The words you are searching are inside this book. To get more targeted content, please make full-text search by clicking here.

Modul ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah dari aplikasi IPS PGSD UMK.

Discover the best professional documents and content resources in AnyFlip Document Base.
Search
Published by alvin adi mahendra, 2020-12-06 23:20:59

MODUL IPS KEBERAGAMAN DI JAWA TENGAH

Modul ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah dari aplikasi IPS PGSD UMK.

Keywords: #IPS #UMK #PGSD

KEGIATAN BELAJAR 4

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memahami arti toleransi kebudayaan
2. Siswa dapat menganalisis bentuk toleransi kebudayaan di

Jawa Tengah
3. Siswa dapat mengidentifikasi contoh-contoh

toleransimkebudayaan di Jawa Tengah
4. Siswa dapat menggambarkan cara mengembangkan sikap

toleransi terhadap kebudayaan

36

Uraian Materi

TOLERANSI BUDAYA DI JAWA TENGAH

Toleransi adalah sikap yang penting dalam kehidupan sehari-
hari. Manusia sebagai makhluk sosial perlu menjaga lingkungan
sosialnya agar tetap harmonis. Dalam lingkungan sosial tersebut
manusia harus bisa hidup secara berdampingan dengan seminimal
mungkin konflik. Salah satu jalan yang perlu ditempuh untuk
mewujudkan itu dapat melalui sikap toleran antarsesama. Toleransi
dalam praktiknya sangat banyak jenis, seperti toleransi antarumat
beragama, toleransi antarsuku, toleransi antarpandangan politik
yang berbeda, dan lain-lainnya. Dalam kondisi lingkungan, hampir
di seluruh belahan dunia manapun, yang plural (lebih dari satu)
dalam banyak hal, toleransi sangat kita butuhkan.

Rainer Forst dalam buku Toleranz im Konflikt: Geschichte,
Gehalt und Gegenwart eines umstrittenen Begriffs (2003)
merumuskan 4 tingkatan toleransi. Empat tingkatan toleransi
tersebut didasarkan pada kedalaman seseorang mengaplikasikan

37

kondisi toleransi terhadap masyarakat di lingkungannya. Pertama,
Erlaubnis, yaitu sekadar membiarkan ada orang-orang yang
berbeda. Kedua, Koexistenz, yaitu berada bersama dengan orang-
orang yang berbeda, hidup berdampingan. Ketiga, Achtung, yaitu
saling menghormati antarsesama di dalam suatu lingkungan hidup.
Keempat, Anerkennung, yaitu mengakui dan menghargai
keanekaragaman---tahap ini merupakan tingkatan tertinggi di
dalam toleransi.
Tepa salira dapat dimaknai sebagai ungkapan yang mengajarkan
kita untuk selalu mengukur segala tindakan dengan mengandaikan
diri sendiri sebagai patokannya. Nguwongke wong mengandung
makna bahwa setiap manusia pada dasarnya harus saling
memanusiakan sesamanya. Kedua ungkapan tersebut dekat sekali
konsep toleransi.

Pada kebudayaan Jawa dikenal ungkapan tepa salira dan
nguwongke wong. Kedua ungkapan tersebut merepresentasikan
pandangan ideal masyarakat Jawa dalam melihat hubungan
antarsesama di lingkungan sosialnya. Mengacu pada pemikiran
Suseno (1984), Darmanto (1997), dan Mulder (1996) dalam buku-
buku mereka yang mengungkapkan bahwa masyarakat etnik Jawa
secara umum memandang bahwa dunia dapat dikatakan baik ketika
keadaan tidak kacau dan tidak saling berselisih antara satu dengan
lainnya: hal tersebut dapat sebagai tujuan yang sama dalam konsep
toleransi.

Ungkapan tepa salira dan nguwongke wong adalah dua
proposisi yang dipercaya secara kolektif oleh masyarakat Jawa
sebagai ungkapan yang mengandung nasihat baik. Tepa salira
dapat dimaknai sebagai ungkapan yang mengajarkan kita untuk
selalu mengukur segala tindakan dengan mengandaikan diri sendiri
sebagai patokannya. Nguwongke wong mengandung makna bahwa
setiap manusia pada dasarnya harus saling memanusiakan
sesamanya. Kedua ungkapan tersebut dekat sekali konsep toleransi.
Pada tepa salira maupun nguwongke wong yang menjadi poin
utama adalah penghargaan terhadap orang lain. Dalam contoh
sederhananya, kedua ungkapan tersebut mengajarkan kita agar
tidak memukul seseorang bila kita tidak ingin dipukul oleh
seseorang---dengan kata lain kita harus memanusiakan orang lain
sebagaimana kita memanusiakan diri kita.

Pada akhirnya, sampai kapanpun kehidupan yang toleran
harus kita jadikan cita-cita utama dalam menjalankan hidup. Dalam

38

berbagai konteks, toleransi harus menjadi bagian penting
kehidupan kita semua. Ungkapan tepa salira dan nguwongke wong
pada akhirnya dapat kita jadikan sebagai rujukkan tentang
bagaimana sikap toleran harus kita aplikasikan dalam keseharian.
Walaupun ungkapan tepa salira dan nguwongke wong berasal dari
kebudayaan Jawa, namun saya pikir konsep yang terdapat di
dalamnya dapat diaplikasikan oleh seluruh orang di seluruh dunia.

Perlu kita ketahui bahwa Kebudayaan Jawa merupakan hasil
pemikiran dari orang Jawa itu sendiri yang dituangkan menjadi
tradisi untuk selalu terus dipertahankan hingga saat ini. Namun
tahukah kalian ada berapa kota atau kabupaten di Jawa Tengah?
Jawa Tengah memiliki 35 Kota atau Kabupaten. Penduduk Jawa
tengah dikenal dengan sikap toleransinya yang tinggi.

Berbicara masalah kebudayaan, Provinsi Jawa Tengah
adalah gudangnya. Berbagai macam jenis budaya ada di Provinsi
ini. Hal ini tidak lepas dari sejarah masa lalu Jawa Tengah. Dahulu
wilayah ini berdiri banyak kerajaan, baik kerajaan besar maupun
kecil. Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain Kerajaan Mataram
Hindu, Kerajaan Mataram Buddha (Syailendra), Kerajaan Demak,
Kerajaan Pajang, Keraton Surakarta, dan Pura Mangkunegaran.
Tiap-tiap kerajaan memiliki kebudayaan yang berbeda. Sebagian
besar kebudayaan tersebut masih lestari hingga kini.

Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah banyak dipengaruhi oleh
kebudayaan Jawa (Kejawen). Kebudayaan ini tumbuh dari suku
bangsa Jawa yang mayoritas mendiami wilayah ini. Sebagai
sumber adalah kerajaan-kerajaan yang disebutkan di atas. Sebagai
pusatnya adalah Keraton Surakarta. Pada masa itu di dalam keraton
berkembang berbagai cabang seni budaya. Oleh sebab itu,
kebudayaan Keraton Surakarta dijadikan patokan bagi masyarakat
Provinsi Jawa Tengah.

Selain itu, di wilayah Provinsi Jawa Tengah terdapat
kebudayaan Jawa Pesisir dan Banyumasan. Kebudayaan Jawa
Pesisiran berkembang di daerah pantai, terutama pantai utara.
Kebudayaan ini mendapat banyak pengaruh dari kebudayaan
Islam. Kebudayaan Banyumasan merupakan perpaduan antara
kebudayaan Jawa, Sunda dan Cirebon.

39

Sebagai bukti lain bahwa Jawa Tengah sebagai pusat
kebudayaan adalah ditemukannya salah satu unsur budaya kuno
manusia, yaitu stegodon (gajah purba). Fosil hewan purba ini
ditemukan di Sangiran, Kabupaten Sragen. Pada lokasi yang sama
ditemukan pula berbagai fosil manusia purba beserta
peradabannya. Penemuan ini menunjukkan bahwa sebelum zaman
kerajaan di Jawa Tengah sudah berkembang kebudayaan.

40

Rangkuman

Budaya jawa yang berada di daerah Jawa Tengah
merupakan budaya yang memiliki berbagai
kebudayaan, mulai dari adat istiadat sehari-hari,
kesenian, acara ritual, dan lain-lain.

Kebudayaan Jawa klasik yang keagungannya
diakui oleh dunia internasional dapat dilihat pada
sejumlah warisan sejarah yang berupa candi, stupa,
bahasa, sastra, kesenian dan adat istiadat. Candi
Borobudur di dekat Magelang, candi Mendut, candi
Pawon, Candi Prambanan di dekat Klaten, candi Dieng,
candi Gedongsongo dan candi Sukuh merupakan
warisan kebudayaan masa silam yang tak ternilai

harganya.

Manusia dan kebudayaan merupakan suatu
kesatuan yang erat sekali. Kedua-duanya tidak mungkin
dipisahkan. Ada manusia ada kebudayaan, tidak akan
ada kebudayaan jika tidak ada pendukungnya, yaitu
manusia. Akan tetapi manusia itu hidupnya tidak berapa
lama, ia lalu mati. Maka untuk melangsungkan
kebudayaan, pendukungnya harus lebih dari satu orang,
bahkan harus lebih dari satu turunan. Jadi harus
diteruskan kepada anak cucu keturunan selanjutnya.

41

Tugas
Untuk memperdalam pemahaman kalian, silahkan
kerjakan Bersama kelompokmu. Kerjakan soal-soal berikut
Bagaimana sikap toleransi budaya di jawa tengah?

42

Tes Formatif

I. Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !

1. Salah satu tarian dari Jawa tengah adalah…
a. Tari Serimpi
b. Tari Tor-tor
c. Tari saman
d. Tari jaipong

2. Candi Borobudur terletak di……
a. Jawa Barat
b. Kalimantan Selatan
c. Sumatra Barat
d. Jawa Tengah

3. Alat musik di samping disebut...

a. Orkestra
b. Gamelan
c. Tifa
d. degungan

II. Ayo, mengerjakan soal-soal di bawah ini dengan tepat!
1. Sebutkan bentuk bentuk sikap toleransi atas keragaman budaya di
lingkungan tempat tinggal!
2. Sebutkan contoh yang bukan sikap toleransi budaya di jawa!

43

Kunci Jawaban

I.
1. A
2. D
3. B

II.
1. A. Tidak melakukan diskriminasi terhadap warga setempat yang

berbeda agama B. atau suku bangsanya.
tidak memberikan sesuatu yang menyinggung perasaan terhadap
budaya yang dianut
C. Menghargai adat istiadat yang berbeda
2. A. Melakukan diskriminasi terhadap warga setempat
B. memaksa seseorang untuk menganut budaya lain

44

Lembar Kerja
1. Bagaimana tanggapan kalian jika ada kebudayaan lain

selain jawa masuk ke kebudayaan kita!
2. Apa saja bentuk toleransi budaya di jawa tengah
3. Bagaimana cara mengembangkan sikap toleran budaya

jawa agar tetap baik

45

BAB III
EVALUASI
KOGNITIF SKILL
1. Sebutkan karakteristik kebudayaan yang ada di sekitarmu
2. Jelaskan secara singkat adat istiadat yang pernah kamu lakukan
3. Apakah di Jawa Tengah ini ada berbagai macam agama dan sku? Jika iya
sebutkan apa saja
4. Kenaa kita harus toleransi terhadap keberagaman budaya yang ada di
Jawa Tengah ini?

46

BAB IV
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

tradisi unik jawa tengah . (2018, april 3). Retrieved november 23, 2020, from
jateng.garudacitizen.com: https://jateng.garudacitizen.com/tradisi-unik-
jawa-tengah-mulai-upacara-adat-kehidupan-setiap-hari-dan-perayaan/

lks bab keragaman budaya. (2020, februari 21). Retrieved november 21, 2020,
from geograpik.blogspot.com:
https://geograpik.blogspot.com/2020/02/jawaban-lks-bab-keragaman-
budaya.html

ahira, a. (2017, maret 11). tradisi dan karakter jawa. Retrieved november 20,
2020, from www.anneahira.com: http://www.anneahira.com/jawa.htm

amin, d. (2000). islam dan kebudayaan jawa. yogyakarta: gama media.

aziz, m. (2017, juni 21). BUDAYA JAWA (ASAL-
USUL,KARAKTERISTIK,MASA HINDU-BUDHA). Retrieved november
9, 2020, from azizdkk07.blogspot.com: https://azizdkk07.blogspot.com

ernawati, i. r. (2003). sejarah untuk kelas 1 SMU. solo: cempaka putih.

etheses. (2016, mei 7). adat istiadat di jawa tengah. Retrieved november 23,
2020, from etheses.uin-malang.ac.id: http://etheses.uin-
malang.ac.id/1920116/5/07210093_Bab_2.pdf

indopublichealth. (2017, januari 9). keberagaman suku jawa tengah. Retrieved
november 21, 2020, from www.indopublichealth.com:
http://www.indopublichealth.com/2017/01/keragaman-suku-jawa-
tengah.html

muhammadi, fachrizal, & helmi. (2018, agustus 28). toleransi kebudayaan di
jawa tengah. Retrieved november 22, 2020, from kumparan.com:
https://kumparan.com/muhammad-fachrizal-helmi/toleransi-dan-
kebudayaan-jawa-18OwtJ/full

47

olympians. (2017, maret 13). perbedaaan adat istiadat ebiasaan di jawa tengah.
Retrieved november 23, 2020, from olympians98.wordpress.com:
https://olympians98.wordpress.com/2017/04/13/perbedaan-adat-istiadat-
kebiasaan-budaya-tradisi-dan-peradaban/

48


Click to View FlipBook Version