Wanita adalah makhluk yang sulit dimengerti pria. Banyak pola pikir dan kebiasaan yang beradu, mengganggu komunikasi antara pria dan wanita. Bahkan terkadang, sesama wanita. Padahal sejatinya, kebiasaan yang ada dalam diri wanita maupun pria berkaitan dengan struktur otak dan kinerjanya. Semua kekurangan dan kelebihan wanita merupakan refleksi dari kerja otaknya. 

Dengan mengetahui tentang otak, para wanita bisa meminimalikan kekurangan dan mengembangkan kelebihannya sehingga tercipta kehidupan yang nyaman dan damai, serta mau menerima kekurangan dengan lapang dada sehingga tak tampak menjadi kelemahan yang mengganggu orang lain. Kemampuan wanita yang multitasking, perasaan, bahkan komunikasi wanita diatur dalam otaknya.

Pada otak wanita terdapat lapisan yang menghubungkan antara otak kanan dan otak kiri. Lapisan otak itu dinamakan corpus collosum. Corpus collosum pada wanita 30% lebih tebal daripada lapisan otak pada pria. Inilah faktor yang membuat wanita sangat unik. 

Anda sering bingung menentukan arah utara dan selatan pada peta? Linglung mencari pintu keluar setelah keluar dari toilet di sebuat mal? Atau sering mendapati wanita yang mengendarai kendaraan salah dalam menentukan lampu sein? Jangan berkecil hati karena itu salah satu efek dari tebalnya corpus collosum. Hanya 12% wanita yang mampu membaca peta serta arah dengan baik dan mahir. Selebihnya, 88% wanita kesulitan membaca arah atau peta. 

Ketebalan otak inilah yang membuat wanita mampu mengerjakan beberapa pekerjaan sekaligus dalam satu waktu. Sambil masak, bisa disambi mencuci piring, bahkan mencuci baju, malah bisa juga sambil menyuapi anak dan membalas pesan di gawainya. 

Wanita identik dengan cerewet dan bawel. Hal ini juga disebabkan tebalnya corpus collosum, yang membuat wanita memiliki komunikasi sebanyak 20.000 kata per hari. Wajar saja jika wanita lebih cerewet ketimbang laki-laki. Bagaimana dengan wanita pendiam? Ia memiliki 16.000 kata per hari, meski tidak dalam bentuk ucapan, melainkan tercurah lewat pikiran, perilaku, termasuk lewat tulisan.

Kornea dan retina mata bekerja melebar. Kondisi seperti itulah yang membuat wanita lebih mudah menemukan barang yang sedang dicari ketimbang laki-laki. Sambil melakukan sebuah pekerjaan, wanita masih mampu mengawasi keadaan sekitar dengan matanya. Sebagai contoh, saat sedang serius dengan gawainya, seorang wanita masih bisa mengetahui ada yang datang di sampingnya atau ada barang yang terjatuh tak jauh darinya. 

Corpus collosum yang tebal juga membuat wanita senang melakukan kontak mata dengan lawan bicaranya karena ia akan merasa diperhatikan. Tak heran, banyak wanita mengidolakan artis pria yang ia lihat di televisi karena melalui itu, wanita merasa sedang ditatap oleh idolanya.

Emosi adalah sebuah reaksi terhadap seseorang atau kejadian. Saat wanita mengalami emosi negatif, pancaran emosinya akan menyebar ke seluruh bagian otak, baik kanan maupun kiri. Lapisan otak wanita yang tebal akan membuatnya tetap bisa bekerja walaupun sedang bersedih, namun ekspresi yang tampak di wajahnya tidak dapat disembunyikan.

Wanita butuh bicara dan mengeluarkan kata-kata saat tertekan. Jika tidak, akan berakibat pada kesehatannya. Lubang emosi wanita tersebar merata pada kedua belahan otak, baik di otak kanan yaitu merupakan pencari solusi, maupun di otak kiri yang terdapat otak bicara. Tak heran, buku diary menjadi salah satu pelampiasan untuk mengeluarkan kata-kata sebagai upaya melepaskan diri dari beban.

Hal unik pada wanita di atas dapat dijadikan pelajaran agar wanita mampu mengembangkan diri sesuai dengan fitrahnya dan juga dapat dijadikan acuan untuk  memperbaiki kekurangan. Menerima kenyataan dan berdamai dengan keadaan merupakan salah satu cara wanita untuk bisa menjadi lebih kuat hati dan pikiran. (AH)