08.00 WIB - 15.00 WIB
Jl. Ampera Raya No. 7 Jakarta
Logo ANRI

12 Tahun Gempa dan Tsunami Jepang: Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana Melalui Arsip

12 Tahun Gempa dan Tsunami Jepang: Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana Melalui Arsip 12 Tahun Gempa dan Tsunami Jepang: Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana Melalui Arsip 12 Tahun Gempa dan Tsunami Jepang: Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana Melalui Arsip 12 Tahun Gempa dan Tsunami Jepang: Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana Melalui Arsip

11

Mar 23

12 Tahun Gempa dan Tsunami Jepang: Tingkatkan Kesiapsiagaan Bencana Melalui Arsip

Aceh Besar, 11/3/2023 - Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menjadi tuan rumah dalam kegiatan Peringatan 12 Tahun Gempa dan Tsunami Tohoku - Jepang dengan tema “Arsip Kebencanaan Sebagai Rekam Jejak Persahabatan Dunia”. Kegiatan ini dihadiri Kepala ANRI, Imam Gunarto secara daring, Konsulat Jenderal Jepang di Medan dan masyarakat Aceh. Acara ini terselenggara berkat kerja sama antara BAST dan komunitas yang tergabung dalam ‘Aceh Community Consortium For Japan 311’ seperti OIA Universitas Syiah Kuala, Yayasan Aceh Japan Community Art, Kougetsu School Association, Ceudah AFS Aceh dan sebagainya.

Kepala ANRI, Imam Gunarto menyampaikan Indonesia harus banyak belajar dari Jepang mengenai penanganan arsip pascabencana. Melalui kegiatan peringatan ini, semoga semakin banyak masyarakat secara bersama-sama menjadikan arsip sebagai bentuk pembelajaran bangsa pada masa yang akan datang.

Ketua Panitia yang juga Founder Yayasan Aceh Japan Community Art, T. Panlima menyampaikan alasan mengapa kegiatan peringatan tsunami ini dilaksanakan di BAST ANRI. “Pada saat pertama kali melangkahkan kaki di ANRI, saya merasakan sesuatu yang lain selain arsip yang disimpan di sini. Itu adalah aura saat bencana di Aceh yang ikut tersimpan bersama dokumen yang ada di sini. Kita bisa merasakan apa yang terjadi di Aceh 18 tahun yang lalu. Semua ini dapat menjadi pembelajaran bagi generasi yang akan datang tentang bencana tsunami,” terangnya. Panlima berharap BAST bukan hanya untuk Aceh tetapi juga untuk dunia, sehingga semua bisa belajar tentang bencana tsunami yang terjadi di Aceh untuk mitigasi bencana di masa yang akan datang.

Lebih lanjut Kepala BAST, M. Ihwan menyampaikan bahwa peringatan tsunami Jepang sudah sepantasnya dilakukan di Aceh sebagai bentuk solidaritas dan dukungan bagi kebangkitan bersama. “BAST juga hadir di Aceh pascaperistiwa tsunami Aceh sebagai upaya menyelamatkan dan melestarikan arsip tsunami serta arsip rehabilitasi dan rekontruksi Aceh sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian dan pengembangan teknologi mitigasi bencana,” tambahnya.

Konsulat Jenderal Jepang di Medan, Takonai Susumu juga menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada instansi terkait khususnya BAST terhadap penyelenggaraan kegiatan peringatan tsunami ini. Hubungan Aceh dan Jepang sudah selayaknya seperti saudara kandung yang sangat dekat. Setelah Aceh terkena tsunami, Jepang langsung turun tangan membantu rakyat Aceh dalam tindakan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana. Lantas setelah sekian waktu berlalu, memori mengenai kegiatan Jepang di Aceh masih tersimpan dan dikelola oleh BAST.

Bencana gempa dan tsunami sama-sama dirasakan rakyat Aceh dan Jepang. Namun dua daerah ini tetap bangkit dari keterpurukan dan saling maju ke arah yang lebih baik, hingga sekarang dapat berkembang jauh lebih pesat daripada sebelumnya.

(SR)


Penulis : SR
Editor : tk

Bagikan

Views: 3280