×

Arti Warna dan Psikologi Warna

PRODUCT DETAIL

Archives

2024 2023 2022 2021 2020 2019 2018 2017 2015 2014 2013 2012
Arti Warna dan Psikologi Warna

09 October 2018

Arti Warna – Bukan hanya menciptakan keindahan. Kuatnya pengaruh warna bahkan pernah diungkapkan oleh Darwis Triadi, seorang fotografer Indonesia dalam bukunya Color Vision: “Dengan warna kita bisa menciptakan suasana teduh dan damai. Dengan warna pula kita dapat menciptakan keberingasan dan kekacauan”. Adapun pernyataan tersebut berkaitan dengan konsep psikologi warna, yang kelak menjelaskan hubungan antara manusia dan cara mereka memersepsikan warna-warna di sekitar. Banyak penelitian mencoba mengungkap korelasi warna dengan manusia, terutama dalam segi karakter dan psikologis. Warna menjadi simbol penting dalam logo perusahaan atau partai dan dapat menciptakan nuansa tertentu di tempat-tempat seperti rumah sakit, institusi pendidikan, hingga rumah makan.

Menurut teori Brewster warna terbagi menjadi 4, yakni primer, sekunder, tersier dan netral. Warna primer adalah warna dasar, contohnya biru, kuning, merah. Warna sekunder adalah pencampuran dari warna-warna primer. contohnya jingga, hijau dan ungu. Warna tersier adalah campuran salah satu warna primer dan sekunder, contohnya warna coklat. Sedangkan warna netral adalah campuran dari ketiga jenis warna diatas. contohya warna hitam.

Arti Warna dan Makna Warna

1. MERAH
Keberanian, Kekuatan, Energi, Gairah, Semangat, Nafsu dan Adrenalin
2. HIJAU
Kesuburan, Kesegaran, Kedamaian dan Keseimbangan
3. ORANGE
Kehangatan, Kenyamanan, Keceriaan
4. KUNING
Ceria, Bahagia, Energik dan Optimis
5. BIRU
Stabil, Kecerdasan, Rasa Percaya Diri
6. UNGU
Keaakraban dan Rasa Aman
7. HITAM
Hampa, Duka dan Misterius
8. PUTIH
Bersih, Suci, Ringan dan Kebebasan
9. COKELAT
Keakraban dan Rasa Aman
10. ABU-ABU
Keseriusan, Kestabilan, Kemandirian dan Tanggung Jawab
11. EMAS
Prestasi, Kesuksesan, Kemewahan, Kemenangan dan Kemakmuran
12. TOSCA
Ketenangan dan Kesabaran
13. WARNA MAGENTA
Keseimbangan Fisik, Mental, Spiritual dan Emosional

 

PSIKOLOGI WARNA

ini adalah beberapa rincian arti warna dasar dari tabel di atas dan beberapa pengaruh maupun “potensinya” yang tak ada ruginya kamu ketahui.

1. WARNA MERAH
Seperti halnya warna api, darah, maupun Matahari, warna merah kerap berkonotasi dengan kekuatan, adrenalin, gairah, serta semangat. Dunia psikologi sering kali mengaitkan arti warna merah dengan energi, gairah, kekuatan, kegembiraan, cinta, enerjik, kemewahan, nafsu dan peringatan. Selain itu, warna merah juga identik dengan kekerasan, kecemasan, bahkan agresivitas. Sedangkan warna merah muda (campuran merah dengan putih) atau kita kenal dengan warna pink dianggap melambangkan cinta dan romantisme. Itu sebabnya, merah muda populer dengan warna “cinta”, berhubungan dengan perempuan, dan kesan feminim.

2. WARNA HIJAU
Menjadi representasi dari warna alam, warna hijau sarat akan harmoni (keseimbangan), kesuburan, kesegaran, kedamaian, hingga efek relaksasi bagi seseorang. Kendati punya dampak negatif (menimbulkan rasa terperangkap, kebosanan, ambisi, dan kelemahan), Warna hijau dipercaya mampu menurunkan stres, melambangkan penyembuhan, hingga mendorong perasaan empati. Dalam psikologi warna, hijau kerap digunakan untuk membantu seseorang yang berada dalam situasi tertekan-agar lebih mampu menyeimbangkan dan menenangkan emosinya.

3. WARNA ORANGE / JINGGA
Warna Orange Dianggap mampu “merangsang” emosi, tidak heran jika warna orange kerap digunakan pada tempat-tempat makan atau justru di lingkungan kerja yang membutuhkan produktivitas. Dengan daya tariknya yang kuat, warna orange melambangkan kehangatan, kenyamanan, keceriaan, bahkan optimisme. Sayangnya, dalam dunia desain, penggunaan warna oranye yang berlebihan dapat memberikan kesan “murah”, bahkan “mudah dijangkau”. Lebih dari itu, penggunaan warna orange secara dominan bahkan bisa menciptakan kesan ramai, gaduh, hingga merangsang perilaku hiperaktif. Sebagai penyeimbang, Anda dapat menggunakan warna ungu atau biru.

4. WARNA KUNING
Secara umum, warna terang seperti halnya kuning, memberikan kesan ceria, bahagia, energik, dan rasa optimis. Adapun penggunaan warna kuning pada ruangan dipercaya mampu merangsang aktivitas pikiran dan mental, bahkan berdampak pada meningkatnya kemampuan analisis seseorang. Muncul satu anggapan, mereka yang menyukai warna kuning cenderung lebih bijaksana, cerdas (akademis), kreatif, serta piawai dalam menciptakan ide dan berinovasi. Sayangnya, seluruh manfaat positif tersebut tidak lepas dari risiko kecemasan, inkonsisten, rasa gelisah, bahkan tekanan stres–khususnya bagi mereka si penggemar warna kuning.

5. WARNA BIRU
Dalam ranah desain interior, warna biru sering kali digunakan untuk menciptakan kesan luas, stabil, sejuk, dingin, dan relaksasi pada ruangan. Dari segi kesehatan, penggunaan warna biru diyakini mampu meningkatkan konsentrasi, mengatasi rasa cemas, tekanan darah tinggi, migrain, bahkan insomnia. Adapun arti warna biru melambangkan suatu hubungan profesionalitas, kecerdasan, kepercayaan diri, bahkan menjadi simbol kekuatan. Sayangnya, warna biru juga kerap berasosiasi dengan sikap dingin, keras kepala, tidak ramah, dan kurangnya empati.

6. WARNA UNGU
Jarang ditemukan di alam, membuat warna ungu kerap dipersepsikan dengan imajinasi, spiritualitas, dan sisi misterius. Itu sebabnya, penggunaan warna ungu dianggap mampu menarik perhatian, memancarkan kekuatan–bahkan tidak lepas dari kesan lain, seperti ambisius, independen, kebijaksanaan, visioner, bahkan kemewahan. Sayang, penggunaan warna ungu secara berlebihan juga memiliki sisi negatif dan memiliki kesan kurang teliti dan “kesendirian”.

7. WARNA HITAM
Elegan, misterius, namun atraktif. Tidak heran jika warna yang populer dalam ranah fashion ini menjadi favorit banyak orang. Bagaimanapun, warna hitam merepresentasikan kekuatan, rasa percaya diri, dramatis, misterius, klasik. Bahkan dalam banyak kasus: melambangkan maskulinitas. Namun, penggunaan warna hitam yang terlalu dominan, bahkan secara tidak seimbang, dapat menciptakan kesan lain, seperti suram, gelap, bahkan menakutkan. Adapun pemakaian dalam intensitas besar bisa saja menimbulkan perasaan tertekan yang lekat dengan kondisi hampa, kerusakan, duka, hingga kematian.
8. WARNA PUTIH
Kontras dengan warna hitam, putih erat kaitannya dengan kesan bersih, suci, ringan, dan “terang”. Adapun diyakini punya “kekuatan” untuk mengurangi rasa sakit, tidak heran jika warna putih sering kali dijumpai dalam dunia kesehatan. Seperti halnya di rumah sakit. Sementara warna putih dalam jumlah yang “sesuai” dapat memberi kesan keterbukaan dan kebebasan. Namun, penggunaan warna putih secara berlebihan bisa saja berdampak pada nyeri kepala dan mata lelah.

9. WARNA COKELAT
Masuk dalam kategori warna alam yang “netral”, warna cokelat identik dengan stabilitas dan kehangatan. Biasa bersanding dengan warna hijau, paduan cokelat sendiri dipercaya mampu menciptakan kenyamanan, keakraban, serta rasa “aman”. Sayang, penggunaan warna cokelat secara berlebihan bisa saja memberikan kesan dominan yang kaku, kolot, pesimis, bahkan  tidak berperasaan.

10. WARNA ABU-ABU
Campuran antara warna hitam dan putih ini kerap kali digunakan sebagai “penetral”. Dalam sisi positif, warna abu-abu menggambarkan keseriusan, kestabilan, kemandirian, bahkan memberikan kesan bertanggung jawab. Namun, penggunaan warna abu-abu yang terlalu dominan berdampak pada munculnya kesan membosankan dan tidak komunikatif. Selain itu, beberapa kesan negatif akan muncul seperti  kurang percaya diri,  kurang energi (tidak atraktif) bahkan depresi.

11. WARNA EMAS
Warna emas memiliki makna prestasi, kesuksesan, kemewahan, kemenangan dan juga kemakmuran. Sama seperti emas dalam bentuk fisik yang menjadi komoditas berharga dan juga prestise di setiap negara.
12. WARNA TOSCA
Dalam psikologi warna, warna tosca atau turquoise memiliki makna keseimbangan emosional, stabilitas, ketenangan dan juga kesabaran. Warna tosca dipercaya dapat memberikan semangat ketika seseorang stress mental atau kelelahan dan juga dihinggapi rasa kesepian. Warna toska adalah warna yang baik untuk membantu konsentrasi dan menenangkan sistem saraf sehingga pikiran menjadi lebih jernih juga percaya diri. Warna tosca cocok digunakan untuk pembicara ataupun untuk anda yang sering bekerja ‘multi-tasking’.

13. WARNA MAGENTA
Warna magenta merupakan perpaduan antara warna merah dan ungu. Kandungan warna merah yang bermakna semangat, kekuatan dan energi tertahan oleh energi tenang warna violet sehingga menciptakan keseimbangan. Maka dari itu. Warna magenta memiliki makna keseimbangan baik itu keseimbangan dalam aspek fisik, mental, spiritual ataupun emosional. Selain itu warna magenta memiliki filosofi perubahan atau transformasi. Perubahan dari rasa ketidakbahagiaan, frustasi dan marah menjadi kearah yang lebih baik.
Dari penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa setiap warna–punya filosofi warna, makna, dan potensinya masing-masing.
Bahkan, Carl Jung, seorang psikolog ternama, menjadikan warna sebagai alat penting dalam psikoterapi. Argumennya, setiap warna punya makna, potensi, dan kekuatan untuk memengaruhi, bahkan menghasilkan efek tertentu pada produktivitas, emosi, hingga perubahan mood (suasana hati) seseorang.
Kendati lumrah ditemui di sekitar kita, keberadaan warna tidak semata-mata hasil alamiah, melainkan bermakna dan “dimaknai” oleh manusia. Dewasa ini, kita menemukan banyak intepretasi makna warna dalam banyak sektor, mulai dari perfilman, fotografi, desain grafis dan interior, bahkan kesehatan sekalipun.
6
5, 2024
Masa depan kecerdasan buatan (AI) bisa menjadi kedua-duanya: mengancam dan membuka peluang baru. Ban…
28
3, 2024
Software Property : Pengertian dan Manfaat
Perkembangan teknologi berdampak sangat besar di kehidupa…
22
3, 2024
Di era digital yang terus berkembang, bisnis menghadapi berbagai tantangan baru yang belum pernah te…