Mereka mengatakan, pergerakan tersebut didasari oleh ironi tergusurnya musisi lokal dari daerahnya sendiri. Mereka melihat situasi industri musik indie Yogyakarta tengah kritis. Banyak band-band yang kehilangan panggung justru di kampung halamannya sendiri.
Baca juga: Bassis Dilarikan ke Rumah Sakit Saat Konser, Ini Penjelasan Slipknot
"EO beralih yang provitable, ya harus head to head dengan Tulus dan Raisa. Banyak pendatang yang buat culture berubah dari yang diagungkan local heroes, sekarang tiba-tiba selera mereka berubah," sambungnya.
Momo melihat penikmat musik sekarang justru lebih suka sesuatu yang lebih mapan dan instan. Hingga akhirnya semangat independen seperti menghilang begitu saja.
Baca juga: Demi Lovato Tak Sabar Kolaborasi Bareng Iggy Azalea
Lewat pergerakannya itu, Captain Jack ingin memberikan inspirasi agar para pelaku musik indipendent bisa menciptakan pangguns sendiri. Tentunya hal tersebut bisa membawa banyak keuntungan sendiri untuk mereka.
"Bisa loh bikin sesuatu yang menghasilkan. Bisa dapat sesuatu dari ini, nggak cuma nunggu bola dan ternyata memang effort ya membuahkan hasil. Menurut aku nggak cuma di Yogyakarta tapi Jakarta dan Bandung juga seperti ini," jelasnya.
Captain Jack seperti mempunyai ideologi sendiri dalam bermusik. Seperti keputusan mereka yang kurang tertarik dengan kata kolaborasi. Loh kenapa? Simak terus Main Stage detikHOT hari ini untuk temukan jawabannya!
(fk/mmu)