Senin 12 Sep 2011 19:03 WIB

Derita Pemuda Gaza Korban Bom Fosfor Israel

Red: cr01
Abdillah Onim (kiri) dan Muhammad Arif (tengah), korban bom fosfor Israel.
Foto: Dok MER-C Cabang Gaza
Abdillah Onim (kiri) dan Muhammad Arif (tengah), korban bom fosfor Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA - Tiga tahun yang lalu kena ia terkena bom fosfor Israel, dan hingga detik ini lukanya masih seperti baru. Ia sangat menderita, tidak bisa keluar rumah atau terkena matahari langsung. Jika terkena sinar matahari, maka daging di sebagian tubuhnya akan meleleh seperti terkena air panas.

Namanya Muhammad Arif, seorang pemuda Gaza berusia 27 tahun. Kini ia menderita kanker darah dan harus menjalani cuci darah tiap pekannya. Arif terkena bom fosfor Israel saat berada di pemakaman di Jalur Gaza. "Tiba-tiba Zionis menjatuhkan bom fosfor persis di kerumunan massa yang sedang berada di makam," tuturnya kepada Ketua MER-C Cabang Gaza-Palestina, Abdillah Onim, Ahad (11/9).

Sekujur tangan, leher juga di sebagian wajah Arif terlihat bercak-bercak putih. Kulitnya mengelupas, dan menampakkan daging merah. Arif juga menunjukkan seluruh kaki dan lehernya.

"Akhi Andonesy (Saudaraku, orang Indonesia), saya terkena bom fosfor pada tahun 2009. Dan sudah beberapa bulan ini saya dianjurkan oleh dokter Rumah Sakit Asy-Syifa agar menjalani cuci darah sepekan tiga kali. Tapi karena saya tidak memiliki dana untuk cuci darah, jadi saya hanya bisa jalani cuci darah sekali sepekan. Itu pun tergantung dana," tuturnya dengan bibir gemetar.

Dalam beberapa pekan ini, Arif tak lagi mampu cuci darah karena ketiadaan dana. Abdillah yang menemuinya tak mampu berkata-kata. Ia menepuk bahu Arif seraya berkata, "Allahu yasfik ya akhi, (semoa Allah menyembuhkanmu, saudaraku). Semoga Allah memudahkan urusanmu. Bersabarlah, karena sabar itu indah."

Ketika berpamit pulang, Dillah menyerahkan uang pribadinya sebanyak 300 sheqel (Rp 750.000) pada Arif, agar ia dapat menjalani cuci darah. Dillah juga berjanji akan berusaha membantu Arif sesuai kemampuannya. "Saya akan menyampaikan apa yang kau derita ini kepada saudara-saudara saya di Indonesia. Mohon doakan agar urusan ini bisa berjalan lancar, wahai saudaraku," kata Dillah.

Dillah berharap kaum Muslimin Indonesia tergerak hatinya untuk membantu biaya cuci darah Arif. Biaya yang dibutuhkan untuk sekali cuci darah adalah sebesar 200 sheqel (Rp 500.000). "Bantuan kepada Arif dapat diberikan melalui rekening MER-C di Jakarta. Semoga amal baik kaum Muslimin Indonesia yang tergerak hatinya untuk meringankan derita saudara kita, mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement