Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Prancis Larang Atlet Kenakan Jilbab di Olimpiade Paris, Picu Protes Keras

Reporter

image-gnews
Atlet judo Arab Saudi, Wojdan Shaherkani, tampil di Olimpiade London 2012 memakai penutup kepala husus pengganti jilbab atau hijab yang dilarang dalam olahraga ini. Reuters
Atlet judo Arab Saudi, Wojdan Shaherkani, tampil di Olimpiade London 2012 memakai penutup kepala husus pengganti jilbab atau hijab yang dilarang dalam olahraga ini. Reuters
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Larangan jilbab bagi atlet Prancis di Olimpiade Paris 2024 yang diumumkan oleh menteri olahraga negara itu telah memicu kemarahan di media sosial. Banyak netizen menyebutnya Islamofobia, meski yang lain memuji tindakan tersebut.

Berbicara dalam acara 'Sunday In Politics' di France 3 TV, Menteri Olahraga Prancis Amelie Oudea-Castera mengatakan bahwa tidak ada anggota delegasi Prancis yang diizinkan mengenakan jilbab dan menyatakan dukungannya terhadap “sekularisme ketat,” menurut beberapa pemberitaan media.

“Kami setuju dengan keputusan sistem peradilan baru-baru ini yang juga diungkapkan dengan jelas oleh Perdana Menteri, mendukung sekularisme yang ketat dalam olahraga. Artinya pelarangan segala bentuk dakwah dan netralitas sektor publik. Artinya, anggota delegasi kami, di tim olahraga kami, tidak akan mengenakan kerudung,” kata Oudea-Castera.

Larangan ini muncul di tengah serangkaian peraturan di Perancis yang melarang pakaian keagamaan apa pun di lembaga-lembaga publik. Hal ini termasuk di kantor pemerintah, sekolah, dan universitas sebagai bagian dari ideologi laïcité atau sekularisme yang dipaksakan negara.

Pernyataan menteri olah raga tersebut memicu perdebatan sengit di media sosial, dengan beberapa pengguna mengecam larangan tersebut sebagai Islamofobia, sementara yang lain memuji larangan tersebut karena menjunjung tinggi sekularisme.

“Negara ini mempunyai masalah dengan Islam, saya mengatakannya dengan lantang dan jelas dan semua orang – tanpa kecuali – mengetahuinya,” tulis seorang pengguna yang diidentifikasi sebagai Mehdi di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Pengguna lain bernama Hassen Hammou mempertanyakan keputusan tersebut dengan menyatakan bahwa hal itu akan membuat olahraga tidak dapat diakses oleh banyak atlet, sebagian besar perempuan Muslim.

“Mendemokratisasikan olahraga berarti menjadikannya dapat diakses oleh semua orang,” tulisnya di X.

Para pendukung larangan tersebut mengatakan bahwa keputusan tersebut mendukung cita-cita sekularisme Prancis dan para atlet sangat mematuhi peraturan tersebut.

“Kekhususan sekularisme Perancis adalah modernitas yang tidak dimiliki negara-negara Anglo-Saxon. Yang eksklusif adalah membedakan diri sendiri, memisahkan diri dari orang lain, dengan pakaian keagamaan yang tidak jelas,” tulis seorang pengguna yang diidentifikasi sebagai Erik Verhagen, di X.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pengguna lain berpendapat bahwa tidak menerima sekularisme dalam olahraga dapat menyebabkan penolakan lebih lanjut terhadap peraturan.

“Jika mereka tidak menerima peraturan sekularisme hari ini, besok mereka juga tidak akan menerima peraturan olahraga!,” tulis seorang pengguna bernama Paule Adda di X.

Pertandingan Olimpiade Paris akan diadakan tahun depan dari 26 Juli hingga 11 Agustus di ibu kota Prancis. Beberapa atlet dan pejabat olahraga non-Prancis diperkirakan akan mengenakan jilbab karena Komite Olimpiade Internasional mengizinkannya dan tidak menganggap jilbab sebagai simbol agama melainkan simbol budaya.

Sejak 2014, FIFA juga memperbolehkan pemainnya mengenakan hijab. Pada Juli tahun ini, bek Maroko Nouhaila Benzina menjadi pemain bercadar pertama di Piala Dunia.

Sepanjang tahun lalu, sekelompok pesepakbola, yang dikenal sebagai “Les Hijabeuses,” melobi Federasi Sepak Bola Prancis untuk membatalkan larangan tersebut. Mereka bertemu dengan pejabat dan bahkan melancarkan protes di markas federasi, namun tidak membuahkan hasil.

Menurut laporan media, kelompok tersebut telah mengajukan permohonan kepada Dewan Negara untuk menentang keputusan FFF yang melarang penggunaan penutup kepala, namun pada bulan Juni, permohonan mereka ditolak dan Dewan Negara menguatkan larangan tersebut.

Pilihan Editor: MA Prancis Tolak Banding Soal Larangan Abaya Muslim di Sekolah

AL ARABIYA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jelang Indonesia vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024, Simak Rekor Shin Tae-yong Lawan Tim-tim dari Afrika

13 menit lalu

Shin Tae-yong. Foto: Tim Media PSSI
Jelang Indonesia vs Guinea di Playoff Olimpiade 2024, Simak Rekor Shin Tae-yong Lawan Tim-tim dari Afrika

Duel Timnas U-23 Indonesia vs Guinea akan tersaji pada playoff cabang olahraga sepak bola Olimpiade Paris 2024. Shin Tae-yong punya rekor bagus.


Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

28 menit lalu

Timnas Indonesia U-23. Foto : PSSI
Jika Lolos Olimpiade Paris 2024, Timnas Indonesia Satu Grup dengan Prancis, AS, dan Selandia Baru

Timnas Indonesia akan satu grup dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru bila lolos Olimpiade Paris 2024.


Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

1 jam lalu

Pengunjuk rasa mahasiswa berkemah di dekat pintu masuk Hamilton Hall di kampus Universitas Columbia, di New York, AS, 30 April 2024. Mary Altaffer/Pool via REUTERS
Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.


Timnas Indonesia Berpotensi Bertemu Kylian Mbappe Jika Lolos Olimpiade Paris 2024

2 jam lalu

Kylian Mbappe dari Prancis merayakan golnya yang kedua belas dalam Kualifikasi Euro 2024 antara Prancis vs Gibraltar di Allianz Riviera, Nice, Prancis, Ahad, 19 November 2023. Mbappe berhasil mencetak hattrick dalam pertandingan ini. REUTERS/Claudia Greco
Timnas Indonesia Berpotensi Bertemu Kylian Mbappe Jika Lolos Olimpiade Paris 2024

Kylian Mbappe berambisi membela negaranya di ajang kompetisi Olimpiade Paris 2024.


Indonesia vs Guinea, Shin Tae-yong Fokus Jaga Kondisi Pemain Agar Tetap Bugar

4 jam lalu

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong. Foto : PSSI
Indonesia vs Guinea, Shin Tae-yong Fokus Jaga Kondisi Pemain Agar Tetap Bugar

Pelatih Timnas Indonesia U-23 Shin Tae-yong mengatakan para pemain mulai alami kelelahan psikologis menjelang laga Indonesia vs Guinea.


Timnas U-23 Indonesia Gelar Latihan Perdana di Paris, Ikhsan Nul Zikrak Sebut Pemain Masih Adaptasi Cuaca

6 jam lalu

Gelandang Timnas Indonesia U-23, Ikhsan Nul Zikrak. Kredit: Tim Media PSSI
Timnas U-23 Indonesia Gelar Latihan Perdana di Paris, Ikhsan Nul Zikrak Sebut Pemain Masih Adaptasi Cuaca

Ikhsan Nul Zikrak mengatakan perjalanan jauh dari Qatar ke Prancis membuat para pemain Timnas U-23 Indonesia cukup kelelahan.


4 Kendala Timnas U-23 Indonesia Jelang Lawan Guinea: Kelelahan hingga Lapangan Latihan di Bawah Standar

7 jam lalu

Pesepak bola Timnas Indonesia U-23 Ivar Jenner (kiri) melewati hadangan pesepak bola Timnas Irak U-23 Karrar Mohammed Ali (kanan) dalam pertandingan perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024 di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Jumat dinihari, 3 Mei 2024. Ivar menjadi satu-satunya penyumbang gol Indonesia dalam laga tersebut. ANTARA/PSSI
4 Kendala Timnas U-23 Indonesia Jelang Lawan Guinea: Kelelahan hingga Lapangan Latihan di Bawah Standar

Shin Tae-yong mengungkapkan berbagai kendala yang dialami Timnas U-23 Indonesia menjelang duel melawan Guinea.


Coros Rilis Jam Tangan Atlet Seharga Rp 13 Juta, Ini Fitur Unggulannya

8 jam lalu

Coros Vertix 2S resmi diluncurkan di Indonesia. Jam tangan seharga Rp 13 juta ini diklaim cocok dipakai untuk aktivitas luar ruangan serupa olahraga panjat tebing. Dok: Coros
Coros Rilis Jam Tangan Atlet Seharga Rp 13 Juta, Ini Fitur Unggulannya

Jam tangan Coros Vertix 2S diklaim tahan dipakai dalam kondisi ekstrem semisal olahraga luar ruangan dan aktivitas panjat tebing.


Seluk Beluk Olimpiade Paris 2024 Berikut Daftar Cabang Olahraga yang Dipertandingkan

8 jam lalu

 Olympic Phryge, maskot Olimpiade Paris 2024. REUTERS
Seluk Beluk Olimpiade Paris 2024 Berikut Daftar Cabang Olahraga yang Dipertandingkan

Berikut seluk beluk Olimpiade Paris 2024


Jelang Timnas U-23 Indonesia vs Guinea, Shin Tae-yong Sebut Pemain Kelelahan dan Susah Tidur

8 jam lalu

Timnas Indonesia U-23. Foto : PSSI
Jelang Timnas U-23 Indonesia vs Guinea, Shin Tae-yong Sebut Pemain Kelelahan dan Susah Tidur

Shin Tae-yong keluhkan berbagai kendala yang dialami Timnas U-23 Indonesia menjelang laga kontra Guinea.