Hasilnya, adalah sebuah buku cerita berjudul '1 Perempuan 14 Laki-Laki'. Satu perempuan tentu dirinya sendiri. Lalu, 14 laki-laki, siapa mereka? Tidak semuanya penulis. Ada memang, cerpenis yang sudah mapan seperti Agus Noor. Tapi, selebihnya beragam, dari presenter acara gosip, seniman tari senior hingga personel band punk.
Politikus? Tidak ada. Bukan berarti Djenar tak punya teman politisi. Melainkan, "Mereka sudah terlalu banyak bikin fiksi," katanya dalam acara peluncuran buku tersebut di Echo Bar, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (14/1/2011).
"Saya menawarkan menulis tanpa konsep. Kalimat per kalimat. Walaupun beberapa ada yang belum pernah menulis, ternyata mereka bisa. Saya percaya semua orang bisa menulis," ujarnya.
Karya keroyokan ini menjadi buku ke-5 Djenar Maesa Ayu setelah kumpulan cerpen 'Cerita Pendek tentang Cerita Cinta Pendek', kumpulan cerpen 'Jangan Main-main dengan Kelaminmu', novel 'Nayla' dan kumpulan cerpen 'Mereka Bilang Saya Monyet'.
(mmu/mmu)