Anda di halaman 1dari 37

Resume Sang Pencerah (Mila)

MILA KARTIKA SARI

“Sang Pencerah”
Film ini menceritakan Tentang sosok Ahmad Dahlan yang Progresif, dan mau belajar tentang
agama serta seorang yang selalu membela kebenaran. Sepulang dari Mekah, Darwis muda
(Ihsan Taroreh) mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun
yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah Bid’ah /sesat. Suatu
ketika ahmad dahlan ingin memberikan kebenaran mengenai arah kiblat yang sering
digunakan untuk masyarakat tersebut dalam melaksanakan sholat. Gulungan karton
berukuran satu meter persegi itu dibentangkan di dinding. Sebuah gambar peta dunia. Di
hadapan para kyai sepuh yang memandangnya sinis, pemuda 21 tahun itu dengan tegas
mengatakan arah kiblat semua masjid dan langgar harus diubah. Dengan sebuah kompas, dia
menunjukkan arah kiblat yang selama ini diyakini ke barat ternyata bukan menghadap ke
Ka’bah di Mekah, melainkan ke Afrika. “Tak perlu mengubah arah masjid, cukup menggeser
posisi kiblat saja,” kata KH. Ahmad Dahlan.
Melalui Langgar / Surau nya Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali pergerakan
dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan
kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo)
sehingga surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Ahmad
Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir hanya karena membuka sekolah yang menempatkan
muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda.
Usul itu kontan membuat para kyai, termasuk penghulu Masjid Agung Kauman, Kyai
Cholil Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo), meradang. Ahmad Dahlan, anak muda yang lima
tahun menimba ilmu di Kota Mekah, dianggap membangkang aturan yang sudah berjalan
selama berabad-abad lampau. Apalagi bukan sekali ini Ahmad Dahlan (Lukman Sardi)
membuat para kiai naik darah.

Dalam khotbah pertamanya sebagai khatib, dia menyindir kebiasaan penduduk di


kampungnya, Kampung Kauman, Yogyakarta. “Dalam berdoa itu cuma ikhlas dan sabar yang
dibutuhkan, tak perlu kiai, ketip, apalagi sesajen,” katanya. Walhasil, Dahlan dimusuhi.
Dahlan, yang piawai bermain biola, dianggap kontroversial, bahkan disebut-sebut sebagai
kiai kafir. Langgar kidul di samping rumahnya, tempat dia sholat berjemaah dan mengajar
mengaji, bahkan sempat hancur diamuk masa lantaran dianggap menyebarkan aliran sesat.

Meski sempat putus asa, Dahlan, yang juga dituduh sebagai kiai kejawen karena dekat
dengan organisasi Boedi Oetomo, tetap pada niat awalnya: menyebarkan ajaran Islam secara
benar. Islam sebagai agama yang mampu memperbaiki kesejahteraan masyarakat melalui
pendidikan, rahmatan lil alamin, bukan agama mistik dan takhayul seperti anggapan kalangan
Eropa dan kaum modern saat itu. Maka, bersama istri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya
Mecca), dan lima murid setianya, Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin
(Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara), dan Dirjo (Abdurrahman Arif), dia
membentuk organisasi Muhammadiyah pada 19 November 1912.

Kisah Ahmad Dahlan (1868-1923) yang tersaji dalam film Sang Pencerah. Film itu
membawa kita mengenal lebih dekat tokoh pendiri Muhammadiyah yang selama ini namanya
lebih dikenal sebagai nama jalan semata. Kita diajak menyelami pergulatan fisik dan
pemikirannya, sejak anak-anak hingga dewasa.

 Home
 Posts RSS
 Comments RSS
 Pendidikan
 Tips-trick
 Kesehatan
 News

Ringkasan Film Sang Pencerah


Film Sang Pencerah merupakan sebuah Film Maha karya sutradara Hanung Bramantyo yang
menceritakan tentang sejarah perjuangan hidup Muhammad Darwisy atau yang lebih dikenal
dengan KH.Ahmad Dahlan sampai berdirinya organisasi Muhammadiyah. Film Sang Pencerah ini
mengambil setting pada tahun 1800an dan di bintangi oleh Lukman Sardi (pemeran KH Ahmad
Dahlan), Zaskia Adya Mecca (Nyai Ahmad Dahlan), Ikranegara (Kyai Abu Bakar), Sujiwo Tejo, Giring
(KH Sudja, murid KH Ahmad Dahlan) dan sejumlah artis pendukung lain seperti Ikranegara hingga
Joshua Suhermanyang berperan sebagai tokoh Hisyam muda. Beberapa budayawan juga terlibat
semisal Sitok Srengenge, Bambang Paningron dan Bondan Nusantara. Sepulang dari Mekah, Darwis
muda mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas
pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah sesat, Syirik dan Bid'ah.

Dengan sebuah kompas, dia menunjukkan arah kiblat di Masjid Besar Kauman yang selama ini
diyakini ke barat ternyata bukan menghadap ke Ka'bah di Mekah, melainkan ke Afrika. Usul itu
kontan membuat para kiai, termasuk penghulu Masjid Agung Kauman, Kyai Penghulu Cholil
Kamaludiningrat, meradang. Ahmad Dahlan, anak muda yang lima tahun menimba ilmu di Kota
Mekah, dianggap membangkang aturan yang sudah berjalan selama berabad-abad lampau.
Walaupun usul perubahan arah kiblat ini ditolak, melalui suraunya Ahmad Dahlan mengawali
pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah. Ahmad Dahlan dianggap mengajarkan aliran
sesat, menghasut dan merusak kewibawaan Keraton dan Masjid Besar.
Bukan sekali ini Ahmad Dahlan membuat para kyai naik darah. Dalam khotbah pertamanya sebagai
khatib, dia menyindir kebiasaan penduduk di kampungnya, Kampung Kauman, Yogyakarta. "Dalam
berdoa itu cuma ikhlas dan sabar yang dibutuhkan, tak perlu kiai, ketip, apalagi sesajen," katanya.
Walhasil, Dahlan dimusuhi.
Langgar kidul di samping rumahnya, tempat dia salat berjemaah dan mengajar mengaji, bahkan
sempat hancur diamuk massa lantaran dianggap menyebarkan aliran sesat.
Dahlan, yang piawai bermain biola, dianggap kontroversial. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai
Kafir karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern
Belanda, serta mengajar agama Islam di Kweekschool atau sekolah para bangsawan di Jetis,
Yogyakarta.
Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan
cendekiawan priyayi Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman
itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah dan lima murid murid setianya : Sudja,
Sangidu, Fahrudin, Hisyam dan Dirjo, Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan
tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.

Sang Pencerah adalah sebuah film yang mengisahkan pada suatu kampung terbesar di
yogyakarta yakni kampung Kauman, dengan Masjid besar sebagai pusat kegiatan Agama
yang dipimpin seorang penghulu serta diberikan gelar Kamaludiningrat pada tahun 1868.
Bukan hanya itu saja film yang digaraf oleh Ram Punjabi ini telah mendapatkan dukungan
dari pimpinan pusat Muhammadiyah keluarga besar kyai Haji Ahmad Dahlan, warga
Kauman dan kota Gede Yogyakarta.

Saat itu Islam dipengaruhi oleh ajaran Syeh Siti Jenar yang meletakan raja sebagai
perwujudan Tuhan dan masyarakat banyak meyakini bahwa raja adalah sabda Tuhan yang
membuat syariat Islam bergeser kearah tahayul dan mistik. Sementara itu, kemiskinan dan
kebodohan sangat merajalela yang diakibatkan oleh politik tanam kerja paksa penjajah
Belanda. Sedangkan Agama tidak bisa mengatasi keadaan dikarenakan terlalu sibuk dengan
urusan tahayul yang jelas-jelas jauh meleset bertentangan dengan Al’Quran dan Sunah
Rassul.

Pada suatu masa lahirlah seorang anak laki-laki yang memiliki sifat berbeda dengan
masyarakat kampung kauman dan diberina Muhammad, kebanyakan masyarakat kampung
selalu memberikan sesajen ditempat-tempat yang dianggap sakral salah satunya menyimpan
kelapa muda dan kembang-kembang dibawah pohon rindang.

Setelah tumbuh besar anak tersebut menjadi seorang pengajar ngaji akan tetapi masyarakat
malah semakin dibutakan dengan kebohohan bahkan tercipta adanya suatu kelompok yang
disebut kelompok kejawen. Kebiasaan dari kelompok tersebut adalah menjelek-jelekan islam,
menganggap Islam itu agama yang terbelakang mereka lebih memilih untuk bersenang-
senang dengan kaum penjajah Belanda salah satunya yaitu minum alkohol yang sudah jelas
dilarang oleh ajaran Islam.

Masyarakat begitu membenci anak tersebut ketika sudah menjadi kyai karena dianggap
ajarannya menyesatkan karena kyai tersebut berkeinginan merubah sifat masyarakat kearah
yang lebih baik dan sesuai dengan ajaran Islam sebenarnya. Kyai tersebut mulai mendekati
masyarakat Kauman secara perlahan-lahan yakni masuk kesuatu kelompok, sekolah-sekolah
dengan pendekatan ajaran Islam yang sesungguhnya.
Masyarakat kampung bahkan menganggap bahwa ajaran yang diajarkan kyai Muhammad
tersebut menyesatkan dan anak-anak dari masyarakat kampung dilarang untuk belajar
terhadapnya karena sudah dikategorikan sebagai orang kafir. Bukan hanya itu saja, keluarga
kyai Muhammad ayah dan ibunya Muhammad selalu melarang kyai Muhammad untuk
meneruskan ajarannya itu.

Muhammad selaku kyai dikampung tersebut selalu di cemoohkan oleh warga masyarakat
kampung Kauman bilamana Kyai Muhammad lewat mereka selalu menyebutnya dengan
sebutan kyai kafir namun Kyai Muhammad tidak terpengaruh dengan ejekan-ejekan yang
dilontarkan orang-orang, Kyai Muhamad tetap sabar dan teguh dengan pendiriannya.

Pada suatu masa kyai muhammad mendirikan sekolah madrasah dengan dibantu oleh murid-
muridnya, sekolah tersebut dibuka secara geratis untuk umum, anak-anak yang belum
sekolah, dan anak-anak dari keluarga yang tidak mampu. Kyai Muhammad dan murid-
muridnya mencari anak-anak dikampung Kauman mereka dirawat layaknya anak sendiri dan
dibekali dengan ajaran-ajaran Islam yang benar. Namun setelah berdirinya sekolah tersebut
mendapati tolakan-tolakan dari guru-guru besar yang dahulu mengajari Muhammad saat
menuntut ilmu karena sekolah yang didirikan Muhammad menggunakan fasilitas-fasilitas
yang sudah modern seperti adanya meja, kursi, papan tulis. Guru-gurunya marah karena
fasilitas tersebut adalah fasilitas yang digunakan oleh orang-orang kafir.

Saat guru besar yang mengajari Muhammad tempo dulu datang mengunjungi sekolah yang
didirikan kyai Muhammad, gurunya kyai Muhammad tersebut malah mengejek-ngejek
Muhammad karena kyai Muhammad salah telah menggunakan fasilitas sekolahnya dengan
buatan orang-orang kafir. Akan tetapi kyai muhammad menanggapinya dengan tenang dan
sabar malah kyai Muhammad menjelaskan balik secara sopan kepada gurunya tersebut.

Diakhir kisah ajaran yang diajarkan Kyai Muhammad diterima oleh Masyarakat kampung
Kauman, saking diterimanya banyak orang-orang dari kampung tersebut meminta nasehat
kepada kyai muhammad. Akhirnya mulai dari situlah kyai Muhamad disenangi oleh
masyarakat kampung bahkan sampai memiliki banyak murid ataupun santri-santri yang
belajar kepadanya.

Sinopsis Buku dan Film Sang Pencerah


28 Jun

NOVEL SANG PENCERAH

Judul buku : Sang Pencerah

Jenis buku : Fiksi

Penulis : Akmal Nasery Basral

Penerbit : Mizan

Tahun terbit : Agustus 2010

FILM SANG PENCERAH

Judul film : Sang Pencerah.


Sutradara : Hanung Bramantyo.

Penulis : Hanung Bramantyo.

Pemeran : Lukman Sardi, Zaskia A. Mecca, Slamet Rahardjo, Giring Nidji, Ikhsan Idol,
Ikranegara,Sudjiwo Tedjo.

Produksi : MVP Pictures.

Jenis Film : Drama Islami.

Durasi : 112 menit.

SINOPSIS NOVEL

Kehidupan KH Ahmad Dahlan dan perjuangannya mendirikan Muhammadiyah ditulis Akmal


Nasery Basral dalam novel “Sang Pecerah”. Novel ini berdasarkan skenario Film Sang
Pencerah karya Hanung Bramantyo.

Sepulang dari Mekah, Darwis muda (Ihsan Taroreh) mengubah namanya menjadi Ahmad
Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang
melenceng ke arah Bid’ah /sesat.

Melalui Langgar / Surau nya Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali pergerakan dengan
mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan
seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo) sehingga
surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan
juga di tuduh sebagai kyai Kafir hanya karena membuka sekolah yang menempatkan
muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda.

Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan
cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu
surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid
murid setianya : Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah),
Hisyam (Dennis Adishwara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan membentuk
organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai
dengan perkembangan zaman.

SINOPSIS FILM
Sang Pencerah adalah sebuah film Indonesia tahun 2010 yang mengangkat kisah nyata
pendiri Muhammadiyah K.H Ahmad Dahlan. Film ini bergenre Drama islami. Versi novel
film ini, juga berjudul Sang Pencerah, ditulis oleh Akmal Nasery Basral, novelis yang juga
wartawan majalah tempo.Film yang diproduksi atas kerja sama PT Wanna B Pictures dengan
PT MVP Pictures.yang didedikasikan kepada KH. Ahmad Dahlan dan perjuangannya dalam
mendirikan Muhammadiyah. Film berlatar belakang sejarah di akhir abad ke-19 yang
menceritakan sepak terjang Muhammad Darwis, atau yang kemudian dikenal sebagai KH
Ahmad Dahlan.

Tahun 1868 kauman merupakan kampong islami terbesar di Yogyakarta dengan masjid besar
sebagai pusat kegiatan agama dipimpin seorang penghulu kamaludiningrat.saat itu islam
terpengaruh ajaran syeh siti jenar yang meletakan raja sebagai perwujudan tuhan masyarakat
meyakini titihan raja adalah sabda tuhan syariat islam bergeser kearah tahayul atau
mistik.sementara itu kemiskinan dan kebodohan merajalela akibat politik tanam paksa pemerintah
belanda.agama tidak bias mengatasi keadaan terlalu sibuk dengan takhayul yang bertentangan
dengan al-quran dan sunnah rasul Muhammad saw.

Film ini melakukan syuting di kota Yogyakarta, Ambarawa Semarang, Jakarta dan Bogor
Sebenarnya hanya digunakan sebgai setting utama dalam film ini. Lebih tepat nya ada di Yogyakarta
dan lebih sempit lagi di Kauman, di sekitar keraton Yogya. Tempat ini dipilih untuk melakukan
syuting karena menurutnya sudah sangat sulit menampilkan kembali suasana kota Yogyakarta
khususnya Kauman di tahun 1800.

Alur cerita berkisah tentang K.H. Ahmad Dahlan yang di dalamnya berisi tentang semangat
anak muda, patriotisme anak muda dalam merepresentasikan pemikiran-pemikirannya. Muhammad
Darwis (Ikhsan Idol) mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan setelah pulang dari Mekkah.
Ahmad Dahlan kemudian diperankan oleh Lukman Sardi. Di usianya yang masih cukup muda (awal
20-an), Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng
ke arah Bid’ah /sesat.

Melalui Langgar / Surau nya Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali pergerakan dengan
mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan seorang
kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo) sehingga surau Ahmad Dahlan
dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai
Kafir hanya karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah
modern Belanda.

Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan
cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut.
Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid murid setianya :
Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara)
dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan
mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.

Film Sang Pencerah ini merupakan salah satu film yang layak untuk ditonton. Hal ini berkaitan
dengan tema film yang menonjolkan nasionalisme terhadap agama Islam Muhamadiyah. Hadirnya
film ini diharapkan pula menggugah para penonton untuk saling mengerti antara perbedaan agama
islam yang biasa dengan yang muhamadiyah dan agama muhamadiyah itu merupakan agama yang
diturunkan oleh Allah,serta agama yang baik dan patut dihormati.film ini memiliki dampak yang
positif dan negatif. Dampak positif nya orang akan saling menghormati antara sesame, orang akan
merasa takut akan datangnya hari kiamat, dan mereka akan berusaha berbuat baik setelah nonton
film itu. Dampak negatif nya adalah kekhawatiran terjadinya salah paham antara sesame, cerita ini
bertentangan dengan syariat Islam juga merusak aqidah umat Islam. sebab, sudah menjadi
keyakinan umat Islam bahwa kiamat akan datang tapi kan datangnya, tak ada satupun makhluk yang
tahu hanya Allah SWT yang tahu. Selain itu film juga memberikan hiburan tersendiri bagi
penikmatnya karena mengandung unsur islam.

KESIMPULAN

Novel ini mengajak kita untuk mengenal lebih dalam pembentuk organisasi Muhammadiyah.
Novel ini baik dibaca siapa saja. Dewasa, remaja, anak-anak maupun orang tua sekalipun.
Dalam novel ini kita akan diajak merenung, menjelajahi islam yang sebenarnya.

Resensi Film Sang Pencerah

Resensi film sang pencerah

Oleh: Mawaddah

Sang Pencerah adalah sebuah film yang mengisahkan pada suatu kampung terbesar di
yogyakarta yakni kampung Kauman, dengan Masjid besar sebagai pusat kegiatan Agama
yang dipimpin seorang penghulu serta diberikan gelar Kamaludiningrat pada tahun 1868.
Bukan hanya itu saja film yang digaraf oleh Ram Punjabi ini telah mendapatkan dukungan
dari pimpinan pusat Muhammadiyah keluarga besar kyai Haji Ahmad Dahlan, warga
Kauman dan kota Gede Yogyakarta.
Saat itu Islam dipengaruhi oleh ajaran Syeh Siti Jenar yang meletakan raja sebagai
perwujudan Tuhan dan masyarakat banyak meyakini bahwa raja adalah sabda Tuhan yang
membuat syariat Islam bergeser kearah tahayul dan mistik. Sementara itu, kemiskinan dan
kebodohan sangat merajalela yang diakibatkan oleh politik tanam kerja paksa penjajah
Belanda. Sedangkan Agama tidak bisa mengatasi keadaan dikarenakan terlalu sibuk dengan
urusan tahayul yang jelas-jelas jauh meleset bertentangan dengan Al’Quran dan Sunah
Rassul.

Pada suatu masa lahirlah seorang anak laki-laki yang memiliki sifat berbeda dengan
masyarakat kampung kauman dan diberinama Ahmad darwis, kebanyakan masyarakat
kampung selalu memberikan sesajen ditempat-tempat yang dianggap sakral salah satunya
menyimpan kelapa muda dan kembang-kembang dibawah pohon rindang.
Setelah ahmad darwis berusia 15 tahun,ia memutuskan untuk memunaikan ibadah haji dan
mendalami agama islam dimekah(arab),setelah pulang dari mekah untuk menimbah ilmu
ahmad darwis merubah namanya menjadi Ahmad Dahlan.
Dan setelah itu ia menikahi seorang permpuan adik dari K.H.Lurah noor yang bernama Siti
walidah sepupunya sendiri.
Ketika Ayahnya(K.H.Abu Bakar) wafat,beliau menitipkan amanat kepada ahmad dahlan
untuk meneruskan Langgar untuk kepentingan umat islam.
K.H.Ahmad dahlan pada saat dimekkah ia terispirasi untuk meluruskan pemikiran tantang
islam oleh jamaludih al-afghani yang membawa islam dengan mengikuti jaman.
Lalu ahmad dahlan langsung membuat pengajian yang langsung diramaikan oleh remaja
kauman,dengan cara pengajaran yang berbeda dengan pengajian biasanya.tetapi dengan itu
semua menimbulkan kegelisahan oleh ulma yang lebih senior.setelah iti ahmad dahlan
melihat tentang arah kiblat pada masjid disemarang,yang mengarah kearah kearah timur
laut,dan hampir semua masjid didaerah tersebut termasuk masjid gede salah menentukan arah
kiblat.karena arah kiblat sebelum ahmad dahlan teliti ,bahwa arah kiblat selama ini mengarah
keafrika,tetapi pertentangan oleh para kiyai termasuk K.penghulu,bahkan ahmad dahlan
sudah melenceng dengan ajaran islam.sehingga para kyai didesa kauman membongkar paksa
mushola ahmad dahlan karna dikiranya mereka mengjarkan aliran yang tidak benar.setelah
mereka membongkar ahmad dahlan pergi meninggalkan dasa kauman dengan membawa anak
dan istrinya tetapi hal itu diurunginya karana pamannya membujuk untuk dahlan tidak
meninggalkan desa karna masi bnyak yang membutuhkan beliau termasuk murid-
muridnya.Setelah itu tidak lama kemudian dahlan membangun kembali langgar.
Setelah itu dahlan meleksanakan ibadah haji yang ke 2 pada tahun 1903bersama siradj,dan
ketika itu ada rapat rapat yang dipimpin oleh Dr.Wahidin soediroboesodo memimpin rapat
pembentukan Boedi utomo dengan mengajak untuk bersatu untuk menenggelamkan belanda.
5 tahun kemudian murid ahmad dahlan menunaikan ibdah haji dan mengganti nama
menjadi,Fahrudin dan danil menggati nama menjadi Sudja sedangkan muridnya yang satu
lagi bernama sangadi tidak ingin menggati.pertemuan mereka membahas tentang
perkumpulan budi utomo.

Menurut masyarakat kauman kelompok budi utomo itu adalah kelompok kejawen.
Kebiasaan dari kelompok tersebut adalah menjelek-jelekan islam, menganggap Islam itu
agama yang terbelakang mereka lebih memilih untuk bersenang-senang dengan kaum
penjajah Belanda salah satunya yaitu minum alkohol yang sudah jelas dilarang oleh ajaran
Islam.

Masyarakat begitu membenci anak tersebut ketika sudah menjadi kyai karena dianggap
ajarannya menyesatkan karena kyai tersebut berkeinginan merubah sifat masyarakat kearah
yang lebih baik dan sesuai dengan ajaran Islam sebenarnya. Kyai tersebut mulai mendekati
masyarakat Kauman secara perlahan-lahan yakni masuk kesuatu kelompok, sekolah-sekolah
dengan pendekatan ajaran Islam yang sesungguhnya.
Masyarakat kampung bahkan menganggap bahwa ajaran yang diajarkan kyai ahmad dahlan
tersebut menyesatkan dan anak-anak dari masyarakat kampung dilarang untuk belajar
terhadapnya karena sudah dikategorikan sebagai orang kafir. Bukan hanya itu saja, keluarga
kyai ahmad dahlan ayah dan ibunya ahmad dahlan selalu melarang kyai ahmad dahlan untuk
meneruskan ajarannya itu.
ahmad dahlan selaku kyai dikampung tersebut selalu di cemoohkan oleh warga
masyarakat kampung Kauman bilamana Kyai ahmad dahlan lewat mereka selalu
menyebutnya dengan sebutan kyai kafir namun Kyai ahmad dahlan tidak terpengaruh dengan
ejekan-ejekan yang dilontarkan orang-orang, Kyai ahmad dahlan tetap sabar dan teguh
dengan pendiriannya.

Pada suatu masa kyai ahmad dahlan mendirikan sekolah madrasah dengan dibantu oleh
murid-muridnya, sekolah tersebut dibuka secara geratis untuk umum, anak-anak yang belum
sekolah, dan anak-anak dari keluarga yang tidak mampu. Kyai ahmad dahlan dan murid-
muridnya mencari anak-anak dikampung Kauman mereka dirawat layaknya anak sendiri dan
dibekali dengan ajaran-ajaran Islam yang benar. Namun setelah berdirinya sekolah tersebut
mendapati tolakan-tolakan dari guru-guru besar yang dahulu mengajari ahmad dahlan saat
menuntut ilmu karena sekolah yang didirikan ahmad dahlan menggunakan fasilitas-fasilitas
yang sudah modern seperti adanya meja, kursi, papan tulis. Guru-gurunya marah karena
fasilitas tersebut adalah fasilitas yang digunakan oleh orang-orang kafir.

Saat guru besar yang mengajari ahmad dahlan tempo dulu datang mengunjungi sekolah yang
didirikan kyai ahmad dahlan, gurunya kyai ahmad dahlan tersebut malah mengejek-ngejek
ahmad ahlan karena kyai ahmad dhlan salah telah menggunakan fasilitas sekolahnya dengan
buatan orang-orang kafir. Akan tetapi kyai ahmad dahlan menanggapinya dengan tenang dan
sabar malah kyai ahmad dahlan menjelaskan balik secara sopan kepada gurunya tersebut.
Ahmad dahlan ingin belajar tentang pembentukan suatu perkumpulan organisasi itu seperti
apa .setelah beliau belajar dengan budi utomon tentng pembentukan suatu organisasi setelah
itu beliau langsung membentuk susunan organisasi dan beliau menjabat sebagai presiden dan
dengan menamakan organisasi atau pekumpulan tersebut dengan memberi nama
“MUHAMMADIYAH” yang artinya pengikut nabi Muhammad SAW.organisasi yang
bertujuan untuk kepentingan umat buakan kepentingan pribadi dengan menjujung tinggi
amanah dan terbuka dengan siapapun.namun kyiai penghulu tidak mengijinkan pembentukan
organisasi tersebut karan menurutnya kyai ahmad dahlan didalam organisasi menjebat
sebagai residen yang artinya penguasa setelah dipahami oleh kyai penghulu bahwa
sebenarnya ahmad dahlan menjebat sebagai kepala atau presiden dari organisasi
tersebut.setelah itu semua yang sudah dilalukan oleh ahmad dahlan diterima adan dimengeri
oleh para kyai dan masyarakat makan keberadaan organisasi muhammadiyah sudah mulai
diterima.
dan K.H.Ahmad dahlan memutuskan lahirnya muhammadiyah.

Diakhir kisah ajaran yang diajarkan ahmad dahlan diterima oleh Masyarakat kampung
Kauman, saking diterimanya banyak orang-orang dari kampung tersebut meminta nasehat
kepada ahmad dahlan. Akhirnya mulai dari situlah kyai ahmad dahlan disenangi oleh
masyarakat kampung bahkan sampai memiliki banyak murid ataupun santri-santri yang
belajar kepadanya.

Resensi film SANG PENCERAH


Resensi Film Sang Pencerah

Judul resensi : Kenyataan yang tak terungkap


Jenis film : Drama.
Sutradara : Hanung Bramantyo.
Penulis : Hanung Bramantyo.
Pemain : Lukman Sardi, Slamet Rahardjo, Zaskia Adya Mecca, Giring
,Ihsan Idol Ikranegara, Yati Surachman, Joshua Suherman.
Nama kecil Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) adalah Muhammad Darwis (Ihsan
Taroreh). Ia lahr dari pasangan orang ttua yang dikenal sebagai pemuka agama. ayahnya,
Kyai Haji Abu Bakar, adalah serang khatib dan Imama besar di Mesjid Besar Kesultanan
Yogyakarta. sedangkan ibunya anaka seorang penghulu bernama Haji Ibrahim. silsilah
keturunannya menunjukkan bahwa ia mempunya keturunan priyayi dan kyai sekaligus.

Pada tahun 1890, pada usia yang masihh remaja Muhammad Darwis diminta oleh
ayahnya untuk menunaikan ibadah haji sambil memperdalam ilmu agama Islam di tanahh
suci. Saat Muhammad Darwis berangkat ke tanah suci sang ayah berkata padanya untuk
pulang dengan membawa perubahan. Setelah ia pulang haji ia berganti nama menjadi Ahmad
Dahlan.
Setelah ia kembali ke kampng Kauman, ia mulai merubah kebiasan-kebiasaan warga
Kauman yang ia anggap banyak menyimpang dari ajaran Islam, pertama ia mulai dengan
menghilangkan upacara- upacara kebudayaan, selanjutnya yang paling dianggap heboh ialah,
mengubah arat kiblat, ia mendapat penolakan keras terutama dari Kiai Penghulu, perubahan
yang ia sampaikan diannggap menentang adat, sampai-sampai ia disebut Kiai Kafir, yang
sungguh sangat memilukan ialah saat adegan perobohan Langgar Kidul, karena nampaknya si
Muslim yang lain menampakkan sisi buruknya karena terpancing emosi, Ahmad Dahlanpun
hampir menyerah, tetapi ternyata masih ada orang yang baik padanya.
Kemudian setelahnya ia mulai bergabung dengan Budi Utomo, ia mulai belajar
bagaimana mendirikan sekolah, selalu aktif memberikan santunan kepada warga disekitar
Kauman, karena ia sudah bermimpi untuk mendirikan sekolah formal, dan juga mendirikan
Muhammadiyah. Ia bermimpi bisa mendirikan organisasi sebagai tempat berjuang. Itulah
cikal bakal Muhammadiyah bisa sebesar ini, dari impian seorang Ahmad Dahlan
Ada sisi menarik dari film ini yakni, banyak yang menyangkut kehidupan keluarganya
tak ditampilkan, misalnya ketika Ahmad Dahlan memiliki 4 orang istri, atau mungkin karena
durasi film yang di batasi sehingga tak bisa tersampaikan karena keterbatasan waktu.
nampaknya difilm ini banyak sisi pribadi kehidupan rumah tangga Ahmad Dahlan, jauh lebih
banyak menampilkan sisi kemanusiaan Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah secara singkat,
tapi mampu memahamkan.
Film ini sangat diapresiasi untuk ditonton ,banyak teladan yang baik didalamnya.
Terutama bagi kalangan warga Muhammadiyah harus menontonya, banyak kisah menarik
dan hikmah yang bisa didapat dari menonton film ini. Bagaimana impian bisa menghasilakn
sesutu yang bermanfaat, menghasilkan cahaya untuk sesama, dengan hanya bermodal
keikhlasan dan ketulusan....

kumpulan puisi sederhana


Sabtu, 29 Desember 2012

Kesimpulan, Nilai moral, dan fenomena film ' Sang Pencerah'


TUGAS :

a) Menyimpulkan film “ Sang Pencerah”


b) Pesan moral apa saja yang terdapat di dalam film “ Sang Pencerah”
c) Fenomena apa saja yang terjadi dalam film “ Sang Pencerah”

a. Kesimpulan film “ Sang Pencerah “

Sepulang dari Mekkah, Darwis muda mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda
usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat islam yang melenceng kearah sesaat. Melalui
Langgar/Surau nya Ahmad Dahlan mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah
di Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu
Kamaludiningrat sehingga surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajar aliran sesat.
Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai kafir hanya karna membuka sekolah yang menempatkan
muridnya duduk dikursi seperti sekolah modern Belanda. Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai
Kejawen hanya karna dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan
tersebut tidak membuat pemuda kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah dan
lima murid muridnya : Sudja, Sangidu, Fahrudin, Hisyam, Ahmad Dahlan membentuk organisasi
Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat islam agar berpikiran maju sesuai dengan
perkembangan zaman.

b. Pesan moral yang terdapat dalam film “Sang Pencerah”

Menurut saya pesan moral yang terdapat dalam film “Sang Pencerah “ diantarannya adalah :

 Pemahaman agama yang dangkal.


 Bagaimana penyakit sesat fikir menjangkiti otak manusia, bahkan yang bergelar Kyai sekalipun. Hanya
karna peta (ilmu falaq) dibuat oleh orang barat yang mereka sebut kafir, maka arah kiblat yang
mendasarkan pada perhitungan dalam peta tersebut ditolak karna dianggap sama dengan kafir,
meskipun perhitungannya secara geografis sudah benar.
 Bagaimana kekuasaan yang dibungkus agama kerap digunakan untuk memberhangus orang orang
yang dirasa mengancam kedudukan.
c. Fenomena yang terjadi dalam film “ Sang Pencerah “

Dalam film “ Sang Pencerah “ terdapat fenomena fenomena yang terjadi diantaranya :

Sedikit banyak memberi gambaran bahwa tidak sedikit ajaran islam yang terasimilasi dengan budaya
lain. Dalam tarat tertentu, budaya, tradisi, dan kebiasaan local memang dapat diadopsi dalam
hukum islam. Tapi, tentu selama diluar ranah ibadah mahdhah, dan tidak bertentangan dengan al-
Qur’an dan Sunnah. Namun realitasnya banyak tradisi, kultur, ajaran luar islam yang justru dianggap
barasal dari islam itu sendiri. Jika sudah demikian, tentu umat islam harus lebih pandai memilah
ajaran yang benar dari islam.

Sinopsis Film SANG PENCERAH


Diposkan oleh Afif Asfar di 02:28:00

ADSENSE HERE!

Sang Pencerah adalah sebuah film Indonesia tahun 2010 yang mengangkat kisah nyata pendiri
Muhammadiyah K.H Ahmad Dahlan. Film ini bergenre Drama islami. Versi novel film ini, juga
berjudul Sang Pencerah, ditulis oleh Akmal Nasery Basral, novelis yang juga wartawan
majalah tempo.Film yang diproduksi atas kerja sama PT Wanna B Pictures dengan PT
MVP Pictures.yang didedikasikan kepada KH. Ahmad Dahlan dan perjuangannya dalam mendirikan
Muhammadiyah. Film berlatar belakang sejarah di akhir abad ke-19 yang menceritakan sepak
terjang Muhammad Darwis, atau yang kemudian dikenal sebagai KH Ahmad Dahlan.

Tahun 1868 kauman merupakan kampong islami terbesar di Yogyakarta dengan masjid besar
sebagai pusat kegiatan agama dipimpin seorang penghulu kamaludiningrat.saat itu islam
terpengaruh ajaran syeh siti jenar yang meletakan raja sebagai perwujudan tuhan masyarakat
meyakini titihan raja adalah sabda tuhan syariat islam bergeser kearah tahayul atau
mistik.sementara itu kemiskinan dan kebodohan merajalela akibat politik tanam paksa
pemerintah belanda.agama tidak bias mengatasi keadaan terlalu sibuk dengan takhayul yang
bertentangan dengan al-quran dan sunnah rasul Muhammad saw.

Film ini melakukan syuting di kota Yogyakarta, Ambarawa Semarang, Jakarta dan Bogor
Sebenarnya hanya digunakan sebgai setting utama dalam film ini. Lebih tepat nya ada di Yogyakarta
dan lebih sempit lagi di Kauman, di sekitar keraton Yogya. Tempat ini dipilih untuk melakukan
syuting karena menurutnya sudah sangat sulit menampilkan kembali suasana kota Yogyakarta
khususnya Kauman di tahun 1800.

Alur cerita berkisah tentang K.H. Ahmad Dahlan yang di dalamnya berisi tentang semangat
anak muda, patriotisme anak muda dalam merepresentasikan pemikiran-pemikirannya. Muhammad
Darwis (Ikhsan Idol) mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan setelah pulang dari Mekkah.
Ahmad Dahlan kemudian diperankan oleh Lukman Sardi. Di usianya yang masih cukup muda (awal
20-an), Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng
ke arah Bid’ah /sesat.

Melalui Langgar / Surau nya Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali pergerakan dengan
mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan seorang
kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo) sehingga surau Ahmad Dahlan
dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai
Kafir hanya karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah
modern Belanda.

Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan
cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut.
Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid murid setianya :
Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara)
dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan
mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.
Film Sang Pencerah ini merupakan salah satu film yang layak untuk ditonton. Hal ini berkaitan
dengan tema film yang menonjolkan nasionalisme terhadap agama Islam Muhamadiyah. Hadirnya
film ini diharapkan pula menggugah para penonton untuk saling mengerti antara perbedaan agama
islam yang biasa dengan yang muhamadiyah dan agama muhamadiyah itu merupakan agama yang
diturunkan oleh Allah,serta agama yang baik dan patut dihormati.film ini memiliki dampak yang
positif dan negatif. Dampak positif nya orang akan saling menghormati antara sesame, orang akan
merasa takut akan datangnya hari kiamat, dan mereka akan berusaha berbuat baik setelah nonton
film itu. Dampak negatif nya adalah kekhawatiran terjadinya salah paham antara sesame, cerita ini
bertentangan dengan syariat Islam juga merusak aqidah umat Islam. sebab, sudah menjadi
keyakinan umat Islam bahwa kiamat akan datang tapi kan datangnya, tak ada satupun makhluk yang
tahu hanya Allah SWT yang tahu. Selain itu film juga memberikan hiburan tersendiri bagi
penikmatnya karena mengandung unsur islam.

Makalah tentang film "Sang Pencerah"

BAB I
Pendahuluan

1. Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini banyak sekali perfilman Indonesia yang menguak atau
pun menyinggung tentang hak asasi manusia, baik itu menyangkut hal agama, budaya, atau
pun masalah-masalah social lainya. Dan kami akan mengulas dan melihat bagian-bagian dari
film tentang hak asasi manusia ini.

2. Rumusan masalah
1. Bagaimana alur perfilman sang pencerah?
2. Makna apa yang terkandung dalam film ini ?
3. Adakah hal yang menyangkut tentang hak asasi manusia ?
4. Apa solusi yang harus dilakukan ?
5. Bagaimana mengaplikasikan makna yang terkandung ?

3. Tujuan
1. Mengetahui alur cerita pada film sang pencerah.
2. Memahami makna yang terkandung dalam film sang pencerah.
3. Mengulas tentang hak asasi manusia pada film ini.
4. Mengaplikasikan makna hak asasi pada kehidupan nyata.

4. Metode penulisan

1. Melihat film
2. Refrensi internet
3. Menuliskan bait-bait yang menyinggung tentang hak asasi manusia
BAB II
Pembahasan

B. Tentang Film “Sang Pencerah”


Film Sang Pencerah merupakan sebuah Film Maha karya sutradara Hanung
Bramantyo yang menceritakan tentang sejarah perjuangan hidup Muhammad Darwisy atau
yang lebih dikenal dengan KH.Ahmad Dahlan sampai berdirinya organisasi Muhammadiyah.
Film Sang Pencerah ini mengambil setting pada tahun 1800an dan di bintangi oleh Lukman
Sardi (pemeran KH Ahmad Dahlan), Zaskia Adya Mecca (Nyai Ahmad Dahlan), Ikranegara
(Kyai Abu Bakar), Sujiwo Tejo, Giring (KH Sudja, murid KH Ahmad Dahlan) dan sejumlah
artis pendukung lain seperti Ikranegara hingga Joshua Suhermanyang berperan sebagai tokoh
Hisyam muda. Beberapa budayawan juga terlibat semisal Sitok Srengenge, Bambang
Paningron dan Bondan Nusantara.Sepulang dari Mekah, Darwis muda mengubah namanya
menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat
Islam yang melenceng ke arah sesat, Syirik dan Bid'ah.
Dengan sebuah kompas, dia menunjukkan arah kiblat di Masjid Besar Kauman yang
selama ini diyakini ke barat ternyata bukan menghadap ke Ka'bah di Mekah, melainkan ke
Afrika.Usul itu kontan membuat para kiai, termasuk penghulu Masjid Agung Kauman, Kyai
Penghulu Cholil Kamaludiningrat, meradang. Ahmad Dahlan, anak muda yang lima tahun
menimba ilmu di Kota Mekah, dianggap membangkang aturan yang sudah berjalan selama
berabad - abad lampau. Walaupun usul perubahan arah kiblat ini ditolak, melalui suraunya
Ahmad Dahlan mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah.Ahmad
Dahlan dianggap mengajarkan aliran sesat, menghasut dan merusak kewibawaan Keraton dan
Masjid Besar.
Bukan sekali ini Ahmad Dahlan membuat para kyai naik darah.Dalam khotbah
pertamanya sebagai khatib, dia menyindir kebiasaan penduduk di kampungnya, Kampung
Kauman, Yogyakarta."Dalam berdoa itu cuma ikhlas dan sabar yang dibutuhkan, tak perlu
kiai, ketip, apalagi sesajen," katanya.Walhasil, Dahlan dimusuhi. Langgar kidul di samping
rumahnya, tempat dia salat berjemaah dan mengajar mengaji, bahkan sempat hancur diamuk
massa lantaran dianggap menyebarkan aliran sesat. Dahlan, yang piawai bermain biola,
dianggap kontroversial.Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir karena membuka
sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda, serta
mengajar agama Islam di Kweekschool atau sekolah para bangsawan di Jetis, Yogyakarta.
Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan
cendekiawan priyayi Jawa di Budi Utomo.Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda
Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah dan lima murid murid
setianya : Sudja, Sangidu, Fahrudin, Hisyam dan Dirjo, Ahmad Dahlan membentuk
organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai
dengan perkembangan zaman.

1. Makna yang terkandung dalam film


a. Jangan mudah menyerah

Seperti kita tahu bahwa perjuangan Ahmad Dahlan tidaklah mudah. Berkali-kali beliau
dihina bahkan dicaci maki sebagai seorang Kiai kafir, tetapi itu tidak menyurutkan semangat
beliau. Bahkan beliau terus berjuang hingga terbentuklah Muhammadiyah. Ini
mengindikasikan bahwa kita sebagai generasi penerus bangsa tidaklah boleh pantang
menyerah walaupun rintangan terus datang.

b. Teruslah belajar

Seperti kita tahu dalam film dicerikan bahwa setelah mendapat gelar Kiai Ahmad Dahlan
kembali ke mekah untuk menuntut ilmu. Adegan ini sebenarnya memberi pesan bahwa kita
tidak boleh merasa puas dengan ilmu yang kita miliki sekarang. Bahkan, setelah pulang ke
tanah air, beliau kembali belajar kepada Budi Utomo tentang keorganisasian dan belajar
bagaimana menjadi guru yang baik. Ini menandakan bahwa ilmu merupakan sesuatu yang
sangat berharga hingga kita harus terus mencarinya hingga ujung usia kita.

c. Hilangkan fanatisme

Menurut saya setelah menelaah berbagai media masa, ada satu kesimpulan yang dapat
saya ambil yaitu bahwa dalang dari perpecahan umat di indosesia khususnya adalah
fanatisme. Mengapa demikian? karena orang yang memiliki fanatisme akan lebih arogan dan
akan menganggap bahwa kelompok lain itu salah. Sehingga ketika diadakan dialog,
seringkali tidak akan menyelesaikan masalah karena orang yang seperti kriteria diatas akan
dikuasai egonya sehingga tidak akan mau menerima pendapat yang lain.

d. Manfaatkanlah segala sesuatu yang mendatangkan manfaat

Seperti kita tahu bahwa orang pertama yang membuat madrasah Ibtidaiyah ala orang
barat adalah Ahmad Dahlan. Hal ini menunjukan bahwa beliau orang mobile sehingga untuk
mencapai tujuaanya beliau menggunakan hal-hal yang ada disekitarnya. Ini mempunyai
pesan bahwa kita harus membuka diri kita dan menggunakan segala yang ada disekitar kita,
asalkan hal tersebut tidak bertentangan dengan syariat agama. Tentunya sebelum kita bisa
melakukannya, terlebih dahulu kita harus menghilangkan paham fanatisme golongan yang
ada di dalam diri kita. Kerena satu-satunya hal yang dapat mencegah kita menggapai
kemajuan adalah paham fanatisme itu sendiri.

2. Hal-hal yang menyangkut tentang HAM


Sang pencerah merupakan sebuah film yang menceritakan tentang seorang tokoh yang
mencoba melawan tradisi yang menyengsarakan umat dan merubahnya ke arah yang lebih
baik. Tapi sebenarnya film ini, memuat hal-hal yang sensitif dan mudah menimbulkan konflik
sosial. Dan setiap usaha yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah ini selalu berujung
pada kegagalan. Namun, sang sutradara berhasil membuat filmnya diterima oleh semua
kalangan, dan juga mendapatkan cap sebagai film yang inspiratif.
Hal ini diperburuk dengan kaum agamawan muslim disana yang memaksakan upacara-
upacara yang memberatkan kaum abangan(golongan masyarakat yg menganut agama Islam,
tetapi tidak melaksanakan ajaran secara keseluruhan), sehingga agama islam disana bukan
menjadi rahmat tetapi, menjadi sesuatu yang ditakuti.

Jika kita telaah kita akan melihat bahwa sistem feodal berkembang pesat di daerah
Jogjakarta. Rupanya sistem kasta peninggalan kerajaan Hindu Budha masih membekas dihati
para petinggi Jogjakarta. Ini mengakibatkan agamawan disana sedikit tinggi hati. Sehingga,
terkadang mereka tidak mau mendengarkan pendapat yang lain karena ada rasa bahwa
mereka lebih baik dari orang lain.

3. Solusi
Sudah saatnya Asahan memiliki lebih banyak lagi tokoh puritan [pemurnian] seperti KH.
Ahmad Dahlan, tidak hanya untuk pemurnian dan pencerahan sistem sosial serta praktik
beragama, tetapi juga bagi praktik berpemerintahan dan sistem sosial kemasyarakatan yang
kita rasa menyimpang dan mapan di Asahan. Kemapanan yang menyimpang harus didobrak,
dilawan dan diubah, karena pada hakikatnya sebuah kemapanan adalah bentuk kemandegan
yang bertentangan dengan sunatullah.
Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika mereka tidak berusaha mengubah
sendiri nasibnya. Walaupun mungkin kita hanyalah segelintir orang atau bahkan seorang diri
merindukan perubahan untuk Asahan lebih bersih dan lebih sejahtera, jangan pernah berkecil
hati, apalagi merasa terasing. Fahrudin, murid KH Ahmad Dahlan memberikan pesan yang
luar biasa untuk melecut semangat kita; “..sesungguhnya Islam hadir dalam keadaan
terasing, dan akan kembali dalam keadaan terasing pula. Maka beruntunglah orang-orang
yang terasing itu karena sesungguhnya merekalah yang merapikan segala sesuatu yang salah”
4. Aplikasi dalam kehidupan
Film sang Pencerah bagi saya memiliki makna penting bahwa seorang pemimpin itu
harus tegar dalam menghadapi segala tantangan yang dihadapinya. Mampu bertahan dengan
penuh kesabaran, dan memiliki semangat tinggi dalam melawan kemungkaran. Faktor
keteladanan juga perlu dilakukan agar para pendidik mampu memberikan contoh yang baik
kepada para peserta didiknya. Mari kita memperbaiki cara mengajar kita dan menjadi
seorang pendidik yang mampu menjadi sang pencerah bagi para peserta didiknya.
Setelah kita mengupas tuntas isi film, hal selanjutnya yang akan saya lakukan adalah
memaparkan pesan yang terkandung dalam film tersebut. Mungkin, beberapa pesan telah
saya paparkan dalam analisis isi, tetapi itu hanya sebagian dari pesan yang terkandung dalam
film ini.

Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika mereka tidak berusaha mengubah
sendiri nasibnya. Walaupun mungkin kita hanyalah segelintir orang atau bahkan seorang diri
merindukan perubahan untuk Asahan lebih bersih dan lebih sejahtera, jangan pernah berkecil
hati, apalagi merasa terasing. Fahrudin, murid KH Ahmad Dahlan memberikan pesan yang
luar biasa untuk melecut semangat kita; “..sesungguhnya Islam hadir dalam keadaan
terasing, dan akan kembali dalam keadaan terasing pula. Maka beruntunglah orang-orang
yang terasing itu karena sesungguhnya merekalah yang merapikan segala sesuatu yang salah”
Bab III
C. Penutup

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di
kesempatan – kesempatan berikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman
pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Film “Sang Pencerah”


http://zumhrotul.wordpress.com/2012/02/29/sinopsis-sang-pencerah-s/
http://www.ilmu-tumanis.com/tulisan-129--analisis-film-sang-pencerah.html

Review Film "Sang Pencerah"

Film "Sang Pencerah" ini sangat marak sekali diperbincangkan pada saat
peluncurannya di tahun 2010. Film ini dibuat bukan hanya dianjurkan untuk anggota
Muhammadiyah saja yang menonton tetapi semua kalangan pun dianjurkan untuk
dapat menikmati film garapan Hanung Bramantyo ini.

Film ini menjadikan sejarah sebagai pelajaran pada masa kini tentang toleransi, koeksistensi
(bekerjasama dengan yang berbeda keyakinan), kekerasan berbalut agama, dan semangat
perubahan yang kurang. Sang Pencerah mengungkapkan sosok pahlawan nasional itu dari sisi
yang tidak banyak diketahui publik. Selain mendirikan organisasi Islam Muhammadiyah, lelaki
tegas pendirian itu juga dimunculkan sebagai pembaharu Islam di Indonesia. Ia
memperkenalkan wajah Islam yang modern, terbuka, serta rasional. Versi novel kisah ini ditulis
oleh wartawan-sastrawan Akmal Nasery Basral, dan mendapat predikat Fiksi Terbaik Islamic
Book Fair Award 2011.

Aktris & Aktor yang Ikut Berperan dalam Film "Sang Pencerah"
Sutradara Hanung Bramantyo

Produser Raam Punjabi

Penulis Hanung Bramantyo

Pemeran Lukman Sardi


Yati Surachman
Slamet Rahardjo
Giring Ganesha
Ikranagara
Muhammad Ihsan Tarore
Zaskia Adya Mecca
Sujiwo Tejo
Dennis Adhiswara
Agus Kuncoro

Berikut ini adalah Review Film nya Cek It Out ....

Muhammad Darwis adalah seorang anak dari Abu Bakar yang dulunya seorang
khotib di masjid besar Kauman yang biasa di panggil darwis oleh keluarga dan
teman-teman dekatnya. Pada saat umur 15 tahun, Darwis banyak melihat
budaya sesajen berbaur agama Islam yang menurutnya menyesatkan.
Kemudian Darwis memutuskan untuk pergi ke Mekkah untuk memperdalam
ilmu agama Islam. Sebelum berangkat ke Mekkah, Pakde-nya berpesan agar ia
belajar di Mekkah untuk membawa perubahan untuk Kauman. Tidak seperti
kyai-kyai sebelumnya yang sudah belajar disana tetapi masih saja mengikuti
tradisi yang dilakukan di Kauman.

Sepulang dari Mekkah, Darwis mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan.


Nama Ahmad Dahlan itu sendiri berasal dari gurunya sewaktu belajar di
Mekkah dan Beliau menikah dengan Siti Walidah.

Setelah belajar di Mekkah belajar selama 5 tahun, ia mencoba melihat apakah


arah sholat yang berada pada meswjid besar itu benar atau salah. Ia sudah
mengukurnya dengan kompas dan menghitung jarak di peta, apakah arah yang
selama ini diyakini sebagai arah kiblat menghadap Mekkah apa tidak. Ia juga
bertanya pada Kyai-Kyai dari masjid lain. Malahan ada Masjid yang menghadap
ke arah timur laut.

Dengan keyakinan bahwa perkiraan arah kiblat yang sebelumnya mengarah


pada Afrika menjadi arah Ka’bah di Mekkah dengan mengubah arah kiblat
menghadap barat laut, yaitu 23 derajat dari arah sebelumnya.

Melalui langgar/ surau-nya, Ahmad Dahlan mengawali pergerakan mengubah


arah kiblat yang salah di masjid besar kauman. Akan tetapi, perubahan itu
ditentang oleh kyai penghulu cholil kamalidiningrat marah. Ditengah
kemarahan emosi yang memuncak, kyai penghulu memerintahkan untuk
membongkar surau yang telah didirikan Ahmad Dahlan karena sudah dianggap
merusak tradisi yang berlaku ketat di Yogyakarta dan dianggap mengajarkan
agama aliran sesat.

Karena merasa sakit hati, Ahmad Dahlan dan Istrinya yaitu Siti Walidah
memutuskan untuk pergi dari desa Kauman. Tetapi keputusannya itu tidak
disetujui olek kakak Ahmad Dahlan. Ia mengatakan bahwa keluarganya
maswih butuh pemikiran-pemikiran pembaharuan yang dilakukan oleh Ahmad
Dahlan. Kakaknya juga berjanji akan mendirikan surau untuk Ahmad Dahlan
sebagai sarana belajar mengaji dan tempat ibadah.

Dengan dana dari kakak dan istrinya, Ahmad Dahlan Akhirnya dapat
mendirikan Suraunya dan membuka sekolah yang menyadarkan bahwa Islam
tidak hanya mengajarkan tentang tauhid, tetapi juga mampu memperbaiki
kesejahteraan melalui pendidikan.

KH. Ahmad Dahlan sukses menyampaikan pesan penting dari inti surat Al-
Ma’un yang menjadi gerakannya dalam mengelola sebuah masyarakat yang
mengalami kemiskinan, kesengsaraan untuk memperoleh kesejahteraan
sekaligus kesehatan.

Ahmad Dahlan ingin mengjarkan ilmunya, ia mencoba untuk mengajarkan


agama Islam di sekolah pemerintah Belanda. Awalnya pengurus sekolah itu
tidak yakin akan berhasil, tetapi Ahmad Dahlan membujuknya agar ia diberi
kesempatan sekali untuk mengajarkan agama islam. Dan akhirnya beliau
diijinkan untuk mencoba.
Pada saat percobaan itu, ketika Ahmad Dahlan memberi salam, tidak ada
satupun murid yang menjawab salam itu. Ketiga kalinya memberi salam, salah
satu murid ada yang mengeluarkan kentut. Ahmad Dahlan tidak marah, ia
menerangkan tentang kebesaran Allah yang telah memberikan manusia lubang
untuk membuang gas-gas yang berada dalam perut. Karena cara mengajar
yang asyik, murid-murid tertaruk untuk diajar Ahmad Dahlan, dan Beliau pun
resmi mengajar di sekolah itu.

Namun hal itu tidak disetujui oleh keluarga dan murid-muridnya dulu seperti
sudja. Ahmad Dahlan dianggap kafir karena telah mengajar di sekolah
pemerintah Belanda. Beliau juga dituduh sebagai kyai kejawen hanya karena
dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tetapi tuduhan itu
tidak membuat pemuda Kauman itu surut untuk menegakkan agam islam yang
telah melenceng dari ajaran sebelumnya.

Para murid yang berada di sekolah pemerintah Belanda tertarik belajar pada
Ahmad Dahlan karena mereka tahu bahwa Ahmad Dahlan akan mendirikan
sekolah disuraunya. Bagi Ahmad Dahlan, Islam adalah agama Rahmatan Lil
Alamin, memberikan kedamaian bagi siapa saja termasuk non muslim. Selama
masih dalam koridor membangun kesejahteraan masyarakat. Baginya, hal
pertama yang seharusnya dikedepankan umat Islam adalah akhlaq yang baik,
terbuka dan toleran seperti Rasulullah SAW. Secara perlahan, kiprah Dahlan
muda yang dianggap kontroversi mampu mengubah tidak hanya pandangan
umat Islam kebanyakan, tetapi kaum barat terhadap Agama Islam.

Didampingi isteri tercinta, Siti Walidah, dan 5 murid-murid setianya yakni


Sudja, Fahrudin, Hisyam, Syarkawi, dan Abdulgani, Ahmad Dahlan membentuk
organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran
maju sesuai dengan perkembangan zaman.

Lagi-lagi hal itu ditentang oleh para kyai penghulu. Organisasi Muhammadiyah
dianggap sebagai ajaran agama yang sesat dan kyai penghulu berpikiran
bahwa Ahmad Dahlan akan menjadi Resident.

Munculnya organisasi ini juga menimbulkanpertentangan antara masyarakat


yang menentang Ahmad Dahlan dan yang berpihak pada Ahmad Dahlan. Seiring
berjalannya waktu, akhirnya kyai penghulu memyadari kesalahannya itu. Ia
menyetujui pembaharuan yang dilakukan oleh ahmad dahlan.

Itulah cerita yang saya peroleh dari film Sang Pencerah yang dimulai dari
lahirnya Ahmad Dahlan, pembaharuan yang dilakukan Ahmad Dahlan serta
tantangan-tantangan yang telah dihadapi hingga menjadi seperti sekarang ini.
Unsur-unsur Kebudayaan yang Terkandung di dalam Film "Sang Pencerah" (didalam
berbagai bidang)

1. Bidang Agama

a. Mengubah arah kiblat yang dulunya mengarah sebelah barat menjadi serong 23
derajat dari posisi semula

b. Menegakkan kembali kepada Al-Qur’an dan As sunnah

c. Menghilangkan praktek tradisi yang menimbulkan kesesatan bagi yang


menjalaninya

2. Bidang Sosial

a. Mendirikan Organisasi Muhammadiyah yang bersumber pada Al Qu’an dan Al hadist dan
mementingkan kebutuhan masyarkat daripada kebutuhan individu

b. Sesuai dengan surat Al Ma’un, ia mengajarkan untuk menyatuni fakir miskin

3. Bidang Pendidikan

a. Mendirikan sekolah yang mengajarkan agama Islam walaupun pada filmya masih berada
di suraunya untuk mengajarkan pendidikan kepada anak-anak

Dan demikianlah Review Film "Sang Pencerah" yang pernah menjadi film terlaris di tahun
2010 itu saya buat.

Resensi dan Analisis Film Sang Pencerah

Resensi dan Analisis Film Sang Pencerah


Judul resensi: Sang Pembaru dari Kauman
Jenis film: Drama.
Sutradara: Hanung Bramantyo.
Penulis: Hanung Bramantyo.
Pemain: Lukman Sardi, Slamet Rahardjo, Zaskia Adya Mecca, Giring,
Ihsan Idol, Ikranegara, Yatti Surachman, Joshua Suherman.
Nama kecil Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) adalah Muhammad Darwis (Ihsan
Taroreh). Ia lahr dari pasangan orang ttua yang dikenal sebagai pemuka agama. ayahnya,
Kyai Haji Abu Bakar, adalah serang khatib dan Imama besar di Mesjid Besar Kesultanan
Yogyakarta. sedangkan ibunya anaka seorang penghulu bernama Haji Ibrahim. silsilah
keturunannya menunjukkan bahwa ia mempunya keturunan priyayi dan kyai sekaligus.
Pada tahun 1890, pada usia yang masihh remaja Muhammad Darwis diminta oleh
ayahnya untuk menunaikan ibadah haji sambil memperdalam ilmu agama Islam di tanahh
suci. Saat Muhammad Darwis berangkat ke tanah suci sang ayah berkata padanya untuk
pulang dengan membawa perubahan.
Kembali di tanah air, Muhammad Darwis mengubah namaya menjadi Ahmad Dahlan,
dan demikian bersemangat untuk sebuahh cita-cita melakukan pemikiran dan pemahaman
Islam. Ia mengawali cita-citanya itu dengan mengubah arah kiblat pada arah yang
sebanarnya.
Namun praktek pembaharuan yang dialkukan Ahmad Dahlan tidak semudah yang
diharapkan. Untuk yang pertama ia gagal merealisasikan perubahan arah kiblat di masjid
Kesultanan Yogyakarta. Kebanyakan kaum tua menentang langkah Dahlan tersebut. Dalan
kemudian berusaha mewujudkan maksud pembaharuannya itu dengan membangun langgar
sendiri dan meletakkan kiblat dengan tepat. Usaha ini pun gagal karena lagi-lagi mendapat
tantangan dari kaum tua. Seorang pengahulu di daerah itu bakan memerintahkan masyarakat
membinasakan langgar yang dibangun Dahlan.
Dahlan tidak mampuu berbuat banyak, ia nyaris patah hati. Hampir saja Dahlan
meninggalkan kota kelahiannya itu jika saja seorang anggota keluarga tidak menghalangi dan
membangunkan unuknya sebuah langgar yang lain, dengan jaminan bahwa ia dapat
mengajarkan pembaruan Islamnya itu sesuai keyakinannyasendiri, tanpa ada gangguan dari
orang lain. Dahlan mulai berjalan. Dan ia berhasil. Keberhasilannya itu semakin
menunjukkan titik cerah ketika ia mncapai keprcayaan menggantikan ayahnya sebagai khatib
di Masjid Sultan.
pada tahun 1909 ahlan memasuki organisasi pergerakan Boedi Oetomo, dengan
maksud memberikan pelajaran agama Islam bagi para anggotanya. dengan cara ini, ia
berharap dapat mewujudkan tujuan yang lebih luas, yaitu dapat memberikan pelajaran agama
di sekolah-sekolah dan kantor-kantor pemerintah.
Santri dari Kauman itu kemudian mempersiapkan diri secara matang untuk
melakukan perombakan pada berbagai faham yang dianggapnya telah menimpang dari ajaran
Islam. Tekadnya itu ia wujudkan dengan endirikan organisasi Islam yang diberi nama
Muhammadiya.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga
Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi
Muhammad SAW. Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh
penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan
ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8
Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad
Darwis, kemudian dikenal dengan KH. A. Dahlan . Beliau adalah pegawai kesultanan
Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan
ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-
amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali
kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu
beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai
Khatib dan pedagang.

Analisis Film
Sang Pencerah mengungkap sisi manusiawi seorang Ahmad Dahlan yang memang
memiliki kehidupan multi warna dan kontroversial. Dari seorang kiai, pendidik hingga
bermain musik. Pada masanya, dia bahkan dianggap kafir. Tetapi beberapa orang yang
berfkiran terbuka dan banyak anak-anak muda yang kritis menyukai caranya.
Sebagaimana yang disinggung sebelumnya, sepulang dari Mekah, Darwis muda
(Ihsan Taroreh) mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun
yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah Bid’ah atau sesat.
Melalui langgar atau surau nya Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali
pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman yang
mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat
(Slamet Rahardjo) sehingga surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan
aliran sesat. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir hanya karena membuka sekolah
yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda.
Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan
lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda
Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan
lima murid murid setianya : Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario
Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan
membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran
maju sesuai dengan perkembangan zaman.
Dengan diadakannya film ini, tidak hanya untuk umat Muhammadiyah saja tetapi
umat muslim di seluruh Indonesia pun diharapkan agar sadar dan melihat siapa musuh
terbesar saat. Bukan orang-orang kafir atau mereka yang lain agama dengan kita. Sedangkan
kita, sebagai umat muslim yang masih bodoh dan buta akan arti Islam sesungguhnya.
Al-muslimu mahjũbun bil muslimin. Sebuah kutipan yang disampaikan Ahmad Dahlan
kepada muridnya ketika membahas terpuruknya kondisi umat muslim saat itu. Bahwa yang
membuat Islam hancur adalah umat muslim itu sendiri. Maksudnya adalah sikap dan perilaku
umat muslim yang tidak sesuai ajaran agama Islam dan Al-Qur’an serta apa yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Maka dari itu, kita sebagai umat muslim yang utuh, yang masih mempunyai akal yang
sehat serta pemikiran yang cemerlang. Sebaiknya tahu bagaimana kondisi umat muslin di
jaman penjajahan dahulu. Serta bagaimana Muhammadiyah berupaya keras melawan kondisi
masyarakatnya yang kontra. Dari buku dan film inilah semuanya akan didapatkan. Mari
sama-sama kita menjadikan bangsa ini yang mempunyai akal yang cerdas dan akhlak yang
baik serta pemikiran yang berkembang.

Resensi dan Analisis Film Sang Pencerah

Resensi dan Analisis Film Sang Pencerah


Judul resensi: Sang Pembaru dari Kauman
Jenis film: Drama.
Sutradara: Hanung Bramantyo.
Penulis: Hanung Bramantyo.
Pemain: Lukman Sardi, Slamet Rahardjo, Zaskia Adya Mecca, Giring,
Ihsan Idol, Ikranegara, Yatti Surachman, Joshua Suherman.
Nama kecil Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) adalah Muhammad Darwis (Ihsan
Taroreh). Ia lahr dari pasangan orang ttua yang dikenal sebagai pemuka agama. ayahnya,
Kyai Haji Abu Bakar, adalah serang khatib dan Imama besar di Mesjid Besar Kesultanan
Yogyakarta. sedangkan ibunya anaka seorang penghulu bernama Haji Ibrahim. silsilah
keturunannya menunjukkan bahwa ia mempunya keturunan priyayi dan kyai sekaligus.
Pada tahun 1890, pada usia yang masihh remaja Muhammad Darwis diminta oleh
ayahnya untuk menunaikan ibadah haji sambil memperdalam ilmu agama Islam di tanahh
suci. Saat Muhammad Darwis berangkat ke tanah suci sang ayah berkata padanya untuk
pulang dengan membawa perubahan.
Kembali di tanah air, Muhammad Darwis mengubah namaya menjadi Ahmad Dahlan,
dan demikian bersemangat untuk sebuahh cita-cita melakukan pemikiran dan pemahaman
Islam. Ia mengawali cita-citanya itu dengan mengubah arah kiblat pada arah yang
sebanarnya.
Namun praktek pembaharuan yang dialkukan Ahmad Dahlan tidak semudah yang
diharapkan. Untuk yang pertama ia gagal merealisasikan perubahan arah kiblat di masjid
Kesultanan Yogyakarta. Kebanyakan kaum tua menentang langkah Dahlan tersebut. Dalan
kemudian berusaha mewujudkan maksud pembaharuannya itu dengan membangun langgar
sendiri dan meletakkan kiblat dengan tepat. Usaha ini pun gagal karena lagi-lagi mendapat
tantangan dari kaum tua. Seorang pengahulu di daerah itu bakan memerintahkan masyarakat
membinasakan langgar yang dibangun Dahlan.
Dahlan tidak mampuu berbuat banyak, ia nyaris patah hati. Hampir saja Dahlan
meninggalkan kota kelahiannya itu jika saja seorang anggota keluarga tidak menghalangi dan
membangunkan unuknya sebuah langgar yang lain, dengan jaminan bahwa ia dapat
mengajarkan pembaruan Islamnya itu sesuai keyakinannyasendiri, tanpa ada gangguan dari
orang lain. Dahlan mulai berjalan. Dan ia berhasil. Keberhasilannya itu semakin
menunjukkan titik cerah ketika ia mncapai keprcayaan menggantikan ayahnya sebagai khatib
di Masjid Sultan.
pada tahun 1909 ahlan memasuki organisasi pergerakan Boedi Oetomo, dengan
maksud memberikan pelajaran agama Islam bagi para anggotanya. dengan cara ini, ia
berharap dapat mewujudkan tujuan yang lebih luas, yaitu dapat memberikan pelajaran agama
di sekolah-sekolah dan kantor-kantor pemerintah.
Santri dari Kauman itu kemudian mempersiapkan diri secara matang untuk
melakukan perombakan pada berbagai faham yang dianggapnya telah menimpang dari ajaran
Islam. Tekadnya itu ia wujudkan dengan endirikan organisasi Islam yang diberi nama
Muhammadiya.
Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW. sehingga
Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi
Muhammad SAW. Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh
penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering menyebabkan
ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu dengan alasan adaptasi.
Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8
Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad
Darwis, kemudian dikenal dengan KH. A. Dahlan . Beliau adalah pegawai kesultanan
Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan
ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-
amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali
kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu
beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai
Khatib dan pedagang.

Analisis Film
Sang Pencerah mengungkap sisi manusiawi seorang Ahmad Dahlan yang memang
memiliki kehidupan multi warna dan kontroversial. Dari seorang kiai, pendidik hingga
bermain musik. Pada masanya, dia bahkan dianggap kafir. Tetapi beberapa orang yang
berfkiran terbuka dan banyak anak-anak muda yang kritis menyukai caranya.
Sebagaimana yang disinggung sebelumnya, sepulang dari Mekah, Darwis muda
(Ihsan Taroreh) mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun
yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah Bid’ah atau sesat.
Melalui langgar atau surau nya Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali
pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman yang
mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat
(Slamet Rahardjo) sehingga surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan
aliran sesat. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir hanya karena membuka sekolah
yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda.
Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan
lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda
Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan
lima murid murid setianya : Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario
Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan
membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran
maju sesuai dengan perkembangan zaman.
Dengan diadakannya film ini, tidak hanya untuk umat Muhammadiyah saja tetapi
umat muslim di seluruh Indonesia pun diharapkan agar sadar dan melihat siapa musuh
terbesar saat. Bukan orang-orang kafir atau mereka yang lain agama dengan kita. Sedangkan
kita, sebagai umat muslim yang masih bodoh dan buta akan arti Islam sesungguhnya.
Al-muslimu mahjũbun bil muslimin. Sebuah kutipan yang disampaikan Ahmad Dahlan
kepada muridnya ketika membahas terpuruknya kondisi umat muslim saat itu. Bahwa yang
membuat Islam hancur adalah umat muslim itu sendiri. Maksudnya adalah sikap dan perilaku
umat muslim yang tidak sesuai ajaran agama Islam dan Al-Qur’an serta apa yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Maka dari itu, kita sebagai umat muslim yang utuh, yang masih mempunyai akal yang
sehat serta pemikiran yang cemerlang. Sebaiknya tahu bagaimana kondisi umat muslin di
jaman penjajahan dahulu. Serta bagaimana Muhammadiyah berupaya keras melawan kondisi
masyarakatnya yang kontra. Dari buku dan film inilah semuanya akan didapatkan. Mari
sama-sama kita menjadikan bangsa ini yang mempunyai akal yang cerdas dan akhlak yang
baik serta pemikiran yang berkembang.

Resensi Film Sang Pencerah

Resensi Film

Judul Film : Sang Pencerah


Tanggal Rilis : 8 September 2010
Durasi : 112 Menit
Genre : Drama, Sejarah Indonesia
Produser : Raam Punjabi
Produksi : Mvp Pictures
Sutradara : Hanung Bramantyo
Skenario : Hanung Bramantyo
Musik oleh : Tya Subiakto
Pemain : - Lukman Sardi - Agus Kuncoro
- Slamet Rahardjo - Dennis Adhiswara
- Zaskia Adya Mecca - Sujiwo Tejo
- Giring Nidji - Joshua Suherman
- Ihsan Idol - Yatti Surachman
- Ikranegara

Dirilis bertepatan Hari Raya Idul Fitri 1432 H., film ini memecahkan rekor pencapaian
jumlah penonton di atas 1 juta orang. Tidak ada film Indonesia lain buatan tahun 2010 yang
mampu mendekatinya, apalagi menyamainya.
Judulnya merupakan representasi citra K.H. Ahmad Dahlan yang jadi sentral pengisahan film
ini. Di masanya, ia merupakan pembaru atau pencerah dari ajaran Islam di Indonesia. Ia
kemudian dikenal sebagai pendiri Muhammadiyah, salah satu organisasi massa bercorak ke-
Islam-an terbesar di Indonesia. Kini, anggota dan alumninya mencapai puluhan juta orang
dengan fokus utamanya di bidang pendidikan dan kesehatan.
Meskipun film ini berbasis tokoh sejarah yang benar-benar ada, namun sebagian kisahnya
fiksi. Terutama sekali karena minimnya catatan fakta sejarah di masa itu. Kita harus mafhum,
di zaman kolonial Belanda, pribumi sangat dibatasi. Akses ke pendidikan sangat terbatas,
sehingga yang mampu membaca dan menulis juga amat sangat sedikit. Masa muda Ahmad
Dahlan sebelum ia berangkat berguru ke Mekkah, Saudi Arabia tidak ada catatannya. Maka,
sutradara Hanung Bramantyo dan timnya berupaya mereka ulang secara fiksional.
Dikisahkan, pemuda Muhammad Darwis gelisah. Putra seorang ulama Yogyakarta Kyai
Abubakar itu sedih melihat praktek penerapan Islam yang bercampur animisme kejawen.
Maka, dengan restu orangtuanya, ia berangkat haji ke Mekkah sekaligus berguru agama di
Saudi Arabia. Ia kembali lima tahun kemudian sebagai seorang pemuda yang matang.
Sebagai kebiasaan di tanah Jawa, Darwis pun mengganti namanya menjadi ‘nama tua’:
Ahmad Dahlan.
Ketika ayahnya wafat, Dahlan pun didapuk sebagai penggantinya. Ia menjadi salah satu
imam masjid termuda di wilayah kraton Kesultanan Ngayogyakarto Hadiningrat. Segera saja
pengajiannya ramai dipenuhi oleh kaum muda, terutama karena pandangan-pandangannya
tentang Islam yang progresif. Hal ini menimbulkan kegelisahan di kalangan para ulama yang
lebih senior. Ia dipandang menghasut dan menyebarkan ajaran sesat. Apalagi setelah ia
mampu membuktikan bahwa Masjid Besar yang berada di lingkungan kraton dan hampir
semua masjid di Yogyakarta salah arah kiblatnya. Dengan kompas dan peta, Ahmad Dahlan
menunjukkan kiblatnya tidak mengarah ke Mekkah, melainkan ke Afrika.
Ahmad Dahlan dimusuhi, bahkan tindakan kekerasan dilakukan. Tempat pengajian dan
pengajaran yang terletak di samping rumahnya dirubuhkan. Tapi Ahmad Dahlan tak
kehilangan akal, ia malah mengajarkan Islam di sekolah Belanda. Tempat pengajaran baru
yang didirikan pun ‘bergaya barat’ dengan memakai meja dan kursi, bukan sekedar ‘lesehan’.
Ia dikutuki bid’ah alias sesat. Tapi Ahmad Dahlan tak gentar. Pengikutnya makin lama makin
banyak, juga beberapa kyai tua mulai ikut mendukungnya.
Ia kemudian menikahi sepupunya, Siti Walidah. Bersama istrinya dan para sahabat setianya
seperti Dirjo, Fahrudin, Hisyam, Sangidu dan Sudja, Ahmad Dahlan lantas mendirikan
organisasi bernama “Muhammadiyah”. Tujuannya adalah memurnikan Islam dari pengaruh
ajaran syirik terutama kejawen, dan kembali merujuk kepada Islam yang murni.
Secara umum, film ini memang sangat layak dipuji. Penggarapannya detail, termasuk
didahului riset sejarah sebelumnya. Pakaian, bangunan dan ornamen lainnya dibuat khusus
untuk film ini sehingga kemiripan dengan kondisi dan situasi abad ke-19 sangat mendekati.
Meski tidak ada pemain yang bersuku Jawa, namun adat-istiadat Jawa yang mewarnai
keseluruhan film cukup tertata. Saya pribadi menyukai detail penggambaran ruangan masjid
yang terpisah antara raja dan kawula, termasuk keharusan menyembah rombongan Sultan
saat masuk masjid. Ironis, tapi memang itulah fakta sejarahnya. Satu yang agak
membingungkan saya, dimanakah sebenarnya letak masjid Ahmad Dahlan sehingga begitu
menghebohkan Masjid Besar? Di film tidak diterangkan seberapa dekat jaraknya, karena di
masa itu transportasi tentu sangat sulit. Kalau letaknya sangat di pedalaman, hampir tidak
mungkin akan memberikan pengaruh langsung kepada Masjid Besar yang merupakan masjid
resmi Kraton Kesultanan Ngayogyokarto Hadiningrat.
Selain itu, hampir semua pemain bermain apik. Sinematografi dan pengambilan gambarnya
bagus, tak heran ia diganjar The Best Picture dalam Festival Film Bandung pada 6 Mei 2011.
ilm Sang Pencerah merupakan sebuah Film Maha karya sutradara Hanung Bramantyo yang
menceritakan tentang sejarah perjuangan hidup Muhammad Darwisy atau yang lebih dikenal
dengan KH.Ahmad Dahlan sampai berdirinya organisasi Muhammadiyah. Film Sang
Pencerah ini mengambil setting pada tahun 1800an dan di bintangi oleh Lukman Sardi
(pemeran KH Ahmad Dahlan), Zaskia Adya Mecca (Nyai Ahmad Dahlan), Ikranegara (Kyai
Abu Bakar), Sujiwo Tejo, Giring (KH Sudja, murid KH Ahmad Dahlan) dan sejumlah artis
pendukung lain seperti Ikranegara hingga Joshua Suhermanyang berperan sebagai tokoh
Hisyam muda. Beberapa budayawan juga terlibat semisal Sitok Srengenge, Bambang
Paningron dan Bondan Nusantara. Sepulang dari Mekah, Darwis muda mengubah namanya
menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat
Islam yang melenceng ke arah sesat, Syirik dan Bid'ah.
Dengan sebuah kompas, dia menunjukkan arah kiblat di Masjid Besar Kauman yang selama
ini diyakini ke barat ternyata bukan menghadap ke Ka'bah di Mekah, melainkan ke Afrika.
Usul itu kontan membuat para kiai, termasuk penghulu Masjid Agung Kauman, Kyai
Penghulu Cholil Kamaludiningrat, meradang. Ahmad Dahlan, anak muda yang lima tahun
menimba ilmu di Kota Mekah, dianggap membangkang aturan yang sudah berjalan selama
berabad-abad lampau.
Walaupun usul perubahan arah kiblat ini ditolak, melalui suraunya Ahmad Dahlan mengawali
pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah. Ahmad Dahlan dianggap mengajarkan
aliran sesat, menghasut dan merusak kewibawaan Keraton dan Masjid Besar.
Bukan sekali ini Ahmad Dahlan membuat para kyai naik darah. Dalam khotbah pertamanya
sebagai khatib, dia menyindir kebiasaan penduduk di kampungnya, Kampung Kauman,
Yogyakarta. "Dalam berdoa itu cuma ikhlas dan sabar yang dibutuhkan, tak perlu kiai, ketip,
apalagi sesajen," katanya. Walhasil, Dahlan dimusuhi.
Langgar kidul di samping rumahnya, tempat dia salat berjemaah dan mengajar mengaji,
bahkan sempat hancur diamuk massa lantaran dianggap menyebarkan aliran sesat.
Dahlan, yang piawai bermain biola, dianggap kontroversial. Ahmad Dahlan juga di tuduh
sebagai kyai Kafir karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi
seperti sekolah modern Belanda, serta mengajar agama Islam di Kweekschool atau sekolah
para bangsawan di Jetis, Yogyakarta.
Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan
cendekiawan priyayi Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda
Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah dan lima murid murid
setianya : Sudja, Sangidu, Fahrudin, Hisyam dan Dirjo, Ahmad Dahlan membentuk
organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai
dengan perkembangan zaman.

Sinopsis Film SANG PENCERAH


Diposkan oleh Afif Asfar di 02:28:00

ADSENSE HERE!

Sang Pencerah adalah sebuah film Indonesia tahun 2010 yang mengangkat kisah nyata pendiri
Muhammadiyah K.H Ahmad Dahlan. Film ini bergenre Drama islami. Versi novel film ini, juga
berjudul Sang Pencerah, ditulis oleh Akmal Nasery Basral, novelis yang juga wartawan
majalah tempo.Film yang diproduksi atas kerja sama PT Wanna B Pictures dengan PT
MVP Pictures.yang didedikasikan kepada KH. Ahmad Dahlan dan perjuangannya dalam mendirikan
Muhammadiyah. Film berlatar belakang sejarah di akhir abad ke-19 yang menceritakan sepak
terjang Muhammad Darwis, atau yang kemudian dikenal sebagai KH Ahmad Dahlan.

Tahun 1868 kauman merupakan kampong islami terbesar di Yogyakarta dengan masjid besar
sebagai pusat kegiatan agama dipimpin seorang penghulu kamaludiningrat.saat itu islam
terpengaruh ajaran syeh siti jenar yang meletakan raja sebagai perwujudan tuhan masyarakat
meyakini titihan raja adalah sabda tuhan syariat islam bergeser kearah tahayul atau
mistik.sementara itu kemiskinan dan kebodohan merajalela akibat politik tanam paksa
pemerintah belanda.agama tidak bias mengatasi keadaan terlalu sibuk dengan takhayul yang
bertentangan dengan al-quran dan sunnah rasul Muhammad saw.

Film ini melakukan syuting di kota Yogyakarta, Ambarawa Semarang, Jakarta dan Bogor
Sebenarnya hanya digunakan sebgai setting utama dalam film ini. Lebih tepat nya ada di Yogyakarta
dan lebih sempit lagi di Kauman, di sekitar keraton Yogya. Tempat ini dipilih untuk melakukan
syuting karena menurutnya sudah sangat sulit menampilkan kembali suasana kota Yogyakarta
khususnya Kauman di tahun 1800.

Alur cerita berkisah tentang K.H. Ahmad Dahlan yang di dalamnya berisi tentang semangat
anak muda, patriotisme anak muda dalam merepresentasikan pemikiran-pemikirannya. Muhammad
Darwis (Ikhsan Idol) mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan setelah pulang dari Mekkah.
Ahmad Dahlan kemudian diperankan oleh Lukman Sardi. Di usianya yang masih cukup muda (awal
20-an), Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng
ke arah Bid’ah /sesat.

Melalui Langgar / Surau nya Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali pergerakan dengan
mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan seorang
kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo) sehingga surau Ahmad Dahlan
dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai
Kafir hanya karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah
modern Belanda.
Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan
cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut.
Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid murid setianya :
Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara)
dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan
mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.

Film Sang Pencerah ini merupakan salah satu film yang layak untuk ditonton. Hal ini berkaitan
dengan tema film yang menonjolkan nasionalisme terhadap agama Islam Muhamadiyah. Hadirnya
film ini diharapkan pula menggugah para penonton untuk saling mengerti antara perbedaan agama
islam yang biasa dengan yang muhamadiyah dan agama muhamadiyah itu merupakan agama yang
diturunkan oleh Allah,serta agama yang baik dan patut dihormati.film ini memiliki dampak yang
positif dan negatif. Dampak positif nya orang akan saling menghormati antara sesame, orang akan
merasa takut akan datangnya hari kiamat, dan mereka akan berusaha berbuat baik setelah nonton
film itu. Dampak negatif nya adalah kekhawatiran terjadinya salah paham antara sesame, cerita ini
bertentangan dengan syariat Islam juga merusak aqidah umat Islam. sebab, sudah menjadi
keyakinan umat Islam bahwa kiamat akan datang tapi kan datangnya, tak ada satupun makhluk yang
tahu hanya Allah SWT yang tahu. Selain itu film juga memberikan hiburan tersendiri bagi
penikmatnya karena mengandung unsur islam.

Anda mungkin juga menyukai