pengerahan
tenaga
buruh
yang
berlebihan,
dan
Hal 1
kemerosotan
marginalisasi
ekonomi,
masyarakat.
sekaligus
Sebagian
disertai
penduduk
dengan
kembali
ke
tata
kehidupan
tradisional
yang
membentuk
membentuk
pandangan-pandangan
baru
dan
yang
dari
dalam
elte
terhadap
agama
kolonialisme.
membentuk
fron
Sehingga
perlawanan
menjadikan
kegiatan-kegiatan
sosial-keagamaan
itu
Hal 2
dikejar-kejar
oleh
pemerintah.
Karena
itu
sering
terjadi
zaman
ini
muncul
kembali
kepercayaan-
Suatu jangjawokan
Kalau
yang
membahurekso
(bahasa
Jawa)
atau
nu
Hal 3
upacara
walimah
(pernikahan/khitanan),
sang
harus
mengucapkan
mantera
minta
izin
kanu
kanu
luhung,
sang
karuhun
anu
ngageugeuh,
ki..
(biasanya
dengan
menyebutkan
nama
politik
dan
agama
yang
mereka
anut,
setalah
Hal 4
Mauk
dan
tempat-tempat
lain
yang
sederajat.
hanya
dengan
menggunakan
senjata
tajam
Hal 5
di
kalangan
rakyat
kebanyakan,
tidak
Pendidikan
ini
penuh
dengan
segala
Hal 6
tersebut
semangat
menggelisahkan
umat
dan
pada
masyarakat
dan
gilirannya
akan
muncullah
seberkas
sinar
harapan
yang
dijadikan lembaga muzakarah dan musyawarah dalam menanggulangi dan memerangi situasi gelap itu ialah dengan
harapan muncul seberkas sinar, yang kemudian menjadi nama
Hal 7
ilmunya,
dan
barang
siapa
yang
menginginkan
keduanya haruslah dengan ilmu. Dan hadits yang lain : Ilmu itu
adalah cahaya.
Beranjak dari sini agaknya pertemuan, akhirnya melahirkan
sebuah
kata
sepakat untuk
mendirikan
sebuah
lembaga
kegelapan
dan
kemiskinan
yang
menimbulkan
musyawarah
di
bawah
pimpinan
KH.
Entol
Hal 8
Mohamad Yasin dan KH. Tb. Mohamad Sholeh serta para ulama
yang ada di sekitar Menes, bertempat di kampung Kananga.
Akhirnya, setelah mendapatkan masukan dari para peserta,
musyawarah mengambil keputusan untuk memanggil pulang
seorang
pemuda
Mukarramah.
yang
sedang
belajar
di
Makkah
al
semangat
Islam,
bersama
kyai-kyai
sepuh,
madrasah
yang
akan
dimulai
kegiatan
belajar
Hal 9
Beliau merelakan
Hal 10
Sampai
kini
tempat
gedung
tersebut
masih
berfungsi
sebagai
Gedung tersebut
pagi hari, pada sore dan malam harinya, di rumah masingmasing, tetap menyelenggarakan pengajian dengan sistem
pesantren dan menampung santri yang datang dari berbagai
daerah untuk belajar di madrasah Mathlaul Anwar.
Santriwan dan santriwati yang telah menyelesaikan masa
pendidikan selama 9 (sembilan) tahun, yaitu tamat kelas VII,
dikirim ke berbagai tempat/daerah untuk mendawahkan ajaran
Islam dalam bentuk baru, yaitu mendirikan madrasah Mathlaul
Anwar cabang Menes, dengan diantar oleh Pengurus Mathlaul
Anwar Menes. Mereka diberi bisluit atau Surat Tugas mengajar
Hal 11
Lampung,
Lebak,
\serang
(Kepuh),
Bogor,
Tangerang,
Disamping
Dengan
jariyah, wakaf dan jimpitan (beras remeh), yang diselenggarakan oleh jamaah Majlis Talim ibu-ibu. Caranya, setiap kali
Hal 12
hendak masak nasi diambil satu sendok makan dari beras yang
akan dimasak dan ditampung dalam tempat tersendiri.
Selanjutnya, beras dihimpun oleh petugas yang biasanya
terdiri dari seorang janda iskin dengan mendapat imbalan
sepuluh persen dari hasil pungutannya.
kemudian
menyetor
kepada
para
kader
yang
mengikuti
Hal 13
KH. E. Muhamad
Pemberontakan, yang
dan orang-
Hal 14
orang
Mathlaul
Anwar.
Meskipun
mereka
tidak
dalam
kedudukannya
sebagai
anggota
Serikat
Islam
(?)
berpartisipasi
aktif.
Karena
itu,
dan
sesuai
pula
untuk
meningkatkan
kualitas
perkembangan
Hal 15
pengetahuan,
cakap
dan
terampil,
serta
berakhlaqul karimah
2. Terwujudnya nilai nilai Islam pada lembaga lembaga
pendidikan, pengajaran, dan kebudayaan
3. Terwujudnya keluarga dan masyarakat yang bahagia,
sejahtera, adil, dan makmur yang diridhai Allah SWT.
C. KIPRAH MATHLAUL ANWAR DI TENGAH MASYARAKAT
Hal 16
yang
sinarnya
merupakan
cahaya
kebenaran
garis
gelombang
menggambarkan
pedoman
Hal 17
Tulisan
Arab
hurufnya
berjumlah
11
(sebelas)
tulisan
putih
yang
melambangkan
kesucian,
D.
DEWAN PENASEHAT
Ketua
Anggota-anggota
MAJELIS AMANAH
Ketua
Wakil Ketua I
Wakil Ketua II
Wakil Ketua III
Sekretaris
Wakil Sekretaris
Anggota-anggota
Hal 18
MAJELIS FATWA
Ketua
Wakil Ketua I
Wakil Ketua II
Sekretaris
Wakil Sekretaris
Anggota-anggota
Hal 19
PENGURUS BESAR
A. Pengurus Harian
Ketua Umum
Ketua I : Orgnss dan Pengembangan SDM
Ketua II : Pendidikan dan Kebudayaan
Ketua III : Dakwah dan Sosial
Ketua IV : Pengembangan Ekonomi Umat
Ketua V : Hubungan antar Lembaga dan LN
MM
Ketua VI : Hukum dan HAM
Ketua VII : Penelitian dan Pengembangan
Sekretaris Jenderal
Wakil Sekretaris Jenderal I
Wakil Sekretaris Jenderal II
Wakil Sekretaris Jenderal III
Wakil Sekretaris Jenderal IV
Wakil Sekretaris Jenderal V
Wakil Sekretaris Jenderal VI
Wakil Sekretaris Jenderal VII
Bendahara Umum
Wakil Bendahara
Wakil Bendahara
Hal 20