Mengenal Ikan Nilem

Ikan Nilem atau melem (Osteochilus vittatus) banyak dijumpai di sungai, diperairan mengalir atau tergenang serta kaya akan oksigen terlarut. Ikan Nilem bertubuh sedang, panjang total hingga 260 mm, Tingginya berkisar 3-3,7 cm berbanding lurus dengan sirip dan ekornya. Sedangkan kepalanya memiliki panjang antara 4,1-4,5 cm Tubuhnya berbentuk pipih dan memanjang, Moncong membulat tumpul, dengan bibir yang berkerinyut dan dapat disembulkan. Ikan Nilem memiliki  sungut atau kumis yang berbentuk maksila (dua tulang yang membentuk rahang) dengan ukuran panjang setara dengan diameter matanya.Selain itu, ikan ini juga memiliki sungut rostral berukuran lebih pendek. Sungut-sungut ikan ini berada di sudut mulutnya yang berjumlah dua pasang, yang berfungsi sebagai alat peraba dan pendeteksi dalam rangka mencari makanan.

Jenis ikan ini memiliki 3 jenis warna. Pertama, ikan nilem 'were', yaitu jenis nilem dengan sisik yang berwarna putih keabu-abuan yang menyerupai ikan bandeng. Kedua, ikan nilem dengan sisik berwarna cokelat kehitaman dan cokelat kehijauan pada daerah punggung dan badannya, sedangkan pada bagian perut berwarna terang. Dan Ketiga, jenis ikan nilem dengan warna kemerahan dan warna putih terang pada bagian perut serta bentuknya memanjang.

Ikan Nilem termasuk ikan herbivora, yang  memakan berbagai jenis fitoplankton, sehingga bisa digunakan sebagai pembersih kolam. Ikan Nilem juga dikenal mempunyai perilaku memakan kulit ari manusia, sehingga bisa digunakan sebagai ikan terapi. Ikan NiIem banyak disukai karena rasanya yang enak, dan mudah dipelihara.

Ikan Nilem termasuk kedalam ikan yang produktif, karena  dapat  dipijahkan beberapa kali dalam  setahun. Ikan Nilem yang sudah matang gonad dipijahkan dengan perbandingan betina 1, jantan 2. Indukan yang akan dipijahkan, diberokan (dipuasakan) terlebih dahulu  selama  kurang  lebih  tiga sampai tujuh hari yang tujuannya untuk membuang kotoran dalam perutnya. Pemberokan ini dilakukan pada kolam yang terpisah antara induk jantan dengan induk betina, agar tidak terjadi pemijahan yang tidak diharapkan atau pemijahan yang tidak terkontrol. Ikan yang akan dipijahkan dimasukkan kedalam kolam pemijahan ,pada sore hari dan telur akan dijumpai pada pagi hari ,Telur kemudian diambil dan dipindahkan ke akuarium dengan aerasi , dan akan  menetas pada 31-32 jam setelah pembuahan. Kuning telurnya diserap habis setelah 96 jam. Larva dipindahkan ke kolam pendederan setelah berumur 5 hari. Ikan Nilem  juga bisa dipijahkan dengan cara disuntik dengan hormon.

Ikan Nilem menjadi salah satu komoditas ikan lokal  yang digunakan dalam kegiatan tebar benih di perairan umum atau biasa dikenal dengan restoking, karena keberadaannya di alam yang semakin hari semakin berkurang.

Kontributor : Erna Dwi Hastuti