Armada perang laut Amerika Serikat dan China dikerahkan ke Timur Tengah setelah meletusnya konflik Israel dan Hamas. Bagaimana perbandingan kekuatan dua negara yang juga belakangan sering bersengketa itu?
AS telah meningkatkan kehadiran militernya di wilayah tersebut sejak 7 Oktober, ketika kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan terkoordinasi terhadap Israel.
AS telah mengerahkan dua kelompok penyerang kapal induk ke Mediterania timur dekat Israel. Kapal induk bertenaga nuklir itu adalah versi terbaru dan tercanggih, yakni USS Gerald R Ford, ditambah USS Dwight D Eisenhower. Keduanya dikawal bermacam jenis kapal perang lain.
Tak hanya itu, menurut Menhan AS Lloyd Austin, mereka juga mengerahkan sistem rudal Patriot tambahan ke lokasi di seluruh kawasan untuk meningkatkan perlindungan pasukan AS. Kemudian, satu skuadron pesawat F-16 Fighting Falcon juga tiba di wilayah tersebut.
USS Gerald R. Ford dan USS Dwight D. Eisenhower akan berada di sana dalam jangka waktu lama . "Secara keseluruhan hal ini memberi AS sejumlah besar senjata di wilayah tersebut yang dapat digunakan jika diperlukan," kata analis militer independen Patrick Fox.
Kelompok penyerang kapal induk memungkinkan AS meluncurkan operasi mandiri, di mana saja di dunia. "Saat kami mengirim mereka ke suatu tempat, kami sengaja mengirimkan sinyal yang sangat kuat kepada musuh kami serta sekutu Washington," kata Pentagon.
Armada Perang China
AS tidak sendirian di Timur Tengah. Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN) juga telah bergerak di Teluk Persia dan Teluk Oman. Menurut Bryden Spurling dari lembaga penelitian RAND, saat ini ada 6 kapal angkatan laut China di Timur Tengah.
Tiap satuan tugas memiliki sebuah kapal perusak, sebuah kapal fregat, dan kapal pengisian ulang. China memang telah mengerahkan sumber daya besar mengembangkan Angkatan Laut. AS pun menyadari status China sebagai "angkatan laut terbesar dunia" dengan 370 kapal dan kapal selam, berdasarkan laporan tahunan Pentagon tentang militer China.
"Meski belum pernah diuji dalam konflik, kapal-kapal ini memiliki kemampuan signifikan dan mencerminkan pertumbuhan pesat kecanggihan Angkatan Laut Tiongkok," kata Spurling. "Enam kapal berkemampuan tinggi yang bertugas saat ini adalah pengerahan yang tidak dapat dilakukan oleh banyak negara di dunia," tambahnya.
Namun menurut Surling, masih panjang jalan China untuk mampu menandingi kekuatan Amerika di lautan. Dua kelompok penyerang kapal induk AS di Mediterania timur memiliki lebih banyak kapal dan kekuatan udara masif yang menyertainya.
"Jaringan pangkalan dan kemitraan yang dimiliki AS di seluruh dunia, dan sering beroperasi secara global, masih jauh lebih maju dibandingkan apa yang bisa dilakukan China. Dan masih bisa diperdebatkan apakah Tiongkok akan mampu menyamainya di masa depan, bahkan jika mereka ingin melakukannya," cetus Spurling.
China sendiri sudah menyatakan kapal-kapal perangnya tidak berada di Timur Tengah sebagai respons terhadap pecahnya konflik antara Israel dan Hamas, namun merupakan bagian dari penempatan rotasi Angkatan Laut China yang jangka panjang di Teluk Aden. Hal ini diharapkan dapat mencegah pembajakan, tapi memang juga menunjukkan Beijing sedang belajar bagaimana mengerahkan pasukannya dari jarak jauh.
"Armada Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok berlayar untuk misi pengawalan dan melakukan kunjungan persahabatan ke negara-negara terkait," cetus Liu Pengyu, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington. "Pihak-pihak terkait harus menghormati fakta dan menghentikan hype yang tidak berdasar."
Simak Video "Serangan Udara Israel Hantam Rumah di Rafah: 6 Tewas"
[Gambas:Video 20detik]
(fyk/fyk)