Majelis Seni Kaligrafi: Ada Pelecehan Lafaz Allah di Tayangan Master Chef

Abdul Gani tidak mempermasalahkan penggunaan logo Master Chef. Tetapi menggugat peletakan logo tersebut di lantai panggung utamanya karena logo mirip Allah diinjak-injak (ilustrasi)
Abdul Gani tidak mempermasalahkan penggunaan logo Master Chef. Tetapi menggugat peletakan logo tersebut di lantai panggung utamanya karena logo mirip Allah diinjak-injak (ilustrasi)

Adz-Dzikro, – Dilaporkan Hidayatullah.com bahwa Mejelis Seni Kaligrafi Islam ALIF Salatiga, Jawa Tengah mempertanyakan logo tayangan kompetisi memasak Master Chef yang ditayang di stasiun televisi Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI).

Dalam rilis Majelis Seni Kaligrafi Islam ALIF Salatiga yang diterima hidayatullah.com, Sabtu (1/8/2015) malam disebutkan bahwa logo Master Chef membentuk lafaz Lillah atau Allah jika dibalik.

“Pada penayangan logo tersebut dipasang di lantai juri utamanya. Yang jika dishooting kamera akan terlihat terbalik dan membentuk kalimat lillah (karena Allah) atau juga kalimat Allah,” tulis Abdul Gani dari Majelis Seni Kaligrafi Islam ALIF Salatiga.

Ini logo Master Chef mirip tulisan Allah yang terbalik
Ini logo Master Chef mirip tulisan Allah yang terbalik

Abdul Gani meminta pihak RCTI mengklarifikasi tentang logo tersebut, apakah ada unsur kesengajaan atau tidak.

Menurut Abdul Gani, pihaknya tidak mempermasalahkan penggunaan logo tersebut yang merupakan hak produser Master Chef. Tetapi menggugat peletakan logo tersebut di lantai panggung utamanya.

“Mari dukung gerakan gugat pelecehan lafadz Lillah/Allah dilantai panggung Master Chef di RCTI,” tegas Abdul Gani.

Diterbitkan oleh gungunmulyawan

Gungun Mulyawan adalah seorang laki-laki. Lahir di Bandung pada tanggal 24 Januari 1978 dari seorang ayah bernama Faqih Nawari dan ibu bernama Ika Sartika. Anak ke-3 dari delapan bersaudara. Menghabiskan masa kanak-kanak sampai dewasanya di Bandung. SD, SMP, SMA sampai kuliah di Bandung. Pernah bekerja di pelabuhan di Cilacap. Mengerjakan apa saja asal itu berasal dan bermuara pada kebaikan. Sekarang bekerja pada sebuah perusahaan pelayanan publik di Bandung. Yang menarik dari Gungun Mulyawan adalah dia selalu terbuka pada informasi apapun. Merespon segala informasi untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehingga memberikan manfaat yang jauh lebih besar dari yang sebelumnya terjadi. "Dunia selalu berputar," katanya suatu saat. "Oleh karena itu tak ada tempat yang cukup nyaman untuk kita berdiam diri kecuali kematian telah menghampiri kita."

Tinggalkan komentar