Dunia: Antara Maya dan Nyata

bubbless..

Perkembangan teknologi yang begitu pesat, kemajuan zaman yang memudahkan atau justru melenakan.. Seakan membagi hidup kita dalam dua dunia yang berbeda, dunia nyata dan dunia maya. Dan sering saya dapati komentar seperti ini..

“Hari gini nggak punya Facebook, Twitter, gadget nggak connect internet, duh kuper banget..”

Atau..

“Eksis banget sih di dunia maya, kayak nggak punya kehidupan aja..”


Sinis dan cenderung judgemental, itulah nada sebagian komentar yang pernah saya dengar tentang mereka yang banyak menghabiskan waktu di dua dunia tersebut. Lalu, apakah memang keduanya harus terpisah, tidak dapat berjalan beriringan?

Bagi saya pribadi, dunia maya dan dunia nyata sama-sama penting, asal tahu bagaimana cara memanfaatkan keduanya. Pertama kali saya berkenalan dengan dunia maya, adalah ketika seorang teman memberikan alamat e-mailnya, sedang saya sama sekali buta tentang apa itu e-mail. Pengalaman ini pernah saya tulis di sini.

Setelah itu, saya hampir tidak pernah berhubungan lagi dengan dunia maya. Sampai pada suatu saat, waktu berjalan-jalan ke perpustakaan dan lab komputer kampus seorang teman, ia menawarkan untuk membuatkan saya akun Friendster alias FS.

Jujur, saya sempat merasa tak percaya diri,

“Gimana sih caranya main FS? Kok kayaknya ribet ya?”. Kata teman saya, “Tenang, ntar juga lama-lama bisa. Ngerti bahasa Inggris kan? Nah gampang deh..”.

Akhirnya dari FS saya bertemu teman-teman baru, kebanyakan sih yang sudah dikenal di dunia nyata. Dari FS, saya mulai belajar menulis di media online, yaitu di Friendster Blog. Walau isinya cuma catatan seru-seruan seorang single yang banyak geje-nya.. Hakhaks.

Menikmati sekali pertemanan itu walau cuma update sepekan sekali, karena di hape belum ada jaringan internet. Jadi online-nya cuma lewat warnet. Beda banget dengan sekarang yang di hape dan rumah terpasang koneksi internet super cepat, unlimited lagi.

Tak disangka pula, saya bertemu jodoh secara tidak langsung lewat dunia maya, lewat sebuah email random dari milis As-Sunnah. Bukan, saya tidak ta’aruf lewat dunia maya, tapi saya bertemu si mak comblang disana. Ah it was a long and memorable story :’)

Setelah menikah, saya putus hubungan lagi dengan nyamuk eh dunia maya. Jadi bisa dibilang, hubungan saya ini on-off alias putus nyambung, pemirsah.. Tapi setelah punya anak,  saya CLBK dengannya karena hape saya waktu itu sudah bisa buat internetan. Hore!

pink apple
unyu bangetss kan? sayangnya bukan punya saya :DD

Jadilah saat itu sebagai milestone alias peristiwa bersejarah yang selalu saya kenang. Halah. Dulu saya pikir, connect dengan internet cuma bisa dilakukan lewat PC, duduk di depan monitor sampai punggung pegal dan mata merah. I hate that so much. Apalagi sampai menghabiskan waktu seharian, dari pagi sampai malam di depan monitor. Bukan saya banget.

Dan jadilah kemudian saya bisa online sambil ber-multitasking ria. Sambil masak, sambil leyeh-leyeh di kamar, sambil nunggu antrian atau di perjalanan. Wow, alhamdulillah. Betapa kecanggihan teknologi begitu memudahkan hidup manusia.

Browsing, surfing, update berita terkini, baca e-book, ngobrol sama temen yang udah terpisah jauh lewat YM, blogwalking, dan lain lain. Dan ya, akhirnya saya punya blog pribadi (kali ini serius isinya, hoho). Jadi isi pikiran yang selama ini hanya saya tuangkan dalam jurnal harian bisa dibaca dan mudah-mudahan bermanfaat bagi orang lain.

Dari dunia maya, banyak terjalin persahabatan dengan orang-orang baru. Berbagi pengetahuan baru, tentang ilmu syar’i, tausiyah dan nasehat berharga, tips-tips rumah tangga dan mendidik anak, sampai resep-resep yang oke punya. Mereka yang belum pernah saya kenal atau bertemu langsung, tapi di hati terasa begitu dekat. Masya Allah..

Jadi, menurut hemat saya.. Online dan offline.. Dunia maya dan dunia nyata.. Bisa saling berjalan bersamaan, bahkan saling membantu satu sama lain. Asal bisa mengatur porsi waktu dan menempatkan prioritas, mengapa tidak?

Tak perlu saling mencibir, tak perlu saling menghakimi. Tiap orang punya prioritas dan pilihan hidup masing-masing. Jangan menyamakan keadaan kita dengan keadaan orang lain..

Ada yang memang aktif di dunia nyata dan tak merasa perlu untuk eksis di dunia maya, mungkin karena memang kehidupan di dunia nyata sudah menyita waktunya. Bila ditambah dengan aktifitas di dunia maya, boleh jadi malah menambah beban hingga kewajiban jadi terbengkalai.

Ada yang memang lebih eksis di dunia maya, karena tuntutan pekerjaan atau kesempatan yang memang tersedia. Bila di rumah ada jaringan internet, kenapa tidak dimanfaatkan? Jujur, banyak sekali manfaat yang saya dapatkan dari internet. Di antaranya adalah mengenai hukum vaksinasi. Alhamdulillaah, saya merasa amat tercerahkan. Dan berbagai manfaat lainnya.

Tetapi, tak semua yang tersaji di internet benar adanya, inilah pentingnya bersikap bijak dan cermat dalam menerima informasi, terutama yang sama sekali baru dan sumbernya belum jelas. Budayakan tabayyun, cek dan ricek, skeptis dan kritis. Jadilah pengguna internet yang cerdas dan beretika.

Seperti dunia nyata, bermuamalah dan berinteraksi di dunia maya juga ada adab dan tanggung jawabnya. Ada batas-batas yang wajib dijaga. Jangan lantas karena wajah dan identitas tersembunyi di balik monitor, kita bisa bebas berbuat dan berucap apa saja. Bila di dunia ada sanksi sosial, apalagi di akhirat, di hadapan Allah. Ingatlah selalu bahwa setiap kata yang kita ketik, tak pernah luput dari pengawasan Allah..

Utamakan prasangka baik, karena bahasa tulisan sifatnya multitafsir, bisa mengandung banyak makna dan rentan akan kesalahpahaman.. Jaga baik-baik hubungan dengan orang lain. Jangan biarkan dunia maya justru merusak hubungan dengan mereka yang kita kenal baik di dunia nyata.

socmed
hmmm.. true or so true..? :p

Internet dan social media itu cuma selingan, tempat mampir sejenak saat ada waktu luang. Kehidupan utama, tempatnya bukan di dunia maya. Jadi jangan terlalu dimasukin ke hati, jangan sampai mempengaruhi suasana hari-hari bahkan sampai terbawa ke dunia nyata. Salah satu caranya, ciptakan suasana yang nyaman dan kondusif dalam ber-socmed..

Pilih dengan siapa kita berinteraksi, sering-seringlah memfilter friendlist, bersih-bersih timeline. Kalau nggak tega nge-remove, monggo di-hide atau ignore aja. Nggak ada larangan, kok. Jadi nggak perlu terpancing untuk mengomentari hal-hal yang nggak penting.

Bergaul dengan mereka yang hobi ribut, flaming dan gemar berkata kasar lama-lama kita akan menjadi terbiasa dan permisif dengan budaya itu.

Pastikan timeline socmed kita bersih dan hanya memberi pengaruh positif, karena bergaul dengan orang-orang yang positif banyak manfaatnya, begitu juga sebaliknya.

Socmedmu, rumahmu. Dirimu berhak untuk memilih siapa saja yang boleh masuk, juga mempersilakan siapa saja untuk keluar jika bagimu tak berkenan. Demikian juga halnya dengan akun socmed orang lain.

Jangan lupakan adab-adab dalam bertamu dan memberi komentar. Kalau memang masih dirasa kurang memberi manfaat bahkan malah banyak mudharat yang didapat, maybe it’s a sign to quit. Hiatus sejenak atau tutup akun. Simple, kan?

Internet and social media is a place where people come and go. If they want to leave, let them. If they want to stay, they will stay. Like a real life, some say hello, some say goodbye. Sometimes, you say welcome to new people, sometimes you need to show them the exit door. You can not keep them forever (in your friendlist). Natural selection. Nothing personal. :’)

Ya, di mata saya.. dua dunia itu penting artinya. Ada hal-hal yang tidak bisa didapatkan di dunia maya, tapi ada di dunia nyata, begitu pula sebaliknya. Seperti menuntut ilmu, yang tidak cukup hanya dari artikel-artikel online tapi butuh untuk hadir langsung di majelis-majelis ilmu. Dan banyak lagi contoh lainnya.

Seimbanglah mengatur keduanya agar bisa saling melengkapi. Jangan karena terlalu asyik dan terlena dengan dunia maya, sampai-sampai lupa.. Dunia nyata dan orang-orang di dalamnya juga tak kalah pentingnya.

meet online, play outside!

~ Jakarta, sesaat menjelang Ashar, penghujung November 2013..

© aisyafra.wordpress.com

[ image source: Pinterest ]

6 thoughts on “Dunia: Antara Maya dan Nyata

  1. Assalamu’alaykum.. Saya merasa beruntung sekali bertemu blog ini 🙂
    Isinya bermanfaat semua.. Jarang-jarang lho ada blog kayak gini 😀
    Mengenai hukum vaksinasi, bisa dijelaskan lagi tidak.. tepatnya seperti apa, menurut Islam? Karena dari sumber di internet yang saya baca, isinya sangat beragam.. Ada yg pro dan kontra.. #isengbertanya

    Like

    • Wa’alaykumussalam.. alhamdulillah, mudah2an bisa bermanfaat sampai seterusnya, insya Allah 🙂

      Soal vaksinasi memang betul ada pro dan kontra, banyak2 cari informasi yang shahih aja ukht.. kemudian pilih sendiri, jangan karena sekadar ikut-ikutan.. Kalo dulu salah satu rujukan saya adalah artikel di http://www.muslimafiyah.com. Mungkin bisa dibaca disana sebagai bahan perbandingan..

      Wallahu Ta’ala A’lam 🙂

      Like

  2. assalamu’alykum wrhmatullohi wabarokatuh…
    masyaALloh, dengan isi tulisan didalam blog ini, begitu bnyak prtnyaan yang memenuhi benakku dan kini kudptkan jwabannya melalui blog ini.. sungguh tulisan yang bermanfaat dgn bahasa yang ringan plus simple untk dipahami.. berbagai tulisan didalam blog ini sebgian nya sudah sya share diwall fb ku dan masyaALloh responnya sangat baik..

    ^^syukron ukhty ats ilmunya dan jgn lupa terus menulis lagi yah untuk ilmu2 ukhty berikutnya.. ana tunggu.// ^_^

    Like

    • Alhamdulillah.. masya Allah, senang sekali rasanya jika apa yang saya tulis di sini banyak membawa manfaat bg orang lain. Semua karena kemudahan dari Allah Ta’ala..

      Jazakillah khayran ukhti Winnie udah mampir di sini, ditunggu saran dan kritikan membangunnya ya.. 🙂

      Like

  3. Tumblr is my favorite one 🙂
    Banyak yang posting hal-hal menarik tapi gak terkesan untuk pamer. Lebih terasa untuk berbagi khayalan 😀

    Like

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.