Modulasi Amplitudo
Modulasi Frekuensi
Modulasi Fasa sinyal pembawa (Tomasi, 1988 : 2).
Modulasi Fekuensi
(a)
(b)
(c)
Gambar . Modulasi frekuensi dari gelombang pembawa sinus oleh sinyal sinus (a). Pembawa tak
termodulasi (b). Sinyal pemodulasi (c). Gelombang termodulasi frekuensi
• Dalam modulasi frekuensi, frekuensi diasumsikan sebagai turunan sudut
apabila sudut tersebut berubah-ubah terhadap waktu d
i
dt
dan fekuensi radian termodulasi ini sebagai perubahan frekuensi sinyal
pembawa oleh gelombang pemodulasi , sehingga gelombang pembawa
dimodulasi frekuensi dapat dinyatakan sebagai :
f c t A cos t
dimana :
fc t : gelombang pembawa dimodulasi frekuensi (Hz)
A : amplitudo gelombang pembawa (V)
t : sudut gelombang pembawa ( 0 )
• Jika t berubah sesuai dengan gelombang pemodulasi f t maka
akan diperoleh :
t i dt
c t 0 K f t dt
• Bila f t a cos m t dengan f t adalah gelombang pemodulasi, adalah
a
amplitudo gelombang pemodulasi dan m frekuensi sudut
adalah
gelombang pemodulasi, maka :
K.a
t c t 0 sin m t
m
c t sin m t
m
• dengan adalah suatu kontanta yang bergantung pada amplitudo sinyal
pemodulasi dan rangkaian pengubah variasi-variasi dalam amplitudo sinyal
ke perubahan-perubahan dalam frekuensi pembawa yang bersesuaian.
Sedangkan diambil pada nilai sama dengan nol dengan mengacu pada
suatu acuan fasa yang tepat.
• Dari analisa di atas, gelombang yang dimodulasi frekuensi dapat ditulis
sebagai :
f c t A cos c t sin m t
m
dimana :
fc t : gelombang pembawa dimodulasi frekuensi
A : amplitudo gelombang pembawa (V)
c : frekuensi sudut gelombang pembawa ( 0 )
: simpangan frekuensi sudut gelombang pembawa (Hz)
m : frekuensi sudut gelombang pemodulasi (Hz)
f c t A cos c t sin m t
Spektrum Frekuensi FM
• Bentuk gelombang menurut waktu dari suatu sinyal dapat direpresentasikan
oleh serangkaian gelombang-gelombang sinus dan kosinus yang dinamakan
sebagai spektrum sinyal, atau spektrum frekuensi menggambarkan frekuensi
terhadap amplitudo sinyal, dimana sumbu horisontal menyatakan frekuensi
dan sumbu vertikal menyatakan amplitudo.
• persamaan gelombang FM :
f c t A sin c t cos sin m t cos c t sin sin m t
dimana :
cos sin mt J 0 2 J 2 n cos 2n mt
n 1
sin sin mt 2 J 2 n 1 sin 2n 1 mt
n 0
Melalui uraian trigonometri seperti dalam persamaan 2.8 dan 2.9 bentuk
merupakan suatu fungsi Bessel bentuk pertama dengan orde-n. Maka J n
persamaan gelomang FM menjadi :
f c t A sin ct J 0 2 J 2 cos 2 m t 2 J 4 cos 4 m t ...
A cos ct 2 J1 sin m t 2 J 3 sin m t ...
• atau dapat ditulis dalam bentuk
f c t J 0 A cos ct J1 A sin c m t sin c m t
J 2 A sin c 2 m t sin c 2 m t
J 3 A sin c 3 m t sin c 3 m t
dimana : J 4 A sin c 4 m t sin c 4 m t
fc t : gelombang pembawa dimodulasi frekuensi
Jn : fungsi Bessel orde ke-n
J 0 A cos ct : komponen gelombang pembawa
Amplitudo
J0 J1 J2 J3 J4 J5 J6
Frekuensi (fc)
T1 T2 T3 T4
Tetapi ketika sinyal pembawa ini di goyang oleh nada-nada tinggi (trebel) maka simpangan
frekuensi sinyal pembawa tak lagi bisa mengikuti. Maksudnya, belum sempat simpangan itu
mentok ke kiri sudah harus kembali lagi ke kanan, dan sebaliknya, belum sempat mentok ke kanan
harus segera kembali ke kiri. Akibatnya, besarnya simpangan frekuensi itu tidak sampai mentok ke
kiri dan juga tidak sampai mentok ke kanan. Simpangan frekuensi ini seharusnya sebanding
dengan amplitudo suara trebel, tetapi kenyataannya tidak demikian.
Akibatnya, energi sinyal pembawa hanya terkonsentrasi pada simpangan nada-nada rendah saja,
sehingga bandwidth yang disediakan tidak diduduki secara merata oleh sinyal pembawa.
Sementara itu di pesawat penerima, noise tetap mengganggu secara merata di seluruh bandwidth
yang disediakan. Hal ini jelas sangat merugikan, mengingat noise tetap menganggu secara merata
sedangkan energi sinyal pembawa tidak merata tapi hanya terkonsentrasi pada nada-nada rendah
saja.
Untuk mengatasi masalah ini kemudian digunakan sebuah cara, yaitu dengan memperbesar
amplitudo sinyal pemodulasi seiring dengan kenaikan frekuensinya. Tujuannya adalah agar
simpangan frekuensi sinyal pembawa bisa maksimal ke kiri & ke kanan pada untuk seluruh
spektrum frekuensi sinyal pemodulasi, mulai dari bass, middle hingga trebel. Rangkaian yang
berfungsi untuk menaikkan amplitudo ini kemudian disebut dengan Pre-Emphasis. Fungsinya
adalah bila frekuensi sinyal pemodulasi makin tinggi maka amplitudonya semakin membesar.
Pre-Emphasis dan De-Emphasis
Proses De-Emphasis ini ternyata memberi keuntungan baru, yaitu noise ikut turun
seiring dengan penurunan amplitudo itu. Pada siaran FM, noise ini bisa ditekan hingga
1/20 atau dengan kata lain terjadi perbaikan kualitas sebesar 13 dB. Ini merupakan
perbaikan yang sangat berarti sehingga tidak mengherankan bila kualitas audio yang
dihasilkan oleh penerima radio FM terdengar sangat bersih.
Soal 2
Sinyal Input masuk antena dgn Tegangan input Pi = 1W
Pd Beban 100 , Hitung GA= ...dB , Po = 1 Watt
2. Sinyal audio yang mempunyai frekuensi maksimum 3,3 kHz digunakan untuk
memodulasi FM suatu sinyal pembawa sebesar 10 MHz. Jika sinyal pembawa
mempunyai amplitudo maksimum sebesar 10 Volt dan indeks modulasi yang
digunakan adalah sebesar 4, maka tentukanlah:
a. Besarnya amplitudo komponen pembawa dan komponen bidang sisi
sinyal termodulasi FM yang terbentuk.
b. Gambarkan spektrum frekuensi sinyal termodulasi FM yang terbentuk.
c. Besarnya lebar bidang yang dibutuhkan untuk mentransmisikan sinyal
FM tersebut.
Penyelesaian:
a. Dari soal diketahui fm = 3,3 kHz ; fc = 10 MHz ; Vc = 10 Volt dan mf = 4.
Amplitudo komponen pembawa = Vc . J0 (mf) = 10 . – 0,4 = – 4 Volt
Amplitudo komponen bidang sisi 1 = Vc . J1 (mf) = 10 . – 0,07 = – 0,7 Volt
Amplitudo komponen bidang sisi 2 = Vc . J2 (mf) = 10 . 0,36 = 3,6 Volt
Amplitudo komponen bidang sisi 3 = Vc . J3 (mf) = 10 . 0,43 = 4,3 Volt
Amplitudo komponen bidang sisi 4 = Vc . J4 (mf) 39 = 10 . 0,28 = 2,8 Volt
Amplitudo komponen bidang sisi 5 = Vc . J5 (mf) = 10. 0,13 = 1,3 Volt
Amplitudo komponen bidang sisi 6 = Vc . J6 (mf) = 10 . 0,05 = 0,5 Volt
Amplitudo komponen bidang sisi 7 = Vc . J7 (mf) = 10 . 0,02 = 0,2 Volt
1.Sinyal Audio yang mempuyai frekuensi maksimum 4KHz digunakan untuk memodulasi FM suatu sinyal pembawa sebesar ,
15Mhz. jika sinyal pembawa mempunyai amplitude maksimum sebesar 10 volt dan indeks modulasi yang digunakan adalah sebesar
4, maka tentukan:
a) Besarnya amplitude komponen pembawa dan komponen bidang sisi sinyal termodulasi FM yang terbentuk..
b) Gambarkan spectrum frekuensi sinyal termodulasi FM yang terbentuk, dan
Besarnya lebar bidang yang dibutuhkan untuk mentransmisi sinyal FM tersebut.
b) .Untuk menggambarkan spektrum frekuensi sinyal termodulasi FM, perlu diketahui besarnya frekuensi masing-masing komponen bidang sisi.
Siaran AM komersial , berada pada band (Pita) 535 KHz – 1605 KHz
Modulasi AM juga digunakan pada komunikasi radio mobil seperti “CB radio”
(CB:26,965 MHz s/d 27,405 MHz)
Sinyal Pemodulasi Gel.Termodulasi AM
Vm (t) VAM (t)
misal :
Modulator
AM-DSB-FC
Vm (t) = Vm. Sin ωmt
VC(t) = VC Sin ωc.t
VAM (t) = Vm (t) x VC(t)
Gel.Pembawa VC(t)
voltage
voltage
time time
Modulatio
n
voltage
Sinyal Pemodulasi
Vm (t) Gel.Termodulasi AM
VAM (t)
time
Gel.Pembawa VC(t)
- PERSAMAAN GELOMBANG AM
Gel.Pembawa VC(t)
VC
A = Amplitudo Gel.Termodulasi
= Vc + Vm = Vc + Vm Sin ωmt
[t]
Sinyal Pemodulasi
Vm (t)
A = Vc + mVc Sin ωmt
Vm
= Vc (1+m Sin ωmt)
[t]
ωm VAM (t) = Vm(t) x Vc(t)
= A Sin ωC t
AM-DSB-FC envelope
= Vc (1+m Sin ωmt). Sin ωC t
A = VC+ Vm
Vm VAM(t) = Vc Sin ωC t + mVc. Sin ωmt. Sin ωC t
VC
[t]
Mengandung :
1. Frekuensi Pembawa ( fc )
2. Frekuensi Sisi Atas ( fc + fm )
3. Frekuensi Sisi Bawah ( fc - fm ), ω = 2πf
- SPEKTRUM DAN BANDWIDTH GELOMBANG AM
- INDEK MODULASI GELOMBANG AM
A
B
Proses menggunakan
– Envelope (diode or peak) detector [Full-AM]
– Synchronous detector [DSB-SC and SSB-SC]
- DISTRIBUSI DAYA GELOMBANG AM
Dari hukum Rangkaian Listrik :
Pdisipasi = kuadrat tegangan efektif dibagi dgn. Resistansi