Anda di halaman 1dari 19

BAB II

MESIN LAS ASETILIN /KARBIT




A. Pendahuluan

Las Oxy-Acetylene (las asetilin) adalah proses penyambungan logam
dengan logam (pengelasan) yang mengunakan gas aseteline (C
2
H
2
) sebagai bahan
bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar gas dengan O
2
sehingga
menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan
logam pengisi serta penyambungan tanpa penekanan. Alat penyambung logam
melalui proses pelelehan logam dengan menggunakan energi panas hasil
pembakaran campuran gas asetilin dan gas oksigen tersebut adalah mesin las
asetilen.
Prinsip dari mesin las asitelin ini tidak terlalu rumit. Hanya dengan
mengatur besarnya gas asetilen dan oksigen, kemudian ujungnya didekatkan
dengan nyala api maka akan timbul nyala api. Tetapi besarnya gas asetilen dan
oksigen harus diatur sedemikian rupa dengan memutar pengatur tekanan sedikit
demi sedikit. Apabila gas asetilin saja yang dihidupkan maka nyala apinya berupa
nyala biasa dengan mengeluarkan jelaga. Apabila gas asetilinnya terlalu sedikit
yang diputar, maka las tidak akan menyala.

B. Bagian Las Oxy-acetylene


1. Tabung Oksigen
Tabung oksigen berfungsi untuk menampung gas oksigen. Tabung oksigen
biasanya berwarna biru atau hitam, mempunyai katub atau pembuka katup berupa
roda tangan, baut serta mur pengikatnya menggunakan ulir kanan. Bagian atas ada
dudukan untuk memasang regulator.
2. Katup silinder oksigen
Katup silinder oksigen terletak diujung atas silinder berguna untuk
membuka atau menutup keluarnya oksigen sesuai keperluan. Dalam katup ini
terdapat lubang pengaman dimana jika temperatur naik maka tekanan akan naik,
tekanan akan dikurangi lewat pengaman ini .
3. Katup silinder asetilin
Katup silinder asetilin terletak diujung atas berguna membuka atau
menutup keluarnya asetilin juga terdapat pengaman yang akan mencegah
terjadinya ledakan karena tekanan panas dari dalam silinder.
4. Torch / Brander
Torch / Brander merupakan tempat bercampurnya gas asitelin dan oksigen
setelah melalui proses pembukaan katup-katup penyetelan gas acetylene dan
oksigen pada brander. Campuran gas asitelin dan oksigen mengalir melalui batang
brander menuju saluran keluar pada ujung brander yaang berlubang.






Gambar Brander Las Oxy-acetylene



5. Selang Oksigen
Selang Oksigen merupakan penghubung antara gas oksigen yang keluar
dari tekanan kerja regulator dengan brander las. Selang oksigen berwarna
hijau/biru dan memiliki ulir kanan. Selang, dibuat spesial mampu manahan
tekanan tinggi, dibuat dalam ukuran 3/16, ,3/8 and .
6. Saluran Asetilin
Selang asetilin merupakan penghubung antara gas asetilin yang keluar dari
tekanan kerja regulator dengan brander las. Selang gas asetilin berwarna merah
dengan ulir kiri.
7. Tabung asetilin
Tabung gas asetilin berfungsi untuk menampung gas gas asetilin. Untuk
tabung gas asetilin menggunakan tabung berwarna putih atau kuning. Di dalam
tabung asetilin terdapat beberapa alat misalnya bahan berpori seperti kapas sutra
tiruan atau asbes yang berfungsi sebagai penyerap aseton, yaitu bahan supaya
asetilin dapat larut dengan baik dan aman di bawah pengaruh tekanan. Dibagian
bawah tabung diberi sumbat pengaman atau sumbat lebur akan meleleh dan
lubang sumbat akan bocor bila sumbat pengaman mencapai suhu 100C.
Pengeluaran gas tidak boleh lebih dari 750 liter/jam. Tabung ini berisi 40 s.d. 60
liter gas asetilin, bentuknya pendek dan gemuk, biasanya berwarna merah.
8. Regulator asetilin
Fungsi dari regulator asetilin yaitu untuk mengukur tekanan gas di dalam
tabung dan mengatur tekanan kerja pengelasan. Regulator asetilin berwarna
merah. Regulator atau lebih tepat dikatakan Katup Penutup Tekan, dipasang pada
katub tabung dengan tujuan untuk mengurangi atau menurunkan tekann hingga

mencapai tekana kerja torch. Regulator ini juga berperan untuk mempertahankan
besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau pemotongan. Pada
regulator terdapat bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan
kerja, katup pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan
kerja dan katup pengatur keluar gas menuju selang. Regulator asetilin memiliki
jenis ulir kiri dan kemampuan regulator yaitu dibuat sampai 500 psi, dan tekanan
kerja 15 psi.

9. Regulator Oksigen

Fungsi dari regulator oksigen ini yaitu untuk mengukur tekanan gas
oksigen di dalam botol dan mengatur tekanan kerja pengelasan. Untuk regulator
oksigen menggunakan warna hijau. Regulator ini juga berperan untuk
mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan atau
pemotongan. Ulir sambungan regulator oksigen menggunakan ulir kanan.
Regulator oksigen, dimana tabung oksigen penuh tekanannya adalah 2200 psi,
untuk mengelas tidak memungkinkan dengan tekanan sebesar itu maka perlu
regulator. Regulator oksigen mampu menahan tekanan sebesar 3000 psi.

10. Silinder Pressure
Pengatur tekanan atau lebih sering disebut katup pereduksi tekanan,
dihubungkan pada katup gas atau oksigen untuk mendapatkan tekanan kerja yang
sesuai dengan torch, pada umumnya terdiri dari kran yang dilengakapi dengan dua
manometer, yang berhubungan langsung dengan gas asetilin atau oksigen disebut
manometer isi. Sedangkan yang berhubungan dengan torch disebut manometer
kerja. Nosel didalam regulator terbuka dan tertutup oleh katup yang ditekan oleh
pegas dan dihubungkan dengan membran. Dengan cara mengatur tekanan ulir
pada membran, tekanan gas yang masuk ke torch mempunyai harga tertentu dan
konstan.
11. Baut Pengunci
12. Pemegang silinder

C. Perlengkapan Pengelasan
1. Sikat kawat (wire brush)
Sikat kawat berfungsi untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas
dan sisa-sisa terak yang masih ada setelah dibersihkan dengan palu terak. Bahan
serabut sikat terbuat dari kawat-kawat baja yang tahan terhadap panas dan elastis,
dengan tangkai dari kayu yang dapat mengisolasi panas dari bagian yang disikat.
2. Palu las (chipping hammer).
Palu las digunakan untuk membersihkan terak yang terjadi akibat proses
pemotongan dan pengelasan dengan cara memukul atau menggores teraknya.
Pada waktu membersihkan terak, gunakan kacamata terang untuk melindungi
mata dari percikan bunga api dan terak. Ujung palu yang runcing digunakan untuk
memukul pada bagian sudut rigi-rigi. Palu las sebaiknya tidak digunakan untuk
memukul benda-benda keras, karena akan mengakibatkan kerusakan pada bentuk
ujung-ujung palu sehingga palu tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
3. Tang penjepit
Untuk menjepit/memindahkan benda-benda yang panas yang memperoleh
panas dari hasil pemotongan dan pengelasan. Tangkai tang biasanya diisolasi.
4. Air
Air digunakan sebagai mendinginkan benda kerja setelah pengelasan.

D. Jenis-jenis Nyala Api yang Digunakan di dalam Las Asetilin
Untuk dapat mengelas oxy-acetylene dengan baik maka harus dapat
mengenali ketiga nyala yang ada di dalam las ini serta dapat menyetel nyala api
yang sesuai. Penyetelan nyala api dimulai dari pembukaan katup acetylene
terlebih dahulu sampai api pada posisi batas tidak berjelaga yang kemudian
dilanjutkan dengan pembukaan katup oksigen sampai diperoleh nyala api yang
dikehendaki. Ada 3 nyala api las yaitu:
a. Nyala karburasi
Nyala karburasi merupakan nyala dimana gas asetilin yang dikeluarkan
tidak secara sempurna terbakar semuanya akibat konsumsi gas oksigen yang
kurang atau dengan kata lain perbandingan gas oksigen lebih sedikit bila
dibandingkan dengan asetilin. Nyala ini ditandai dengan adanya kerucut tengah
diluar kerucut inti dan kerucut luar.
Nyala api luar berwarna biru.
Kegunaan Nyala karburasi :
1 . Untuk memanaskan
2 . Untuk mengelas permukaan yang keras dan logam putih.

Gambar Nyala Karburasi
b. Nyala netral
Nyala netral merupakan nyala dimana gas asetilin yang dikeluarkan secara
sempurna terbakar semuanya dengan bantuan gas oksigen yang seimbang. Nyala
ini ditandai dengan terbentuknya kerucut inti yang bersinar biru kemilau,
hilangnya kerucut tengah, dan terbentuknya kerucut luar yang lebih pendek dari
kerucut luar pada nyala karburasi. Nyala api kerucut dalam berwarna putih
menyala. Nyala api kerucut antara tidak ada. Nyala api kerucut luar berwarna
kuning
Kegunaan Nyala Netral :
1 . Untuk penngelasan biasa
2 . Untuk meengelas baja atau besi tuang.

Gambar Nyala Netral
c. Nyala oksidasi
Nyala oksidasi merupakan nyala dimana gas acetylene yang dikeluarkan
tidak sebanding dengan konsumsi gas oksigen. Nyala ini ditandai dengan
terbentuknya kerucut inti yang lebih pendek dari nyala netral yang berwarna biru
kusam dan tidak kemilau, kerucut luar yang lebih pendek, serta munculnya bunyi
desis yang lebih. Sering digunakan untuk pengelasan logam perunggu dan
kuningan.
Kegunaan Nyala
. Untuk brazing (memotong)

Gambar nyala oksidasi

E. Teknik Pengelasan Las Asetilin
Pada posisi pengelasan dengan oksi asetilin arah gerak pengelasan dan
posisi kemiringan pembakar dapat mempengaruhi kecepatan dan kualitas las.
Dalam teknik pengelasan dikenal beberapa cara yaitu :
a. Pengelasan di bawah tangan
Pengelasan di bawah tangan adalah proses pengelasan yang dilakukan di
bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar
(brander) terletak diantara 60 dan kawat pengisi (filler rod) dimiringkan dengan
sudut antara 30 - 40 dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke sudut
sambungan dengan jarak 2 3 mm agar terjadi panas maksimal pada sambungan.
Pada sambungan sudut luar, nyala diarahkan ke tengah sambungan dan
gerakannya adalah lurus.
b. Pengelasan mendatar (horisontal)
Pada posisi ini benda kerja berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan
dengan arah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu
ayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda
kerja menyudut 70 dan miring kira-kira 10 di bawah garis mendatar, sedangkan
kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10 di atas garis mendatar.


c. Pengelasan tegak (vertikal)
Pada pengelasan dengan posisi tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atau ke
bawah. Kawat pengisi ditempatkan antara nyala api dan tempat sambungan yang
bersudut 45-60 dan sudut brander sebesar 80


d. Pengelasan di atas kepala (over head)
Pengelasan dengan posisi ini adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisi
lainnya dimana benda kerja berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan dari
bawahnya. Pada pengelasan posisi ini sudut brander dimiringkan 10 dari garis
vertikal sedangkan kawat pengisi berada di belakangnya bersudut 45-60.


e. Pengelasan dengan arah ke kiri (maju)
Cara pengelasan ini paling banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri
dengan membentuk sudut 60 dan kawat las 30 terhadap benda kerja sedangkan
sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini banyak
digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan posisi yang
sulit saat mengelas.
f. Pengelasan dengan arah ke kanan (mundur)
Cara pengelasan ini adalah arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri.
Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya 4,5
mm ke atas


Prosedur pengesetan :
1. Siapkan tabung oksigen dan asetilen, pasang pada dudukan ikat dan pastikan
dalam posisi yang benar.
2. Buka tutup tabung oksigen, simpan tutup tersebut.
3. Pasang regulator oksigen, gunakan kunci pas. (tabung oksigen dan regulator
menggunakan jenis ulir kanan, kencangkan baut secukupnya tetapi jangan dipaksa
karena bisa merusak ulir)
4. Buka tutup tabung asetilen, simpan tutup tersebut kemudian pasang regulator (
jenis ulir kiri ).
5. Pasang selang hijau untuk oksigen dan merah untuk asetilen. (pasang dan
kencangkan pengikat tapi jangan terlalu keras/paksa karena bisa merusak ulir)
6. Buka katup tabung oksigen pelan-pelan sampai ada sebagian kecil masuk dan
memberi tanda pada gauge kemudian buka sepenuhnya, putar baut pengatur
kekanan hingga ada terlihat tekanan kecil yang akan membersihkan kotoran pada
selang. Putar baut pengatur kekiri dan atur tekanan yang digunakan.(buka pelan-
pelan untuk menghindari kerusakan akibat tekanan berlebihan)
7. Buka katup tabung asetilen pelan-pelan sampai ada sebagian kecil masuk dan
memberi tanda pada gauge kemudian buka 1,5 putaran, putar baut pengatur
kekanan hingga ada terlihat tekanan kecil yang akan membersikan kotoran pada
selang. Putar baut pengatur kekiri dan atur tekanan yang digunakan. (asetelen
bahan mudah terbakar pastikan jauh dari api saat membuka jangan membuka
lebih dari 1,5 putaran)
8. Pasang torch diujung kedua selang. ( asetilen menggunakan ulir kiri)
9. Pastikan torch tertutup, atur tekanan kerja sebesar 10 pound terlihat pada
penunjuk oksigen dan asetilen.
10. Periksa semua sambungan dengan cairan air sabun, bila ada gelembung gas terjadi
kebocoran maka kencangkan.





4. Prosedur Penyalaan Api, Pengelasan, dan Mematikan Api Las
Sebelum menyalakan api brander yang digunakan untuk mengelas,
maka prosedur yang harus ditempuh adalah:
o Memeriksa semua alat-alat perlengkapan las oxy-acetylene apakah seluruhnya
terpasang dengan baik.
o Memeriksa regulator.
o Membuka ulir pengatur regulator berlawanan dengan arah jarum jam agar tidak
terjadi kejutan tekanan setelah gas dari tabung dibuka yang akan merusakkan
diafragma regulator.
o Berdirilah pada sisi lain regulator ketika membuka katup gas pada tabung agar
tidak dikenai kemungkinan bocoran dari regulator yang membahayakan diri.
o Secara perlahan bukalah katup tabung silinder acetylene antara sampai
putaran dengan arah berlawanan jarum jam. Gunakan kunci khusus untuk ini dan
tetap biarkan kunci yang bersangkutan terpasang pada katup ini agar jika terjadi
nyala api balik, tabung acetylene akan dengan cepat dapat ditutup. Atur tekanan
kerja gas acetylene dengan memutar ulir pengatur tekanan kerja searah dengan
putaran jarum jam. Pada saat pengaturan ini katup acetylene pada brander harus
dibuka satu putaran agar dapat ditentukan tekanan kerja yang sebenarnya.
Pengaturan tekanan ini akan bergantung dari besar kecilnya brander yang
digunakan disesuaikan dengan ketebalan benda kerja yang akan dilas.
o Bukalah katup gas oksigen dengan perlahan agar tidak merusak diafragma
regulator. Atur tekanan kerja dengan memutar ulir pengatur tekanan kerja searah
dengan jarum jam. Pada saat pengaturan ini katup oksigen pada brander harus
dibuka satu putaran agar dapat ditentukan tekanan kerja yang sebenarnya.
Pengaturan tekanan ini akan bergantung dari besar kecilnya brander yang
digunakan disesuaikan dengan ketebalan benda kerja yang akan dilas.

a. Prosedur penyalaan api las
Untuk menyalakan api las perlu ditempuh prosedur sebagai berikut:
o Bukalah katup pengatur acetylene tidak lebih dari 1/16 putaran dan nyalakan
dengan korek api las.
o Putarlah katup lebih lebar lagi sampai nyala api meloncat dari ujung brander
sekitar 1/16 inchi. Posisi ini menunjukkan bahwa konsumsi gas yang digunakan
sudah cukup untuk mengelas. Putar sebaliknya sampai didapatkan nyala api pada
ujung brander. Cara lain yang dapat ditempuh untuk menentukan jumlah
acetylene yang sesuai adalah dengan menyetel nyala api sampai didapatkan nyala
dengan jarak aliran turbulen sekitar sampai 1 inchi dari ujung brander. Setelah
didapatkan nyala ini, api kemudian diperkecil sampai tidak berjelaga.
o Setelah pengaturan acetylene ini, katup gas oksigen secara perlahan dibuka yang
akan diikuti dengan munculnya kerucut nyala inti yang terang pada ujung brander.
Pada pembukaan katup yang pertama dengan kondisi sedikit oksigen, akan
didapat nyala karburasi dimana kerucut inti akan diikuti dengan kerucut tengah.
Pada pembukaan katup oksigen yang lebih lebar nyala kerucut tengah ini akan
hilang. Pada posisi tepat dimana kerucut tengah ini hilang, nyala api yang terjadi
disebut nyala netral dengan nyala kerucut inti yang terang. Penambahan
pembukaan katup yang lebih lebar akan menciptakan nyala api oksidasi dengan
nyala inti yang kusam. Dalam banyak hal pengelasan, nyala api netral yang paling
sering digunakan untuk mengelas. Pada las aluminium dan brazing nyala api
sedikit karburasi yang sering digunakan.
b. Prosedur pengelasan
Untuk dapat mengelas dengan baik dibutuhkan 3 prasyarat utama yang
harus dipenuhi meliputi mampu menyetel nyala api brander dengan baik, mampu
menempatkan posisi brander dengan baik berikut pola mengayunnya, mampu
memanasi logam dan menciptakan kawah las yang baik untuk penyambungan
baik dengan memakai filler metal atau tidak. Untuk penyetelan nyala api sudah
dibahas pada bab di atas. Penempatan brander biasanya terletak tegak lurus
dengan sisi kanan kiri logam yang disambung dan membentuk sudut antara 30
0

40
0
dengan arah jalur yang akan dibuat. Sedangkan jarak kerucut inti dengan
logam yang akan disambung sekitar 1,6 mm 3,2 mm. Posisi sudut pengelasan
dan jarak kerucut inti terhadap benda kerja dapat dilihat pada gambar 23.

Gambar 23. Sudut pengelasan dan Jarak Kerucut Inti
Pola ayunan yang dipakai dapat dilihat pada gambar 24.







Gambar 24. Pola Ayunan Brander
Menciptakan kawah las merupakan syarat utama untuk menghasilkan pengelasan
yang sempurna. Karena kawah las ini akan memberitahu welder tentang penetrasi


las yang diharapkan, kesesuaian penyetelan nyala api berkaitan dengan panas
yang diperlukan, bagaimana dan kapan brander perlu digeser, serta kapan dan
bagaimana filler metal perlu ditambahkan.
c. Prosedur mematikan api las
Jika operator las akan meninggalkan lokasi untuk beberapa menit atau
selesai mengelas, proses untuk mematikan api las dimulai dengan menutup katup
acetylene terlebih dahulu baru diikuti dengan katup oksigen. Tetapi jika operator
las ingin meninggalkan lokasi untuk waktu yang lama atau alat sudah tidak
digunakan lagi, prosedur mematikan api las dimulai pertama kali dengan menutup
katup acetylene yang dilanjutkan dengan katup oksigen pada brander. kemudian
tutup katup tabung acetylene dan oksigen rapat-rapat. Buka kembali katup
acetylene dan oksigen pada brander untuk membuang semua sisa gas yang ada
pada saluran gas. Kendorkan ulir pengatur tekanan kerja pada regulator. Jangan
mengendorkan sebelum sisa gas ini dibuang karena sisa gas akan tetap ada pada
regulator.

10. ALAT BANTU DAN KESELAMATAN KERJA
ALAT KESELAMATAN KERJA
1.Topeng las (welding mask)
Untuk melindungi mata, kepala/rambut operator dari percikan-percikan pada
saat melakukan pemotongan dengan oksi-asetilin atau api las dan benda -benda
panas lainnya. Juga untuk melindungi muka operator las terhadap percikan hasil
pemotongan, dan ledakan percampuran gas yang tidak sempurna.

2.Sarung tangan kulit
Pekerjaan mengelas dan pemotongan selalu berhubungan dengan panas,
kontak dengan panas sering terjadi yaitu pada saat pengelasan dan pemotongan
benda kerja yang memperoleh panas secara konduksi dari proses pengelasan dan
pemotongan. Untuk melindungi tangan dari percikan-percikan api las dan
percikan pada saat pemotongan benda-benda panas maka operator las harus
menggunakan sarung tangan.
3.Jaket kulit/Apron kulit.
Untuk melindungi kulit dan organ-organ tubuh pada bagian badan operator
dari percikan-percikan api las pada saat proses pengelasan dan pemotongan benda
kerja serta pancaran sinar las yang mempunyai intensitas tinggi maka pada baian
badan perlu dilindungi dengan menggunakan jaket kulit atau apron kulit.

4.Kaca mata pengaman (safety glasses)
Untuk Melindungi mata pada saat membersihkan kampuh las serta terak hasil
dari pemotongan yang menggunakan palu terak maupun mesin gerinda.
5.Sepatu pen ngaman
Untuk me elindungi ka aki welder te erhadap bend da-benda pa anas yang ad da
dilantai maupun percikan api las dari at tas pada sa aat melakuk kan pengel lasan
dan pemotongan.


Kerusakan atau Cacat Las Pada Teknik Pengelasan Asetilen
Cacat las / defect weld adalah suatu keadaan hasil pengelasan dimana
terjadi penurunan kualitas dari hasil lasan. Kualitas hasil lasan yang dimaksud
adalah berupa turunnya kekuatan dibandingkan dengan kekuatan bahan dasar base
metal, tidak baiknya performa / tampilan dari suatu hasil las atau dapat juga
berupa terlalu tingginya kekuatan hasil lasan sehingga tidak sesuai dengan
tuntutan kekuatan suatu konstruksi.
Contoh cacat las yang dapat diidentifikasi antara lain:
1. Undercut
Undercut atau tarik las terjadi pada bahan dasar, atau penembusan
pengelasan tidak terisi oleh cairan las, akan mengakibatkan retak.
Penyebab :
kelebihan panas
kelebihan kecepatan pengelasan, sehingga tidak cukup
bahan tambah mengisi cairan las.
kelebihan kecepatan ayunan
sudut dari brander dan bahan tambah yang tidak benar.
Cara pencegahan :
kurangi tekanan gas
kecepatan pengelasan diperlambat, maka cairan las dapat mengisi dengan
lengkap pada daerah luar bahan dasar
periksa sudut brander maupun bahan tambah saat pengelasan.

Gambar Undercut
2. Incomplete Fusion
Incomplete Fusion terjadi ketika cairan las tidak bersenyawa dengan bahan
dasar atau lapisan penegelasan sebelumnya dengan lapisan yang baru dilas.
Penyebab:
Kelebihan kecepatan pengelasan yang menyebabkan hasil pengelasan
cembung pada manik las.
Tekanan api yang terlalu kecil
Persiapan pengelasan yang buruk seperti terlalu sempit rootgap.
Cara pencegahan :
naikkan tekanan gas
kecepatan pengelasan diperlambat,
periksa sudut brander maupun bahan tambah saat pengelasan.
Lebarkan celah atau rootgap
3. Overlaping
Overlaping adalah tonjolan cairan las yang keluar melebihi bibir kampuh.
Penyebab :
Terlalu lambat kecepatan pengelasan.
Api terlalu kecil
sudut dari brander dan bahan tambah yang tidak benar.
Cara pencegahan :
kecepatan pengelasan dipercepat
pergunakan sudut brander maupun bahan tambah yang benar saat pengelasan.
Naikkan tekanan gas
4. Crater
Crater atau kawat pengelasan adalah bagian yang dangkal pada permukaan
las ketika pengelasan berhenti disebabkan oleh cairan las yang membeku setelah
pengelasan berhenti, dapat menyebabkan retak bahkan sampai ke bahan dasar.
Cara pencegahan:
Pencegahannya dapat dilakukan dengan memberikan waktu pengelasan
yang agak lama pada daerah tersebut sebelum mengakhiri pengelasan.


Gambar Keretakan Crater


http://psbtik.smkn1cms.net/kapal/las_kapal/memotong_dengan_mesin_pot
ong_oksigen_asetilin.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/LAS%20OXY-acetylen.pdf
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/4s1teknikindustri/206415023/BAB%20
II.pdf
http://www.scribd.com/document_downloads/direct/29702957?extension=
pdf&ft=1352860231&lt=1352863841&source=read+page&uahk=U05lwoT3GFb/
0pmX4Wy/+OglQA8
http://lib.unnes.ac.id/7747/1/10629.pdf

Anda mungkin juga menyukai