Share

Mahasiswa ITB Sulap Kotoran Sapi Jadi Biogas

Giovanni, · Jum'at 23 Januari 2015 07:03 WIB
https: img.okezone.com content 2015 01 22 65 1095902 mahasiswa-itb-sulap-kotoran-sapi-jadi-biogas-xcPsEdInux.jpg Mahasiswa ITB Sulap Kotoran Sapi Jadi Biogas (Foto: dok. ITB)

JAKARTA – Limbah selalu saja dipandang sebelah mata. Apalagi, limbah kotoran hewan. Melihatnya saja rasanya sudah membuat mual.

Namun, sebenarnya limbah kotoran tersebut dapat dimanfaatkan menjadi suatu hal yang berguna, baik menjadi karya seni maupun bahan pengganti energi.

Hal ini sejalan dengan apa yang dilakukan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Kimia (Himatek) Institut Teknologi Bandung (ITB). Dalam program bertajuk Community Development, mahasiswa Himatek ITB berhasil mengubah persepsi masyarakat Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, akan limbah kotoran sapi.

Selama dua tahun lebih berada di salah satu desa penghasil susu terbesar di Jawa Barat ini, mereka berhasil memanfaatkan limbah kotoran sapi untuk dijadikan biogas yang kemudian nantinya dapat digunakan sebagai pengganti liquefied petroleum gas (LPG/Elpiji).

Ketua Divisi Community Development Himatek ITB, Bangkit Dana Setiawan, mengakui bahwa kegitan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak. Adapun mereka yang terlibat, di antaranya, Andreas Wiji, salah satu pemilik perusahaan bioreaktor penghasil biogas; Asosiasi Biogas Indonesia; dan pemerintah setempat.

Selain itu, dukungan juga datang dari negara adidaya The Resolution Project, salah satu organisasi nonpemerintah Amerika Serikat (AS), baik melalui berbagai program mentoring maupun dorongan dana.

“Tak hanya itu, Himatek ITB juga melakukan studi banding ke Kampung Areng di Cibodas, Lembang, yang terkenal dengan instalasi biogas yang telah berkembang,” kata Bangkit, seperti dikutip dari laman resmi ITB, Jumat (23/1/2015).

Lebih lanjut, jelas Bangkit, ide proyek ini berangkat dari permasalahan lingkungan yang muncul di Desa Cipoerat terkait sistem pembuangan dan pengolahan limbah kotoran sapi yang kurang baik. Di sana, limbah dibuang begitu saja sehingga menimbulkan permasalahan baru seperti polusi udara, pencemaran air, dan saluran irigasi.

Permasalahan ini juga meluas ke daerah-daerah yang terletak di bawah desa tersebut. Sampai saat ini baru ada satu bioreaktor berkapasitas 4,5 meter kubik yang sudah diinstalasi. Namun dalam waktu dekat, rencananya ada tiga bioreaktor yang akan diinstalasi di sana.

“Satu sapi dapat menghasilkan kotoran sekira 25 kilogram per harinya dan dapat diubah menjadi 1.000 liter biogas menggunakan bioreaktor. Jumlah ini setara dengan 0,34 kg Elpiji,” ujar Bangkit.

Selain biogas, proyek ini ternyata juga dapat menghasilkan limbah yang kemudian bisa dimanfaatkan sebagai pupuk yang memiliki nilai jual.

“Diharapkan hal ini dapat menyokong perekonomian warga,” pungkas Bangkit. (fsl)

Follow Berita Okezone di Google News

Dapatkan berita up to date dengan semua berita terkini dari Okezone hanya dengan satu akun di ORION, daftar sekarang dengan klik disini dan nantikan kejutan menarik lainnya

(rhs)

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini