Anda di halaman 1dari 2

Pondasi Sarang Laba-Laba

Kondisi tanah yang memiliki daya dukung rendah atau kurang baik memerlukan perhatian lebih
dalam hal konstruksinya, baik berupa bagunan gedung, bandara dan lain-lain. Baru-baru ini
telah ditemukan suatu konstruksi yang masuk dalam katagori pondasi dangkal, konstruksi ini
diyakini dan telah dibuktikan mampu bertahan pada kondisi tanah dengan daya dukung rendah
dan ini adalah temuan anak negeri kita. Seperti apa konstruksi itu? Apa saja keuntungannya?

Konstruksi yang diberi nama konstruksi sarang laba-laba (KSLL) ini ditemukan pada tahun 1976
oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto dan didalam pengembangan, pemasaran dan pelaksanaannya
dipegang oleh PT. KATAMA SURYABUMI yang telah mematenkannya pada Departemen Hukum
dan Ham RI/ HAKI dengan sertifikat paten No.ID. 0 018808.

KSSL yang merupakan karya putra bangsa memiliki teknologi pembangunan yang dirancang
terdiri dari plat tipis yang diperkaku dengan rib-rib tipis dan tinggi yang saling berhubungan
membentuk segitiga-segitiga yang diisi dengan perbaikan tanah sehingga menjadi satu
kesatuan komposit konstruksi beton bertulang dan tanah yang kokoh atau kuat, kaku dan
mampu menyebarkan semua gaya secara merata ke tanah pemikul serta mampu menerima
gaya lateral akibat gempa.

Pondasi ini memiliki kelebihan jika dibandingkan


dengan pondasi konvensional yang lain diantaranya
yaitu KSSL memiliki kekuatan lebih baik dengan
penggunaan bahan bangunan yang hemat
dibandingkan dengan pondasi rakit (full plate)
lainnya, mampu memperkecil penurunan bangunan
karena dapat membagi rata kekuatan pada seluruh
pondasi dan mampu membuat tanah menjadi bagian
dari struktur pondasi, berpotensi digunakan sebagai
pondasi untuk tanah lunak dengan
mempertimbangkan penurunan yang mungkin terjadi
dan tanah dengan sifat kembang susut yang tinggi,
menggunakan lebih sedikit alat-alat berat dan bersifat
padat karya, waktu pelaksanaan yang relatif cepat
dan dapat dilaksanakan secara industri (pracetak), lebih ekonomis karena terdiri dari 80%
tanah dan 20% beton bertulang dan yang paling penting adalah ramah lingkungan karena
dalam pelaksanaan hanya menggunakan sedikit menggunakan kayu dan tidak menimbulkan
kerusakan bangunan serta tidak menimbulkan kebisingan disekitarnya.

Selain digunakan sebagai pondasi bangunan bertingkat tanggung (12 lantai), KSSL juga telah
diaplikasikan untuk pembangunan infrastruktur seperti bandara khususnya untuk konstruksi
Runway, Taxiway dan Apron, seperti yang saat ini sedang dikerjakan di bandara Juwata dan
pembangunan Apron untuk pangkalan TNI AU di Tarakan, Kalimantan Timur. Penghargaan
sebagai Pemenang Lomba Karya Konstruksi Tahun 2007 untuk Kategori Teknologi Konstruksi
yang diselenggarakan oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun lalu akan lebih memiliki arti lagi
bila adanya kesadaran dari pihak praktisi bisnis di bidang konstruksi Indonesia untuk
mengaplikasikannya sebagai wujud kebanggaan akan karya cipta Bangsa Indonesia dan juga
berusaha untuk mensosialisasikannya di tingkat international untuk menjadikan Pondasi KSSL
sebagai Prestasi Dunia Dari Indonesia, akan tetapi untuk mewujudkan itu semua memerlukan
dukungan dari berbagai pihak khususnya dalam hal ini pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai