Filosofi Nasi Tumpeng: Ikon Khas Hari Kemerdekaan dan Simbol Gunung Mahameru

- Minggu, 27 Agustus 2023 | 14:45 WIB
Nasi Tumpeng. (Z Creators/Vivi Sanusi)
Nasi Tumpeng. (Z Creators/Vivi Sanusi)

INDOZONE.IDNasi Tumpeng adalah kuliner khas Jawa yang biasanya menjadi hidangan utama pada berbagai acara selamatan atau syukuran.

Sajian tumpeng juga menjadi ikon Hari Kemerdekaan Indonesia, dengan diadakannya lomba menghias tumpeng serta disajikan pada malam syukuran di berbagai tempat.

Tumpeng merupakan nasi berwarna putih atau kuning dengan bentuk kerucut, ditaruh di tengah tampah dan dilengkapi dengan bermacam lauk pauk yang berjumlah tujuh macam.
 
Tumpeng dalam bahasa Jawa merupakan akronim 'yen metu kudu mempeng', yang bermakna bila ingin melakukan sesuatu hendaknya bersungguh-sungguh.
 
 
Mitos kerucut pada bagian atas tumpeng menyerupai Gunung Mahameru, yang merupakan tempat tinggal para dewa leluhur bagi ajaran Hindu.
 
Filosofi tumpeng berkaitan dengan Ketuhanan menjadi wujud nilai toleransi, kekaguman atas kebesaran Tuhan Yang Maha Esa, keikhlasan serta kebesaran jiwa.
 
Tumpeng diletakkan di tengah tampah menyimbolkan ekosistem kehidupan dan aneka lauknya menyimbolkan isi alam.
 
Tujuh lauk pauk dalam tumpeng bermakna 'pitulungan' yang berarti pertolongan. Nasi,ayam, ikan teri, telur, tempe orek, dan sayur urap, biasanya menjadi bagian lauk pauk dalam tumpeng yang bermakna dalam.
 
Nasi putih melambangkan kesucian sedangkan nasi kuning melambangkan rezeki dan kemakmuran. Ayam sebagai simbol menghalau hal-hal negatif, ikan teri sebagai simbol kerukunan dan kebersamaan.
 
Telur simbol manusia diciptakan dengan fitrah yang sama, serta kebulatan tekad. Adapun sayur urap sebagai simbol kehidupan.
 
Pemotongan tumpeng juga mengandung banyak makna. Biasanya tumpeng akan dipotong bagian puncaknya yang bermakna rasa syukur serta harapan, kelimpahan, kesuksesan, kebersamaan dan kerukunan.
 
Bila menyantap tumpeng dari nasi bagian bawah ke atas bermakna setiap makhluk hidup akan kembali ke Yang Maha Pencipta.
 
 
Telah ada sejak zaman nenek moyang, nasi tumpeng dijadikan sesajen. Berasal dari tradisi purba masyarakat yang memuliakan gunung sebagai tempat bersemayamnya arwah leluhur.
 
Tradisi yang ada di masyarakat Jawa dan Bali ini lalu diwariskan turun temurun dan pada saat Islam masuk ke tanah air, tumpeng bergeser maknanya menjadi wujud syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
 
Writer: Victor Median
 

Konten ini adalah kiriman dari Z Creators Indozone.Yuk bikin cerita dan konten serumu serta dapatkan berbagai reward menarik! Let's join Z Creators dengan klik di sini.

Z Creators

 

Editor: Gema Trisna Yudha

Sumber: Z Creators

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X