Ketua Umum Asosiasi Sayur dan Buah Indonesia Hasan Johnny Widjaja mengatakan berdasarkan laporan anggotanya di lapangan, masalah ulat bulu sudah membuat para petani buah gelisah. Menurutnya, selama ini komoditi mangga sudah diekspor termasuk alpukat dalam jumlah besar mulai tahun ini.
"Masalah ulat bulu memang sangat mencemaskan para petani buah, kemungkinan gagal panen akan terjadi lagi di daerah yang terkena ulat bulu," katanya kepada detikFinance, Rabu (13/4/2011).
Menurutnya, meski musim mangga masih 2-3 bulan ke depan, jika pohon-pohon mangga yang saat ini terkena serangan tak mengalami pemulihan maka dampaknya pada produksi mangga khususnya di daerah wabah ulat bulu.
"Memang sekarang belum ada produksi, belum musim sekarang, musim mangga dua tiga bulan lagi," katanya
Sementara mengenai serangan ulat bulu ke pohon alpukat justru sangat unik. Seperti biasanya ulat bulu menyerang pohon alpukat setelah itu terjadi panen alpukat.
"Alpukat itu, diserang dulu baru berbuah, begitu ulat hilang baru berbuah, kalau mangga jarang sekali," katanya
Hasan juga mengeluhkan selama ini kualitas buah alpukat dari petani lokal masih banyak dibawah standar. Biasanya, petani alpukat dalam skala kecil sering memberikan contoh buah yang baik, namun setelah dipesan dalam jumlah besar kualitasnya banyak yang menurun.
"Alpukat kita besar-besar tapi kulitnya tipis, gampang bonyok. Kalau alpukat Australia kulitnya keras dan tebal jadi nggak gampang bonyok," katanya.
Berdasarkan laporan lapangan kementerian pertanian, serangan hama ulat bulu khususnya di Probolinggo, Jawa Timur telah menyerang 1,2% dari populasi pohon mangga di wilayah tersebut.
Total jumlah pohon mangga di Kabupaten Probolinggo mencapai 1.227.879 pohon, yang telah terserang ulat bulu sebanyak 14.813 pohon.
(hen/dnl)