RAKYAT.NEWS, EDUKASI – Dalam budaya Indonesia, tarian merupakan bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Tarian di Indonesia sangat beragam dan memiliki ciri khas tersendiri baik dari segi gerakan, kostum, musik, dan latar belakang sejarahnya. Tarian di Indonesia dapat dibagi menjadi dua jenis, yakni tari tradisional dan tari kreasi.

Tari tradisional di Indonesia biasanya berasal dari berbagai daerah dengan nilai sejarah dan budaya yang tinggi. Tarian ini ditarikan oleh masyarakat yang mempertahankan tradisi dan budaya leluhur mereka. Masing-masing tari tradisional memiliki gerakan yang khas dan makna tersendiri.

Contohnya adalah tari Pendet dari Bali yang biasanya ditarikan oleh perempuan dengan gerakan yang lembut dan penuh makna. Biasanya tarian ini ditarikan pada saat upacara keagamaan atau perayaan besar di Bali. Selain itu, ada juga Tari Saman dari Aceh yang sering dijuluki sebagai “tari rakyat”. Tarian ini biasanya dilakukan dengan formasi barisan dan gerakan yang cepat. Tari Saman memiliki nilai sejarah yang tinggi karena dianggap sebagai pengekspresian rasa syukur kepada Tuhan atas panen yang melimpah.

Di samping tari tradisional, ada pula tari kreasi. Tari jenis ini biasa diciptakan oleh seniman atau penari yang ingin menciptakan karya baru. Tari kreasi ini lebih bebas dalam hal gerakan dan makna serta tidak terikat dengan tradisi atau kebudayaan tertentu.

Contoh tari kreasi adalah tari Kecak yang berasal dari Bali. Tari Kecak diciptakan oleh seniman asal Jerman yang tinggal di Bali pada tahun 1930-an. Tarian ini terkenal dengan tokoh protagonis dalam cerita Ramayana yang menyajikan pertunjukan spektakuler dengan puluhan penari pria yang berdansa sambil menghasilkan bunyi “cak-cak”. Tari kreasi dapat memiliki makna yang bermacam-macam, misalnya sebagai bentuk protes atau sebagai pengekspresian artistik.