Anda di halaman 1dari 29

LOGIKA MATEMATIKA

Adalah sebuah cabang matematika yang merupakan


gabungan dari ilmu logika dan ilmu matematika. Logika
matematika akan memberikan landasan tentang bagaimana
cara mengambil kesimpulan. Hal paling penting yang akan
kalian dapatkan dengan mempelajari logika matematika adalah
kemampuan dalam mengambil dan menentukan kesimpulan
mana yang benar atau salah.

Setelah mengetahui apa itu logika matematika, kini kita


mulai pembahasan materi mengenai hal-hal yang termasuk ke
dalam logika matematika seperti yang ada di bawah ini:
I. Pernyataan dan Kalimat Matematika

Bentuk kalimat matematika yang dipelajari adalah


kalimat yang mempunyai arti saja, yaitu :
1. Kalimat pernyataan
2. Kalimat bukan pernyataan
3. Kalimat terbuka

Contoh :
1. Bandung ibukota provinsi Jawa Barat. (kalimat pernyataan)
2. Ayo bersihkan papan tulis ini. (kalimat bukan pernyataan)
3. A merupakan nama siswa di kelas X-4. (kalimat terbuka)
a. Pernyataan (proporsi)
Proporsi adalah suatu kalimat yang bernilai benar atau
salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Ada dua macam
proporsi, yaitu :

 Proporsi empirik
Adalah proporsi yang berdasarkan observasi empirik.
Contoh : ruang kamar memiliki suhu 25°C.
 Proporsi mutlak
Adalah proporsi yang sifat kebenaran atau kesalahannya
langsung diterima oleh pikiran kita. Contoh : nenek-nenek
adalah orang yang sudah lansia.
 Kebenaran faktual, kebenaran yang berdasarkan realitas
 Kebenaran, benar atau salahnya suatu pernyataan

Lambang yang umumnya dipakai untuk menyatakan


suatu pernyataan dalam logika adalah :
a. Huruf (p,q,r,....) untuk menyatakan suatu pernyataan
Misal → p : hari ini mendung
r : 8 + 2 = 10
b. B,T, atau 1 untuk menyatakan nilai benar
S, F, atau 0 untuk menyatakan nilai salah
b. Kalimat terbuka, peubah, konstanta, dan
penyelesaian kalimat terbuka

 Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel dan


menjadi pernyataan jika variabel tersebut diganti konstanta dalam
himpunan semestinya. Contoh : y adalah bilangan asli.

 Variabel adalah lambang untuk menunjukkan anggota sebarang


dari himpunan semesta. Contoh : a + 5 = -2 (a adalah variabel).

 Konstanta adalah lambang untuk menunjukkan anggota tertentu


dalam himpunan semesta. Contoh : a + 5 = -2, jika a diganti -7
maka pernyataan -7 + 5 = -2 bernilai benar dan -7 disebut
konstanta.
c. Himpunan penyelesaian kalimat terbuka

 Penyelesaian kalimat terbuka adalah konstanta pengganti


variabel yang menyebabkan kalimat terbuka tersebut menjadi
pernyataan yang benar.

 Himpunan penyelesaian adalah himpunan yang memuat semua


penyelesaian yang mungkin.

 Contoh : 2y + 5 < 10, y bilangan asli


Jika y di ganti 1 dan 2, maka akan jadi pernyataan benar. Jadi,
himpunan penyelesaiannya adalah 1 dan 2
II. Negasi / ingkaran
 Negasi / ingkaran adalah suatu pernyataan akan bernilai benar
jika pernyataan bernilai salah, atau bernilai salah jika pernyataan
bernilai benar.

P ~P
Benar Salah
Salah Benar

 Contoh : p : becak memiliki tiga roda


~p : becak tidak memiliki tiga roda
iii. Pernyataan berkuantor

 Pernyataan berkuantor adalah suatu fungsi pernyataan dengan


notasi p(x) adalah suatu kalimat terbuka didalam semesta
pembicaraannya. p(x) bersifat p(a) bernilai benar atau salah tapi
tidak keduanya untuk setiap a , dimana a adalah anggota dari
semesta pembicaraan.

 Contoh : Diketahui r(x) = x + 2 ≥ 1 didefinisikan pada himpunan


bilangan asli A.
■ r(x) bernilai benar untuk x = 1,2,3,....
■ jadi, semua x ≥ A memenuhi pernyataan r(x)
a. Kuantor eksistensial
 Kuantor sebagian (ada, beberapa) merupakan suatu pernyataan
yang menggambarkan bahwa beberapa dan tidak harus setiap
objek atau masalah memenuhi syarat tertentu.

 Lambang : Ǝx dibaca “ ada suatu x sehingga berlaku...”

 Jika P(x) suatu kalimat terbuka maka, Ǝ(x)P(x) yang dibaca “


ada x sedemikian sehingga berlaku P(x).

 Dengan demikian, penambahan kuantor didepan kalimat terbuka


akan mengubahnya menjadi pernyataan (benar atau salah).
Ǝ(x)P(x) di sebut juga pernyataan berkuantor eksistensial.
Contoh :

1. Benar atau salahkah pernyataan berkuantor (Ǝx ЄR) (2x+1˃5).


Jawab : (Ǝx)(2x+1˃5) mempunyai arti ‘ada suatu x sehingga
berlaku 2x+1˃5. Jelas ini merupakan pernyatan yang benar,
karena kita dapat menemukan x yang memenuhi pertidaksamaan
2x+1˃5, misalnya x=3

2. Lengkapi setiap pernyataan berikut dengan kuantor agar menjadi


pernyataan yang benar.
a. .... Anggota dalam kumpulan H = {a,i,u,e,o} adalah huruf
vokal
Jawab : ada
b. Kuantor universal

 Kuantor “semua” adalah suatu persyaratan yang


menggambarkan setiap objek/masalah memenuhi syarat tertentu.

 Lambang : Ax dibaca ‘ untuk semua x atau setiap x berlaku...’

 Jika P(x) adalah kalimat terbuka maka, (Ax)(Px) yang dibaca


‘ untuk semua x berlaku (Px)

 Dengan demikian, penambahan kuantor didepan kalimat terbuka


akan mengubahnya menjadi pernyataan (benar atau salah). (Ax)
(Px) di sebut juga pernyataan berkuantor universal.
Contoh :

1. Benar atau salahkah pernyataan berkuantor (Ax) (2x+1˃5).


Jawab : (Ax)(2x+1˃5) mempunyai arti ‘untuk semua x berlaku
2x+1˃5. Jelas ini merupakan pernyatan yang salah, karena kita
dapat menemukan x yang tidak memenuhi pertidaksamaan
2x+1˃5, misalnya x=1

2. Lengkapi setiap pernyataan berikut dengan kuantor agar menjadi


pernyataan yang benar.
a. .... Kelipatan 4 adalah bilangan genap
jawab : semua kelipatan 4 adalah bilangan genap
c. Ingkaran dari suatu pernyataan berkuantor

a. Ingkaran kuantor universal


Misal → p : semua bilangan prima adalah ganjil. Jika kita dapat menemukan
paling sedikit 1 bil. prima yang tidak ganjil maka pernyataan p salah.

Dengan demikian, ingkaran dari semua dari semua x bersifat A, adalah ‘ada
(paling sedikit 1) x tidak bersifat A’.

Jadi, ingkaran dari kuantor universal adalah kuantor eksistensial. Secara


simbolik dapat ditulis :
~[(Ax) P(x)] = (Ǝx)[~P(x)]
b. Ingkaran kuantor eksistensial

‘ingkaran kuantor universal adalah kuantor eksistensial’


maka ingkaran kuantor eksistensial adalah kuantor
universal.

Misal → ‘ada siswa kelas x yang tidak masuk sekolah’


dapat diingkar atau dipatahkan dengan pernyataan ‘semua
siswa kelas x masuk sekolah’.

Secara simbolik dapat ditulis :


~[(Ǝx) P(x)] = (Ax)[~P(x)]
iv. Pernyataan majemuk
Lambang proposisi tunggal maupun majemuk menggunakan
‘variabel proporsional’ (p,q,r,...), misal :
 Proposisi Tunggal
p : saya tidak tinggal di Bandung
q : saya kuliah di UI
 Proposisi Majemuk
‘saya kuliah di UI dan saya tidak tinggal di Bandung’.

Proporsi majemuk dapat ditulis dengan menggabungkan kalimat


dengan kata ‘atau’ & ‘dan’ yang disebut kata perekat yang
merupakan operator proporsional dalam logika. Ada 5 operator
proporsional yaitu :
OPERATOR
Arti dalam kehidupan Rumusan
N0
Nama Lambang sehari-hari Pernyataan

1 Negasi ~ Tidak, bukan ~p


Dan, tetapi, meskipun,
2 Konjungsi ˄ p˄q
lalu, kemudian
3 Disjungsi ˅ Atau p˅q
4 Implikasi => jika... maka... p→q
Jika dan hanya jika...
5 Biimplikasi <=> p↔q
maka...
a. konjungsi

 Konjungsi adalah pernyataan majemuk dengan kata penghubung


‘dan’. Dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dalam bentuk
p^q disebut dengan konjungsi dan dibaca p dan q.

 Pernyataan p^q disebut juga pernyataan konjungtif dan masing-


masing disebut komponen. Kata perekatnya “dan, kemudian, lalu,
meskipun”.

 Mempunyai sifat simetrik, jadi p^q = q^p. ‘ia masuk sekolah


walaupun tidak bawa uang’ maka tidak berbeda dengan ‘dia tidak
bawa uang walaupun masuk sekolah’
Tabel kebenaran konjungsi

p q p^q Logika matematika


B B B Jika p benar dan q benar maka p dan q adalah benar
B S S Jika p benar dan q salah maka p dan q adalah salah
S B S Jika p salah dan q benar maka p dan q adalah salah
S S S Jika p salah dan q salah  maka p dan q adalah salah

Contoh :
 p : Bung Hatta lahir di Sumatra Barat
 q : Bung Hatta meninggal di Jakarta
 p^q : Bung Hatta lahir di SumBar dan meninggal di Jakarta
b. disjungsi

 Jika pernyataan p dan q dihubungkan dengan kata hubung ‘atau’


maka pernyataan p dan q adalah pernyataan disjungsi, yang
dinotasikan p˅q (dibaca p atau q)

 Tabel kebenaran disjungsi

p q Pvq Logika matematika


B B B Jika p benar dan q benar maka p atau q adalah benar
B S B Jika p benar dan q salah maka p atau q adalah benar
S B B Jika p salah dan q benar maka p atau q adalah benar
S S S Jika p salah dan q salah  maka p atau q adalah salah
c. implikasi

 Dua pernyataan p dan q yang dinyatakan dalam bentuk kalimat


‘jika p maka q’ disebut implikasi. Dan dilambangkan p=>q
dibaca jika p maka q.

 Tabel kebenaran implikasi

p q p=>q Logika matematika


BB B Jika awalnya benar lalu akhirnya benar maka dianggap benar
B S S Jika awalnya benar lalu akhirnya salah maka dianggap salah
S B B Jika awalnya salah lalu akhirnya benar maka dianggap benar
S S B Jika awalnya salah lalu akhirnya salah maka dianggap benar
d. biimplikasi

 Biimplikasi adalah dua pernyataan p dan q jika dinyatakan


dengan lambang p<=>q dan dibaca p jika dan hanya jika q,
yang mengandung makna bahwa p=>q benar dan juga q=>p
benar. Dengan kata lain, p<=>q merupakan singkatan dua
implikasi p=>q dan q=>p.
 Tabel kebenaran biimplikasi

p q p ó q Logika matematika


P adalah benar jika dan hanya jika q adalah benar (dianggap
B B B
benar)
B S S P adalah benar jika dan hanya jika q adalah salah (dianggap salah)
S B S P adalah salah jika dan hanya jika q adalah benar (dianggap salah)
S S B P adalah salah jika dan hanya jika q adalah salah (dianggap benar)
e. Pernyataan majemuk yang ekuivalen

 Dua pernyataan majemuk dan q dikatakan ekuivalen


dan ditulis p≡q jika dan hanya jika p dan q mempunyai
nilai kebenaran yang sama.

 Sifat-sifat pernyataan ekuivalen (equivalensi logis) ialah


:
1. p ≡ p
2. jika p ≡ q maka q ≡ p
3. jika p ≡ q dan q ≡ r maka p ≡ r
f. Negasi pernyataan majemuk

 Ingkaran dari Konjungsi


ingkaran dari p˄q ditulis ~ (p˄q) ≡ ~p˅q~
 Ingkaran dari Disjungsi
ingkaran dari p˅q ditulis ~ (p˅q) ≡ ~p˄~q
 Ingkaran dari Implikasi
ingkaran dari p=>q ditulis ~ (p=>q) ≡ p˄~q
 Ingkaran dari Biimplikasi
ingkaran dari p↔q ditulis ~(p↔q) ≡ (p˄~q) ˅ (q˄~p)
 Ingkaran dari Negasi
ingkaran p dari ~p ditulis ~ (~p) ≡ p
v. Konvers, invers dan kontraposisi

Konsep ini dapat diterapkan dalam sebuah


pernyataan implikasi. Setiap pernyataan implikasi
memiliki sifat Konvers, Invers dan Kontraposisi.

 Konvers dari implikasi p => q adalah q => p


 Invers dari implikasi p => q adalah ~p => ~q
 Kontraposisi dari implikasi p => q adalah ~q => ~p
vi. Penarikan kesimpulan

Pada umumnya penarikan kesimpulan ditentukannya mulai dari


himpunan pernyataan tunggal/ pernyataan majemuk yang saling
berelasi dan telah diketahui kebenarannya kemudian dapat
diturunkan ke pernyataan tunggal/ majemuk.

himpunan pernyataan tunggal atau pernyataan majemuk yang


ditentukan (diketahui) disebut premis. Pernyataan tunggal atau
pernyataan majemuk yang diturunkan dari premis-premis disebut
kesimpulan (konklusi). Kumpulan satu atau lebih premis yang
sudah dibuktikan kebenarannya dan satu konklusi yang
diturunkan dari premis-premisnya disebut argumen.
Suatu argumen dikatakan sah (valid) jika dapat dibuktikan
bahwa argumen itu merupakan suatu tautologi untuk semua
nilai kebenaran premis-premisnya. Metode yang sederhana
untuk membuktikan suatu argumen sah (valid) adalah
dengan bantuan tabel kebenaran.

Penarikan kesimpulan dikatakan sah jika :


(P1 ^ P2 ^ P3 .... ^ Pn) → k merupakan tautologi
Tautologi adalah pernyataan yang selalu benar.

Anda mungkin juga menyukai