِﺔ َوا َ ْﻧ ِﺰ ْل �َﻠ َْﻴ ِﻪ ا َ ْﻧ َﻮ‬ ّ ‫ﲔ‬ ‫ َن ِﻣ َﻦ اﻟ ْٰﺠ ِﻬ‬Terhadap ‫ﻚ ا َ ْن َﺗﳉ ُْﻮ‬ ‫ﱐْٓ ا َ ِﻋ ُﻈ‬ َ Buku َ ْ ِ‫ﻠ‬Tinjauan Sirِ ‫ ا‬Sayyid Yang Kedua ‫ﺑﻞ ا ﻳَﺎه ﺗﺪﻋﻮن ﳉْﺸﻒ ﻣﺎ ﺗﺪﻋﻮن اﻟَﻴ ِﻪ ان ﺷﲝٓء‬

‫ ُ َ ْ ُ ْ َ ﻓ َ​َﻴ‬seperti ِ َ ْ ُ ْ َ َ ُ ِ keinginan ّ ِ ْ َ gurunya َ َ ْ ِ ْ mempunyai Seorang muhaddats S.a.w. yaitu Hadhrat Rasulullah RasulullahS.a.w. َّ ِ‫ٗ◌ َﻻ ﻳﻤ ُﺴ ٓﻪ ا‬ ‫ﻟْﻤ َﻄ َّﻬﺮون‬.‫ﻻ ا‬Ajaran-ajaran َ ُْ

ُ

ّ َ​َ

karena perbedaanَ itulah kita tidak bisa mengatakan bahwa sumber kataَ ‫ ِﺑ َﺮأ ْ ِﻳﻪٖ ﻓَﺎ‬yang ‫َﻣ‬ ‫ ْﻦ ﻓ َّ​َﺴ‬berbeda. ‫ َﺮ اﻟْﻘ‬yang ‫آن‬ ‫ﺎب‬ kata dalam hadits‫ﻄﺄ‬ berasal Meskipun, َ ‫ ُْﺮ‬lain َ ‫ﻓَﻘ َْﺪ ا َ ْﺧ‬dari َ ‫ َﺻ‬sumber jika ditinjau menurut pengertian umum tentang ilham dan inspirasi keduaduanya berasal dari Tuhan‫ٮﻬﺎ‬ ‫ﻓَﺎ َﻟ َْﻬ َﻤ‬ini dikuatkan oleh ayat Al‫ َﺗﻘ ْٰﻮ‬Pandangan ‫ َﻬﺎﻓ ُ​ُﺠ ْﻮ َر َﻫﺎ َو‬kami َ juga. Quran dibawah ini:

۞ ‫ِﻖ َﻋ ِﻦ اﻟ َْﻬ ٰﻮ ٓى ۞ اِ ْن ُﻫ َﻮ اِ َّﻻ َو ْﺣ ٌﻲ ّﻳُ ْﻮ ٰﺣ‬ ُ ‫َو َﻣﺎ َﻳ ْﻨﻄ‬ “Dan tidaklah ia berkata-kata menurut kemauan hawa nafsunya sendiri, ‫ ٰﺧﻠِ ِﺪ ْﻳ‬yang diwahyukan.” (QS. An ‫ َﻦﻓِ ْﻴ َﻬﺂ ا َﺑَ ًﺪ‬wahyu perkataannya itu tidak lain ‫ا‬melainkan

Najam, 53:3-4) Sekali lagi kami disini ingin bahwa segala macam ٖ‫َﺪ ِره‬mengingatkan ‫َو َﻣﺎ‬ ْ ‫ﷲ َﺣ َّﻖ ﻗ‬ َ ‫ﻗ َ​َﺪ ُرٱ‬kembali inspirasi bagaimana pun bentuknya selalu disertai kata-kata. Misalnya seorang penyair yang sedang‫ن‬merenungi bait dalam syairnya, jika ada ْ ‫ﻮ ٍم ُﻫﻮ ﰲ‬satu ٍ ‫ َﺷﲟ‬inspirasi ْ ِ َ ْ ‫ َﻳ‬itu‫ك ُ َّﻞ‬tentu dengan kata-kata, tidak inspirasi dalam pikirannya maka mungkin tanpa kata-kata. Sekarang setelah persoalannya menjadi jelas ‫ اِ ّﻧَﺎ ُﻧ‬juga suka mendapatkan ٰ ‫ َﺒ ِ ّﺸ ُﺮكَ ﺑِ ُﻐﻠ‬penyair ٍ tasawwuf, bahwa ahli-ahli filsafat, ahli‫ﻢ‬ inspirasi dari Tuhan. Inspirasi yang berbentuk kata-kata atau Ilham lisani dalam arti ‫ء‬ luas. ‫ﺪ ْﻳ ِﻪ َﺑ‬orang-orang ٓ ‫ َﻳ َﺸﲝ‬lebih ‫ِﻖ ﻛ َْﻴ َﻒ‬ ‫ﺎن‬ ‫هُ َﻣ‬suci ‫ْﻞ َﻳ َﺪا‬serta ُ ‫ ُﻳ ْﻨﻔ‬Orang-orang ِ ‫ َو َﻣﺎ �ُﻠ َّ ْﺖ ا َ ْﻳ‬jahat duaُyang ِ ‫ ْب ُﺴ ْﻮ َﻃ َﺘ‬sesuai duanya dianugerahi pembawaan sama dengan fitrat alamiah masingmasing, Mereka inspirasi dan � ‫ ُﺪ َو ُﻫ َﻮ‬dengan ‫ﻔ َْﻌ‬mesin ‫ َو َﻳ‬kereta ‫ٮ َﻨﺎ َﻋ ِﻦ‬selalu ‫ﺧ ُِﺮ َد ْﻋ ٰﻮ‬mendapat ‫ ٍء ﻗَ ِﺪ ْﻳ ٌﺮ َو ٰا‬orang ‫ﺷ‬ �َٰ sesuai ‫ ُﻞ َﻣﺎ ُﻳ ِﺮ ْﻳ‬pembawaan ْ َ ‫ك ُ ِ ّﻞ‬yang bakat masing-masing. Misalnya menciptakan api, ia mendapat inspirasi yang serupa untuk menciptakannya. Begitu juga ‫ﲔ‬ ‫ﻟ َر ِّب اﻟْ ٰﻌ‬ ِ memahami orang yang menemukan listrik. ّٰ ِ ‫ اﻟ َْﻤ ْﻤ ُﺪ‬semua hal ini, sekarang َ ْ ‫ﻠ َ ِﻤ‬Setelah tuan Sayyid dihadapkan kepada sanggahan yang disebutkan di atas. Kalau tuan Sayyid mengatakan bahwa sifat inspirasi yang datang kepada nabinabi, ahli ilmu pengetahuan, orang yang beriman dan orang kafir pada prinsipnya sama, perbedaannya adalah, inspirasi para nabi dan rasul selalu benar adanya, maka jawaban yang demikian akan memaksa tuan Sayyid untuk mengakui bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan antara wahyuwahyu dan inspirasi yang turun kepada nabi-nabi dengan inspirasi orang kafir. Hanya saja ilham dan inspirasi nabi-nabi selalu bebas dari kesalahan, sedangkan inspirasi Aristoteles, Plato dan para Ahli Filsafat lainnya tidak lepas dari kesalahan. Pengakuan semacam ini sama sekali tidak berdasar bahkan tidak bisa dibuktikan dengan dalil. Karena jika demikian maka kita harus mengakui bahwa sebagian besar nasihat yang baik, hal-hal yang baik tentang akhlak yang terdapat dalam buku-buku Ahli Filsafat yang bersih dari kesalahan yang selaras dengan Al-Quran semuanya merupakan kalam Ilahi sama derajatnya dan sifatnya dengan Al-Quran yang merupakan ilham lisani. Kalau begitu maka tulisan Ahli Filsafat yang mengandung kesalahan bisa dikatakan sebagai suatu kesalahan pertimbangan. Seperti halnya para nabi yang ada kalanya ijtihad mereka tidak luput dari kesalahan. Dengan dasar inilah Ahli Filsafat atau malah orang kafir juga bisa disamakan dengan nabi-nabi. Sekarang jelaslah faham yang membahayakan semacam ini merusak kepercayaan Islam sejati. Hampir saja iman tuan Sayyid rusak dan sia-sia

29


Keberkatan Do’ã

yang diturunkan kepadanya merupakan rahmat dan karunia Tuhan yang terkandung di dalam rahmat dan karunia ruhani RasulullahS.a.w..

30

karenanya. Malah mungkin suatu waktu tuan Sayyid akan mengatakan bahwa inspirasi Ahli Filsafat seperti Newton dan lain-lain lebih tinggi derajatnya daripada wahyu Ilahi. Sayang, seandainya tuan Sayyid menjadikan Al-Quran sebagai batu ujian untuk memahami arti Al-Quran niscaya beliau akan selamat dari jurang kehancuran. Al-Quran tidak pernah menggambarkan dan menerangkan wahyu-wahyunya sebagai mata air yang keluar dari dasar Bumi, tetapi Al-Quran selalu memisalkan wahyu-wahyunya sebagai hujan yang turun dari Langit. Kalau saja tuan Sayyid menanyakan pada orang yang pernah mengalami menerima wahyu, apa wahyu itu dan bagaimana turunnya, tentu beliau akan selamat dari kesalahan fatal ini. Tetapi karena persepsi yang salah ini beliau telah menyebarkannya, maka tuan Sayyid telah merusak dan menghancurkan sebagian besar iman orangorang Islam menjadikan mereka orang-orang atheis dan agnostik. Beliau telah menurunkan derajat dan martabat wahyu nubuwat, menyamakannya sebagai pembawaan alamiah dan inspirasi. Oleh sebab itu tidak ada perbedaan antara orang beriman dan orang kafir, semuanya sama kalau ditinjau dari sudut itu. Pada saat ini, demi Allah, aku hanya ingin menyampaikan pengalaman pribadi aku sendiri. Mudah-mudahan AllahS.w.t. menurunkan rahmat dan kurnia-Nya pada tuan Sayyid. Yang terhormat tuan Sayyid! aku bersumpah dengan nama Allah Yang Agung atas kebenaran ini bahwa wahyu Ilahi turun di atas hati manusia sama keadaannya seperti sinar Matahari yang jatuh menerpa dinding. Hal ini aku alami tiap hari. Pada saat-saat dimana wahyu Ilahi mulai turun, hal pertama yang terjadi pada diriku adalah keadaan setengah tidur. Dalam keadaan demikian itu aku merasakan diriku seolaholah bukan diriku lagi, meskipun tetap mempunyai perasaan daya tangkap serta kesadaran, tetapi aku merasa bahwa ada suatu Zat Yang Maha Kuat menguasai diriku sepenuhnya dan aku merasa wujudku dengan seluruh pembuluh darahku ada di dalam genggaman-Nya. Segala yang ada padaku semuanya menjadi milik-Nya. Jika keadaan telah mencapai tahap demikian maka pertama-tama segala hal dan persoalan yang sedang aku pikirkan timbul dan tampak di hadapan mata pikiranku perkara-perkara yang AllahS.w.t. ingin menyinarinya dengan sinar kata-kata-Nya. Dengan cara yang luar biasa pikiran itu nampak satu persatu dalam pandanganku. Misalnya tentang Zaid yang sedang sakit terlintas dalam pikiranku, apakah ia akan sembuh atau tidak. Dengan tiba-tiba sepotong kalam Ilahi turun seperti seberkas cahaya. Seluruh badanku bergetar dengan jatuhnya kalam Ilahi itu. Kemudian ini berlalu. Pikiran kedua datang, bersamaan dengan pikiran itu turun pula seberkas cahaya kalam Ilahi. Begitulah seterusnya seolah-olah seorang pemanah melepaskan anak panahnya ke suatu sasaran secara berurutan. Aku merasakan waktu itu bahwa silsilah semacam itu timbul dari pembawaan alamiah, tetapi kalam yang turun di atasnya datang dari


Tinjauan Terhadap Buku Sir Sayyid Yang Kedua

Muhaddats berbicara tidak berdasarkan pengetahuan dan

sembarangan pengalaman.

tetapi Tuhan

AllahS.w.t.. Benar bahwa setelah berpikir, inspirasi bisa datang pada seorang penyair, tetapi kedua-duanya tidak dapat disamakan. Mensejajarkan wahyu Ilahi dengan inspirasi yang timbul pada seorang penyair adalah suatu sikap yang kurang ajar dan tidak hormat. Inspirasi penyair adalah hasil dari usaha yang keras dan daya pikir. Pada saat inspirasi datang ia tetap dalam keadaan sadar diri dan tetap dalam batas-batas sebagai manusia biasa, baik pikiran maupun jasmaninya. Sedangkan wahyu Ilahi datang ketika semua wujud si penerima ada dalam kekuasaan Tuhan meskipun ia tetap sadar. Tetapi semua kesadaran, indera dan seluruh anggota badan ada dalam kontrol-Nya. Seolah-olah lidah bergerak atas kemauan-Nya tetapi atas kehendak Zat Yang Maha Kuat yang menggerakkannya. Keadaan semacam yang aku terangkan di atas tadi membuat terang perbedaan antara inspirasi manusia dan wahyu Ilahi. Terakhir aku berdo’a ke hadirat Ilahi, semoga pikiran naturalistis yang terkutuk ini dicuci bersih dari setiap hati orang-orang Islam sampai tidak meninggalkan bekas sedikit pun. Karena berkat-berkat Islam tidak akan jelas kelihatan oleh mata sebelum asap naturalisme hilang sirna dari pandangannya.

Terjemahan syair bahasa Parsi: Wahai pemuja hukum lahiriah Betapa besar duka cita yang engkau bawa kepada kami

[Penulis]

31


Keberkatan Do’ã

melihat dan mendengar. Jalan ini masih terbuka bagi umat RasulullahS.a.w.. Satu hal yang tidak mungkin adalah bahwa Dari segala penjuru bahaya datang, akibat perbuatan tangan engkau Siapa saja yang memilih jalan engkau yang serong itu ia tidak pernah kembali kepada jalan yang benar Ketika aku teliti dengan cermat maka nyatalah musibah telah terjadi Musibah akibat tangan sendiri Kalian telah melepaskan ajaran Al-Quran, maka sejak itulah bencana-bencana mengelilingi kita Pada dasarnya tiada kesalahan dalam hukum alam Namun karena salah kaprah, iman-pun hilang dan suramlah cahaya pemahaman Mereka mengerubuti setetes air Menjauhkan samudera yang terhampar Mereka mentertawakan hari akhirat Hari pembalasan dan hari pengumpulan Sambil berkata, ah! Itu di luar akal sehat manusia Dan jika disebutkan tentang malaikat Mereka berkata, ini di luar akal sehat manusia Wahai tuan Sayyid yang keliru Pemimpin rasionalis hati-hatilah, waspadalah ! Langkahmu bukan di atas jalan yang benar Dalam senja hidup-mu gerangan apa yang menguasai pikiran engkau Pergilah dan bertobatlah, jalanmu itu bukan jalan kesucian Aku khawatir dengan mengikuti fahammu itu Mungkin suatu hari engkau akan menyatakan bahwa faham tentang Tuhan pun sesuatu yang sia-sia Wahai sang pemimpin, sadarlah Mengikuti daya pikir, Menilai karya-karya Ilahi tanpa kendali, adalah kesalahan fatal Gerangan apa yang engkau dapat Dengan merenung secara bebas Duduklah barang sebentar Saat ini bukan tuk melawan dan berontak Wahai hamba Allah Carilah ilmu yang hakiki dari Tuhan Rahasia Tuhan tidak murah dan tidak gampang tuk mencapainya [Penerbit]

32


Tinjauan Terhadap Buku Sir Sayyid Yang Kedua

pewaris hakiki dari RasulullahS.a.w. tidak ada lagi di dunia ini. Siapakah yang bisa menjadi ahli warisnya? Bukanlah hambahamba duniawi yang tertarik akan gemerlapnya dunia dan kehidupannya hanya untuk mencari ketenaran belaka. Janji Tuhan sangat jelas bahwa hanya orang-orang yang hatinya bersih yang akan dianugerahi ilmu ruhani yang suci sebagai pewaris nabi-nabi. Suatu penghinaan terhadap ilmu suci ini jika setiap orang mengaku sebagai pewaris nabi, padahal ia terjerumus ke dalam lumpur duniawi dan ini merupakan suatu kebodohan besar bila mengingkari akan adanya wujud seorang pewaris ilmu ruhani nabi-nabi. Percaya bahwa rahasia nubuwat hanya kisah masa lampau yang sekarang tidak ada lagi dan itu suatu hal yang tidak mungkin untuk mendapatkannya dan hal itu tidak ada contohnya. Jika demikian keadaannya maka Islam tidak dapat dikatakan sebagai agama yang masih hidup. Islam akan menjadi agama yang mati seperti agama-agama lainnya. Dan masalah kenabian juga hanya akan menjadi kisah umat terdahulu. AllahS.w.t. tidak menginginkan demikian, karena Dia tahu bahwa bukti kebenaran Islam sebagai agama yang hidup dan hakikat nubuwat yang meyakinkan akan terus berdiri. Bukti-buktinya dapat membungkam mulut orangorang yang mengingkari wahyu di setiap zaman. Silsilah ini akan terus berlangsung dalam bentuk muhaddatsin. Demikianlah Dia berbuat. Siapakah muhaddatsin itu? Mereka adalah orang-orang yang menerima wahyu Ilahi, pikiran dan jiwa mereka serupa dengan pikiran dan jiwa nabi-nabi. Mereka merupakan tanda hidup bagi sifat-sifat kenabian yang ajaib, supaya masalah turunnya wahyu Ilahi yang sangat halus ini jangan hanya tinggal dongeng belaka. Satu kesalahan besar bila berpendapat bahwa para nabi wafat tidak ada pewarisnya. Pendapat semacam itu kosong dari ilmu. Pewaris ruhani dari para nabi terus lahir pada setiap satu abad sesuai keperluan. Dan, untuk abad 33


Keberkatan Do’ã

ini AllahS.w.t. telah mengutus hamba yang lemah ini untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang telah merasuk ke dalam keyakinan umat Islam di zaman ini. Kesalahan tersebut tidak dapat dihapus tanpa karunia AllahS.w.t.. Kebesaran, keagungan, dan hakikat Islam dapat dibuktikan dengan tanda-tanda Ilahi yang segar. Semua ini tetap berlangsung. Makrifat Al-Quran, keindahan, kehalusan dan kebenarannya tetap terbuka. Tanda-tanda langit, mukjizatmukjizat terus nampak. Tuhan kembali memperlihatkan keindahan, berkat-berkat dan nur Islam di dunia ini. Supaya orang yang punya mata melihatnya, orang-orang yang punya semangat mencari kebenaran datang bertanya, orang-orang yang punya kecintaan kepada AllahS.w.t. dan Rasul-Nya datang mencoba, dan biarlah mereka masuk Jemaat yang di ridhaiNya, Jemaat yang didirikan oleh AllahS.w.t.. Mengatakan bahwa pintu Wahyu Walayat [17] telah tertutup dan tidak akan ada lagi. Do’a-do’a tidak akan dikabulkan. Pendapat semacam ini hanyalah jalan kehancuran bukan jalan keselamatan. Sekali-kali janganlah menolak rahmat Tuhan. Bangkit dan cobalah. Jika kamu temui yang berbicara itu hanya seorang biasa dengan pemahaman dan akal biasa, mengatakan hal-hal yang biasa, janganlah menerimanya. Tetapi jika kamu menemukan sesuatu yang luar biasa darinya, suatu mu’jizat atau sesuatu yang bersinar yang didukung oleh tangan Tuhan serta disinari oleh kalam-Nya, maka tidak ada jalan lain bagi kamu selain menerimanya. Ingatlah bahwa karunia AllahS.w.t. yang paling besar kepada hamba-Nya adalah Dia tidak menghendaki Islam menjadi agama yang mati sebagaimana agama-agama lainnya. Bahkan Dia terus menginginkan Islam sebagai satu kepercayaan yang memberikan keyakinan, memberikan ma’rifat Ilahi dan selalu siap menghadapi orang-orang yang mengingkarinya 17] Wahyu yang diturunkan kepada para Wali. [Penerbit].

34


Tinjauan Terhadap Buku Sir Sayyid Yang Kedua

serta orang-orang yang berusaha melecehkan martabatnya. Ingatlah jika kamu bertemu dengan orang yang mengingkari wahyu nubuwat dan mengatakan bahwa wahyu hanyalah khayalan belaka, bagaimana kamu dapat membungkam mulutnya? Tidak ada jalan lain kecuali menghadirkan orang yang memang ia sendiri telah mengalaminya. Apakah ini kabar gembira atau kabar buruk bahwa berkat-berkat samawi hanya beberapa tahun saja berada di dalam Islam. Kemudian sumber mata airnya kering dan menjadi agama yang mati. Inikah tanda-tanda sebuah agama yang benar? Itulah kriteria penafsiran yang benar. Tidak diragukan lagi bahwa banyak penafsiran tuan Sayyid yang tidak memenuhi syarat ketujuh kriteria tersebut. Bukan maksud kami mengajukan keberatan kepada beliau yang banyak membicarakan hukum kodrat, yang dilupakan dalam tafsirnya. Misalnya menurut beliau wahyu hanya merupakan pembawaan alamiah saja, tidak ada arti yang lain. Antara penerima wahyu dan Tuhan tidak ada malaikat sebagai perantara. Betapa bertentangannya dengan hukum alam dari Tuhan. Dengan nyata kita melihat bahwa untuk perkembangan jasmani kita memerlukan perantara dari langit. AllahS.w.t. telah menjadikan dengan menundukkan Bulan, Matahari, Bintang-bintang bagi faedah kita. Untuk pemeliharaan jasmani kita dan pelaksanaan kerja semua anggota badan ini tergantung pada pengaruh dan khasiat benda-benda itu. Semua kebajikan dan kebaikan itu datangnya dari AllahS.w.t.. Penyebab dari segala sebab. Sesuatu tidak dapat sampai begitu saja kepada kita tanpa perantara. Tidak secara langsung dari Tuhan dengan mengulurkan tangan-Nya. Misalnya mata kita menerima cahaya melalui Matahari, Mataharilah sebagai perantaranya. Kita tidak melihat satu benda pun di dalam nizam jasmani ini yang Tuhan anugerahkan kepada kita dengan tangan-Nya sendiri tanpa melalui perantara. Semua benda sampai kepada kita 35


Keberkatan Do’ã

melalui perantara. Organ vital, akal, dan pikiran kita tidak sempurna, tidak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan, tidak seperti konsep pemikiran tuan Sayyid tentang pembawaan alamiah dari wahyu. Mereka tetap memerlukan pendorong dan perangsang dari luar seperti Matahari. Oleh karena itu apa yang dikatakan oleh tuan Sayyid tidak selaras dengan dunia lahiriah. Selain dari kesulitan yang ditimbulkan oleh pandangan tuan Sayyid, ada kesaksian dari pengalaman pribadi yang lebih hebat dari kesaksian yang lain, sebagai penolak spekulasi tuan Sayyid. Hamba yang lemah ini sudah sebelas tahun lamanya dianugerahi menerima wahyu Ilahi. Aku tahu benar dengan seyakin-yakinnya bahwa wahyu turun dari langit. Seandainya ia dimisalkan dengan salah satu benda dunia maka hampir serupa dengan aliran listrik yang selalu memperlihatkan perubahan-perubahan yang dialaminya. Aku melihat ketika wahyu turun kepadaku, wahyu yang turun pada Wali-wali, aku merasa ada satu kekuatan luar yang hebat menguasai diriku dan kadang-kadang begitu kuatnya menarik diriku ke dalam kekuasaannya, kekuatan ruhaniah-nya betul-betul menguasai diriku dan aku teresap ke dalam kekuatannya yang tak tertahankan. Pada saat itulah aku mendengar kata-kata AllahS.w.t. dengan jelas dan terang. Kadang-kadang aku melihat malaikat [18] dan merasakan, melihat keagungan serta pengaruh dari kejadian itu. Kadangkadang kabar yang aku terima berhubungan dengan hal-hal yang gaib. Sumber kejadian itu datang dari luar, yang bisa membuktikan adanya wujud Tuhan. Mengingkari hal ini berarti mengingkari hal yang jelas dan nyata. Sudah seharusnya tuan Sayyid menerima kebenaran ini sebelum maut menjelang. Sungguh mengherankan beliau 18] Aku tidak hanya melihat malaikat, tapi kadang-kadang mereka menampakkan diri bahwa mereka adalah para perantara dalam penyampaian wahyu.. [Penulis].

36


Tinjauan Terhadap Buku Sir Sayyid Yang Kedua

melihat nizam lahiriah tetapi menolak keselarasan antara nizam jasmani dan ruhani. Apakah beliau tidak mengerti bahwa AllahS.w.t. menjadikan nizam jasmani sedemikian rupa sehingga sinar Matahari menyinari kita dari langit. Sumber segalanya menurunkan pengaruh yang berguna untuk kekuatan jasmani kita, akal, pikiran dan lain-lain melalui perantaraan langit. Bukan sifat-Nya menganugerahi kita tanpa perantara. Jika demikian halnya bagaimana AllahS.w.t. memisahkan kita dari media ini dalam nizam ruhani kita. Apakah kita benar-benar terputus secara jasmani dari silsilah ini dan Dia sampai kepada kita tanpa perantara? Apakah tidak ada media jasmani dalam nizam jasmani? Tentu saja ada. Nizam alam mempunyai pengaruh pada kita melalui media penyebab yang sampai kepada kita berawal dari penyebab utama, yakni Tuhan. Untuk mempelajari lebih dalam tentang hal ini, coba lihat buku kami Taudhih Maram dan Aina kamalat-e-Islam terutama tentang malaikat. Konsep Islam tentang malaikat secara rinci dapat ditemui dalam buku ini. Pembahasannya tidak ada pada buku-buku yang lain. Untuk mengetahui bagaimana konsep tuan Sayyid tentang Tuhan dapat difahami, bahwa ke-Tuhan-an berhubungan erat dengan kekuasaan-Nya yang sempurna. Kekuasaan baru bisa diakui jika mampu campur tangan dalam urusan makhluk-makhluk-nya pada setiap saat. Kekuasaan Tuhan tidak terbatas Dia-lah sang pencipta segalanya. Penciptaan makhluk sesuai dengan sifat-sifat-Nya yang tak terbatas. Kekuasaan ada di tangan-Nya. Tak ada celah sesaat pun untuk mengatakan bahwa kekuasaan-Nya tidak berlaku lagi.[19] ..... Seandainya (na’udzubillah), keyakinan golongan Aria 19] S ebuah sanggahan mungkin dikemukakan bahwa percaya kepada Ilmu AllahS.w.t. Yang tanpa batas Yang memiliki Kuasa untuk menciptakan perubahan yang tiada terbatas akan menyebabkan hilangnya kepercayaan kepada sifat dan khasiat benda-benda. Misalnya, jika kita percaya bahwa

37


Keberkatan Do’ã

Hindu itu benar, yang mengatakan bahwa Tuhan bukanlah pencipta semua ruh-ruh dan partikel, barulah kita bisa mengatakan Tuhan semacam ini tidak mempunyai kekuasaan untuk ikut campur dalam sifat dan pembawaan alamiah

AllahS.w.t. berkuasa untuk merubah bentuk phisik air menjadi udara, atau merubah bentuk phisik udara menjadi api, atau merubah wujud api __ dengan sarana yang hanya diketahui oleh-Nya__ menjadi air, atau merubah tanah lempung menjadi emas, atau emas menjadi lempung pada beberapa lapisan bumi dengan cara menjalankan kekuasaan-Nya yang tersembunyi terhadap benda-benda, maka semua ini akan mengakibatkan kekacauan dan segala kemampuan dan ilmu pengetahuan akan menjadi sia-sia tanpa guna. Jawaban terhadap sanggahan ini ialah pikiran yang semacam itu sama sekali merupakan kesalah-fahaman, karena kita melihat bahwa AllahS.w.t. tetap menundukkan unsur-unsur benda kepada perubahan-perubahan yang tidak terkira banyaknya melalui kuasa hikmah-Nya yang tersembunyi. ‫� َٰ� َﻣ ِﻦ ا َّﺗ‬berbagai Cobalah lihat bagaimana ‫ ٰﺪى‬Bumi ‫ َﺒ َﻊ اﻟ ُْﻬ‬melewati ‫اﻟﺴ َﻼ ُم‬ َّ ‫ َو‬macam perubahan dan berubah ke dalam bentuk yang tak terhitung jumlahnya. Bumi inilah yang mengeluarkan racun arsenik juga َ ‫ا‬penawarnya, dan Bumi ini jugalah ُ‫ا‬ ‫ﳉ ُْﻢ‬dan ‫ﺠ‬ َ‫ﺐﻟ‬ ْٓ‫ ْد ُﻋ ْﻮ ِﱐ‬macam ِ ‫ ْﺳ َﺘ‬segala ْ dan yang mengeluarkan emas, perak perhiasan. Demikian pula, uap yang keluar dari Bumi dapat menciptakan segala sesuatu di Langit. ‫ َﺳﻠِ ّ ْﻢ‬hujan ‫ﻢ َﺻ ِ ّﻞ َو‬es ٖ‫ َوﻏ َِّﻤﻪ‬menyebabkan ٖ‫ َو ٰا ﻟِﻪٖ ﺑِ َﻌ َﺪ ِد َﻫ ِّﻤﻪ‬salju ‫ك �َﻠ َْﻴ ِﻪ‬ ‫اﻟ‬ ْ ‫ﺎر‬ َّ ‫ﻠّٰ ُﻬ‬menyebabkan Uap itulah ‫ َو‬yang turun ِ َ‫ َو ﺑ‬dan terciptanya kilat dan petir; bahkan debu pun suatu ketika diketahui telah turun dari langit. َ ِ‫ﻚ ا‬ َ ‫ ِﺔ َوا‬membuat ‫ﱃ ْاﻻ َ َﺑ ِﺪ‬Apakah ‫ار ر‬ ‫ ْﻧ ِﺰ ْل �َﻠ َْﻴ ِﻪ ا‬ini ‫ﻟِ ٰﻬ ِﺬ ِه ْاﻻ ُ َّﻣ‬Ilmu ٖ‫ ُﺣ ْﺰﻧِﻪ‬Pengetahuan َ ‫ ْﺣ َﻤ ِﺘ‬semua َ ‫ َ ْﻧ َﻮ‬fenomena menjadi tidak berguna, atauَ apakah semua fenomena ini telah menimbulkan kekacauan dan ketidak-beraturan? Jika kalian mengatakan bahwa AllahS.w.t. ّ ‫ﻣ‬ َ َ ِ ‫ﲔ‬ ‫ﻠ‬ ‫ﻬ‬ ‫ْﺠ‬ ‫ا‬ ‫ﻦ‬ ‫ن‬ ‫ُﻮ‬ ‫ﳉ‬ ‫ن‬ ‫ا‬ ‫ﻚ‬ ‫ﻈ‬ ‫ﻋ‬ ‫ا‬ ‫ﱐ‬ ‫ا‬ ‫ﻟ‬ ‫ﺗ‬ ِ ٓ ِ ِ ُ َ َ ْ َ َ ْ َ ِ ٰ ْ ْ dengan sifat-sifatnya yang melekat telah memberkahi semua unsur alam secara bawaan untuk mengalami perubahan-perubahan seperti demikian, ‫اِ ْن َﺷ‬adalah, ‫ ْﻮ َن اِﻟ َْﻴ ِﻪ‬kami ‫ﺎ َﺗ ْﺪ ُﻋ‬tidak ‫ ِْﺸ ُﻒ َﻣ‬pernah ‫ ْﻮ َنﻓ َ​َﻴﳉ‬mengatakan ‫ َﺑ ْﻞ اِ ّﻳَﺎ ُه َﺗ ْﺪ ُﻋ‬bahwa unsurmaka jawaban‫ء‬ َ ٓ ‫ﲝ‬kami unsur yang dipersoalkan itu tidak pernah dibekali dengan sifat-sifat َّ ِ‫ َﻻ َﻳ َﻤ ُّﺴ ٓﻪ ا‬yang bawaan seperti ini. Sesungguhnya, ‫ﻻ اﻟ ُْﻤ َﻄ َّﻬ ُﺮو َن‬keyakinan ◌ٗ benar adalah bahwa AllahS.w.t. Yang Wujud-Nya ْ Tunggal, telah menciptakan segala sesuatu seolah-olah semuanya satu semua َ ‫َﺪ اَﺧﻄﺄ‬itu‫ﻓَﻘ‬sebagai ْ ‫ﺑﺮأ‬kesatuan ‫ َّ​َﺴ‬Tuhan ‫ َﻣ ْﻦ ﻓ‬sehingga ‫ َﺮ اﻟْﻘ ُْﺮ‬ciptaan, ْ ‫ﺎب‬ ِ ‫آن‬ َ ke-Esa-an َ ْ sebagai َ َ ‫ ِﻳﻪٖ ﻓَﺎ‬dari َ ‫ﺻ‬ ciptaan itu berperan bukti Pencipta Sejati. َ Dengan demikian, AllahS.w.t., mengingat sifat ke-Esa-an-Nya serta tuntutan ‫ﻓ ُ​ُﺠ ْﻮ َر‬memberkahi ‫ﻓَﺎ َﻟ َْﻬ َﻤ َﻬﺎ‬ ‫ٮﻬﺎ‬ kekuasaan-Nya yang tanpa segala unsur-unsur َ ‫ْﻮ‬batas, ٰ ‫ َﻫﺎ َو َﺗﻘ‬telah itu dengan kemampuan untuk mengalami perubahan. Kecuali ruh, __yang, karena nasibnya atau ‫ َﻋ‬ditakdirkan ‫ى‬ ‫ َْﻬ ٰﻮ‬telah ‫ ِﻦ اﻟ‬berikut ‫ِﻖ‬ ‫ َو َﻣﺎ‬untuk tinggal ‫ ُّﻳ ْﻮ ٰﺣ‬baik ۞yang ‫َو ْﺣ ٌﻲ‬sesuai ‫ َﻮ اِ َّﻻ‬kurang ‫ ُﻫ‬dengan ‫ ۞ اِ ْن‬baik, ُ ‫ َﻳ ْﻨﻄ‬ini: ٓ firman lama di surga atau neraka

‫ٰﺧﻠِ ِﺪ ْﻳ َﻦﻓِ ْﻴ َﻬﺂ ا َ َﺑ ًﺪا‬

“mereka akan tinggal lama di dalamnya” (QS. Al-Jinn, 72:24) [Penerbit]

ٖ‫وﻣﺎ ﻗ َ​َﺪرٱﷲ َﺣ َّﻖ ﻗ َْﺪره‬

َ َ telah ditakdirkan memiliki َ ُ Ilahi d an bagi mereka yang sesuai ِ dengan rencana __ maka tidak ada ciptaan yang lain lagi sifat tidak mengalami perubahan ‫ﲟ ْ ٍن‬Jika ‫ ِﰲْ َﺷ‬kalian ‫ ْﻮ ٍم ُﻫ َﻮ‬perhatikan ‫ك ُ َّﻞ َﻳ‬ yang terbebas dari perubahan. secara seksama, setiap

38

‫اِ ّﻧَﺎ ُﻧ َﺒ ِ ّﺸ ُﺮكَ ﺑِ ُﻐﻠ ٰ ٍﻢ‬

‫ِﻖ ﻛ َْﻴ َﻒ َﻳ َﺸﲝ ٓ ُء‬ ُ ‫ﺎن ُﻳ ْﻨﻔ‬ ِ ‫َو َﻣﺎ �ُﻠ َّ ْﺖ ا َ ْﻳ ِﺪ ْﻳ ِﻪ َﺑ ْﻞ َﻳ َﺪاهُ َﻣ ْب ُﺴ ْﻮ َﻃ َﺘ‬


Tinjauan Terhadap Buku Sir Sayyid Yang Kedua

benda-benda. Boleh jadi Dia bisa ikut campur, ambil bagian dalam permulaan penciptaan benda-benda yang ada, tetapi ia harus berhenti ikut campur untuk selanjutnya. Maka jika demikian, tanpa ragu-ragu lagi tuhan yang lemah semacam

benda itu sepanjang waktu mengalami perubahan demikian rupa hingga hasil penelitian ilmiah mengungkapkan bahwa tubuh manusia mengalami perubahan secara sempurna dalam masa tiga tahun dan tubuh sebelumnya lenyap melalui pembusukan. Baik air maupun api tidak terlepas dari dua macam perubahan: Yang pertama hasil penghilangan atau penambahan beberapa partikel, dan yang kedua dengan cara mana penghilangan partikel mengambil bentuk ciptaan baru sesuai dengan potensinya. Pendek kata, menjaga dunia yang maha luas ini agar tetap berada di atas roda perubahan adalah sunnah AllahS.w.t. Hasil penelitian yang mendalam mengungkapkan bahwa seluruh benda-benda ini seperti sebuah kesatuan menurut sifat-sifat alami aslinya, karena benda-benda itu berasal dari satu Wujud Pencipta yang sama. Benar sekali bahwa manusia tidak bisa menjadi ahli kimia yang sempurna, dan bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi apabila Dzat Yang Maha Tinggi tidak memberikan kemampuan kepada seorang pun untuk menguasai rahasia ilmu-Nya yang tak berbatas. Jika kalian bertanya, dimanakah adanya perubahan-perubahan benda Langit, maka dapatlah aku katakan bahwa benda-benda Langit pun memiliki unsur-unsur perubahan dan perpaduan, walaupun kita mungkin tidak mengetahui hal itu; dan karena sebab adanya unsur perubahan yang melekat secara alami inilah bendabenda Langit pun ditakdirkan akan mengalami kehancuran pada suatu hari. Lagipula, apabila kita perhatikan proses perubahan ribuan benda-benda, hal itu menjadi jelas bahwa tidak ada sesuatu pun yang terbebas dari perubahan. Kalian harus terlebih dahulu menyangkal adanya perubahan di muka bumi sebelum kalian berbicara tentang Langit. Sudahkah kalian menata segala sesuatu dengan benar di muka Bumi Bahwa kalian sekarang sudah mulai ingin mencampuri urusan Langit [Penerbit] Jadi, sanggahan yang mengatakan bahwa semua Ilmu Pengetahuan akan menjadi sia-sia tiada guna dan hanya akan menimbulkan kekacauan jika kita percaya kepada kemungkinan adanya perubahan adalah nyata sebuah kesalahan besar, karena faktanya setiap hari kita mengalami perubahan dan transformasi, dan ke-Tuhan-an Yang Tunggal menuntut bahwa Dia harus menjadi sumber dari segala perubahan, dan ke-Maha Kuasaan Tuhan tidak bisa tetap berfungsi seandainya Dia tidak mengontrol setiap partikel yang ada. Apabila kita mengatakan bahwa Tuhan Yang Maha Agung berkuasa membuat air bekerja seperti api, atau membuat api bersifat seperti air, kita tidak bermaksud mengatakan bahwa Tuhan dapat berbuat dengan sewenang-wenang di luar ilmu hikmahnya yang Mahaluas tiada berbatas,

39


Keberkatan Do’ã

itu mungkin bisa saja sampai batas tertentu mempunyai kekuasaan untuk ikut campur pada penciptaan benda-benda itu, kemudian berdiam diri tanpa mempunyai kekuasaan untuk ikut campur lagi. Dan yang demikian itu merupakan

karena tidak ada, atau tidak akan pernah ada, tindakan Tuhan yang tidak didasari oleh ilmu hikmahnya. Yang kita maksudkan adalah bahwa apabila Dia menghendaki merubah air bersifat seperti api atau sebaliknya, maka Dia membuat ilmu hikmah-Nya yang abadi bekerja, yang mengontrol setiap partikel alam raya, walau pun mungkin kita menyadarinya atau tidak menyadari hal itu. Dan tidak ada yang diragukan lagi bahwa tindakan apa pun yang didasarkan kepada hikmah tidak akan membuat ilmu menjadi siasia, melainkan hal itu akan menjadi sarana bagi kemajuan Ilmu Pengetahuan. Coba perhatikan bagaimana air secara buatan dirubah menjadi es dan dipakai untuk menghasilkan listrik; apakah hal seperti ini pernah membawa kepada kekacauan, atau apakah hal itu membuat Ilmu Pengetahuan menjadi sia-sia tanpa guna? H al tidak kentara lainnya yang perlu diingat adalah, pada waktu ketika orangorang yang diutus oleh AllahS.w.t. menunjukkan sebuah mukjizat, misalnya, air tidak dapat menenggelamkan mereka dan api tidak dapat mencelakai mereka, rahasia di balik penampakkan hal yang seperti demikian itu adalah pada saat ketika sahabat-sahabat Tuhan memfokuskan perhatian mereka kepada sesuatu yang khusus, Tuhan Yang Maha Bijaksana __Dzat Yang ke-Mahaluasan rahasia-rahasia-Nya tidak dapat diliputi oleh manusia__ menunjukkan sebuah Tanda ke-Mahakuasaan-Nya, dan perhatian mereka mulai menunjukkan efek kuasa di alam raya. Berkumpulnya berbagai sarana yang, misalnya, membuat panasnya api berhenti menjadi tidak lagi memberikan efek panas, __baik sarana-sarana itu yang berhubungan dengan benda-benda langit, atau dengan sifat-sifat tersembunyi dari api itu sendiri, atau dengan sifat tersembunyi dari benda yang dimasukkan ke dalam api, atau merupakan kombinasi dari semuanya, __semua sarana-sarana demikian itu bekerja melalui perhatian dan doa yang demikian. Dengan cara seperti itulah sebuah mukjizat yang luarbiasa diperlihatkan. Akan tetapi hal ini tidak menyebabkan kita hilang kepercayaan terhadap realitas benda-benda, tidak pula hal ini membuat ilmu pengetahuan menjadi tidak berguna, karena hal itu sendiri justru merupakan cabang dari antara cabang-cabang ilmu pengetahuan samawi. Ia memiliki dimensinya sendiri, persis seperti misalnya, daya bakar api itu sendiri. Mari kita pahami hal itu dengan cara begini: ini adalah unsur-unsur spiritual yang menampakkan wujudnya melalui penundukkan api, dan itu secara khusus terjadi pada waktu dan tempatnya tertentu. Kecerdasan manusia tidak akan mencukupi untuk bisa memahami rahasia bahwa seorang manusia yang sempurna menjadi pusat penampakan rahmat Tuhan yang Mahakuasa. Dan ketika saatnya tiba bagi manusia sempurna untuk mempertunjukkan manifestasi ini, maka segala sesuatu menjadi takut kepadanya seperti takutnya kepada Tuhan. Mungkin

40


Tinjauan Terhadap Buku Sir Sayyid Yang Kedua

satu kehinaan bagi Tuhan dan akan terbuka kelemahannya. Tuhan Islam bukanlah Tuhan semacam itu. Tuhan Islam adalah Dia yang mempunyai kekuasaan tak terbatas, Dialah yang menciptakan arwah, partikel-partikel dan segala makhluk lainnya. Jika ada pertanyaan tentang batas-batas ‫اﻟﺴ َﻼ ُم � َٰ� َﻣ ِﻦ ا ّﺗَ َﺒ‬ َ ‫ى‬ ‫ﺪ‬ ‫ْﻬ‬ ‫ﻟ‬ ‫ا‬ ‫ﻊ‬ ‫ َو‬berkuasa mutlak َ ٰ ُ ّ kekuasaan-Nya, jawabannya ialah bahwa Dia atas segala-galanya, terkecuali َ ‫ ا ُ ْد ُﻋ ْﻮ ِﱐْٓ ا‬yang bertentangan ‫ﺐ ﻟَﳉ ُْﻢ‬ ‫ ْﺳ َﺘ ِﺠ‬hal-hal ْ dengan sifat-sifat-Nya yang sempurna, dan tidak berlawanan ‫ َْﻴ ِﻪ َو ٰا ﻟِﻪٖ ِﺑ َﻌ َﺪ ِد َﻫ ِّﻤﻪٖ َوﻏ َِّﻤﻪٖ َو‬yang ‫ﺎر ْك �َﻠ‬ ‫اﻟﻠّٰ ُﻬ َّﻢ َﺻ ِ ّﻞ َو َﺳﻠِ ّ ْﻢ َو َﺑ‬ dengan putusan-putusan-Nya ِ berlaku. Ada satu tuduhan, bahwa Yang ‫ﻧِﻪٖ ﻟِ ٰﻬ ِﺬ ِه ْاﻻ ُ َّﻣ ِﺔ‬Tuhan ‫ُﺣ ْﺰ‬ ‫ﻚ اِ َﱃ ْاﻻَﺑﺪ‬ ‫ َْﻴ ِﻪ‬Tuhan ‫ َوا َ ْﻧ ِﺰ ْل �َﻠ‬memang َ ‫ﺣ َﻤ ِﺘ‬tidak ْ ‫ار َر‬ َ ‫ا َ ْﻧ َﻮ‬mau Maha Kuasa,ِ َ tapi Dia menggunakan kekuasaan-

‫ﲔ‬ َ ‫اِ ّﱐْٓ ا َ ِﻋ ُﻈ‬ َ ْ ِ‫ﻚ ا َ ْن َﺗﳉ ُْﻮ َن ِﻣ َﻦ اﻟ ْٰﺠ ِﻬﻠ‬

sekarang kalian melemparkan ia ke hadapan srigala atau ke dalam api, maka ia tidak akan ‫ء‬mengalami pun; saat-saat seperti ‫اِﻟ َْﻴ ِﻪ اِ ْن‬Yang ‫ َن‬bahaya ‫ ُﻋ ْﻮ‬Mahakuasa ‫ﺎ َﺗ ْﺪ‬apa ‫ْﺸ ُﻒ َﻣ‬ ‫ ْﺪ ُﻋ ْﻮ َن‬pada ‫ ّﻳَﺎ ُه َﺗ‬dan ‫ﻓ َ​َﻴ‬karena ِ ‫ﳉ‬menaunginya ِ‫ﻞ ا‬ ْ َ‫ﺑ‬segala sesuatu َ ٓ ‫ َﺷﲝ‬Tuhan demikian rahmat berkewajiban untuk takut kepadanya. Ini adalah puncak rahasia ilmu samawi, َّ ِ‫ﻻ َﻳ َﻤ ُّﺴ ٓﻪ ا‬hubungan ‫ﻻ اﻟ ُْﻤ َﻄ‬memiliki ‫ َّﻬ ُﺮ ْو‬tidak َ ◌ٗ yang tidak dapat difahami‫ن‬ kedekatan dengan َ jika manusia sempurna itu. Karena begitu dalamnya dan fenomena seperti itu َ ‫ﺧﻄﺄ‬orang-orang jarang terjadi, setiap ‫آن‬ ‫ َﻣ ْﻦ‬tentang philosofi ٖ‫ ِﺑ َﺮأ ْ ِﻳﻪ‬cerdas ‫ﻓ َّ​َﺴ َﺮ ا‬tahu َ ‫ﻟْﻘ ُْﺮ‬tidak َ ْ َ ‫ﺎب ﻓَﻘ َْﺪ ا‬ َ ‫ﻓَﺎ َ َﺻ‬yang ini. Akan tetapi ingatlah, segala sesuatu mendengarkan suara Tuhan Yang Mahakuasa. Dia menguasai segala sesuatu dan َ Dia memegang tali kendali ‫ ُ​ُﺠ ْﻮ َر َﻫ‬berbatas ‫ٮﻬﺎ‬ ‫ ﻓَﺎ ﻟ َْﻬ َﻤ َﻬﺎﻓ‬dan ia dapat menembus َ ‫ﺎ َو َﺗﻘ ْٰﻮ‬tidak segala sesuatu. Ilmu hikmah-Nya hingga ke dalam sumber setiap partikel. Tidak ada sesuatu pun yang memiliki ‫ َو َﻣﺎ َﻳ‬kualitas yang ‫ى‬ ۞ yang ‫ﻲ ُّﻳ ْﻮ ٰﺣ‬ ‫۞ اِ ْن ُﻫ َﻮ اِ َّﻻ‬kekuasaan-Nya. sifat dan khasiat bisa ُ ‫ ْﻨﻄ‬Semua ٓ ‫ِﻖ َﻋ ِﻦ اﻟ َْﻬ ٰﻮ‬ ٌ ‫ َو ْﺣ‬melampau mungkin dimiliki oleh sesuatu berada di dalam lingkup kekuasan-Nya. Siapa saja yang tidak mempercayai ‫ا‬hal di antara orang-orang َ ‫ َﻬﺂ ا‬maka ‫ﺑَ ًﺪ‬ini, ‫ ْﻳ َﻦﻓِ ْﻴ‬ia‫ ِﺪ‬termasuk ِ‫ٰﺧﻠ‬ yang mengenai mereka telah disinggung dalam firman:

ٖ‫ﷲ َﺣ َّﻖ ﻗ َْﺪ ِره‬ َ ‫َو َﻣﺎ ﻗ َ​َﺪ ُرٱ‬ “Dan mereka tidak dapat menghargai Allah dengan penghargaan yang ‫ َﺷﲟ ْ ٍن‬6:92] sebenar-benarnya.” [QS.Al-An’am, ْ‫ك ُ َّﻞ َﻳ ْﻮ ٍم ُﻫ َﻮ ِﰲ‬ Karena manusia sempurna itu adalah sebuah menifestasi sempurna dari seluruh dunia, maka dunia ditarik ‫ ّﻧَﺎ ُﻧ َﺒ ِ ّﺸ ُﺮ‬dari ‫ ُﻐﻠ ٰ ٍﻢ‬ke ِ‫ ا‬waktu ke waktu. Ia laksana ِ‫كَ ﺑ‬arahnya seekor laba-laba dari dunia kerohanian dan seluruh dunia berada di dalam jaringnya. Inilah berada ‫ﺎن ﻳﻨﻔ‬ ‫ﺴﻮﻃﺘ‬di‫ﻣب‬balik ‫ﻳﺪاه‬mukjizat. ‫وﻣﺎ �ُﻠَّﺖ ا َﻳﺪﻳ ِﻪ ﺑﻞ‬ ‫ﻳﺸﲝٓء‬rahasia ‫ِﻖ ﻛَﻴﻒ‬yang

ُ َ َ َ ْ ُ ُْ ِ َ َْ ُ َْ ُ َ​َ ْ َ ْ ِ ْ ْ َ َ ‫ﺷ ٍء ﻗَ ِﺪ ْﻳ ٌﺮ َو ٰاﺧ ُِﺮ َد ْﻋ ٰﻮٮ َﻨﺎ َﻋ ِﻦ‬ ْ َ ‫َو َﻳﻔ َْﻌ ُﻞ َﻣﺎ ُﻳ ِﺮ ْﻳ ُﺪ َو ُﻫ َﻮ � َٰ� ك ُ ِ ّﻞ‬ [Penulis]

‫ﲔ‬ ‫ﻟ َر ِّب اﻟ‬ Mereka yang memiliki ilmu sejati, ِ ّٰ ِ ‫ اﻟ َْﻤ ْﻤ ُﺪ‬rencana sesuatu َ ْ ‫ ْٰﻌﻠ َ ِﻤ‬mempengaruhi Dunia apa yang ia telah lihat, yang ia tidak memiliki pengalaman tentang dunia itu! [Penerbit].

41


‫ٮﻬﺎ‬ َ ‫ﻓَﺎ َﻟ َْﻬ َﻤ َﻬﺎﻓ ُ​ُﺠ ْﻮ َر َﻫﺎ َو َﺗﻘ ْٰﻮ‬

۞ ‫ى ۞ اِ ْن ُﻫ َﻮ اِ َّﻻ َو ْﺣ ٌﻲ ُّﻳ ْﻮ ٰﺣ‬ ُ ‫َو َﻣﺎ َﻳ ْﻨﻄ‬ ٓ ‫ِﻖ َﻋ ِﻦ اﻟ َْﻬ ٰﻮ‬ ‫ٰﺧﻠِ ِﺪ ْﻳ َﻦ ِﻓ ْﻴ َﻬﺂ ا َ َﺑ ًﺪا‬

Keberkatan Do’ã

Nya itu. Tuduhan semacam itu aneh tak berdasar. Karena ٖ‫ﷲ َﺣ َّﻖ ﻗ َْﺪ ِره‬ َ ‫َو َﻣﺎ ﻗ َ​َﺪ ُرٱ‬ sifat-sifat Tuhan meliputi:

‫ك ُ َّﻞ َﻳ ْﻮ ٍم ُﻫ َﻮ ِﰲْ َﺷﲟ ْ ٍن‬ Sifat-sifat-Nya meliputi sifat-sifat َّ ِ‫ ا‬yang nampak dalam ‫ﺸ‬ ‫ﺒ‬ ‫ﻧ‬ ‫ﺮ‬ ‫ﻧ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻠ‬ ‫ﻐ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﺎ‬ ّ َ‫ك‬ ُ ُ ِ ٰ ٍ ِ َ ُ kebenaran-Nya yang baru yang selalu nampak setiap waktu. Menghilangkan pembawaan alamiah dari air untuk ‫ﻛ َْﻴ َﻒ َﻳ َﺸﲝ ٓ ُء‬sifat ‫ِﻖ‬ ُ ‫ﺎن ُﻳ ْﻨﻔ‬ ِ ‫َو َﻣﺎ �ُﻠ َّ ْﺖ ا َ ْﻳ ِﺪ ْﻳ ِﻪ َﺑ ْﻞ َﻳ َﺪاهُ َﻣ ْب ُﺴ ْﻮ َﻃ َﺘ‬ [20]

mendinginkan atau menghilangkan sifat membakar dari api tidaklah bertentangan َ ‫ ْﻳ ُﺪ َو ُﻫ َﻮ � َٰ� ك ُ ِ ّﻞ‬dengan ‫َو َﻳﻔ‬ ‫ﺷ ٍء ﻗَ ِﺪ‬ ‫ٮ َﻨﺎ َﻋ ِﻦ‬menyalahi ‫ ْﻳ ٌﺮ َو ٰاﺧ ُِﺮ َد ْﻋ ٰﻮ‬dan ‫ َْﻌ ُﻞ َﻣﺎ ُﻳ ِﺮ‬sifat-sifatْ Nya yang sempurna dan keputusan-Nya yang berlaku. Apa hak kita untuk memutuskan, mendikte dan menyatakan ‫ﲔ‬ ِ ّٰ ِ ‫اﻟ َْﻤ ْﻤ ُﺪ‬ َ ْ ‫ﻟ َر ِّب اﻟ ْٰﻌﻠ َ ِﻤ‬ bahwa Tuhan tidak mempunyai kekuasaan lagi untuk ikut campur dalam sifat-sifat dan pembawaan alamiah dari suatu benda. Apakah kita mempunyai alasan untuk mengatakan demikian? Apa sebabnya? Apa perlunya kita mencemarkan dan menghina ke-Tuhanan Tuhan dengan membatasi kekuasaan-Nya. Rupanya tuan Sayyid ketika menulis buku itu menyadari betapa lemah posisinya. Hanya saja untuk menjaga gengsi dan mempertahankan posisinya yang lemah, beliau membuatbuat dalil dan alasan yang lemah pula. Beliau mengatakan bahwa Tuhan sendiri mengatakan dalam Al-Qur’an bahwa api bersifat membakar, air mendinginkan, Matahari terbit dari timur dan terbenam di barat dan lain-lain. Uraian semacam ini yang menyatakan keadaan sekarang, dalam pandangan tuan Sayyid merupakan janji AllahS.w.t. yang tidak bisa dirubah-rubah serta merupakan sebuah janji yang kekal. Kalau tuan Sayyid mengakui logika semacam ini, maka beliau menghadapi kesulitan yang besar. Beliau akan terpaksa mengakui bahwa semua uraian yang ada dalam AlQur’an adalah janji yang kekal, tidak dapat berubah-ubah lagi. Misalnya janji Tuhan terhadap Hadhrat Zakariaa.s.: 20] “Setiap hari Dia selalu menampakkan diri dalam kebesaran-Nya yang baru.” (QS. Ar-Rahman, 55:30)

42


‫ٰﺧﻠِ ِﺪ ْ َﻦﻓِ ْﻴ َﻬﺂ ا ﺑَ ًﺪا‬

ٖ‫ﷲ َﺣ َّﻖ ﻗ َْﺪ ِره‬ َ ‫َو َﻣﺎ ﻗ َ​َﺪ ُرٱ‬ Tinjauan ‫ َﻮ ِﰲْ َﺷﲟ ْ ٍن‬Terhadap ‫ك ُ َّﻞ َﻳ ْﻮ ٍم ُﻫ‬Buku Sir Sayyid Yang Kedua [21] ‫اِ َّﻧﺎ ُﻧ َﺒ ِ ّﺸ ُﺮكَ ِﺑ ُﻐﻠ ٰ ٍﻢ‬ Apakah anak yang dijanjikan yakni Hadhrat Yahya sebagai ٓ ‫ َﻒ َﻳ َﺸﲝ‬laki-laki ‫ ْب ُﺴ ْﻮ َﻃ َﺘ‬Allah ‫ َﻳ َﺪاهُ َﻣ‬S.w.t. ‫ﻪ ﺑَ ْﻞ‬memanggil ‫ِﻖ ﻛ َْﻴ‬ ِ ‫و َﻣﺎ �ُﻠ َّ ْﺖ ا َ ْﻳ ِﺪ ْﻳ‬Hadhrat ُ ‫ﺎن ُﻳ ْﻨﻔ‬ ِ karena َ seorang‫ ُء‬anak Yahya sebagai seorang anak laki-laki, dan ini sebuah ‫ﺷ ٍء ﻗَ ِﺪ ْﻳ ٌﺮ َو ٰاﺧ ُِﺮ َد ْﻋ ٰﻮٮ َﻨﺎ َﻋ‬ ُ ‫ َو َﻳﻔ َْﻌ ُﻞ َﻣﺎ ُﻳ ِﺮ ْﻳ ُﺪ َو ُﻫ َﻮ � َٰ� ك‬janji. َ ‫ﻦ‬ ‫ﻞ‬ ّ ِ ِ ْ Puluhan misal semacam ini terdapat dalam Al-Qur’an.

membahas masalah itu hanya membuang ‫ﲔ‬ ‫ﻟ َر ِّب اﻟ ْٰﻌﻠ َ ِﻤ‬ ِ ّٰ ِ ‫ اﻟ َْﻤ ْﻤ ُﺪ‬waktu saja. Jika ْ َ menurut pandangan tuan Sayyid, setiap pernyataan yang berlaku untuk satu waktu perjanjian itu merupakan janji yang dibuat oleh seorang untuk orang lain, apakah harus berlaku sebagai janji untuk selamanya? Jika demikian aku khawatir bahwa tuan Sayyid akan menuduh dalam peristiwa semacam itu bahwa orang yang membuat pernyataan tadi telah berbuat suatu pelanggaran janji. Aku rasa lebih baik, jika tuan Sayyid sambil mengingat umurnya yang mendekati akhir tinggal bersama hamba yang lemah ini untuk beberapa bulan. Karena aku telah ditunjuk sebagai mujaddid, tugasku menyampaikan kabar suka kepada generasiku. Aku berjanji untuk ketenteraman tuan Sayyid akan berdo’a kepada Tuhan. Dan aku mempunyai keyakinan dan harapan, AllahS.w.t. akan memperlihatkan satu tanda yang menghancur-leburkan kepercayaan tuan Sayyid yang aneh tentang hukum alam. Tanda-tanda semacam itu sudah banyak zahir di dunia ini, yang menurut pandangan tuan Sayyid yang aneh tentang hukum alam. Menyebutkan satu persatu tidak ada faedahnya karena tuan Sayyid akan menganggapnya sebagai satu cerita belaka. Di samping itu ada beberapa hal yang tuan Sayyid ingkari antara lain: Tuan Sayyid berpendapat bahwa nubuwatan-nubuwatan yang terkandung di dalam ilham yang diterima para wali Allah juga bertentangan dengan hukum kodrat, seperti api kehilangan sifat membakarnya. Begitu juga pengaruh do’a yang dipanjatkan kepada Tuhan yang dengannya satu maksud bisa tercapai. 21] “Kami memberi kabar suka tentang seorang putra.” (QS. Maryam, 19:8)

43


Keberkatan Do’ã

‫اﻟﺴ َﻼ ُم � َٰ� َﻣ ِﻦ ا َّﺗ َﺒ َﻊ اﻟ ُْﻬ ٰﺪى‬ َّ ‫َو‬

‫ﺐ ﻟَﳉ ُْﻢ‬ ْ ‫ا ُ ْد ُﻋ ْﻮ ِﱐْٓ ا َ ْﺳ َﺘ ِﺠ‬ Jika tuan Sayyid tidak bisa datang untuk tinggal bersamaku, ‫ َﺳﻠِ ّ ْﻢ‬untuk ‫َّﻢ َﺻ ِ ّﻞ َو‬dua ‫ﻏ َِّﻤﻪٖ َو‬beliau ‫َﺪ ِد َﻫ ِّﻤﻪٖ َو‬mau ‫ﻟِﻪٖ ِﺑ َﻌ‬mengijinkan ‫ﺎر ْك �َﻠ َْﻴ ِﻪ َو ٰا‬ ‫اﻟﻠّٰ ُﻬ‬hal yaitu maka apakah ِ َ‫ َو ﺑ‬aku

tentang wahyu dan do’a. Berdo’a kepada Tuhan kemudian ‫ ْاﻻ َ َﺑ ِﺪ‬apa ‫ﻚ اِ َﱃ‬ ‫ َر ْﺣ َﻤ ِﺘ‬yang ‫ار‬ ‫ﺰ ْل �َﻠ َْﻴ‬terjadi ْ ‫ ُﺣ ْﺰﻧِﻪٖ ﻟِ ٰﻬ ِﺬ ِه‬dengan َ saja menyiarkan ِ ‫اﻻ ُ َّﻣ ِﺔ َوا َ ْﻧ‬berkenaan َ ‫ ِﻪ ا َ ْﻧ َﻮ‬akan beliau. Langkah semacam ini akan memberikan faedah bagi ‫ َﺗﳉ ُْﻮ َن ِﻣ‬benar ‫ﲔ‬ ‫ َﻦ اﻟ ْٰﺠ ِﻬ‬Sayyid ‫ﻚ ا َ ْن‬ ِ َ ‫ اِ ّﱐْٓ ا‬keyakinannya َ ‫ﻋ ُﻈ‬dalam َ ْ ِ‫ﻠ‬tuan orang banyak. Jika maka aku akan gagal dalam mencapai maksudku. Jika ‫ ُﻋ ْﻮ َن اِﻟ َْﻴ ِﻪ اِن َﺷﲝٓء‬orang-orang ‫نﻓ َ​َﻴﳉ ِْﺸ ُﻒ َﻣﺎ َﺗ ْﺪ‬ ‫ َﺑ ْﻞ اِ ّﻳ‬terhindar َ ‫َﺎهُ َﺗ ْﺪ ُﻋ ْﻮ‬akan sebaliknyaَ akuْ berhasil, berakal dari keyakinan tuan‫ون‬Sayyid َّ ِ‫ َﻤ ُّﺴ ٓﻪ ا‬salah ‫ﻻ اﻟ ُْﻤ‬yang ‫ ٗ◌ َﻻ َﻳ‬itu. Mereka akan ْ ‫ َﻄ َّﻬ ُﺮ‬Agung mengenal Tuhannya َ yang dan Maha Kuasa. Dengan َ ْ penuh kecintaan mengarahkan kepada ‫َﻣ ْﻦ ﻓ‬ ‫ َّ​َﺴ َﺮ‬wajahnya ‫َﺪ ا َ ْﺧ َﻄﺄ‬mereka ْ ‫ﺎب ﻓَﻘ‬ َ ‫اﻟْﻘ ُْﺮ‬penuh َ ‫آنﺑِ َﺮأ ِﻳﻪٖ ﻓَﺎ َ َﺻ‬ Tuhan. Mereka akan bedo’a dengan pengharapan atas rahmat-Nya. Mereka ‫ٮﻬﺎ‬ ‫ُﺠ ْﻮ َر َﻫﺎ َو‬merasakan ُ ‫ ﻓَﺎ َﻟ َْﻬ َﻤ َﻬﺎﻓ‬kelezatan ketika َ ‫ َﺗﻘ ْٰﻮ‬akan mengangkat tangannya ke hadirat Tuhan. Inilah faedah adanya wujud ‫ َّﻻ َو ْﺣ ٌﻲ ُّﻳ‬Dia ‫ِﻖ‬ ۞ ‫ ْﻮ ٰﺣ‬Tuhan ِ‫ ْن ُﻫ َﻮ ا‬mendengar ِ‫ى ۞ ا‬ ُ ‫ َو َﻣﺎ َﻳ ْﻨﻄ‬kita dan ٓ ‫ َﻋ ِﻦ اﻟ َْﻬ ٰﻮ‬do’a-do’a mengabulkannya, memberitahukan kepada kita bahwa ‫ا َ َﺑ ًﺪا‬memikul ‫ﻠِ ِﺪ ْﻳ َﻦ ِﻓ ْﻴ َﻬﺂ‬beban ‫ٰﺧ‬ Dia ada. Kami tidak mau kesukaran hanya untuk menanamkan dalam hati kita satu tuhan palsu seperti ‫ﷲ َﺣ‬ ‫ َّﻖ ﻗ َْﺪ ِر‬bisa ‫ﻣﺎ ﻗ َ​َﺪ ُر‬dengar َ ‫َو‬ َ ‫ٱ‬kita sebuah patung yang ٖ‫ه‬tidak suaranya, yang manifestasi kodrat-Nya tidak nampak oleh kita. Ketahuilah ْ ‫ك ُ َّﻞ َﻳﻮ ٍم ُﻫﻮ ﰲ َﺷﲟ‬ ‫ن‬ ٍ bahwa Tuhan Yang Maha Kuasa ْ ِ َ itu ْ ada. Dia berkuasa atas segalanya. َ

‫اِ ّﻧﺎ ُﻧ َﺒ ِ ّﺸ ُﺮكَ ِﺑ ُﻐﻠ ٰ ٍﻢ‬

‫ِﻖ ﻛ َْﻴ َﻒ َﻳ َﺸﲝ ٓ ُء‬ ُ ‫ﺎن ُﻳ ْﻨﻔ‬ ِ ‫َو َﻣﺎ �ُﻠ َّ ْﺖ ا َ ْﻳ ِﺪ ْﻳ ِﻪ َﺑ ْﻞ َﻳ َﺪاهُ َﻣ ْب ُﺴ ْﻮ َﻃ َﺘ‬ ‫ﺷ ٍء ﻗَ ِﺪ ْﻳ ٌﺮ َو ٰاﺧ ُِﺮ َد ْﻋ ٰﻮٮ َﻨﺎ َﻋ ِﻦ‬ ْ َ ‫َو َﻳﻔ َْﻌ ُﻞ َﻣﺎ ُﻳ ِﺮ ْﻳ ُﺪ َو ُﻫ َﻮ � َٰ� ك ُ ِ ّﻞ‬ [22]

‫ﲔ‬ ِ ّٰ ِ ‫اﻟ َْﻤ ْﻤ ُﺪ‬ َ ْ ‫ﻟ َر ِّب اﻟْ ٰﻌﻠ َ ِﻤ‬

22] D an tangan Allah tidak terikat oleh apa pun. Sebaliknya Tangan-Nya benarbenar bebas. Dia mengeluarkan (rizki) sebagaimana yang Dia kehendaki, dan Dia bertindak manakala Dia menganggapnya perlu; dan Dia berkuasa untuk melakukan segala sesuatu yang Dia kehendaki. Dan sebagai penutup seruan kami ialah: Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. [Penerbit]

44


Tinjauan Terhadap Buku Sir Sayyid Yang Kedua

*

[ ]

* Terjemahan syair bahasa Parsi:

Tangan-Nya tidaklah mengenal rapat Bahkan, kedua tangan-Nya terbuka lebar Dia memberikan apa yang Dia ridhai Dan melakukan apa yang Dia kehendaki Dan, ucapan kami yang terakhir, Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Wajah-Nya tercinta tidaklah tertutup Bagi pecinta-pecinta sejati Wujud itu bersinar pada mentari Dan bercahaya pada rembulan Namun, wajah-Nya yang cantik Tetap tersembunyi bagi orang yang malas Harus menjadi asyik Tabir akan tersingkap Jubah-Nya yang suci Mereka yang takabbur tidak bisa menyentuhnya 45


Keberkatan Do’ã

Tidak ada jalan ke arah-Nya Hanya jalan merendahkan diri, kedukaan dan kegoncangan hati Jalan menuju Tuhan yang kekal Penuh bahaya bertaburan Maukah keselamatan hidup? Tinggallah kesombongan bagimu, keakuanmu Yang dapat memperoleh jalan lurus untuk menikmati Al-Quran Hanyalah mereka yang nafsu angkaranya telah fana Mereka yang berwatak buruk Kalam Allah tak akan mencapai faham mereka Memahami Al-Quran? Bukanlah untuk orang dunia ini Kelezatan manisnya ‘arak’ ini Hanya bagi orang-orang yang mempunyai Rasa cinta dengan ‘arak’ Dan engkau, kalau tidak mengetahui Tentang nur pengalaman ruhani Jika engkau mengatakan sesuatu yang menentang aku Tidaklah sekali-kali akan menyakitkanku Hanya karena niat baik dan khawatir Kami telah mengatakan apa yang kami harus katakan Hanya semata-mata sebagai balsem Untuk luka yang parah Tidak percaya akan do’a-do’a Obatnya hanya dengan lebih banyak berdo’a Seperti arak mengobati arak Pada waktu mabuk 46


Tinjauan Terhadap Buku Sir Sayyid Yang Kedua

Engkau katakan mana buktinya Kekuatan do’a? Larilah kepadaku, aku akan perlihatkan Terang seperti matahari siang [Penerbit]

47


48


NUBUWATAN BERKENAAN DENGAN LEKH RAM DARI PESHAWAR Pagi itu tanggal 02 April 1893 bertepatan dengan tanggal 14 Ramadhan 1310 H aku melihat dalam kasyaf bahwa aku sedang duduk di dalam sebuah rumah besar ditemani beberapa kawan. Ketika datang seorang bertubuh besar kekar dengan penampilan yang menakutkan seakanakan darah menetes dari wajahnya dan ia berdiri di depanku. Ketika aku melihatnya aku merasa ia adalah satu malaikat yang mengerikan. Hati menjadi ciut karenanya. Ketika aku memandangnya ia bertanya kepadaku, ”dimana Lekh Ram?” dan ia menyebutkan nama orang lain, ”Dimana dia?” Dari hal itu aku meyakini bahwa ia diperintahkan untuk menghukum Lekh Ram dan orang lain yang namanya tidak aku ingat. Tetapi yang teringat olehku ialah bahwa ia adalah salah seorang dari beberapa orang yang tentangnya aku telah membuat satu pemberitahuan. Hari ini hari Ahad kira-kira jam 04 pagi, Alhamdulillah atas semua ini.

49


50


Bacalah dengan Seksama, Ada Kabar Suka untuk Anda.

Seruan Kepada Para Pimpinan Wilayah, Tokoh Masyarakat dan Para Penyelenggara Pemerintahan.

‫ﻟﺮ ِﺣ ْﻴ ِﻢ‬ ِ ‫ِﺑ ْﺴ ِﻢ ٱ‬ َّ ‫ﻟﺮ ْﺣ ٰﻤ ِﻦ ٱ‬ َّ ‫ﷲ ٱ‬ [23] ‫ﻪ ا ﻟ ْ ﺮ ﻳﻢ‬ َ ِ ِ‫َﻧ ْﻤ َﻤ ُﺪ ٗ◌ه َو ُﻧ َﺼ ِّ� � َٰ� َر ُﺳ ْﻮﻟ‬ ِ ْ ِ‫ﳉ‬ ‫ ُﻳ ْﺆﺗِ ْﻴ ِﻪ َﻣ‬mudah-mudahan ‫ﻓَ ُﺨ َﺮ‬pemimpin ‫ ْﻦ ّﻳ َ​َﺸﲝ ٓ ُء َو َﻻ‬Islam, ‫ﷲ‬ ِ ‫ﻚ ﻓ َْﻀ ُﻞ ٱ‬ Wahai para AllahS.w.t. َ ِ‫َو ٰذ ﻟ‬ menjadikan hati kalian memiliki niat baik lebih dari hati ‫ ٰﺪى‬menjadikan ‫� َٰ� َﻣ ِﻦ ٱ ّﺗَ َﺒ َﻊ اﻟ ُْﻬ‬kamu ‫ﻟﺴ َﻼ ُم‬ ‫َوٱ‬ َّ khadim golongan lain dan yang setia bagi agama tercinta dalam waktu yang sulit ini. AllahS.w.t. ُّ abad ‫ﻟﺪ ْﻧ َﻴﺎ َو‬ ‫ ُﻫ ْﻢ ِﰱ ٱ‬ke-14 ‫ﲑ‬ ‫ﷲ َﺗ‬ ‫َﻞٱ‬ ِ ‫ﺧ َِﺮ ِة ا َﻟﻠّٰ ُﻬ َّﻢ ٱ ْﻫ ِﺪ‬diٰ‫ ْاﻻ‬awal ُ ‫ﻓَ َن ْﺴﺌ‬ telah‫ﻢ‬ ٰ ‫ َﻌ‬ini َ semata-mata ْ ‫ﻫ‬mengutusku َ ْ ‫ﺎﱃ َﺧ‬ untuk memperbaiki dan meninggikan derajat agama Islam. ‫ ِﰱ ِد ْﻳ ِﻨ‬genting ‫ﲑا‬ ‫ﻟَّ ُﻬ ْﻢ‬merupakan ‫ﻚ َوٱ ْﺟ َﻌ ْﻞ‬ ‫ َوا َ ِّﻳ ْﺪ ُﻫ ْﻢ ِﺑ ُﺮ ْو‬untuk َ yang َ ‫ٍح ِّﻣ ْﻨ‬kewajibanku Di saat‫ﻚ‬ ً ْ ‫ َﺣ ًّﻈﺎ َﻛ ِﺜ‬ini, menerangkan dan menjelaskan keindahan-keindahan Al‫ َو‬. Juga ‫ﻚ‬ ‫ ُﻴ ْﺆ ِﻣ ُﻨ ْﻮ‬keagungan ِ‫ﻚ ﻟ‬ َ ِ‫ﻤ ْﻮﻟ‬Rasulullah َ ِ‫ﺳ ْﻮﻟ‬kebesaran َ ِ‫اﺑِ ِﻜ َﺘﺎﺑ‬serta َ ِ‫ﻚ َوﻗ َُّﻮﺗ‬ Quran dan َ ‫ٱ ْﺟ ِﺬ ْﺑ ُﻬ ْﻢ ِﺑ‬S.a.w. ُ ‫ﻚ َو َر‬ untuk menjawab semua serangan musuh-musuh yang ‫ َر ِّب‬menyerang ‫ﻟ‬ ‫ﲔ‬ ‫ﷲ اَﻓْﻮ‬ ‫ َﻳ ْﺪ ُﺧﻠ ُْﻮا ِﰱ ِد ْﻳ ِﻦ ا‬tanda‫َو‬ ِ ّٰ ِ ‫ﲔ َواﻟْ َﻤ ْﻤ ُﺪ‬ sedang ْ ‫ ُﺛ َّﻢ ٰا ِﻣ‬dengan ً nur, َ Islam َ ْ ‫اﺟﺎ ٰا ِﻣ‬ َ ِ berkat-berkat, tanda dan ilmu-ilmu Ilahi yang dianugerahkan kepadaku. ْ ‫اﻟ َْﻌﺎ ﻟَ ِﻤ‬ini sejak sepuluh tahun Aku telah menjalankan ‫ﲔ‬ َ tugas terakhir. Oleh karena semua keperluan untuk isya’at Islam ini memerlukan banyak biaya maka aku memutuskan untuk memberitahukan kepada kalian kesulitan-kesulitan apa yang menjadi penghalang di jalan AllahS.w.t.. Maka dengar dan camkanlah wahai orang-orang yang mulia, jalan menuju Allah dan Rasul-Nya kini telah terhalang oleh berbagai macam kesulitan. Memerlukan keikhlasan untuk menerbitkan buku-buku yang harus tersebar luas di masyarakat. Di saat 23] D engan nama Allah, Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Kami memuji Allah dan memohon semoga shalawat dilimpahkan kepada Nabi yang mulia MuhammadS.a.w..[Penerbit]

51


Keberkatan Do’ã

ini kita belum punya dana untuk tujuan itu. Jika sebuah buku dapat terbit atas keberanian berkorban dan bantuan para khadim agama [24] yang penuh semangat. Tetapi kalau hanya beberapa buah buku saja yang terjual karena kurangnya perhatian dan kelalaian orang-orang dan sisanya tetap tersimpan di dalam koper-koper dan terpaksa dibagikan secara cuma-cuma, maka hal ini akan menjadi penghalang untuk kelancaran penyebaran literatur yang adalah tujuan utama kita. Memang benar jemaat ini dari hari ke hari terus bertambah banyak jumlah anggotanya, tetapi masih belum mampu menarik orang-orang kaya yang siap memikul beban biaya untuk pengkhidmatan Islam. Hamba yang lemah ini telah diutus oleh AllahS.w.t. telah memberi kabar suka bahwa Dia akan memasukkan orang-orang kaya bahkan Raja-raja ke dalam jemaat kita ini. Dia mewahyukan kepadaku “Aku akan memberi engkau berkat demi berkat, sehingga Raja-raja akan mencari berkat dari pakaian engkau�. Jaminan AllahS.w.t. inilah yang mendorong aku menghimbau orang-orang kaya dan mampu supaya menolongku dalam melaksanakan misiku ini. Menolong agama memang perbuatan mulia dan terpuji, namun aku pun tahu bahwa manusia tidak lepas dari rasa ragu, dan syakwasangka serta salah faham. Kalau tidak benarbenar kenal tidak akan ada kepercayaan dan keyakinan yang mengakibatkan semangat berkorban secara besar-besaran akan melemah. Maka aku tujukan pengumuman ini kepada orang-orang kaya. Jika mereka merasa enggan dan ragu24] Yang dimaksud dengan abdi-abdi agama yang penuh semangat ialah

52

saudaraku Hz. Maulvi Hakim Nuru-ud-Din dari Bherah yang telah mengorbankan seluruh harta kekayaannya di jalan kebenaran ini. Sesudah itu, sahabatku yang tulus Hakim Fazl-ud-din dan Nawab Muhammad Ali Khan dari Maler Kotla. Kemudian sahabat-sahabat lain yang setia dan penuh pengorbanan di jalan ini sesuai dengan derajat pahalanya masing-masing.


Seruan

ragu untuk menolong sebelum menguji kebenaranku maka mereka dipersilahkan untuk menulis perihal kondisi mereka atau kesulitan-kesulitannya supaya aku boleh berdo’a untuk tercapainya maksud dan tujuan serta mendapatkan jalan pemecahan problem-problem mereka. Tetapi mereka harus menjelaskan sampai dimanakah mereka dapat memberikan bantuan biaya dijalan Islam ini. Juga mereka hendaknya menyatakan bahwa mereka betul-betul akan membantu . dan serius menepati janjinya. Jika ada surat [25] semacam ini sampai kepadaku dan aku berdo’a untuknya aku yakin bahwa Tuhan akan mendengar do’a-ku kecuali takdir mubram maka tidak dapat dielakkan lagi, dan Dia pasti memberitahu aku dengan ilham sebelumnya. Janganlah mempunyai pikiranpikiran bahwa maksud-maksud kamu terlalu rumit untuk dicapai, janganlah putus asa karena Tuhan Maha Kuasa atas segala sesuatu, Dia akan menyempurnakan keinginankeinginanmu dengan syarat keinginan itu tidak bertentangan dengan irãdah-Nya yang Azali. Jika banyak surat-surat yang datang, maka jawabannya akan diberikan kepada mereka. Keinginannya diberitahukan kepadaku oleh AllahS.w.t.. Contoh pengabulan do’a-do’a semacam ini akan menjadi Tanda bagi orang-orang yang beriman, mungkin juga Tanda bagi orangorang yang ingkar. Begitu banyaknya sehingga akan mengalir seperti sebuah sungai. Terakhir, aku tujukan nasihatku ini kepada setiap orang Islam. ”Bangunlah”, bangunlah untuk Islam karena Islam sedang berada dalam jurang kenistaaan yang dalam, tolonglah karena ia membutuhkan pertolongan. Mengapa 25] Sebaiknya surat dikirim dengan sangat hati-hati sekali tercatat

dan tertutup. Rahasia itu tidak boleh dibukakan kepada siapa pun sebelumnya. Rahasia itu akan disimpan rapi sebagai amanat. Jika seorang yang kaya mengirimkan utusan pribadinya yang dipercaya untuk menyampaikan pesannya itu lebih baik. [Penulis]

53


Keberkatan Do’ã

aku katakan demikian? karena AllahS.w.t. menganugerahkan ilmu Al-Quran kepadaku. Membukakan bagiku makrifatmakrifat dan hikmah-hikmah yang terkandung di dalam AlQuran dan Dia memperlihatkan mukjizat-mukjizat untukku. Maka datanglah kepadaku, dan ambillah bagian dari nikmat-nikamatnya. Aku bersumpah demi Zat yang jiwaku ada di tangan-Nya bahwa sesungguhnya aku diutus olehNya. Apakah tidak perlu datang seorang Mujaddid dengan pendakawaan yang terang di awal abad yang penuh fitnah serta kesengsaraan yang nyata. Tidak lama lagi kamu akan mengetahui dan mengenalnya dan menyaksikan pekerjaan dan tugasku. Setiap orang yang datang dari Tuhan pasti mengalami perlawanan ulama di zaman itu karena kebodohan mereka. Bila ia dikenal maka ia dikenal karena pekerjaannya. Sebuah pohon yang pahit tidak pernah menghasilkan buah yang manis dan AllahS.w.t. tidak memberikan berkat-berkatNya yang khusus diperuntukkan bagi orang-orang yang dicintai-Nya. Wahai manusia! sesungguhnya Islam benar-benar ‫ﻟﺮ ِﺣ ْﻴ ِﻢ‬ ‫ﻟﺮ ْﺣ ٰﻤ ِﻦ ٱ‬ ِ ‫ ِﺑ ْﺴ ِﻢ ٱ‬mengepung dari َّ musuh-musuhnya َّ ‫ﷲ ٱ‬ telah menjadi lemah, segala penjuru. Keberatan dan kritik-krtitik yang ditujukan � �ِّ ‫ َﺼ‬dari ‫ ُﺪ ٗ◌ه َو ُﻧ‬tiga َ ْ‫ َٰ� َر ُﺳ ْﻮﻟِ ِﻪ اﻟ‬lebih ‫ﳉ‬ ‫ ِﺮ ْﻳ ِﻢ‬mencapai ‫ َﻧ ْﻤ َﻤ‬ribu banyaknya. kepada Islam telah Perlihatkanlah keimananmu dan masuklah ke dalam َ‫ﻻ ﻓ‬.َ ‫ﷲ ُﻳ ْﺆﺗِ ْﻴ ِﻪ َﻣ ْﻦ ّﻳ َ​َﺸﲝ ٓ ُء َو‬ ‫ ُﺨ َﺮ‬S.w.t. ِ ‫ﻚ ﻓ َْﻀ ُﻞ ٱ‬ َ ِ‫َو ٰذ ﻟ‬ pasukan Allah

‫ﻟﺴ َﻼ ُم � َٰ� َﻣ ِﻦ ٱ َّﺗ َﺒ َﻊ اﻟ ُْﻬ ٰﺪى‬ َّ ‫َوٱ‬

[26]

ُّ ‫ﲑ ُﻫ ْﻢ ِﰱ ٱ‬ ‫ﻟﺪ ْﻧ َﻴﺎ َو ْاﻻٰﺧ َِﺮ ِة ا َﻟﻠّٰ ُﻬ َّﻢ ٱ ْﻫ ِﺪ ِﻫ ْﻢ‬ ُ ‫ﻓَ َن ْﺴﺌ‬ ٰ ‫ﷲ َﺗ َﻌ‬ َ ‫َﻞٱ‬ َ ْ ‫ﺎﱃ َﺧ‬ َ ‫ﻚ‬ َ ‫ﲑا ِﰱ ِد ْﻳ ِﻨ‬ َ ‫َوا َ ِّﻳ ْﺪ ُﻫ ْﻢ ِﺑ ُﺮ ْو ٍح ِّﻣ ْﻨ‬ ً ْ ‫ﻚ َوٱ ْﺟ َﻌ ْﻞ ﻟّ ُﻬ ْﻢ َﺣ ًّﻈﺎ َﻛ ِﺜ‬ ‫ﻚ‬ َ ِ‫ﻚ َو َر ُﺳ ْﻮﻟ‬ َ ‫ﺎﺑ‬ َ ِ‫ﻚ َوﻗ َُّﻮﺗ‬ َ ِ‫َوٱ ْﺟ ِﺬ ْﺑ ُﻬ ْﻢ ِﺑ َﻤ ْﻮﻟ‬ ِ ‫ﻚ ﻟِ ُﻴ ْﺆ ِﻣ ُﻨ ْﻮا ِﺑ ِﻜ َﺘ‬

‫ﻟ َر ِّب‬ ِ ّٰ ِ ‫ﲔ َواﻟْ َﻤ ْﻤ ُﺪ‬ ِ ‫َو َﻳ ْﺪ ُﺧﻠ ُْﻮا ِﰱ ِد ْﻳ ِﻦ ا‬ ً ‫ﷲ اَﻓ َْﻮ‬ َ ْ ‫ﲔ ُﺛ َّﻢ ٰا ِﻣ‬ َ ْ ‫اﺟﺎ ٰا ِﻣ‬ ‫ﲔ‬ َ ْ ‫اﻟ َْﻌﺎ ﻟَ ِﻤ‬

26] Selamatlah bagi orang-orang yang mengikuti petunjuk. [Penerbit]

54


Seruan

*

[ ]

Penulis: Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian District Gurdaspur

*

Terjemahan syair bahasa Parsi: Oh, betapa sunyi dan terasing Tanpa sanak saudara dan kawan, Telah menjadi agama AhmadS.a.w. Dan kita Asyik dalam urusan kita Tidak peduli lagi akan agama AhmadS.a.w. 55


Keberkatan Do’ã

Badai kesesatan telah menyapu ribuan jiwa Bencana, bagi mata Yang masih menolak Untuk menatap dan melihat Wahai orang-orang kaya, untuk apa Semua kelengahan ini Sikap masa bodoh dan tak peduli Hai kamu yang masih lelap tertidur Tahukah nasib agama ini sedang malang? Hai orang-orang Islam Hanya untuk sementara, cobalah Lihat sebentar keadaan yang buruk agama ini Hanya bahaya yang aku lihat Tidak perlu pernyataan Wahai para pemuda, bangkitlah Berbuatlah sesuatu, semua pakaiannya Sedang terbakar Menonton pemandangan ini dari kejauhan Bukanlah watak pencinta agama Demi agama ini hatiku mendidih Setiap saat kesusahanku, kepedihanku Tiada yang tahu kecuali Dia Yang mengetahui segala rahasia Kesedihan yang aku tahan tiada yang tahu Kecuali Tuhan Aku harus menelan racun Tetapi semua ini tidak aku ceritakan Setiap orang memperhatikan nasib keluarga 56


Seruan

Serta kaum kerabatnya Celakalah, tak seorang pun turut berduka cita Bagi agama yang tidak berdaya ini Aku melihat darah mengalir Seperti menglirnya darah para Syuhada Karbala Andai mereka ini tidak dirasuk kecintaan Kepada Sang kekasih Agung Oh, sungguh mereka membelanjakannya hanya untuk kepentingan pribadinya Sedikit pun tak ada kedermawanan Kemurahan hati demi kepentingan Sang Pencipta Wahai orang-orang yang mampu dan memiliki keteguhan hati Untuk berkhidmat kepada agama ini berikanlah apa yang kamu bisa Kami tak perduli banyak atau sedikit Lihatlah bagaimana ia tersungkur ke tanah Akibat perbuatan orang-orang bodoh Terhadap agama yang tak ada bandingannya di kolong langit Kami lemah, tak ada yang bisa kami perbuat Dalam kondisi yang menyedihkan ini Kecuali berdo’a di tengah malam Dan menangis pada pagi hari Wahai, Tuhan janganlah memberikan kebahagiaan pada hati yang gelap itu

57


Keberkatan Do’ã

Yang tak peduli sedikit pun akan agama ini Agama AhmadS.a.w. pilihan Engkau Wahai, saudara hanya lima hari kira-kira hidup dalam kesenangan Ini bukan musim bunga, kelimpahan taman untuk selamanya. [Penerbit]

58


[27]

PENGUMUMAN

[28]

Sesuai dengan wahyu Tuhan dan perintah-Nya Aku telah menyelesaikan penyusunan sebuah buku yang bernama Barahin-e-Ahmadiyya, dengan tujuan untuk memperbaiki dan memperbaharui agama ini, dan menawarkan hadiah sebanyak 10.000 Rupee kepada siapa saja yang dapat membuktikan “kesalahan� dalil-dalil yang terdapat dalam buku tersebut. Tujuanku dalam buku itu ialah untuk membuktikan bahwa hanya Islam-lah agama Ilahi yang benar yang bisa memberikan petunjuk kepada seseorang sehingga ia bisa mengenal Tuhan Yang Suci. Ia akan mempunyai keyakinan yang sedalam-dalamnya atas sifat-sifat Tuhan Yang Maha Sempurna dan Maha Suci. Berkat-berkat kebenaran yang terkandung di dalamnya memancar keluar seperti Matahari. Kebenaran-kebenarannya zahir dengan nyata seperti cahaya Matahari di siang hari. Semua agama lain terbukti salah dan palsu sehingga prinsipprinsipnya tidak terbukti benar oleh penyelidikan akal, juga pengikut-pengikutnya tidak mendapatkan berkat ruhani dan keteguhan iman sedikit pun. Bahkan sebaliknya agama27] D engan nama Allah, Yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Kami memuji Allah dan memohon semoga shalawat dilimpahkan kepada Nabi yang mulia MuhammadS.a.w..[Penerbit] 28] T erjemahan bahasa Inggris dari Pengumuman ini juga dimuat dalam Edisi pertama buku ini yang diterbitkan pada tahun 1893. [Penerbit]

59


Keberkatan Do’ã

agama itu begitu menyesatkan pikiran dan kearifan sehingga tanda-tanda kemalangan dan kehancuran yang akan datang di antara pengikutnya akan nampak jelas di dunia ini juga. Dalam buku ini kebenaran Islam telah dibuktikan dengan dua cara : 1. Dengan tiga ratus dalil-dalil yang kuat dan penuh logika, sebagai dukungan terhadap Islam. Kalau ada musuh Islam yang bisa mematahkan dalil-dalil itu maka ia akan diberi hadiah sebanyak 10.000 Rupee seperti yang telah aku umumkan. Jika ada yang mau boleh mencatatkan janji ini di Pengadilan untuk ketenteraman hatinya. 2. Dengan tanda-tanda samawi yang sangat perlu sebagai pembuktian yang sempurna dan memuaskan bagi kebenaran suatu agama. Dalam point ke 2 dengan maksud membuktikan bahwa cahaya kebenaran agama Islam ibarat Matahari. Penulis telah mengemukakan tiga macam Tanda: Pertama, Tanda-tanda yang selama hidup beliauS.a.w. telah ditampakkan melalui tangan beliauS.a.w. dan sebagai akibat dari do’a-do’a beliauS.a.w. serta pemusatan perhatian dan berkat yang telah disaksikan oleh musuh-musuh aku masukkan ke dalam buku itu sebagai bukti sejarah yang didasarkan atas bukti-bukti yang kuat, abadi dan tidak ada bandingannya. Kedua, Tanda-tanda yang abadi dan tidak ada bandingannya yang terdapat di dalam Al-Quran yang penuh berkat telah aku terangkan dengan cukup panjang lebar bagi semua orang. Ketiga, Tanda-tanda yang diberikan sebagai warisan kepada orang-orang yang beriman kepada kitabullah dan pengikut RasulullahS.a.w. yang benar. Yang untuk menguatkan tanda-tanda ini hamba yang lemah ini dengan karunia-Nya telah memperlihatkan bukti bahwa

60


Pengumuman

begitu banyak ilham-ilham yang benar, mukjizat-mukjizat, dan karomah-karomah, kabar-kabar gaib, rahasia-rahasia ilmu ladunni, kasyaf-kasyaf yang benar dan do’a-do’a yang terkabul telah terjadi melalui hamba selaku khadim agama. Semua bukti kebenaran ini telah disaksikan oleh lawan-lawan seperti golongan Arya dan lain-lain. (Keterangan lengkap tentang hal ini terdapat dalam buku tersebut). Aku juga dibertahu melalui wahyu bahwa aku adalah Mujaddid untuk zaman ini, dan secara ruhani sifat-sifat kesempurnaanku mempunyai persamaan dengan sifat-sifat yang dimiliki Masih Ibnu Maryam. Kedua-duanya mempunyai sifat persamaan yang sangat erat hubungannya. Aku telah dianugerahi sifat-sifat serupa dengan sifat khusus para Nabi dan Rasul dan diberi derajat ruhani yang lebih tinggi dari sebagian besar para Wali agung yang telah berlalu sebelumku. Juga karena berkat-berkat sebagai pengikut manusia yang paling sempurna yaitu RasulullahS.a.w. rasul suci yang telah berlalu sebelum aku. Mengikuti jejakku akan menjadi jalan untuk memperoleh keselamatan, kebahagiaan dan berkat. Mengikuti jalan permusuhan denganku akan mengakibatkan kemahruman dan kehinaan. Semua bukti kebenaran ini hanya bisa diperoleh dengan membaca buku Barahin-e-Ahmadiyah dengan teliti yang‫ﻢ‬ 4800 halaman ‫ﻟﺮ ِﺣ ْﻴ‬ ‫ﻟﺮ ْﺣ ٰﻤ ِﻦ ٱ‬ ‫ﷲٱ‬ ‫ِﺑ ْﺴ‬ ِ ‫ِﻢ ٱ‬hampir َّ terdiri َّ dari ِ akan dan 592 halaman telah dicetak. Aku selalu siap sedia untuk ‫ﻤ ُﺪ ٗ◌ه َو ُﻧ َﺼ‬meyakinkan memuaskan, menenteramkan para َ ْ‫ ِّ� � َٰ� َرﺳ ْﻮﻟِ ِﻪ اﻟ‬serta ‫ﳉ ِﺮ ْﻳ ِﻢ‬ ‫َﻧ ْﻤ‬ َ ُ pencari kebenaran.

‫ﷲ ُﻳ ْﺆﺗِ ْﻴ ِﻪ َﻣ ْﻦ ّﻳ َ​َﺸﲝ ٓ ُء َو َﻻ ﻓَ ُﺨ َﺮ‬ ِ ‫ﻚ ﻓ َْﻀ ُﻞ ٱ‬ َ ِ‫َو ٰذ ﻟ‬ [29] ‫ﻊ ا ﻟ ْﻬﺪى‬ ٰ ُ َ ‫ﻟﺴ َﻼ ُم � َٰ� َﻣ ِﻦ ٱ ّﺗَ َﺒ‬ َّ ‫َوٱ‬ 29] S emua ini berkat karunia Allah. Dia karunia-Nya kepada ُّ ‫ٱ‬memberikan ‫ﺪ ِﻫ ْﻢ‬ ‫ﺧ َِﺮ ِة ا َﻟﻠّٰ ُﻬ َّﻢ‬danٰ‫ ْاﻻ‬ini ‫ َﻴﺎ َو‬bukan ‫ﻟﺪ ْﻧ‬ ‫ﰱ‬sebuah ‫ﺎﱃ َﺧ‬ ‫َﻞ‬ ُ ‫ ﻓَ َن ْﺴﺌ‬siapa ِ ‫ٱ ْﻫ‬kehendaki, ٰ ‫ﷲ َﺗ َﻌ‬ ِ ‫ﲑ ُﻫ ْﻢ‬ ْ ketakaburan. َ ‫ٱ‬Keselamatanlah yang Dia َ bagi mereka yang mengikuti petunjuk.[Penerbit] َّ ‫وا َ ِّﻳ ْﺪ ُﻫﻢ ِﺑﺮوح ِّﻣ ْﻨ َ ﺟﻌ‬ َ ً ‫ﻚ‬ َ ‫ﲑا ِﰱ ِد ْﻳ ِﻨ‬ ٍ ُْ ْ َ ً ْ ‫ﻚ َوٱ ْ َ ْﻞ ﻟ ُﻬ ْﻢ َﺣ ّﻈﺎ ﻛ ِﺜ‬ 61 ‫ﻚ‬ ‫ﻟ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﺳ‬ ‫ر‬ ‫و‬ ‫ﻚ‬ ‫ﺎﺑ‬ ‫ﺘ‬ ‫ﻜ‬ ‫ﺑ‬ ‫ا‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻨ‬ ‫ﻣ‬ ‫ﺆ‬ ‫ﻴ‬ ‫ﻟ‬ ‫ﻚ‬ ‫ﺗ‬ ‫ُﻮ‬ ‫ﻗ‬ ‫و‬ ‫ﻚ‬ ‫ﻟ‬ ‫ﻮ‬ ‫ﻤ‬ ‫ﻢ‬ ‫ﻬ‬ ‫ﺑ‬ ‫ﺬ‬ ‫ﺟ‬ ‫ٱ‬ ‫و‬ ِ ِ ِ ‫ﺑ‬ ِ َ ْ ُ َ َ َ ِ َ ِ ِ ْ ُ ِ ْ ُ َ َّ َ َ ْ َ ِ ْ ُ ْ ِ ْ َ ‫ﻳ‬


Keberkatan Do’ã

Dan merupakan karunia AllahS.w.t. yang dianugerahkanNya kepada siapa yang dikendaki-Nya. Dan pernyataan ini bukan karena kebanggaan dan kami memohon keselamatn bagi siapa yang mengikuti hidayah. Jika setelah penerbitan pengumuman ini tidak ada seorang pun pencari kebenaran datang dengan hati yang bersih, maka ia akan mempertanggung-jawabkan dirinya di hadapan AllahS.w.t. karena hujat kami telah sempurna. Sekarang aku tutup pengumuman ini dengan do’a: ”Ya Allah Yang Maha Penyayang, berilah petunjuk kepada jiwajiwa penurut dari semua bangsa supaya mereka beriman kepada RasulullahS.a.w., Rasul yang paling sempurna di antara Rasul-Rasul, dan kepada Al-Quran suci. Rasul yang paling afdhol ialah Muhammad RasulullahS.a.w., dan supaya berjalan di atas perintah dan hukum-hukum-Nya. Supaya mereka mendapat berkat-berkat, keselamatan dan kebahagiaan hakiki yang hanya diperuntukkan bagi seorang muslim yang benar di dua alam kehidupan ini, mereka akan mendapatkan keselamatan dan kehidupan yang abadi tidak hanya di akhirat nanti, tapi mereka juga akan merasakan di dunia ini. Apa yang akan dirasakan oleh orang-orang suci dan benar. Terutama bangsa Inggris yang sampai sekarang belum mengambil cahaya dari Matahari kebenaran ini. Kerajaannya yang beradab, bijaksana dan murah hati telah membuat kita berhutang budi karena jasa-jasanya dan perlakuannya yang penuh persahabatan. Hal mana telah menggerakkan hati kita untuk berdo’a bagi kesejahteraan dan keselamatan mereka. Mudah-mudahan wajah mereka yang cantik itu bersemarak pula dengan cahaya samawi di akhirat nanti. Kami memohon kepada Tuhan untuk kebaikan mereka baik di dunia ini maupun di akhirat nanti. Ya, Tuhan! berilah petunjuk dan tolonglah mereka dengan rahmat Engkau, tanamkanlah kecintaan di dalam hati mereka terhadap agama Engkau dan tariklah mereka dengan kekuatan Engkau, supaya mereka

62


‫ﻟﺮ ِﺣ ْﻴ ِﻢ‬ ِ ‫ﺑِ ْﺴ ِﻢ ٱ‬ َّ ‫ﻟﺮ ْﺣ ٰﻤ ِﻦ ٱ‬ َّ ‫ﷲ ٱ‬ َ ْ‫َﻧ ْﻤ َﻤ ُﺪ ٗ◌ه َو ُﻧ َﺼ ِّ� � َٰ� َر ُﺳ ْﻮﻟِ ِﻪ اﻟ‬ ‫ﳉ ِﺮ ْﻳ ِﻢ‬

Pengumuman

beriman kepada Kitab supaya mereka ‫ﻓَ ُﺨ َﺮ‬agama ‫ َ​َﺸﲝ ٓ ُء َو َﻻ‬Engkau ‫ ّﻳ‬dan ‫ ِﻪ َﻣ ْﻦ‬Rasul ‫ﺗِ ْﻴ‬berbondong-bondong. ‫ﷲ ُﻳ ْﺆ‬ ‫ﻚ ﻓ َْﻀ ُﻞ ٱ‬ ِ Engkau, َ ِ‫َو ٰذ ﻟ‬ masuk ke dalam Amin. Hamba yang lemah, ‫ﻟﺴ َﻼم � َٰ� َﻣﻦ ٱ ّﺗَ َﺒ َﻊ اﻟْﻬ ٰﺪى‬ َ ‫وٱ‬

ُ

ِ

ُ

ّ َ ُّ ‫ﲑ ُﻫ ْﻢ ِﰱ ٱ‬ ‫ﻟﺪ ْﻧ َﻴﺎ َو ْاﻻٰﺧ َِﺮ ِة ا َﻟﻠّٰ ُﻬ َّﻢ ٱ ْﻫ ِﺪ ِﻫ ْﻢ‬ ُ ‫ﻓَ َن ْﺴﺌ‬ ٰ ‫ﷲ َﺗ َﻌ‬ َ ‫َﻞٱ‬ َ ْ ‫ﺎﱃ َﺧ‬ َ ‫ﻚ‬ َ ‫ﲑا ِﰱ ِد ْﻳ ِﻨ‬ َ ‫َوا َ ِّﻳ ْﺪ ُﻫ ْﻢ ِﺑ ُﺮ ْو ٍح ِّﻣ ْﻨ‬ ً ْ ‫ﻚ َوٱ ْﺟ َﻌ ْﻞ ﻟّ ُﻬ ْﻢ َﺣ ًّﻈﺎ َﻛ ِﺜ‬ ‫ﻚ‬ َ ِ‫ﻚ َو َر ُﺳ ْﻮﻟ‬ َ ‫ﺎﺑ‬ َ ِ‫ﻚ َوﻗ َُّﻮﺗ‬ َ ِ‫َوٱ ْﺟ ِﺬ ْﺑ ُﻬ ْﻢ ِﺑ َﻤ ْﻮﻟ‬ ِ ‫ﻚ ﻟِ ُﻴ ْﺆ ِﻣ ُﻨ ْﻮا ِﺑ ِﻜ َﺘ‬ ‫ﻟ َر ِّب‬ ِ ّٰ ِ ‫ﲔ َواﻟْ َﻤ ْﻤ ُﺪ‬ ِ ‫َو َﻳ ْﺪ ُﺧﻠ ُْﻮا ِﰱ ِد ْﻳ ِﻦ ا‬ ً ‫ﷲ اَﻓ َْﻮ‬ َ ْ ‫ﲔ ُﺛ َّﻢ ٰا ِﻣ‬ َ ْ ‫اﺟﺎ ٰا ِﻣ‬ [30] ‫ﲔ‬ َ ْ ‫اﻟ َْﻌﺎ ﻟَ ِﻤ‬

Mirza Ghulam Ahmad Dari Qadian, Gurdaspur Punjab.

30] K ami memohon kepada Allah bagi kebaikan mereka di dunia dan di akhirat. Ya Allah, berilah mereka petunjuk dan tolonglah mereka dengan rahmat dari Engkau, tanamkanlah dalam hati mereka kecintaan kepada agama Engkau, dan tariklah mereka dengan kuasa Engkau, sehingga mereka beriman kepada Kitab Engkau dan Rasul Engkau MuhammadS.a.w., dan agar mereka memeluk agama Engkau dalam jumlah yang besar. Amin. Amin. Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam. [Penerbit]

63


64


Indeks A

L

Abdul Qadir Jailani, 15; 16.

Lekh Ram, 41; 42; 44; 45;

Allah, 2; 3; 4; 5; 6; 7; 8; 10; 11; 12; 13; 15; 16; 17; 18; 20; 21; 22; 23; 25; 26; 28; 30; 31; 32; 33; 36; 37; 38; 39; 41; 43; 44; 45; 46; 47; 48; 49; 55; Arab, 9; 21.

Aria, 34; 54.

Aristoteles, 24; 48.

B

Barahin-e-Ahmadiyah, 55.

H

Hakim Nuruddin, 46.

I

Ijtihad, 25.

Ilham, 22; 23; 24; 37; 47; 48; 54.

K

Kasyaf, 29; 45; 54. Khalid, Walid, 16.

M

Malaikat, 27; 32; 33; 34; 45. Muhaddats, 29.

MuhammadS.a.w., 19; 55. Mukjizat,

N

Neraka, 11. Nuha.s., 11.

O

Obat, 5; 6; 10; 16; 39.

P

Plato, 24; 48.

T

Taqdir, 2; 3; 4; 5; 6; 7; 10; 15; 18; 47; 48; 53; 54.

W

Wahyu, 21; 22; 23; 24; 25; 26; 29; 30; 31; 32; 33; 47;

65


Keberkatan Do’ã

Wali, 9; 12; 15; 17; 29; 33; 37; 55.

66

Z Zakariaa.s., 36.


Keberkatan Do’ã Barakãtud Du’ã atau Keberkatan Do’a yang ditulis oleh Hadhrat Masih Mau’uda.s. pada tahun 1893, adalah sebuah tanggapan terhadap pandangan Sir Sayyid Ahmad Khan yang mengatakan bahwa tidak ada sesuatu yang disebut dengan istilah pengabulan do’a, dan do’a tidak lain hanyalah sebuah ibadah ritual semata. Hadhrat Masih Mau’uda.s. membantah pandangan seperti ini dan menyatakan bahwa AllahS.w.t. mendengar dan mengabulkan do’a orang-orang beriman yang dipanjatkan dengan penuh kerendahan serta keikhlasan, dan bahwa pengabulan doa itu tertanam dalam gerakan mata rantai sebab dan akibat yang puncaknya berupa pemenuhan maksud-maksud untuk tujuan mana doa dipanjatkan.

Dalam bagian kedua buku ini, yang membahas tentang buku Sir Sayyid Ahmad Khan yang lainnya yaitu buku Tahrĩru fĩ Uşhũlit Tafsĩr (Prinsip-prinsip dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Quran), Hadhrat Masih Mau’uda.s. mengemukakan kriteria prinsip-prinsip yang memberi petunjuk bagi penafsiran Al-Quran yang benar.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.