Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MIKROSKOP ELEKTRON

Disusun Oleh :

ZULFAKAR MUTIA
1702028

POLTEKES SITEBA PADANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTROMEDIK
2017/2018

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Mikroskop Elektron.
Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yang telah memberikan dukungan, kasih, dan kepercayaan yang begitu
besar.
Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal, semoga semua ini bisa
memberikan sedikit kebahagiaan dan menuntun pada langkah yang lebih baik
lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan
kesalahan, namun selalu ada yang kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap agar makalah
ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Padang,

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Mikroskop Elektron ...................................................... 3
B. Jenis Mikroskop Elektron ............................................. 3
C. Teknik Pembuatan Preparat Yang Digunakan Pada
Mikroskop Electron ..................................................... 5
D. Penelitian Mikroskop Elektron .................................... 5
BAB III PENUTUP
3.1.Kesimpulan ................................................................. . 7
3.2.Saran ............................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Panca indra manusia memiliki kemampuan daya pisah yang sangat
terbatas. Oleh karna itu banyak masalah mengenai benda atau organisme
yang akan diamati hanya dapat di periksa dengan menggunakan alat bantu.
Salah satu alat bantu yang sering digunakan dalam pengamatan, terutama
dalam bidang biologi adalah mikroskop. Mikroskop berfungsi untuk
meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang sehingga memungkinkan
dapat mengamati objek yang sangat halus sekalipun.
Mikroskop dalam (bahasa yunani: Micros = kecil dan scopein =
melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata kasar. Dalam perkembangannya mikroskop mampu
mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan
kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan
sejarah mikrobiologi.
Dalam perkembangannya, mikroskop memiliki beberapa jenis
dengan kemampuan yang berbeda-beda, salah satunya adalah mikroskop
elektron. Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu
untuk melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan
elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan
tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta
resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Mikroskop
elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi
elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
Dalam perkembangannya mikroskop elektron juga memiliki beberapa
jenis dengan kemampuan yang berbeda pula.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu mikroskop elektron?
2. Apa saja jenis-jenis mikroskop elektron?

1
3. Bagaimana cara kerja dari masing-masing mikroskop elektron
tersebut?
4. Apa saja bagian-bagian mikroskop?
5. Bagaimana cara merawat mikroskop?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu mikroskop eletron.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis mikroskop elektron.
3. Untuk mengetahui cara kerja dari macam-macam mikroskop elektron.
4. Untuk mengetahui bagian-bagian dari mikroskop.
5. Untuk mengetahui cara merawat mikroskop.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Mikroskop Elektron
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk
melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan
elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan
tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta
resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Prototipe dari
mikroskop elektron pertama kali ditemukan oleh Max Knoll dan Ernst
Ruska, yang merupakan insinyur dari Jerman pada tahun 1931.
Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan
radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop
cahaya.Meskipun mikroskop elektronik yang sedang digunakan saat ini
memiliki kemampuan pembesar obyek sampai dua juta kali, namun
mereka masih didasarkan pada prototipe yang pertama kali dibuat oleh
Ruska dan korelasi yang dibuat antara resolusi dan panjang gelombang.

Gambar Mikroskop Elektron

Mikroskop elektron merupakan salah satu komponen yang paling


penting dari laboratorium modern. Hal ini digunakan oleh para peneliti
untuk meneliti sel dan mikroorganisme, sampel biopsi medis, berbagai
molekul besar, struktur kristal dan logam, dan fitur yang melekat pada
berbagai permukaan.Hal ini banyak digunakan untuk berbagai aplikasi

3
dalam industri seperti analisis kegagalan, jaminan kualitas, dan inspeksi,
terutama dalam pembuatan perangkat semikonduktor.
Gambar-gambar hasil mikroskop elektron jenis SEM:

Gambar Bakteri Sinus Serbuk Sari Gambar Serangga

B. Jenis Mikroskop Elektron


Dalam perkembangannya ada banyak macam mikroskop elektron dengan
cara kerja yang berbeda pula. Berikut ini adalah jenis mikroskop elektron
yang biasa digunakan saat ini.
1. Mikroskop Transmisi Elektron (TEM)
Mikroskop transmisi elektron (Transmission electron microscope-
TEM) adalah sebuah mikroskop elektron yang cara kerjanya mirip
dengan cara kerja proyektor slide, di mana elektron ditembuskan ke
dalam obyek pengamatan dan pengamat mengamati hasil tembusannya
pada layar.

4
a. Sejarah penemuan
Seorang ilmuwan bernama Ernst Ruska menggabungkan penemuan
ini dan membangun mikroskop transmisi elektron (TEM) yang
pertama pada tahun 1931. Untuk hasil karyanya ini maka dunia
ilmu pengetahuan menganugerahinya hadiah Penghargaan Nobel
dalam fisika pada tahun 1986. Mikroskop yang pertama kali
diciptakannya adalah dengan menggunakan dua lensa medan
magnet, namun tiga tahun kemudian ia menyempurnakan karyanya
tersebut dengan menambahkan lensa ketiga dan
mendemonstrasikan kinerjanya yang menghasilkan resolusi hingga
100 nanometer (nm) (dua kali lebih baik dari mikroskop cahaya
pada masa itu).
b. Cara kerja
Mikroskop transmisi eletron saat ini telah mengalami peningkatan
kinerja hingga mampu menghasilkan resolusi hingga 0,1 nm (atau
1 angstrom) atau sama dengan pembesaran sampai satu juta kali.
Meskipun banyak bidang-bidang ilmu pengetahuan yang
berkembang pesat dengan bantuan mikroskop transmisi elektron
ini. Adanya persyaratan bahwa obyek pengamatan harus setipis
mungkin ini kembali membuat sebagian peneliti tidak terpuaskan,
terutama yang memiliki obyek yang tidak dapat dengan serta merta
dipertipis. Karena itu pengembangan metode baru mikroskop
elektron terus dilakukan.
c. Preparasi sediaan
Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan
persiapan sediaan dengan tahap sebagai berikut :
1) melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa
mengubah struktur sel yang akan diamati. fiksasi dapat
dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau
osmium tetroksida.
2) pembuatan sayatan, yang bertujuan untuk memotong sayatan
hingga setipis mungkin agar mudah diamati di bawah

5
mikroskop. Preparat dilapisi dengan monomer resin melalui
proses pemanasan, kemudian dilanjutkan dengan pemotongan
menggunakan mikrotom. Umumnya mata pisau mikrotom
terbuat dari berlian karena berlian tersusun dari atom karbon
yang padat. Oleh karena itu, sayatan yang terbentuk lebih rapi.
Sayatan yang telah terbentuk diletakkan di atas cincin berpetak
untuk diamati.
3) pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras
antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan
sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam
berat seperti uranium dan timbal.
2. Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM)

Mikroskop pemindai transmisi elektron (STEM) adalah merupakan


salah satu tipe yang merupakan hasil pengembangan dari mikroskop
transmisi elektron (TEM).Pada sistem STEM ini, electron menembus
spesimen namun sebagaimana halnya dengan cara kerja SEM, optik
elektron terfokus langsung pada sudut yang sempit dengan memindai
obyek menggunakan pola pemindaian dimana obyek tersebut dipindai
dari satu sisi ke sisi lainnya (raster) yang menghasilkan lajur-lajur titik
(dots)yang membentuk gambar seperti yang dihasilkan
oleh CRT pada televisi / monitor.

6
3. Mikroskop pemindai elektron (SEM)
Mikroskop pemindai elektron (SEM) yang digunakan untuk studi
detail arsitektur permukaan sel (atau struktur jasad renik lainnya), dan
obyek diamati secara tiga dimensi.

a. Sejarah penemuan
Tidak diketahui secara persis siapa sebenarnya penemu Mikroskop
pemindai elektron (Scanning Electron Microscope-SEM) ini.
Publikasi pertama kali yang mendiskripsikan teori SEM dilakukan
oleh fisikawan Jerman dR. Max Knoll pada 1935, meskipun
fisikawan Jerman lainnya Dr. Manfred von Ardenne mengklaim
dirinya telah melakukan penelitian suatu fenomena yang kemudian
disebut SEM hingga tahun 1937.
Pada 1942 tiga orang ilmuwan Amerika yaitu Dr. Vladimir Kosma
Zworykin, Dr. James Hillier, dan Dr. Snijder, benar-benar
membangun sebuah mikroskop elektron metode pemindaian
(SEM) dengan resolusi hingga 50 nm atau magnifikasi 8.000 kali.
b. Cara kerja
Cara terbentuknya gambar pada SEM berbeda dengan apa yang
terjadi pada mikroskop optic dan TEM. Pada SEM, gambar dibuat
berdasarkan deteksi elektron baru (elektron sekunder) atau elektron
pantul yang muncul dari permukaan sampel ketika permukaan
sampel tersebut dipindai dengan sinar elektron. Elektron sekunder
atau elektron pantul yang terdeteksi selanjutnya diperkuat

7
sinyalnya, kemudian besar amplitudonya ditampilkan dalam
gradasi gelap-terang pada layar monitor CRT(cathode ray tube). Di
layar CRT inilah gambar struktur obyek yang sudah diperbesar
bisa dilihat. Pada proses operasinya, SEM tidak memerlukan
sampel yang ditipiskan, sehingga bisa digunakan untuk melihat
obyek dari sudut pandang 3 dimensi.
c. Preparasi sediaan
Agar pengamat dapat mengamati preparat dengan baik, diperlukan
persiapan sediaan dengan tahap sebagai berikut :
a) melakukan fiksasi, yang bertujuan untuk mematikan sel tanpa
mengubah struktur sel yang akan diamati. Fiksasi dapat
dilakukan dengan menggunakan senyawa glutaraldehida atau
osmium tetroksida.
b) dehidrasi, yang bertujuan untuk memperendah kadar air dalam
sayatan sehingga tidak mengganggu proses pengamatan.
c) pelapisan/pewarnaan, bertujuan untuk memperbesar kontras
antara preparat yang akan diamati dengan lingkungan
sekitarnya. Pelapisan/pewarnaan dapat menggunakan logam
mulia seperti emas dan platina.
4. Mikroskop pemindai lingkungan elektron (ESEM)

Mikroskop ini adalah merupakan pengembangan dari SEM, yang


dalam bahasa Inggrisnya disebut Environmental SEM (ESEM) yang

8
dikembangkan guna mengatasi obyek pengamatan yang tidak
memenuhi syarat sebagai obyek TEM maupun SEM.
Obyek yang tidak memenuhi syarat seperti ini biasanya adalah bahan
alami yang ingin diamati secara detail tanpa merusak atau menambah
perlakuan yang tidak perlu terhadap obyek yang apabila menggunakat
alat SEM konvensional perlu ditambahkan beberapa trik yang
memungkinkan hal tersebut bisa terlaksana.
a. Sejarah penemuan
Teknologi ESEM ini dirintis oleh Gerasimos D. Danilatos, seorang
kelahiran Yunani yang bermigrasi ke Australia pada akhir tahun
1972 dan memperoleh gelar Ph.D dari Universitas New South
Wales (UNSW) pada tahun 1977 dengan judul disertasi Dynamic
Mechanical Properties of Keratin Fibres .
Dr. Danilatos ini dikenal sebagai pionir dari teknologi ESEM, yang
merupakan suatu inovasi besar bagi dunia mikroskop elektron serta
merupakan kemajuan fundamental dari ilmu mikroskopi.
b. Cara kerja
Pertama-tama dilakukan suatu upaya untuk menghilangkan
penumpukan elektron (charging) di permukaan obyek, dengan
membuat suasana dalam ruang sample tidak vakum tetapi diisi
dengan sedikit gas yang akan mengantarkan muatan positif ke
permukaan obyek, sehingga penumpukan elektron dapat dihindari.
Hal ini menimbulkan masalah karena kolom tempat elektron
dipercepat dan ruangfilamen di mana elektron yang dihasilkan
memerlukan tingkat vakum yang tinggi. Permasalahan ini dapat
diselesaikan dengan memisahkan sistem pompa vakum ruang
obyek dan ruang kolom serta filamen, dengan menggunakan sistem
pompa untuk masing-masing ruang. Di antaranya kemudian
dipasang satu atau lebih piringan logamplatina yang biasa disebut
(aperture) berlubang dengan diameter antara 200 hingga
500 mikrometer yang digunakan hanyauntuk melewatkan elektron ,

9
sementara tingkat kevakuman yang berbeda dari tiap ruangan tetap
terjaga.

5. Mikroskop refleksi elektron (REM)


Reflection Electron Microscope (REM), adalah mikroskop elektron
yang memiliki cara kerja yang serupa dengan cara kerja TEM, namun
sistem ini menggunakan deteksi pantulan elektron pada permukaan
objek. Tehnik ini secara khusus digunakan dengan menggabungkannya
dengan tehnik refleksi difraksi elektron energi tinggi (Reflection High
Energy Electron Diffraction) dan tehnik Refleksi pelepasan spektrum
energi tinggi (reflection high-energy loss spectrum RHELS)

6. Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM)

Spin-Polarized Low-Energy Electron Microscopy (SPLEEM) ini


adalah merupakan Variasi lain yang dikembangkan dari teknik yang
sudah ada sebelumnya, dan digunakan untuk melihat struktur mikro
dari medan magnet.

C. Teknik Pembuatan Preparat Yang Digunakan Pada Mikroskop


Electron
Materi yang akan dijadikan objek pemantauan dengan menggunakan
mikroskop elektron ini harus diproses sedemikian rupa sehingga
menghasilkan suatu sampel yang memenuhi syarat untuk dapat digunakan
sebagai preparat pada mikroskop elektron.Teknik yang digunakan dalam
pembuatan preparat ada berbagai macam
tergantung pada spesimen dan penelitian yang dibutuhkan, antara lain :
1. Kriofiksasi yaitu suatu metode persiapan dengan menggunakan teknik
pembekuan spesimen dengan cepat yang menggunakan nitrogen cair
ataupunhelium cair, dimana air yang ada akan membentuk kristal-
kristal yang menyerupai kaca. Suatu bidang ilmu yang disebut
mikroskopi cryo-elektron (cryo-electron microscopy) telah
dikembangkan berdasarkan tehnik ini. Dengan pengembangan dari
Mikroskopi cryo-elektron dari potongan menyerupai kaca (vitreous)

10
atau disebut cryo-electron microscopy of vitreous sections
(CEMOVIS), maka sekarang telah dimungkinkan untuk melakukan
penelitian secara virtual terhadap specimen biologi dalam keadaan
aslinya.
2. Fiksasi - yaitu suatu metode persiapan untuk menyiapkan suatu sampel
agar tampak realistik (seperti kenyataannya ) dengan menggunakan
glutaraldehiddan osmium tetroksida.
3. Dehidrasi - yaitu suatu metode persiapan dengan cara menggantikan
air dengan bahan pelarut organik seperti misalnya ethanol atau aceton.
4. Penanaman (Embedding) yaitu suatu metode persiapan dengan cara
menginfiltrasi jaringan dengan resin seperti misalnya araldit atau
epoksi untuk pemisahan bagian.
5. Pembelahan (Sectioning)- yaitu suatu metode persiapan untuk
mendapatkan potongan tipis dari spesimen sehingga menjadikannya
semi transparanterhadap elektron. Pemotongan ini bisa dilakukan
dengan ultramicrotomedengan menggunakan pisau berlian untuk
menghasilkan potongan yang tipis sekali. Pisau kaca juga biasa
digunakan oleh karena harganya lebih murah.
6. Pewarnaan (Staining) yaitu suatu metode persiapan dengan
menggunakan metal berat seperti timah, uranium, atau tungsten untuk
menguraikan elektron gambar sehingga menghasilkan kontras antara
struktur yang berlainan di mana khususnya materi biologikal banyak
yang warnanya nyaris transparan terhadap elektron (objek fase lemah).
7. Pembekuan fraktur (Freeze-fracture) yaitu suatu metode persiapan
yang biasanya digunakan untuk menguji membran lipid. Jaringan atau
sel segar didinginkan dengan cepat (cryofixed) kemudian dipatah-
patahkan atau dengan menggunakan microtome sewaktu masih berada
dalam keadaan suhu nitrogen ( hingga mencapai -100% Celsius).
Patahan beku tersebut lalu diuapi dengan uap platinum atau emas
dengan sudut 45 derajat pada sebuah alat evaporator en:evaporator
tekanan tinggi.

11
8. Ion Beam Milling - yaitu suatu metode mempersiapkan sebuah sampel
hingga menjadi transparan terhadap elektron dengan menggunakan
cara pembakaranion( biasanya digunakan argon) pada permukaan dari
suatu sudut hingga memercikkan material dari permukaannya.
Kategori yang lebih rendah dari metode Ion Beam Milling ini adalah
metode berikutnya adalah metodeFocused ion beam milling, dimana
galium ion digunakan untuk menghasilkan selaput elektron transparan
pada suatu bagian spesifik pada sampel.
9. Pelapisan konduktif (Conductive Coating) yaitu suatu metode
mempersiapkan lapisan ultra tipis dari suatu material electrically-
conducting . Ini dilakukan untuk mencegah terjadinya akumulasi dari
medan elektrik statis pada spesimen sehubungan dengan elektron
irradiasi sewaktu proses penggambaran sampel. Beberapa bahan
pelapis termasuk emas, palladium(emas putih), platinum, tungsten,
graphite dan lain-lain, secara khusus sangatlah penting bagi penelitian
spesimen dengan SEM.
D. Penelitian Mikroskop Elektron
1. Penelitian : Lalat sebagai system pencitraan baru dunia kedokteran
a. Latar Belakang :
Peneliti Joseph Rosen dan David Abookasis dari Universitas Ben-
Gurion di Israel kini telah menemukan sebuah cara baru. Para
ilmuwan mengumpulkan sejumlah gambar dari obyek yang sedang
dicitrakan dan menggabungkan gambar-gambar ini sedemikian
rupa untuk menghasilkan satu gambar bagus dari obyek tersebut.
Jadi, mereka mendapatkan sebuah gambar hasil rata-rata dari
gambar-gambar tersebut, dan cahaya yang dihamburkan oleh
jaringan tubuh, yakni "pengotor" pada gambar, dapat dihilangkan.
Penggabungan ini merupakan sebuah pemecahan masalah nyata
terhadap permasalahan-permasalahan yang ditemukan pada
peralatan-peralatan yang sudah ada. Akan tetapi, rancangan yang
menjadi ilham dari pemecahan masalah melalui cara
penggabungan [gambar] ini bukanlah alat buatan manusia. Dalam
mencari pemecahan masalah ini, para ilmuwan tersebut terilhami
oleh "mata majemuk" yang digunakan oleh lalat selama ratusan
juta tahun. Bahkan, judul yang mereka berikan pada penelitian
mereka adalah "Seeing through biological tissues using the fly eye
principle" [Melihat Dengan Menembus Jaringan Hidup
Berdasarkan Prinsip Mata Lalat].

12
Mengambil rancangan pada mata lalat sebagai titik awal mereka,
para ilmuwan ini mempersiapkan serangkaian mikrolensa yang
terdiri dari 132 buah lensa berukuran amat kecil. Untuk menguji
gagasan mereka, para peneliti tersebut mengambil dua potong
[daging] dada ayam dan menyelipkan sepotong tulang sayap di
antara keduanya. Mereka lalu menyoroti salah satu sisi dari daging
itu dengan laser berkekuatan cahaya lemah dan meletakkan
serangkaian mikrolensa pada sisi yang lainnya. Gambar-gambar
yang ditangkap mikrolensa diteruskan ke kamera digital dengan
lensa biasa. Komputer lalu menghilangkan sebagian besar dari
pengotor yang dihasilkan oleh cahaya yang terhamburkan,
sehingga menghasilkan sebuah gambar yang lebih jelas dari tulang
sayap yang tertutupi [dada ayam].
"Mikrolensa yang lebih banyak dan penyempurnaan-
penyempurnaan lain seharusnya dapat meningkatkan ketajaman
gambar,' kata Rosen. 'Dengan pendanaan untuk
mengembangkannya lebih lanjut, perangkat kami mungkin dalam
waktu setahun dapat melihat tulang-tulang di dalam telapak tangan,
atau akar sepotong gigi.
Rosen menyatakan bahwa peralatan ini, yang bekerja berdasarkan
prinsip mata lalat, begitu menjanjikan, dan memunculkan kabar
gembira bahwa dengan penggunaan alat ini, endoskop yang tidak
nyaman atau "kamera pil" yang harus ditelan dalam pencitraan
perut (abdomen scans) akan menjadi peninggalan masa lalu.
b. Hasil Penelitian :
Rancangan Mata Lalat

13
Foto kepala lalat buah (Drosophilla melanogaster). Lalat ini
banyak digunakan dalam penelitian genetika.
Seekor lalat yang bergerak melintasi udara sungguh luar biasa
lincah. Lalat dapat mengubah arah terbangnya dalam sekejap
ketika mengetahui adanya gerakan sangat lemah yang diarahkan
kepadanya. Lalat dapat memilih untuk mendarat pada lantai,
dinding atau langit-langit sebuah ruangan. Kenyataan bahwa lalat
memiliki sebuah perangkat penglihatan amat hebat sangatlah
penting dalam hal ini. Penelitian lebih dekat pada lalat dengan
segera memunculkan penjelasan tentang sebab ketangkasan
[terbang] ini. Mata lalat memiliki rancangan yang dikenal sebagai
"mata majemuk" dan yang memungkinkannya melihat melalui
lensa [mata] yang berjumlah banyak dan pada sudut pandang yang
lebar.

Penampakan mata lalat di bawah elektron mikroskop.

Sebuah mata majemuk lalat tersusun atas satuan optik berjumlah


sangat banyak, masing-masing dengan lensa optiknya sendiri, dan
menghasilkan sejumlah besar gambar. Rangkaian saraf dari setiap
satuan optik mengambil hasil rata-rata dari gambar yang ada, sehingga
dihasilkanlah sebuah bayangan gambar yang lebih jelas daripada latar
belakang yang dipenuhi pengotor. Mata lalat dapat mengindra getaran
cahaya 330 kali per detik. Ditinjau dari sisi ini, mata lalat enam kali
lebih peka daripada mata manusia.(3) Pada saat yang sama, mata lalat
juga dapat mengindra frekuensi-frekuensi ultraviolet pada spektrum
cahaya yang tidak terlihat oleh kita. Perangkat ini memudahkan lalat
untuk menghidar dari musuhnya, terutama di lingkungan gelap.

Mata majemuk lalat merupakan alat tubuh terpenting yang memainkan


peran dalam sistem penglihatan, sebuah fungsi teramat penting dalam
kelangsungan hidup binatang tersebut. Ketika alat tubuh ini diteliti,

14
akan kita saksikan lensa-lensa, yang secara khusus menghamburkan
cahaya, membentuk permukaan cekung yang memberikan ruang
penglihatan yang luas dan memusatkan bayangan [gambar yang
terbentuk] pada satu titik pusat. Sisi-sisi satuan optik [optical unit]
pada permukaan tersebut berbentuk segienam (heksagonal). Berkat
bentuk segienam ini, satuan-satuan optik itu satu sama lain terpasang
rapat. Dengan cara ini, celah-celah kosong yang tidak diinginkan --
yang muncul jika bentuk geometris lain digunakan -- tidaklah
terbentuk; dengan demikian penggunaan paling menguntungkan dari
luasan yang ada telah diterapkan. Meskipun berkas-berkas cahaya
yang berasal dari sejumlah besar lensa diperkirakan akan
menghasilkan sebuah bayangan gambar yang kacau, ini tidak pernah
terjadi, dan lalat dapat melihat sebuah ruang penglihatan yang luas
dalam satu bayangan gambar.

Terdapat rancangan unggul pada mata lalat. Prinsip teknik ini, yang
telah digunakan oleh manusia sejak beberapa ratus tahun lalu, telah
ada pada lalat selama sekitar 390 juta tahun. Pengkajian yang lebih
umum pada sejarah alam kehidupan menunjukkan bahwa rancangan
mata majemuk (pada trilobita zaman Kambrium) berasal sejak kurang
lebih 530 juta tahun yang lalu.

Lalat telah memiliki struktur mata ini sejak saat binatang ini muncul
menjadi ada.

2. Judul Penelitian : Pengaruh Terhadap Morfologi Sel dengan SEM


(Scanning Electron Microscopy) (Belguith, et al. 2009 )
a. Latar Belakang :

Analisis kerusakan morfologi sel dimaksudkan untuk mempelajari

perubahan morfologi dan struktur sel dari E. coli, dan Salmonella

15
thypi akibat pengaruh metabolic dari hydroid. Perubahan yang

diamati diantaranya perubahan penampakan sel secara umum,

ketebalan dinding sel, dan lainnya yang dapat teramati. Alat yang

digunakan adalah Mikroskop Elektron Scanning (SEM).

b. Hasil Penelitian :

Metode SEM dilakukan dengan cara suspensi sel bakteri uji yang

telah diberi perlakuan asam heksadekanoat (3%), dan aglao

E.Unhas (3%) diinkubasi selama 24 jam pada inkubator bergoyang

dengan kecepatan 150 rpm pada suhu 37oC . Setelah disentrifius

pada 3500 rpm selama 15 menit, supernatan dibuang dan diambil

pelet selanjutnya difiksasi dengan glutaraldehid 2,5% dalam (0,1 M

buffer sodium cacodilat pH 7,2) dibiarkan selama 1,5 jam, lalu

dicuci dua kali dengan buffer cacodilat 0,05M pH 7,2 selama 20

menit untuk masing-masing perlakuan. Selanjutnya difiksasi

dengan osmium tetraoxide 1% dalam buffer cacodilat 0,05%, pH

7,2 selama 1-2 menit lalu dicuci dengan akuabides (DDH2O) tiga

kali masing-masing selama 2 menit, dihidrasi dengan etanol pada

berbagai konsentrasi 25, 50, 75 dan 100% sebanyak tiga kali

masing-masing selama 10 menit. Spesimen diambil dan dilewatkan

pada membran 0,2 m untuk selanjutnya direkatkan pada stub

aluminium dan dilapisi dengan emas melalui proses vakum (6-7

Pa) selama 20 menit. Sampel diamati di bawah Scanning Electron

Microscop tipe JEOL 5310.

16
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskop yang mampu untuk
melakukan pembesaran objek sampai 2 juta kali, yang menggunakan
elektro statik dan elektro magnetik untuk mengontrol pencahayaan dan
tampilan gambar serta memiliki kemampuan pembesaran objek serta
resolusi yang jauh lebih bagus daripada mikroskop cahaya. Prototipe dari
mikroskop elektron pertama kali ditemukan oleh Max Knoll dan Ernst
Ruska, yang merupakan insinyur dari Jerman pada tahun 1931.
Mikroskop elektron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan
radiasi elektromagnetik yang lebih pendek dibandingkan mikroskop
cahaya. Meskipun mikroskop elektronik yang sedang digunakan saat ini
memiliki kemampuan pembesar obyek sampai dua juta kali, namun
mereka masih didasarkan pada prototipe yang pertama kali dibuat oleh
Ruska dan korelasi yang dibuat antara resolusi dan panjang gelombang.
Dalam perkembangannya ada banyak macam mikroskop elektron
dengan cara kerja yang berbeda pula. Antara lain : TEM, STEM, SEM,
ESEM, REM, SPLEEM. Dalam penggunaannya juga mikroskop harus di
rawat dengan baik agar tidak mudah rusak.

B. Saran
Bagi pembaca diharapkan dapat menemukan teori-teori baru tentang
mikroskop elektron sehingga makalah ini dapat lebih sempurna. Semoga
makalah ini dapat membantu dalam belajar oleh para mahasiswa.

17
DAFTAR PUSTAKA
Hariono, Bambang. 2009.Mikroskop Elektron. Yogyakarta: Kanisius.

http://www.biologi-sel.com/2013/03/mikroskop-elektron.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Mikroskop_elektron

http://www.praktikumbiologi.com/2011/06/mengenal-mikroskop-

elektron.html

http://answers.yahoo.com/question/index?qid=20090831221800AAXkPe4

http://tesaputrikemala2011.blogspot.com/2013/07/perbedaan-mikroskop-

cahaya-elektron-dan_7230.html

astrophysicsblogs.blogspot.com/2013/06/bisakah-kita-membuat-

mikroskop-elektron.html

http://biologimediacentre.com/foto-foto-hasil-scanning-mikroskop-

elektron/

http://www.kaskus.co.id/thread/5155bd991c76081422000002/makhluk-

makhluk-kecil-dilihat-dengan-mikroskop-elektron

18

Anda mungkin juga menyukai