Diposkan pada umum

Lukisan Remy Sylado


Kalau lihat lukisan ini, kira-kira Anda akan memberi judul apa?

Lukisan sang Maestro

Waktu saya melihat lukisan itu pertamakali di sebuah sampul buku Remy Sylado (Kerygma, Martyra), saya tak berpikir judul. Sementara saya fokus pada estetika murninya. Setelah beberapa menit mata saya keluyuran menyusuri keindahan lukisan ini, saya terpikir lukisan ini judulnya pergi, atau merantau. Tapi ternyata oleh pelukisnya, Remy Sylado, diberi judul “pulang”.

puisipuisi_Remy_sylado_40_160411180434_ll.jpg

Saya tak peduli dengan judul lukisan ini karena pada hakikatnya, pulang atau pergi cocok.
Yang terpenting saya menyukai lukisan ini. Seiring dengan seringnya ngobrol banyak hal tentang lukisan, saya pun merasa ingin memiliki. Beberapa lukisan ditawarkan pak Remy Sylado kepada saya, tapi yang paling menarik perhatian ya lukisan ini. “Saya tertarik pingin beli. Cuma harganya berapa?”
“Ora didol (enggak dijual),” katanya. Lalu ia bercerita, “dulu niatku melukis itu untuk sendiri. Tapi aneh karena niatnya untuk tidak dijual malah banyak orang yang tertarik. Sementara lukisan yang kuniatkan dijual justru kadang sulit laku.”

Lanjutnya, “sampai aku sebel karena banyak orang yang melihat lukisan itu ingin beli. Akhirnya aku pasang tulisan, “untuk koleksi pribadi. Tidak dijual. Begitu ceritanya,” tutur pak Remy menjelaskan lukisan catnya yang berukuran 120 x 90 cm itu.

Setelah sekian waktu seiring dengan seringnya saya menyampaikan ketertarikan itu, mungkin Pak Remy jadi luluh dan akhirnya melepaskan lukisan itu untuk saya dan jadilah itu sekarang milik saya dengan sertifikat resmi. Mendengar kabar bahwa lukisan itu menjadi milik saya, kontan om Boy Worang, dan Mbak Ugi (Ugi Agustono/Novelis) yang jauh-jauh hari tahu soal “nilai lukisan” itu kaget. Intinya, saya beruntung. Hehe…[]

Penulis:

Writer, Editor and Book Script Digger

Tinggalkan komentar