Anda di halaman 1dari 37

MODULASI

Modulasi didefinisikan sebagai proses perubahan informasi dari


bentuk aslinya ke suatu bentuk yang lebih sesuai untuk pentransmisian
antara suatu pemancar dengan suatu penerima . Memodulasi berarti
mengatur atau menyetel dan dalam telekomunikasi tepatnya berarti
mengatur suatu pembawa (carrier) frekuensi tinggi dengan pertolongan
sinyal informasi yang berfrekuensi lebih rendah, dimana terdapat tiga
besaran sinyal pembawa yang dapat dimodulasi oleh sinyal informasi
(pemodulasi)

Modulasi Amplitudo
Modulasi Frekuensi
Modulasi Fasa sinyal pembawa (Tomasi, 1988 : 2).
Modulasi Fekuensi

• Modulasi frekuensi merupakan suatu modulasi dimana frekuensi gelombang pembawa


berubah-ubah menurut sinyal informasi. Gambar 1. menunjukkan prinsip kerja proses
modulasi frekuensi. Gambar 1(a). adalah sinyal pemodulasi, sedangkan sinyal
pembawa ditunjukkan oleh Gambar 1(b). Sinyal termodulasi yang terbentuk dapat
dilihat dalam Gambar 1(c). Dalam gambar tersebut tampak bahwa perubahan
amplitudo sinyal pemodulasi menyebabkan terjadinya perubahan pada periode sinyal
pembawa. Sehingga, frekuensi sinyal pembawa juga mengalami perubahan

(a)

(b)

(c)

Gambar . Modulasi frekuensi dari gelombang pembawa sinus oleh sinyal sinus (a). Pembawa tak
termodulasi (b). Sinyal pemodulasi (c). Gelombang termodulasi frekuensi
• Dalam modulasi frekuensi, frekuensi diasumsikan sebagai turunan sudut
apabila sudut tersebut berubah-ubah terhadap waktu  d 
 i  
 dt 
dan fekuensi radian termodulasi ini sebagai perubahan frekuensi sinyal
pembawa oleh gelombang pemodulasi , sehingga gelombang pembawa
dimodulasi frekuensi dapat dinyatakan sebagai :

f c  t   A cos  t 

dimana :
fc  t  : gelombang pembawa dimodulasi frekuensi (Hz)
A : amplitudo gelombang pembawa (V)
  t : sudut gelombang pembawa ( 0 )
 
• Jika  t berubah sesuai dengan gelombang pemodulasi f  t maka
akan diperoleh :
  t     i dt
  c t   0  K  f  t  dt
• Bila f  t   a cos m t dengan f  t  adalah gelombang pemodulasi, adalah
a
amplitudo gelombang pemodulasi dan  m frekuensi sudut
adalah
gelombang pemodulasi, maka :

K.a
  t   c t   0  sin  m t
m

 c t  sin  m t
m
• dengan adalah suatu kontanta yang bergantung pada amplitudo sinyal
pemodulasi dan rangkaian pengubah variasi-variasi dalam amplitudo sinyal
ke perubahan-perubahan dalam frekuensi pembawa yang bersesuaian.
Sedangkan diambil pada nilai sama dengan nol dengan mengacu pada
suatu acuan fasa yang tepat.
• Dari analisa di atas, gelombang yang dimodulasi frekuensi dapat ditulis
sebagai :
  
f c  t   A cos   c t  sin  m t 
 m 
dimana :
fc  t  : gelombang pembawa dimodulasi frekuensi
A : amplitudo gelombang pembawa (V)
c : frekuensi sudut gelombang pembawa ( 0 )
 : simpangan frekuensi sudut gelombang pembawa (Hz)
m : frekuensi sudut gelombang pemodulasi (Hz)

• Dalam persamaan diatas dapat dilihat bahwa amplitudo gelombang


pembawa tidak berubah, meskipun telah dimodulasi. Amplitudo
gelombang pemodulasi menentukan besarnya perubahan frekuensi
pembawa, sedangkan frekuensi pemodulasi menentukan kecepatan
perubahan frekuensi pembawa.
Indeks Modulasi

• Indeks modulasi dalam pemodulasian frekuensi (FM) adalah perbandingan


deviasi frekuensi terhadap frekuensi pemodulasi .
  f
 
dimana : m fm
 : indeks modulasi
f : simpangan (deviasi) frekuensi maksimum (Hz)
fm : frekuensi maksimum sinyal gelombang pemodulasi (Hz)

• Substitusi persamaan 2.5 ke persamaan 2-4 akan menghasilkan sebuah


persamaan baru yang menyatakan sebuah gelombang pembawa yang
dimodulasi dengan sinyal sinusoida sebagai berikut :

f c  t   A cos   c t   sin  m t 
Spektrum Frekuensi FM
• Bentuk gelombang menurut waktu dari suatu sinyal dapat direpresentasikan
oleh serangkaian gelombang-gelombang sinus dan kosinus yang dinamakan
sebagai spektrum sinyal, atau spektrum frekuensi menggambarkan frekuensi
terhadap amplitudo sinyal, dimana sumbu horisontal menyatakan frekuensi
dan sumbu vertikal menyatakan amplitudo.
• persamaan gelombang FM :
f c  t   A  sin  c t cos  sin  m t   cos c t sin   sin  m t  

dimana :
cos   sin  mt   J 0     2 J 2 n    cos 2n mt
n 1

sin   sin  mt   2 J 2 n 1    sin  2n  1  mt
n 0

Melalui uraian trigonometri seperti dalam persamaan 2.8 dan 2.9 bentuk
merupakan suatu fungsi Bessel bentuk pertama dengan orde-n. Maka J n   
persamaan gelomang FM menjadi :
f c  t   A sin  ct  J 0     2 J 2    cos 2 m t  2 J 4    cos 4 m t  ...
 A cos  ct  2 J1    sin  m t  2 J 3    sin  m t  ...
• atau dapat ditulis dalam bentuk
f c  t   J 0    A cos ct  J1    A  sin   c   m  t  sin   c   m  t 
 J 2    A  sin   c  2 m  t  sin  c  2 m  t 
 J 3    A  sin   c  3 m  t  sin   c  3 m  t 
dimana :  J 4    A  sin   c  4 m  t  sin  c  4 m  t 
fc  t  : gelombang pembawa dimodulasi frekuensi
Jn    : fungsi Bessel orde ke-n
J 0    A cos  ct : komponen gelombang pembawa

J1    A  sin   c   m  t  sin   c   m  t  : komponen pada  f m di sekitar gel.


pembawa
J 2    A  sin   c  2 m  t  sin   c  2 m  t  : komponen pada  2 f m di sekitar gel.
Pembawa
• Jadi gelombang pembawa termodulasi terdiri dari suatu pembawa dan
sejumlah tak hingga pita-pita sisi dispasi pada frekuensi-frekuensi  f m ,  2 f m
dan seterusnya dari pembawa.
TABEL - FUNGSI BESSEL
GRAFIK - BESSEL
• Dari persamaan Bessel dapat digambar spektrum gelombang FM yang
terbentuk seperti ditunjukkan dalam Gambar

Amplitudo

J0 J1 J2 J3 J4 J5 J6
Frekuensi (fc)

• Dari gambar dapat diamati bahwa spektrum gelombang FM terbentuk dari


komponen sinyal pembawa dengan amplitudoJ 0    dan beberapa sinyal pita
sisi yang terletak simetris terhadap sinyal pembawa. Masing-masing sinyal pita
sisi memiliki amplitudo yang berbeda sesuai koefisien J1    , J 2    , J 3    ,..... dst.
Interval antar pita sisi merupakan kelipatan bilangan bulat terhadap  m .
Deviasi Frekuensi

• Gambar menunjukkan suatu bentuk gelombang sinyal sinusoida dengan


frekuensi yang berubah (berdeviasi) terhadap waktu. Tampak dalam gambar
tersebut, bahwa perubahan periode (T) mengakibatkan terjadinya perubahan
frekuensi (f). Perubahan frekuensi tersebut dinamakan deviasi frekuensi

T1 T2 T3 T4

F1=1/T1 F2=1/T2 F3=1/T3 F4=1/T4

• Dalam kaitannya dengan modulasi frekuensi, menyatakan bahwa deviasi


frekuensi adalah perubahan frekuensi yang muncul pada pembawa akaibat
pengaruh sinyal pemodulasi.
Deviasi Frekuensi

Dengan pemisalan bahwa frekuensi f1 = 1/T1 pada sinyal sinusoida dalam


Gambar 2.1 terjadi dalam selang waktu dari t=0 sampai dengan t=t1, serta
frekuensi f2 = 1/T2 terjadi dalam selang waktu dari t=t1 sampai dengan
t=t2, maka perubahan (deviasi) fekuensi yang erjadi adalah f1 – f2.

Secara matematis, deviasi frekuensi didefinisikan sebagai :


 f  K Em cos  m t
dimana :
:  f deviasi frekuensi (Hz)
K : konstanta deviasi (Hz/V)
: Em amplitudo maksimum sinyal pemodulasi ( Volt )
:  m frekuensi sinyal pemodulasi (rad/detik)
t: waktu (detik)
Lebar Pita
Lebar pita (bandwidth) adalah bagian spektrum frekuensi yang digunakan
oleh suatu stasiun pemancar. Secara matematis lebar pita sama dengan
frekeunsi tertinggi stasiun pemancar dikurangi frekuensi terendahnya .
lebar pita = f tertinggi – f terendah
Aturan Carson menyatakan bahwa lebar pita dari gelombang yang mengalami
modulasi frekuensi = 2 kali jumlah deviasi puncak frekuensi dan frekuensi
teringgi sinyal pemodulasi .
Secara matematis aturan Carson adalah :

BFM = 2.N.fm = 2 (+1) = 2 ( f +1) fm = 2 (f+fm)

Dengan BFM = lebar pita maksimum (Hz)


N = banyaknya pita sisi
 = indeks modulasi
f = deviasi frekuensi maksimum (Hz)
fm = frekuensi tertinggi sinyal pemodulasi (Hz)
Pre-Emphasis dan De-Emphasis
 Dalam sistem modulasi FM, frekuensi sinyal pembawa “digoyang" ke kiri dan ke kanan oleh
sinyal pemodulasi. Bila sinyal pemodulasi berupa sinyal audio bernada rendah (bass) maka
goyangan / simpangan frekuensi sinyal pembawa bisa mentok ke kiri dan mentok ke kanan,
sebanding dengan besarnya amplitudo suara bass itu. Maklum suara bass frekuensinya rendah,
sehingga sinyal pembawa dengan mudah mengikuti goyangan amplitudo bass.

Tetapi ketika sinyal pembawa ini di goyang oleh nada-nada tinggi (trebel) maka simpangan
frekuensi sinyal pembawa tak lagi bisa mengikuti. Maksudnya, belum sempat simpangan itu
mentok ke kiri sudah harus kembali lagi ke kanan, dan sebaliknya, belum sempat mentok ke kanan
harus segera kembali ke kiri. Akibatnya, besarnya simpangan frekuensi itu tidak sampai mentok ke
kiri dan juga tidak sampai mentok ke kanan. Simpangan frekuensi ini seharusnya sebanding
dengan amplitudo suara trebel, tetapi kenyataannya tidak demikian.

Akibatnya, energi sinyal pembawa hanya terkonsentrasi pada simpangan nada-nada rendah saja,
sehingga bandwidth yang disediakan tidak diduduki secara merata oleh sinyal pembawa.
Sementara itu di pesawat penerima, noise tetap mengganggu secara merata di seluruh bandwidth
yang disediakan. Hal ini jelas sangat merugikan, mengingat noise tetap menganggu secara merata
sedangkan energi sinyal pembawa tidak merata tapi hanya terkonsentrasi pada nada-nada rendah
saja.

Untuk mengatasi masalah ini kemudian digunakan sebuah cara, yaitu dengan memperbesar
amplitudo sinyal pemodulasi seiring dengan kenaikan frekuensinya. Tujuannya adalah agar
simpangan frekuensi sinyal pembawa bisa maksimal ke kiri & ke kanan pada untuk seluruh
spektrum frekuensi sinyal pemodulasi, mulai dari bass, middle hingga trebel. Rangkaian yang
berfungsi untuk menaikkan amplitudo ini kemudian disebut dengan Pre-Emphasis. Fungsinya
adalah bila frekuensi sinyal pemodulasi makin tinggi maka amplitudonya semakin membesar.
Pre-Emphasis dan De-Emphasis

 Di pesawat penerima hal sebaliknya yang dilakukan, yaitu amplitudo sinyal


pemodulasi diturunkan seiring dengan kenaikan frekuensinya agar kembali seperti
semula. Rangkaian ini kemudian disebut dengan De-Emphasis.

 Proses De-Emphasis ini ternyata memberi keuntungan baru, yaitu noise ikut turun
seiring dengan penurunan amplitudo itu. Pada siaran FM, noise ini bisa ditekan hingga
1/20 atau dengan kata lain terjadi perbaikan kualitas sebesar 13 dB. Ini merupakan
perbaikan yang sangat berarti sehingga tidak mengherankan bila kualitas audio yang
dihasilkan oleh penerima radio FM terdengar sangat bersih.

 Karakteristik dari Pre-Emphasis diperlihatkan pada gambar (1.a), dimana amplitudo


sinyal akan membesar (secara kuadratis) seiring dengan kenaikan frekuensinya. Dengan
kata lain, setiap frekuensi naik 2 kali lipat, amplitudonya akan membesar 4 kali lipat (+6
dB per-oktaf), atau setiap frekuensi naik 10 kali, amplitudonya akan naik 100 kali (+20 dB
per-dekade).

 Karakteristik De-Emphasis adalah kebalikannya, dimana kemiringan kurvanya


dinyatakan dalam tanda minus (–20 dB per-dekade) sebagaimana diperlihatkan pada
gambar (1.b).
Pre-Emphasis dan De-Emphasis

Gambar : Karakteristik dari rangkaian (a) Pre-Emphasis (b) De-Emphasis


(c) Contoh rangkaian Pre-Emphasis (d) Contoh rangkaian De-Emphasis
(e) Contoh perhitungan untuk menentukan nilai komponen R dan C
Pembagian kanal FM di Indonesia

 Jumlah kanal yang disiapkan dalam alokasi frekuensi 87,5 MHz


hingga 108 MHz memang sebanyak 204 kanal.
 Tapi, tentu saja hal itu tidak menyebabkan 204 stasiun radio bisa
didirikan di kota kita. Sebab jarak antarkanal yang terlalu rapat
akan menyebabkan interferensi antarstasiun radio.
 Karena itu, aturan dalam Keputusan Menteri Perhubungan No
KM 15 Tahun 2003 mensyaratkan jarak minimal antarkanal
dalam satu area pelayanan (yang umumnya se-Kota atau se-
Kabupaten) adalah 800 kHz. Kecuali pada kota besar semacam
Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Medan yang sudah
telanjur mempunyai stasiun cukup banyak. Jarak minimal untuk
kota-kota itu adalah 400 kHz.
 Pembagian kanal untuk tiap area layanan tentunya juga
disesuaikan dengan faktor-faktor seperti :
Kepadatan penduduk, perkembangan kawasan, dan lainnya.
sebab, apalah gunanya menyediakan banyak kanal jika
pendirian stasiun-stasiun baru di suatu area layanan tidak
menjanjikan.
Berikut daftar stasiun radio FM di Bandung beserta alamat website dan radio
streamingnya jika ada, dimulai dari frekuensi yang paling rendah sampai
tertinggi. Untuk mendengarkan radio streaming bisa menggunakan program
winamp kemudian masukkan alamat url radio streamingnya.
87,7 FM – Hard Rock FM
88,1 FM – SE Radio
88,5 FM – Radio Mora [ http://118.96.213.75:8000%5D
88,9 FM – Auto Radio
89,3 FM – Radio El Shinta
89,7 FM – Global FM
90,1 FM – Radio Zora FM [http://www.suararadio.com:8000/zorafm]
90,5 FM – Radio SKY
90,9 FM – Radio Lita FM [http://202.180.52.75:8000]
91,3 FM – Trijaya FM
91,7 FM – Radio CBL FM [http://radio.cblbandung.com:1120]
92,5 FM – Maestro FM [http://202.6.239.11:10925/radio.maestro]
93,3 FM – Radio Walagri
93,7 FM – Radio Paramuda
94,4 FM – Delta FM [http://202.67.10.132:8201]
95,6 FM – B Radio [http://210.210.165.69:8000]
96,0 FM – RRI Bandung Pro-2 FM
96,4 FM – Bobotoh FM
97,6 FM – RRI
98,4 FM – Prambors Radio [http://live.masima.co.id:8215]
98,8 FM – Radio Raka FM
99,2 FM – Kids Radio
100,0 FM – 99ers Radio [http://99ers-fm.simaya.net.id:8700]
100,4 FM – KLCBS
100,7 FM – GRG Radio
101,1 FM – Radio MGT [http://mgt-fm.simaya.net.id:8600]
101,3 FM – Monalisa FM
101,5 FM – Dahlia [http://dahlia-fm.simaya.net.id:1060]
101,9 FM – Cosmo
102,3 FM – Rase FM [http://rase-fm.simaya.net.id:8200]
102,7 FM – MQ FM [http://125.160.17.21:8300]
103,1 FM – Oz Radio [http://oz-fm.simaya.net.id:1130]
103,5 FM – Chevy
103,9 FM – Radio Antassalam
104,3 FM – U-FM [http://u-fm.simaya.net.id:8100]
104,7 FM – Radio Rama [http://rama-fm.simaya.net.id:8800]
105,1 FM – I Radio
105,5 FM – Radio Garuda
105,9 FM – Radio Ardan [http://202.138.229.74:8000]
106,3 FM – Urban Radio
106,7 FM – Radio Maraghita FM [http://radio.marabandung.com:8300]
107,1 FM – K-Lite FM [http://www.suararadio.com:8000/klitefm]
107,5 FM – PR FM [http://202.90.194.170:8000]
107,9 FM – Alfa FM [http://alfa-fm.simaya.net.id:8900]
RESUME
Kelebihan Modulasi Frekuensi dibandingkan Modulasi Amplitudo, kelebihan ini antara lain adalah :
• Meningkatkan signal-to-noise ratio (S/N).
• Daya pancar yang dibutuhkan untuk mendapatkan S/N yang sama, lebih kecil.
• Peralatan pemancar lebih efisien. Proses modulasinya diletakkan pada bagian daya level rendah (low-
level modulation), sehingga tidaka memerlukan daya pemodulasi yang besar.
• Selain kelebihan-kelebihan di atas, FM juga digunakan dalam lima sistem utama yaitu :
• FM broadcast (siaran), dari 88 hingga 108 MHz, lebar tiap kanal adlah 200 KHz, yang merupakan
pemancar-pemancar FM siaran.
• Sistem televisi, sinyal bideo dimodulasi amplitudo, tetepi suara dipancarkan menggunakan pemancar
lain dan dimodulasi frekuensi (wideband FM).
• Dalam sistem komunikasi satelit, sinyal-sinyal TV atau sinyal video dan sinyal suara, keduanya
dipancarkan menggunakan wideband FM, baik dari bumi ke satelit atau sebaliknya.
• Narrowband FM digunakan dalam pelayanan umum ataupun khusus yang mana hanya memancarkan
sinyal suara saja (misalnya : taxi, polisi, dan sebagainya).
• Dalam radio amatir, narrowband FM digunakan untuk sinyal-sinyal suara.
• Sinyal FM disebut FM Pita Sempit jika indeks modulasi << radian (biasanya diartikan
<< 0.2 rad) dan bandwidthnya sama dengan dua kali frekuensi tertinggi sinyal pemodulasi .
•BFM  2 fm : f << fm ,  <<  /2   /2
• Dengan karakteristik    di atas FM Pita Sempit digunakan pada radio amatir atau pelayanan umum
ataupun khusus  2 yang
f m  mana hanya memancarkan sinyal suara saja (misalnya : taxi, polisi, dan sebagainya).
TAKE HOME TEST
Soal 1.
Sebuah sinyal termodulasi AM terdiri atas tegangan carrier 50 cos 2106t + {10 cos 2104t} cos 2106t ,
tentukan :
a) Gambar Spektrum Frekuensi Satu Sisi (SSB) sinyal tersebut
b) Daya Rata2 ang didisipasikan pada beban 300 Ohm
c) Gambar Bentuk Sinyal termodulasi AM tersebut
d) Berapa Index Modulasinya

Soal 2
Sinyal Input masuk antena dgn Tegangan input Pi = 1W
Pd Beban 100 , Hitung GA= ...dB , Po = 1 Watt

LPF MIXER AMPLIFIER


L = -3dB L = -2dB GA = ...?
Gambar. Spektrum sinyal termodulasi FM
1. Stasiun siaran FM mengijinkan sinyal audio pemodulasi hingga 15 kHz dengan
deviasi maksimum sebesar 75 kHz. Tentukan:
a. Indeks modulasi FM
b. Lebar bidang yang dibutuhkan untuk transmisi sinyal FM
Penyelesaian:
a. Indeks modulasi FM 5 kHz15 kHz75 f m m f == δ =
b. Lebar bidang untuk transmisi FM dapat ditentukan dengan:
BW = 2 (n . fm ) = 2(8 . 15) = 240 kHz atau dengan aturan Carson sbb:
BW = 2 (δ + fm )38 = 2(75 + 15) = 180 kHz

2. Sinyal audio yang mempunyai frekuensi maksimum 3,3 kHz digunakan untuk
memodulasi FM suatu sinyal pembawa sebesar 10 MHz. Jika sinyal pembawa
mempunyai amplitudo maksimum sebesar 10 Volt dan indeks modulasi yang
digunakan adalah sebesar 4, maka tentukanlah:
a. Besarnya amplitudo komponen pembawa dan komponen bidang sisi
sinyal termodulasi FM yang terbentuk.
b. Gambarkan spektrum frekuensi sinyal termodulasi FM yang terbentuk.
c. Besarnya lebar bidang yang dibutuhkan untuk mentransmisikan sinyal
FM tersebut.
Penyelesaian:
a. Dari soal diketahui fm = 3,3 kHz ; fc = 10 MHz ; Vc = 10 Volt dan mf = 4.
Amplitudo komponen pembawa = Vc . J0 (mf) = 10 . – 0,4 = – 4 Volt
Amplitudo komponen bidang sisi 1 = Vc . J1 (mf) = 10 . – 0,07 = – 0,7 Volt
Amplitudo komponen bidang sisi 2 = Vc . J2 (mf) = 10 . 0,36 = 3,6 Volt
Amplitudo komponen bidang sisi 3 = Vc . J3 (mf) = 10 . 0,43 = 4,3 Volt
Amplitudo komponen bidang sisi 4 = Vc . J4 (mf) 39 = 10 . 0,28 = 2,8 Volt
Amplitudo komponen bidang sisi 5 = Vc . J5 (mf) = 10. 0,13 = 1,3 Volt
Amplitudo komponen bidang sisi 6 = Vc . J6 (mf) = 10 . 0,05 = 0,5 Volt
Amplitudo komponen bidang sisi 7 = Vc . J7 (mf) = 10 . 0,02 = 0,2 Volt

b. Untuk menggambarkan spektrum frekuensi sinyal termodulasi FM, perlu


diketahui besarnya frekuensi masing-masing komponen bidang sisi.
 Frekuensi komponen pembawa = 10 MHz
 Frekuensi komponen bid-sisi 1 = 10 Mhz ± 3,3 kHz
 Frekuensi komponen bid-sisi 2 = 10 Mhz ± 6,6 kHz
 Frekuensi komponen bid-sisi 3 = 10 Mhz ± 9,9 kHz
 Frekuensi komponen bid-sisi 4 = 10 Mhz ± 13,2 kHz
 Frekuensi komponen bid-sisi 5 = 10 Mhz ± 16,5 kHz
 Frekuensi komponen bid-sisi 6 = 10 Mhz ± 19,8 kHz
 Frekuensi komponen bid-sisi 7 = 10 Mhz ± 23,1 kHz

c. Lebar bidang yang dibutuhkan = 2.n.fm = 2. 7. 3,3 = 46,2 kHz


Contoh Soal :

1.Sinyal Audio yang mempuyai frekuensi maksimum 4KHz digunakan untuk memodulasi FM suatu sinyal pembawa sebesar ,
15Mhz. jika sinyal pembawa mempunyai amplitude maksimum sebesar 10 volt dan indeks modulasi yang digunakan adalah sebesar
4, maka tentukan:
a)  Besarnya amplitude komponen pembawa dan komponen bidang sisi sinyal termodulasi FM yang terbentuk..
b)  Gambarkan spectrum frekuensi sinyal termodulasi FM yang terbentuk, dan
Besarnya lebar bidang yang dibutuhkan untuk mentransmisi sinyal FM tersebut.
b)       .Untuk menggambarkan spektrum frekuensi sinyal termodulasi FM, perlu diketahui besarnya frekuensi masing-masing komponen bidang sisi.

Frekuensi komponen pembawa = 10 MHz

Frekuensi komponen bid-sisi 1  = 10 Mhz  ± 4 kHz


Frekuensi komponen bid-sisi 2  = 10 Mhz  ± 8 kHz
 Frekuensi komponen bid-sisi 3  = 10 Mhz  ± 12 kHz
Frekuensi komponen bid-sisi 4  = 10 Mhz  ± 16 kHz
Frekuensi komponen bid-sisi 5  = 10 Mhz  ± 20 kHz
Frekuensi komponen bid-sisi 6  = 10 Mhz  ± 24 kHz
Frekuensi komponen bid-sisi 7  = 10 Mhz  ± 28 kHz

c)       Lebar bidang yang dibutuhkan = 2nfm = 2 x 7 x 4


= 56 kHz          
Modulasi Amplitudo
Modulasi Amplitudo (AM) adalah suatu sistem modulasi, dimana amplido gelombang
pembawa dibuat sebanding dengan amplitudo sesaat gelombang pemodulasinya
(sinyal Informasi/fm ). Frekuensi gelombang pembawa harus cukup tinggi agar
radiasi(pancaran) antena cukup efisien. Gelombang yg dijalarkan melalui udara (Free
Space) disebut sebagai “Frekuensi Radio (RF)”.

Untuk memperoleh gelombang AM, penjumlahan 2 gelombang sinus dilakukan didalam


komponen non linier dan menghasilkan komponen-komponen sbb :
•Sumber Tegangan Searah (DC)
•Frekuensi asal dari gelombang2 tersebut
•Penjumlahan dan pengurangan dari kedua frekuensi asal
•Harmonisa dari frekuensi2 asal

Siaran AM komersial , berada pada band (Pita) 535 KHz – 1605 KHz

Siaran TV Komersial dibagi menjadi 3 band : 2 VHF dan 1 UHF


― VHF band rendah kanal 2 s/d 6 (54 Mhz-88 Mhz),
― VHF band tinggi adalah kanal 7 s/d 13 (174 MHz – 216 MHz),
― UHF adalah kanal 14 s/d 83 (470 MHz-890MHz).

Modulasi AM juga digunakan pada komunikasi radio mobil seperti “CB radio”
(CB:26,965 MHz s/d 27,405 MHz)
Sinyal Pemodulasi Gel.Termodulasi AM
Vm (t) VAM (t)
misal :
Modulator
AM-DSB-FC
Vm (t) = Vm. Sin ωmt
VC(t) = VC Sin ωc.t
VAM (t) = Vm (t) x VC(t)
Gel.Pembawa VC(t)

voltage
voltage

time time
Modulatio
n
voltage

Sinyal Pemodulasi
Vm (t) Gel.Termodulasi AM
VAM (t)
time

Gel.Pembawa VC(t)
- PERSAMAAN GELOMBANG AM

Gel.Pembawa VC(t)

VC
A = Amplitudo Gel.Termodulasi
= Vc + Vm = Vc + Vm Sin ωmt
[t]

Vm/Vc = m = index modulasi


ω C

Sinyal Pemodulasi
Vm (t)
A = Vc + mVc Sin ωmt
Vm
= Vc (1+m Sin ωmt)
[t]
ωm VAM (t) = Vm(t) x Vc(t)
= A Sin ωC t
AM-DSB-FC envelope
= Vc (1+m Sin ωmt). Sin ωC t
A = VC+ Vm
Vm VAM(t) = Vc Sin ωC t + mVc. Sin ωmt. Sin ωC t
VC

[t]

(ωc ± ωm) VAM (t) = Gel.Termodulasi AM


PERSAMAAN GELOMBANG AM

VAM(t) = Vc Sin ωC t + mVc. Sin ωmt. Sin ωC t


= Vc Sin ωC t + mVc/2[Cos (ωC – ωm)t–Cos(ωC +ωm)t ]
= Vc Sin ωC t - mVc/2Cos (ωC+ωm)t+mVc/2 Cos(ωC – ωm)t

Carrier Upper Side Frequency Lower Side Frequency


(USB) (LSB)

Jadi Pers. Gelombang AM-DSB-FC :


VAM(t)=Vc Sin ωCt+mVc/2[Cos(ωC – ωm)t–Cos(ωC+ωm)t]

Mengandung :
1. Frekuensi Pembawa ( fc )
2. Frekuensi Sisi Atas ( fc + fm )
3. Frekuensi Sisi Bawah ( fc - fm ), ω = 2πf
- SPEKTRUM DAN BANDWIDTH GELOMBANG AM
- INDEK MODULASI GELOMBANG AM

= (Vc + Vm Sin ωmt )

A
B

= - (Vc + Vm Sin ωmt )

Indek Modulasi = m = Vm/Vc x 100 %


= (A-B) / (A+B) x 100 %
Demodulasi AM

= proses memulihkan isyarat pemodulasi dari


isyarat termodulasi

Proses menggunakan
– Envelope (diode or peak) detector [Full-AM]
– Synchronous detector [DSB-SC and SSB-SC]
- DISTRIBUSI DAYA GELOMBANG AM
Dari hukum Rangkaian Listrik :
Pdisipasi = kuadrat tegangan efektif dibagi dgn. Resistansi

P = ( Veff AM-DSB-FC )2/R = PC + PUSB + PLSB

P = ( VC )2/R + ( VUSB )2/R + ( VLSB )2/R


P = ( VC )2/R + (mVC /2 )2/R + (mVC /2 )2/R
P = ( VC )2/R + m2VC2 /4R + m2VC2 /4R , PC = VC2/R

Maka Ptotal Gel AM-DSB-FC = PC ( 1 + m2/2 )

Anda mungkin juga menyukai